Share

Amara Izabel [3]

Kata-kata putrinya membuat Merry terbelalak. “Kamu serius pengin … bunuh diri? Tapi, kenapa, Mara? Mama kira kamu baik-baik aja. Sejak pindah ke Parapat, kamu pelan-pelan bisa lupa sama kejadian buruk itu, kan?”

Amara pun meledak. Dia berdiri di sisi ranjang. Suaranya meninggi saat dia merespons ucapan ibunya. “Mana mungkin bisa lupa, Ma? Itu kejadian yang akan terus menghantuiku seumur hidup. Tiap malam aku mimpi buruk, sampai rasanya takut untuk tidur. Aku kesulitan untuk beraktivitas seperti biasa karena merasa nggak bisa ngapa-ngapain, nggak ada gunanya hidup. Makanya aku nekat botakin rambut. Bukan karena lagi kurang kerjaan. Tapi aku benci sama rambutku. Aku benci sama semua yang ada di tubuhku. Aku nggak baik-baik aja, aku menderita! Aku benci karena dulu nggak bisa bela diri. Makanya aku pengin mati aja. Itu jalan keluar yang terbaik.”

 “Mara....” Merry terpana. Perempuan itu mematung selama beberapa detik, menata

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status