Share

17-1. I'll Try It

Penulis: hihelloray
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

BRAK!

Suara pintu di banting dengan keras terdengar sangat jelas mengisi seluruh apartemen, begitu juga suara tangisan yang datang setelah bantingan itu muncul memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.

Dinar, menangis sejadi-jadinya di dalam apartemennya. Ia menangis terisak dengan keras karena kata-kata jahat Lingga di sekolah tadi. Perkataan yang benar-benar menusuk dalam ke hatinya, yang membuatnya langsung memilih pulang ke apartemen di bandingkan harus berada disana. Tidak peduli ia kembali membolos dan pelajaran yang dilewatkannya lagi. Ia seperti ini pun karena ia ingin melepaskan semuanya. Melepaskan rasa sakitnya karena perkataan Lingga, dan juga amarahnya yang tertahan tidak mampu di lampiaskan pada laki-laki itu.

Dinar memang tidak habis pikir, bagaimana bisa Lingga melakukannya seolah-olah semuanya bukan apa-apa? Maksudny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Without You [Indonesia]    17-2. Deepest Heart (Can't Do It)

    Dinar berjalan sendirian di koridor utama sekolah. Tanpa di temani Calvin ataupun Tasya yang terkadang berangkat bersamanya, tapi kali ini ia sedang ingin berangkat sendiri. Meskipun mereka telah menawarkan diri untuk menjadi tukang ojeknya—kalau kata Calvin— setelah kejadian ia tidak masuk tiga hari kemarin, tapi Dinar menolaknya mentah-mentah. Ia sedang tidak ingin di pusingkan dengan berisiknya mulut-mulut mereka.Itu keinginan awalnya.Tapi sepertinya sekarang sama saja. Seharusnya ia kembali tidak sekolah saja untuk menenangkan dirinya, lantaran kesedihannya masih berlanjut hingga kini yang di sebabkan oleh seorang Harlingga Dio Wardana, laki-laki yang tidak pernah ingin pergi dari pikiran dan juga hatinya yang membuatnya lelah."Weh s*t, bagi hotspot sih."Dinar menghela napas napasnya kasar. Penyesalan memang berada di akhir. Lihat sekarang? Baru saja datang, suara Satria membuat Dinar m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    18. Will Never!

    "Heh! Pulang aja sana lo, b*go. Nggak guna ngikut kesini. Bikin polusi mata."Calvin memukul pelan kepala Dinar yang berjalan di depan mereka.Saat ini memang mereka sedang menghabiskan waktu bersama dengan memilih pergi ke salah satu Mall di daerah Kemang. Namun selama di dalam mobil, bahkan hingga berjalan memasuki Mall, Dinar hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun seperti orang bisu. Bayangkan, selama di perjalanan Dinar tidak bersuara sama sekali. Jika biasanya anak itu akan selalu ikut dalam melempar canda tawa bersama, namun tidak sama sekali. Padahal sudah hampir satu bulan mereka tidak menghabiskan waktu pergi bersama di dalam Mall, dan mereka pikir hari ini akan menyenangkan, tapi ternyata sangat di luar ekspektasi mereka. Tentu saja karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    19-1. Stealthily

    Dinar melangkah dengan cepat melewati koridor sekolah sendirian. Ia buru-buru menghampiri keberadaan ketiga temannya itu untuk menanyakan apa yang dilihatnya kemarin, saat ia melihat Lingga berdua dengan perempuan lain di taman Mall. Karena setelah melihat itu membuat amarahnya langsung naik sampai ke ubun-ubun. Ia jelas marah, cemburu dan sangat kesal melihatnya, bahkan kemarin ia hampir saja membalikkan meja disana kalau saja mereka tidak menahannya. Dan karena emosinya di tahan oleh mereka bertiga, iapun langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka untuk pulang karena tidak kuat melihatnya. Rasanya sangat sesak, melihat orang yang di sayangnya berduaan dengan perempuan lain, meski ia tahu hubungannya dengan Lingga telah berakhir. Sesampainya di apartemen pun ia langsung menangis sejadi-jadinya seharian dan di sela-sela melakukan itu ia meminta pada mereka bertiga untuk mencari tahu tentang siapa perempuan itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    19-2. Welcome Holiday

    Hari-hari pun berlalu. Dinar hanya terus memperhatikan Lingga secara diam-diam, tanpa bisa menemani dan melihat wajahnya sedekat dulu lagi. Sekarang ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Tapi setidaknya itu masih lebih baik, dibandingkan ia harus melihat Lingga bersama dengan perempuan lain. Dinar duduk diam di depan ruang kelas Ujiannya, memperhatikan seorang laki-laki yang sedang belajar di dalam kelasnya, sendirian. Siapa lagi kalau bukan Lingga?Sebenarnya semuanya berada di luar kelas untuk beristirahat, tetapi hanya Lingga yang berada di dalam, dan hanya dia yang selalu menghabiskan jam istirahatnya untuk terus membaca buku-bukunya. Padahal hari ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    20. Inner Question

    Dinar duduk melamun didalam ruang tamu apartemennya sambil di temani dengan televisi menyala yang menampilkan acara Doraemon. Pagi itu ia memang sudah bangun, karena dari semalam ia sudah uring-uringan karena bingung ingin menghabiskan liburan kemana dan bagaimana. Ingin menghampiri Lingga ke Kafe, rasanya ia memalukan. Sebenernya bukannya ia malu, tapi lebih tepatnya ia takut. Dinar takut kalau ia akan melihat Lingga dengan perempuan lain lagi, atau ia takut kalau Lingga akan kembali melontarkan berbagai kata-kata pedasnya, dan berujung mengusirnya. Dinar tidak ingin kembali menangis-nangis tidak jelas sekarang ini. Ia lelah sekarang. Dan tidak tahu kenapa ia bisa menjadi takut seperti ini dengan Lingga, padahal biasanya tidak seperti ini. Ia justru paling berani jika menentang dan bertengkar dengan Lingga. Maju paling depan.Dulu.Tetapi sekarang, rasanya berbeda.Huft.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    21-1. Restless

    Mobil Rush berwarna hitam legam terlihat terparkir di depan sebuah rumah sejak lama disana. Dinar, si pemilik mobil itu terlihat sedang serius memperhatikan seseorang yang di perhatikannya akhir-akhir ini dari kejauhan. Lingga, dia terlihat baru saja datang dan memarkirkan motor vespanya di teras rumahnya, setelah seharian laki-laki itu bekerja di Kafe. Dinar memperhatikannya diam-diam. Setelah mendengar pernyataan yang tidak pernah Dinar sendiri dengar langsung dari mulut seorang Calvin yang bar-bar, hal itu membuatnya berpikir keras sekarang. Karena ternyata, yang terlihat dari luar belum tentu sama seperti didalamnya. Yang terlihat baik-baik saja, belum tentu di dalamnya juga baik-baik saja. Dan kejujuran Calvin benar-benar membuatnya langsung memikirkan Lingga saat itu juga. Seperti kesadarannya kemarin, kalau ia tidak pernah tahu apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    21-2. You Jerk! I Hate You!

    Pagi ini Dinar memutuskan untuk menanyakannya pada Lingga tentang apa yang ia pikirkan semalaman. Sekitar pukul 10 pagi lagi seperti kemarin, Dinar mendatangi rumah Lingga. Sebenarnya ia berniat datang lebih pagi lagi, hanya saja ia baru terbangun pukul 9 dan itu pun dengan cepat ia bergegas siap-siap berdandan secantik mungkin untuk menemui Lingga langsung.Mobilnya pun akhirnya tiba di depan rumah Lingga. Ia dengan cepat keluar dari mobilnya dan berlari kecil untuk segera masuk ke dalam agar bisa bertemu dengan Lingga."Assalamualaikummm. Bundaaaa?" Salam Dinar berteriak dari depan. Ia pun kemudian melangkah masuk ke dalam rumah setelah melihat Bunda baru saja turun dari lantai atas."Wa'alaikumsalam, eh, kamu, Nar?"Dinar tersenyum lebar melihatnya. Iapun melangkah menghampiri dan langsung mengecup punggung tangan Bunda setibanya."Tumben pagi-pagi kesini?"Dinar tersen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Without You [Indonesia]    22. A Wound (Broken)

    Malam itu angin berhembus dengan kencang, terasa sangat menusuk tajam hingga menembus dalam kulit putih miliknya. Sambil ditemani malam yang sepi, mereka menjadi saksi nyata kalau Dinar kembali disakiti oleh orang yang sama. Bukan rasa sakit yang dilakukan karena kekerasan fisik, melainkan dengan kata-kata yang keluar dari mulut seorang Lingga yang berhasil membuat Dinar ingin menerjunkan dirinya ke dalam jurang yang sangat dalam.Tapi sayangnya, ditempat ini tidak ada.Dinar akhirnya hanya bisa menghirup dalam-dalam udara malam itu dan menghembuskannya. Setidaknya untuk mengurangi rasa sesaknya yang begitu terasa dalam dan perih yang rasanya seperti tidak lagi dapat ditahan.Apa yang dikatakan Lingga benar-benar membuatnya ingin lupa ingatan, dan ia melupakan semua kesehariannya yang pernah dijalaninya bersama dengan Lingga dua tahun terakhir. Karena rasanya jika mengingat semuanya membuatnya sesak. Ia pun terdiam, memand

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Without You [Indonesia]    Special part end: Letter

    ﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏Jakarta, 21 Juli 2017.Untukmu."Saya suka sama kamu."Ada yang berbeda sebelum itu. Perasaan gundah, gelisah, dan tidak nyaman. Apa itu sebuah rasa? Saya bahkan tidak tahu. Saat itu. Senang melihatmu tersenyum, dalam balutan seragam putih abu-abu setiap harinya. Wajah lelah kepanasan, dan jengkel. Ada yang meletup-letup dalam diri. Seolah ingin terus menatap, menghampiri, dan ingin dekat. Tidak pernah sedikit pun merasa seperti itu sebelumnya. Hati ini tidak mengerti. Tapi, melihatmu membuat saya paham apa arti pandangan pertama.Rasa suka yang berbeda. Saya tidak pernah melihat dan merasakan yang seperti ini. Sampai akhirnya, saya memberanikan diri mengungkapkannya. Ada kebahagiaan saat kamu menerima meski sempat mendapat penolakan mentah-mentah di awal.Karena kamu yang pertama, dan mungkin, jika kamu tidak mengatakan ingin, saya akan terus menjadi laki-laki yang kamu kenal kemarin. Ba

  • Without You [Indonesia]    38. It's Not That It Can't Work, But It's Just Too Late Now

    Lingga melamun menatap jalanan yang ada. Kendaraan yang berjalan silih berganti, berlawanan arah atau searah dengannya.Lingga tidak percaya akan seperti ini. Menunggu lagi selama dua jam di Taman, namun Dinar tidak juga datang. Sampai akhirnya, ia berada di dalam mobil ini yang akan membawanya menuju bandara, tanpa bisa bertemu dengan Dinar dan mengatakan apa yang ingin dikatakannya padanya untuk terakhir kalinya, di Indonesia. Padahal ia benar-benar ingin mengungkapkan semuanya, tapi Dinar sepertinya memang sangat marah dan kecewa padanya. Pesan terakhir yang dikirimannya pun hanya di baca olehnya, tanpa ingin membalasnya. Lingga pun memejamkan matanya dalam. Dadanya terasa sesak. Ia tidak ingin pergi, karena semua ini masih membebankannya. Ada hal yang belum di selesaikan, dan itu membuatnya tidak nyaman. Ia juga ingin melihat Dinar untuk terakhir kalinya, karena ia tidak tahu bisa kembali kesini saat libur tiba atau tidak. Tapi sepertinya ia tidak ingin merepo

  • Without You [Indonesia]    37. Don't Know Anything

    Lingga menatap diam dua buah koper besar yang berada di sebelah tempat tidurnya, berwarna merah dan juga hitam. Ia menatapnya sambil tersenyum tipis. Hari ini adalah hari keberangkatannya ke Belanda, lebih tepatnya sore nanti. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa mewujudkan mimpinya berkuliah di salah satu universitas terbaik pilihannya di luar negeri. Akhirnya.. Lingga menghela napasnya.Matanya kemudian melirik kearah jam di dinding yang masih menunjukkan pukul satu siang. Hari ini ia akan menemui Dinar.Mencobanya kembali, dan ia berharap Dinar mau menemuinya. Matanya melirik ponselnya yang tadi sempat di ambilnya untuk melihat pesan yang di kirimkan pada Dinar, tapi hanya di baca olehnya. Lingga pun mengunci ponselnya dan kembali memasukkannya ke dalam sakunya.Meski tidak mendapatkan jawaban, Lingga masih berharap dan yakin kalau Dinar akan datang. Iapun melangkah mendekati meja belajarnya dimana tas ranselnya berada disana. Tangannya kemud

  • Without You [Indonesia]    36. A Regret

    Hari-hari pun telah berlalu.Lingga, duduk diam melamun menatap keluar jendela kamarnya. Memperhatikan sebuah pohon yang bergerak mengikuti angin yang berhembus tidak terlalu besar diluar. Iapun menghela napasnya. Entah apa yang dilakukannya, tapi, diam melamun memperhatikan hal-hal tidak jelas seperti sekarang menjadi kesukaannya akhir-akhir ini. Semua berjalan begitu saja, padahal ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Memang, setelah kejadian itu, Lingga menjadi lebih murung. Ia semakin banyak diam sementara kepalanya terus memikirkan kenapa Dinar tidak ingin datang malam itu, padahal ia sudah menunggu hingga berjam-jam lamanya disana. Tidak, ia tidak menyalahkan Dinar dan berujung menjadi kesal dengannya. Ia hanya bertanya-tanya, bingung, dan tidak mengerti. Niatnya malam itu baik. Lingga ingin mengatakan semuanya, mengakui kesalahan dan menyesalkan apa yang telah dilakukannya. Tapi malam itu Dinar benar-benar tidak datang. Mungkin semua ini memang kesalahannya selama ini pada

  • Without You [Indonesia]    Special part: ii. Before

    Dalam acaknya rasa, banyaknya warna, hingga ganjilnya pola, cinta bisa saja terselip yang entah muncul dari mana.Mereka datang, tanpa di ketahui. Membuat gelisah, dan tidak terkendali.•••Hari itu..."Kamu mau jadi pacar saya?"Dinar terkejut saat mendengar laki-laki dihadapannya saat ini mengatakan itu baru saja dengan tiba-tiba. Ia lantas menarik jabatan tangannya dengan laki-laki itu. Matanya menatap heran seorang Harlingga, laki-laki yang baru saja memperkenalkan dirinya padanya dan mengatakan mereka satu gugus, namun tiba-tiba dia mengatakan hal mengejutkan. Sejauh ini, mereka-mereka yang mengangumi wajahnya, mereka hanya sekadar suka biasa yang ia tahu. Mereka hanya mengatakan bualannya dan pergi begitu saja. Namun laki-laki ini, tiba-tiba saja mengatakan menyukainya dan memintanya untuk menjadi pacarnya. Yang benar saja? "Gila lo?" Dinar menatap tidak percaya. "Gue kenal lo aja enggak. Nggak usah aneh-aneh!"Dinar lantas bangkit dan meninggalkan Lingga yang hanya diam menata

  • Without You [Indonesia]    35. And Then There Where Was No One Left

    Two weeks later...Terangnya cahaya matahari menyelinap masuk melalui celah jendela di kamar milik Lingga siang itu.Lingga, sedang merapihkan kamarnya saat ini. Ia terlihat merapihkan seprai tempat tidurnya, mengganti karpet lantainya, mengganti gorden, merapihkan dan memisahkan buku-buku yang akan dibawanya dengan yang tidak, serta memindahkan beberapa rak buku ke sisi yang terlihat lebih rapih dan tidak terlalu penuh. Setidaknya, sebelum ia pergi dan tinggal di Belanda. Terhitung sudah dua minggu berlalu, ia memang sudah memutuskan untuk tidak membuat semuanya menjadi lebih sulit lagi. Meski rasanya seperti tidak ingin, tetapi ia sudah memutuskannya. Lagi pula tidak mungkin ia menolak kesempatan besar ini, dan Bunda pun sudah mengizinkan sepenuhnya untuknya melanjutkan studi disana, karena Bunda mengatakan tidak ingin ia menyia-nyiakan apa yang sudah diperjuangkannya. Besok juga Bunda sudah diperbolehkan pulang ke rumah oleh Dokter. Sebelumnya, Dokter meman

  • Without You [Indonesia]    34. This is Not What He Wants

    "I intend to make my own way in the world."Seperti itulah sekiranya yang dikatakan oleh Jo March di sebuah Novel klasik karya Louisa May Alcot yang baru saja Lingga selesaikan selama dua hari terakhir. Hanya sebuah novel ringan, yang tidak menguras otaknya untuk memahami apa maksud dan makna yang di dapat dari tulisan itu. Sangat berbeda dengan buku-buku yang dibacanya selama ini.Lingga pun menghela napasnya. Sebenernya ia bukan orang yang menyukai sebuah Novel drama apalagi romansa. Ia lebih menyukai membaca buku-buku seperti Biography, Ensiklopedia, ilmiah, dan kalaupun itu sebuah novel, ia lebih menyukai genre Fiksi Sains, Fantasi ataupun Aksi.Jika kalian bertanya kenapa ia mempunyai novel itu dan mau membacanya? Semua itu karena Dinar. Dinar pernah memberikan novel itu padanya.Ingat kejadian itu? Saat dimana ia dan Dinar berdebat di sebuah toko buku karena Dinar ingin membelikannya banyak buku untuk di bacanya dengan harga hampir satu juta? Saat itu ia juga memang tidak mau

  • Without You [Indonesia]    33. Nostalgic

    "Ujian Nasional sudah selesai dilakukan, dan kalian hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan."Sudah tiga hari, setelah Ujian Nasional selesai, Lingga masih sama seperti kemarin. Rasanya ia tidak tahu ingin melakukan apa, dan rasanya tidak ingin. Kepalanya selalu tidak bisa fokus akhir-akhir ini. Ia pun menghela napasnya. Tangannya kemudian menutup buku yang sempat coba dibacanya, tapi ia tidak mendapati apapun selain hanya melamun. Karena kejadian itu, ia menjadi merasa dirinya orang yang paling menyedihkan di dunia ini. Tidak biasanya ia seperti ini. Sangat tidak biasa dan bukanlah dirinya. Kepalanya benar-benar terisi penuh dengan kata Dinar. Namanya, wajahnya, kilas kejadian yang sudah terjadi dengan Dinar.Dan ia menjadi teringat setiap kali ulangan sekolah selesai dan liburan tiba, Dinar biasanya akan selalu mengajaknya pergi kemana pun tempat yang ingin di tuju gadis itu. Selalu ada daftar liburan yang Dinar buat dan ditunjukkan kepadanya kemana

  • Without You [Indonesia]    32. His Mistake

    A few days later...Lingga duduk melamun, menatap buku-buku berukuran tebal miliknya yang di biarkannya terbuka di meja belajar. Bersama bolpoin berada dalam genggamannya, ia melamun memikirkan semua yang telah terjadi beberapa hari belakangan ini padanya. Dengan kehidupannya. Apa yang Sheza katakan saat itu, kekecewaan Bunda padanya, dan juga apa yang telah terjadi padanya bersama Dinar.Entah apa yang terjadi, tetapi semua itu memenuhi kepalanya. Terutama kejadiannya dengan Dinar. Semua itu benar-benar tidak bisa di percayanya. Tidak biasanya ia seperti ini. Berhari-hari memikirkannya, sampai membuatnya tidak nyaman saat melakukan kesehariannya. Kehidupan sehari-harinya menjadi terganggu oleh pikiran yang entah bagaimana rasanya, tapi ini benar-benar seperti menghantuinya.Terlebih lagi saat ia sedang sendiri

DMCA.com Protection Status