Beranda / Romansa / Who Am I (Bahasa Indonesia) / 4. Pemikiran Si Cowo Gila

Share

4. Pemikiran Si Cowo Gila

Penulis: Rainfall
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 17:38:44

“Si cowo Gila!” Ucap Vanessa.

Bintang dan Silvia kaget mendengar ucapan yang keluar dari bibir Vanessa. Bahkan Silvia yang sedang meneguk minuman sedikit tersedak.

“Nona, anda sakit?” Tanya Silvia.

“Iya, aku kan sehabis kehilangan ingatan. Jadi ya betul aku sakit.” Jawab Vanessa.

Silvia kehilangan kata-kata mendengar perkataan atasannya tersebut.

“Ah mungkin maksud Silvia, kata-kata seperti cowo gila itu bukan hal yang mudah keluar dari bibirmu, Nes.” Jelas Bintang.

“Tapi dia memang gila, kemarin waktu di rumah sakit. Bahkan sekarang, dia menggandeng lengan perempuan lain. Bukankah aku tunangannya?” Kata Vanessa.

Bintang tertawa mendengar penjelasan Vanessa. Vanessa langsung memperhatikannya, dia bingung mengapa Bintang bisa menertawakannya.

“Entahlah nes, mungkin seseorang benar bisa berubah karena hilang ingatan. Kamu tahu? Kamu yang dulu akan langsung menunjukan wajah sedih, ataupun lari ke toilet dan menangis melihat perbuatan Dirga.” Kata Bintang.

“Menangis? Karena cowo gila tersebut?” Kata Vanessa.

“Ya begitulah kamu dulu.” Kata Bintang.

“Atau saya yang langsung mencari nona karena bersembunyi entah kemana agar tidak terlihat sedang menangis.” Kata Silvia.

“Lemah sekali aku ini!” Ucap Vanessa.

“Tapi kamu manis kok.” Ucap Bintang.

“Ah kamu juga tampan.” Jawab Vanessa.

Wajah Bintang memerah. Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Ah aku pamit dahulu, mengunjungi kerabatku yang lain.” Kata Bintang.

Vanessa mengangguk. Tak lama kemudian Bintang melangkahkan kakinya pergi.

“Jadi Silvia, siapa cewe yang bareng sama Dirga?” Tanya Vanessa.

Silvia membuka tabnya. Dia menunjukan informasi di internet terkait akan wanita tersebut. Rupanya wanita tersebut bernama Tania Kharisma. Dia adalah Artis top yang sedang popular beberapa waktu kebelakang.

“Ah aku tidak peduli dengan pekerjaannya sih.” Kata Vanessa.

“Ehem…!” Seru Silvia mengalihkan topik agar Vanessa fokus. “Dia adalah artis yang bernaung di bawah BC Entertaiment. Tempat tunangan anda bekerja.”

“Ah rekan bisnis rupanya.” Kata Vanessa.

“Tapi mereka memang memiliki kedekatan tersendiri. Sempat muncul berita di media kalau mereka pernah melakukan liburan bersama.” Kata Silvia.

“Rekan bisnis tapi bukan, klise sekali.” Kata Vanessa sambil menyeruput minuman dingin di tangannya.

***

Vanessa menyepi ke balkon di luar ruangan. Sejujurnya pesta ini seperti bukan dunianya. Benarkah dia berkali-kali menghadiri acara seperti ini? tidakkah ia lelah dengan kehidupan macam ini?

Sejujurnya dia ingin ingatannya kembali, dia merasa menjadi orang bodoh yang tidak memiliki kenangan apapun. Dia juga sedih karena ternyata tidak bisa mengenal wajah ibunya sendiri. Untunglah Silvia bersamanya. Dari keterangan Silvia dia sudah menjadi asisten Vanessa sejak di bangku kuliah. Rupanya dia dan dan Pa Rudi supirnya adalah ayah dan anak. Ternyata benar orang yang mengabdi kepada orang kaya pastilah turun temurun. Silvia bukanlah asisten sembarangan, dia dibiayai kuliah oleh ayah Vanessa, mereka bersama-sama hingga lulus. Kini Silvia bekerja di keluarga Vanessa sebagai asisten pribadinya.

Vanessa bersender di dinding balkon. Dia ingin segera pulang, ternyata pesta itu melelahkan, begitulah yang dipikirkannya. Kemudian dia berjalan ke pagar pembatas balkon dia meratapi dirinya lagi. Timbul rasa ragu, apakah benar kehidupannya sekarang merupakan kehidupan miliknya. Semua seakan bias. Dia mengingat kembali saat ketika dia terbangun bagaikan tuan putri, diberikan informasi sebagai satu-satunya pewaris tunggal perusahaan keluarganya dan memiliki tunangan tampan serta gila. Ah benar Dirga, cowo gila itu berani-beraninya datang bersama perempuan lain. Apa kehidupan orang kaya memang seperti itu?

“Dasar Dirga Sastranegara si cowo gila!” Teriak Vanessa kesal.

“Jadi siapa yang kamu bilang cowo gila?” Tanya suara di belakangnya.

Vanessa berbalik, terlihat Dirga orang yang baru tadi diumpatnya terlihat percis di depan matanya. Vanessa memiliki sedikit rasa tidak enak karena mengumpat orang yang jelas ada di dekatnya, tetapi dia juga kesal. Terutama karena Dirga dengan gamblang berbicara jika dia tidak mencintainya.

“Kamu, si cowo gila!” Kata Vanessa.

“Aku?” Tanya Dirga lagi.

“Benar, kamu!” Jawab Vanessa.

“Itu tidak masuk akal!” ucap Dirga.

“Hah? Tentu saja masuk akal!” Kata Vanessa.

“Tidak, bagaimana bisa laki-laki sesempurna aku dijuliki gila?” Tanya Dirga.

“Maksudnya?” Tanya Vanessa heran.

“Aku adalah lelaki sempurna. Aku selalu menjuarai apapun, bahkan aku bisa mengetahui jika suatu barang bergeser satu centimeter.” Kata Dirga.

Vanessa membuka mulutnya, dia tidak tahu harus berkata apa. Definisi cowo gila yang dia maksud rupanya tidak sampai kepada alam pikiran Dirga.

“Sepertinya kamu tidak menangkap maksudku!” Kata Vanessa.

“Aku serius, nanti akan kuperlihatkan koleksi pialaku padamu.” Kata Dirga.

“Tidak perlu.” Kata Vanessa.

“Kamu bilang aku cowo gila, sementara pengertian dari gila adalah hilang akal kan? Bagaimana mungkin aku disebut sebagai orang yang hilang akal jika aku adalah orang yang sangat cerdas?” Ucap Dirga.

“Apa kamu mengidap penyakit narsistik?” Tanya Vanessa.

“Tidak karena itu kenyataanya.” Kata Dirga.

“Ah sudahlah, sepertinya kamu tidak akan mengerti.” Kata Vanessa.

“Tidak-tidak coba jelaskan, dengan kecerdasanku tentu saja aku pasti paham.” Lanjut Dirga.

Vanessa menghembuskan nafas berat. Dia semakin yakin dia masuk ke kehidupan yang salah. Berdoa semoga saja dia bukan hilang ingatan tetapi sedang bermimpi. Ternyata hidup sebagai orang kaya tidak selalu baik, dia memang memiliki tunangan gila, narsis dan selalu menonjolkan dirinya. Tidak lupa juga bahwa tunangan di depannya tidak pernah mencintainya.

“Baiklah coba kamu jelaskan siapa perempuan yang bersamamu di pesta?” Ucap Vanessa.

“Dia Tania.” Ucap Dirga santai.

“Bukan itu maksudku, tetapi siapa dia?” Tanya Vanessa lagi.

“Seperti yang aku bilang tadi dia Tania Kharisma.” Kata Dirga.

“Kamu pura-pura bodoh atau memang tidak paham pertanyaanku sih!” Ucap Vanessa sambil memegang kepalanya.

“Siapa Tania Kharisma tersebut?” Tanya Vanessa.

“Kalau kamu bertanya pekerjaannya, dia adalah salah satu artis di bawah naunganku.” Kata Dirga.

“Itu aku sudah dapat informasinya Dirga, tetapi maksudnya aku, Dia itu siapa? Kenapa dia bisa bareng sama kamu di pesta? Bukannya aku yang tunanganmu?” Kata Vanessa penuh emosi.

“Dia itu Tania, dia bisa berada di sini karena dia salah satu artisku. Tapi aku tidak mengerti mengapa kamu mengkaitkannya dengan pertunangan kita?” Ucap Dirga.

Akhirnya Vanessa sadar, dia bertunangan dengan orang gila merepotkan. Dia termasuk satu dari sekian juta lelaki yang tidak peka di dunia ini.

“Baiklah, bukankah seharusnya aku yang berjalan di sampingmu?” Tanya Vanessa.

Vanessa akhirnya berfikir mungkin dia harus menjelaskan dengan rinci jika berhadapan dengan Dirga.

“Haruskah?” Tanya Dirga lagi.

“Betul, karena aku tunanganmu.” Kata Vanessa.

“Apakah bertunangan memang harus selalu bersama?” Tanya Dirga.

“Tidak juga.” Ucap Vanessa.

“Apa kamu memang ingin aku selalu berada di dekatmu?” Tanya Dirga.

Membayangkan lelaki gila dan narsis berada di dekatnya membuat Vanessa merinding.

“Tidak!” ucap Vanessa.

“Baiklah kalau begitu. Jika tidak ada lagi yang ingin kamu tanyakan, aku akan kembali ke pesta.” Kata Dirga.

“Tunggu, ada satu lagi!” Kata Vanessa.

“Baiklah, kamu punya waktu tiga menit untuk bertanya karena sebentar lagi kakek akan berpidato.” Kata Dirga sambil melihat jamnya.

“Kenapa kamu bilang bertunangan denganku tetapi tidak pernah mencintaiku?” Tanya Vanessa.

“Memang suatu pernikahan harus didasari oleh cinta?” Tanya Dirga.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Winda
Menarik banget salam dari "Kulakukan Demi Keluarga Season 2"
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   5. Aura Persaingan

    “Silvia ceritakan tentang Dirga.” Kata Vanessa di ruang pesta. “Ingatan nona sudah kembali kah? Apakah anda akan menjadi bucin lagi untuk kesekian kali?” Tanya Silvia. “Maksudnya apa?” Tanya Vanessa lagi. “Dari mana ya mulainya, Dirga Sastranegara adalah CEO pemilik BC Entertaiment di bawah Sastranegara Grup. Perusahaan itu memang sudah bergerak di bidang entertainment, dan menghasilkan banyak sekali artis, aktor ataupun penyanyi.” Kata Silvia. “Untuk informasi itu aku sudah mendengarnya berkali-kali.” Kata Vanessa sambil mengingat Dirga yang selalu membanggakan dirinya sendiri. “Jadi dia orang yang hebat, dan juga kompeten. Dia memulai jabatannya sejak muda, awalnya jabatan tersebut dipegang oleh ayahnya, kemudian kakeknya terakhir dia.” Kata Silvia. “kenapa dari ayahnya menuju kakeknya?” Tanya Vanessa. “Ah soal itu anda tanyakan sendiri kepada beliau.” Kata Silvia. “Yah baiklah, asalkan dia tidak terlalu membanggakan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-29
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   6. Keluar dari Ruang Pesta

    Vanessa kembali dari toilet. Dia langsung duduk di tempatnya tadi. Namun Silvia tidak terlihat. Tentu saja hal itu membuat Vanessa sedikit panik. Karena Silvia telah membantunya sejauh ini di pesta. Dia ingin ingatannya bisa kembali.“Vanessa, kok sendiri?” Terdengar suara lembut pria dari belakang. Langsung saja Vanessa menengok ke arahnya. Terlihat Bintang, dengan senyumnya yang lembut dan hangat membuat dirinya merasa aman.Bintang kemudian duduk di sebelah Vanessa.“Ada yang mengganggu pikiranmu?” Tanya Bintang.“Aku mencari Silvia.” Jawabnya.“Dia sedang berbincang dengan Faisal.” Jawab Bintang.“Siapa itu Faisal?” Tanya Vanessa.“Dia sekretaris pribadi Dirga.” Kata Bintang.Vanessa kemudian mengingat Faisal, sekretaris Dirga. Mereka pernah bertemu di rumah sakit. Tak hanya Dirga Sekretarisnya juga tampan rupanya.“Aku ingat wajahnya, dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   7. Brama Sastranegara

    “Dirga…, Bintang…, Jangan melakukan keributan di pesta milikku.” Ucap Brama Sastranegara.Mendengar ucapan tersebut semua yang ada di pesta terdiam. Terlihat sikap hormat dan segan terhadap pria tua tersebut. Rambutnya yang putih tidak menghilangkan kesan wibawa yang ada padanya. Dia adalah aktor dibalik berdirinya Sastranegara Grup yang tersohor di seluruh penjuru negeri. Siapapun tahu, para aktor, artis dan penyanyi yang berada di bawah label manajemen grupnya pasti akan sukses dan terkenal.Dirga yang biasanya bersikap angkuh mendadak diam, demikian pula dengan Bintang. Meskipun tadi sikap mereka terlihat berani membuat keributan di pesta, namun ketika sang kakek datang terlihat nyali mereka yang menciut. Vanessa yang memahami hal tersebut ikut menciut juga. Bagaimanapun dialah tokoh utama permasalahan pertengkaran mereka berdua.“Matilah aku.” Batin Vanessa.Dari kejauhan terlihat Brama yang semakin me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   8. Seperti Orang Lain

    “Mengapa kamu membiarkan tunanganmu sendirian di pesta?” Tanya Brama dengan wajah serius.Dirga masih berdiri mematung. Sambil melihat dengan tatapan kesal kepada Vanessa dia menghembuskan nafas lelah terlebih dahulu. Kemudian memandang lurus kepada kakeknya.“Dia sudah besar, bisa mengurus dirinya sendiri.” Jawab Dirga dingin.Vanessa hanya bisa terdiam. Dia kesal mendengar jawaban Dirga, ada sedikit rasa harap dari dirinya tentang Dirga. Harapan bahwa Dirga akan berkata maaf atau menyesali perbuatannya. Namun yang keluar hanya kata-kata dingin yang menusuk hati. Sekali lagi Vanessa teringat dengan perkataan Dirga yang bilang kalau dia tidak mencintai Vanessa. Apa yang bisa diharapkannya?“Itu betul, tapi tidak sepatutnya kamu mendiamkannya seperti ini Dirga. Kalian sudah bertunangan." Kata Brama sambil memegang kepalanya dan menghembuskan nafas lelah.“Itu betul.” Jawab Dirga.“Perlakuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   9. Dunia Pararel

    Vanessa terbangun dari mimpinya. Sekali lagi nama Hana terngiang dalam mimpinya. Siapa sebenarnya Hana? Mengapa dua kali datang ke mimpinya? Kemudian mengapa kejadian di mimpi tersebut terasa nyata. Bahkan aroma kopi di café terasa sangat familiar baginya.Hari itu dia bertekad akan mencari tahu siapa sebenarnya Hana. Siapa sebenarnya dirinya serta apa hubungannya dengan Hana. Tidak lama seseorang mengetuk pintu kamarnya.Tok..tok…tok…“Siapa?” Tanya Vanessa.Pintu dibuka, seorang wanita tua masuk ke dalam kamarnya. Wanita tersebut terlihat elegan dengan kacamata kecilnya. Mengenakan pakaian rapi lengkap dengan jas kerja.“Halo Vanessa, saya dengar anda kehilangan ingatan anda. Saya ke sini atas perintah Pa Bimo.” Ucap wanita tersebut.Vanessa yang masih terduduk di kasur tidur serta mengenakan piama tidak tahu harus merespon bagaimana. Pasalnya dia merasakan aura diskriminatif dan menjengkelkan d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   10. Berpura-pura Menjadi Vanessa

    Vanessa masih terduduk di ranjang rumah sakit tempat dia siuman pertama kali. Dia ingat siapa dirinya, dari mana asalnya serta semua memori yang pernah dijalaninya. Ketika siuman beberapa hari yang lalu dia senang karena terbangun sebagai seorang putri kaya raya serta memiliki tunangan tampan. Namun semua itu sirna ketika memorinya kembali.Dia bukanlah Vanessa. Dirinya yang asli adalah Hana. Seorang gadis yatim piatu yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena terhalang biaya. Hana bekerja sebagai pegawai di kedai kopi percis seperti mimpinya. Karena berasal dari golongan kurang mampu dia kerap kali mendapat perlakuan tidak baik semenjak masa sekolah. Bahkan di tempat kerjanya pun dia kerap mendapat perlakuan tidak baik.Dia pun masih tidak mengerti mengapa dia diperlakukan demikian. Apakah karena dia tidak memiliki uang membuat orang-orang dengan mudahnya memperlakukannya jauh dari kata manusiawi? Bahkan sahabat yang dia percaya memin

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-07
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   11. Kenangan Lama Hana dan Vanessa

    “Apa kamu gila?” Ucap Dirga.Hana menggeleng. Dia merasa alasannya masuk akal. Jika memang Dirga tidak mencintai Vanessa ya sudahi saja. Memangnya dia dalam novel? Tentu saja tidak.Dirga memegang kepalanya.“Apa kamu tahu jika pertunangan kita dibatalkan akan menyebabkan perusahaanmu dan aku mengalami kesulitan?” Tanya Dirga.Hana menggeleng. Dia tidak berfikir sejauh itu. Rupanya kisah cinta orang kaya sangatlah rumit. Seharusnya dia tetap menjadi Hana yang biasa, walaupun beban hidupnya sulit.“Perusahaanku bergerak di bidang entertainment, menghasilkan artis dan aktor terbaik setiap tahunnya. Sementara perusahaan milik keluargamu bergerak di bidang media, baik cetak ataupun elektronik. Apa sampai di sini kamu menangkap perkataanku?” Kata Dirga sambil memastikan.Hana mengangguk.“Tidak hanya karena kakek kita berdua berteman, tetapi karena kedua perusahaan saling membutuhkan satu sama lain

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   12. Kebenaran Atas Kecelakaan

    “Duduklah Dirga. Tidak usah tegang seperti itu.” Kata Brama.Dirga duduk di sofa yang tersedia. Brama bangkit dari kursi kerja menuju sofa di sebrang Dirga. Wajah Dirga nampak kaku. Dia berharap kakek tidak akan keterlaluan memarahinya. Dia kesal dengan sifat Vanessa yang ceroboh. Kejadian dia tercebur di kolam saja belum lama. Tetapi hari ini ada kabar bahwa dia mengalami kecelakaan kedua. Sebetulnya apa yang dipikiran Vanessa. Jika memang dia ingin berenang di rumahnya tersedia kolam, tidak harus memaksakan di kolam kotor sembarangan.“Bagaimana harimu?” Tanya Brama.“Baik seperti biasa.” Kata Dirga.“Aku dengan Vanessa mengalami kecelakaan lagi. Apakah itu benar?” Tanya Brama.Dirga menelan ludah. Ternyata apa yang dipikirkannya tepat. Brama menanyakan kabar perihal Vanessa.“Benar.” Jawab Dirga singkat.“Aku tahu kamu merasa terpaksa ketika aku meminta kamu untuk be

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11

Bab terbaru

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   49. Keluarga Penuh Rencana

    "Tuan?"Dirga menengok ke arah Faisal. Dia sadar bahwa sedari tadi dia melamun. Parah sekali hari ini. Dia tidak bisa fokus sama sekali karena memikirkan Vanessa."Bisakah rapat dibatalkan? Sepertinya aku butuh angin segar," ucap Dirga.Faisal mengangguk. Dia pun sadar bahwa tuan mudanya sedang tidak dalam kondisi yang baik. "Saya akan urus pembatalan rapat hari ini. Kemudian saya akan membelikan beberapa obat jika memang anda memerlukannya."Tidak lama kemudian Faisal keluar. Menyisakan Dirga sendirian di sana. Dia kemudian kembali memikirkan Vanessa. Apakah benar bahwa orang yang ada di dalam rumah tunangannya itu adalah orang lain. Jika memang benar, mengapa Silvia diam saja? Malah seakan dia mengetahui hal ini lebih dibandingkan dengan Dirga sendiri."Ini membuatku gila! Lebih baik aku memastikannya saja!" usulnyaKring....Telepon di ruangannya berdering. Dia kemudian mengangkat telepon kantor yang terletak di mejanya tersebut. Terdengar suara wanita da

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   48. Terjatuh

    "Ayo!" teriak Vanessa.Mereka sedang berjalan melewati jalan setapak kecil. Abraham mengikutinya dari belakang."Vanessa, ini aneh sekali," ucap Abraham.Gadis itu menengok. "Aneh? Apanya yang aneh? Apakah kamu sepertiku yang belum pernah menemui tempat seperti ini?""Bukan-bukan," bantahnya. Abraham mendengar beberapa cerita dari Silvia tentang Vanessa. "Sifatmu benar-benar berkebalikan dengan apa yang dia ceritakan.""Siapa?" tanya Vanessa. Dia memasang wajah kebingungan."Silvia, asistenmu," ungkapnya. "Menurut Silvia kamu adalah gadis kaya raya pendiam dan anggun. Namun yang aku lihat benar-benar berbeda.""Oh itu," Vanessa memutar bola matanya. Jelas saja jika Vanessa yang dahulu terlihat berbeda. Dia sudah diajari tata krama dan sopan santun. Membuatnya terkekang penuh dengan aturan. "Anggap saja setelah bertukar tubuh aku memiliki kepribadian yang baru.""Yah meskipun kamu berbeda dari Hana. Tapi dia pun sama, kalian ben

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   47. Silvia, Kamu Gagal!

    "Bintang sayang!" Clarissa memanggil lembut putranya."Ya Bunda?" jawabnya.Mereka berdua sedang makan malam di sebuah rooftop restaurant bintang lima. Clarissa terlihat puas sekali. Dia merasa bahwa dunianya perlahan kembali berpihak kepadanya."Bagaimana di perusahaan kakek?" tanyanya.Bintang menghentikan makannya. Dia mengajak ibunya makan di sini sebagai bakti, bukan untuk membicarakan perihal perusahaan. "Baik."Clarissa melihat ada yang tidak beres dengan putranya. Dia memang sudah bukan artis lagi, namun dahulu dia adalah seorang artis terkenal. Dia tahu kebohongan yang tertera dalam benak Bintang. "Katakan sayang, apa yang sebenarnya terjadi. Kakek memberikanmu posisi sebagai salah satu pegawai di sana bukankah sebuah kepercayaan yang bagus. Kenapa kamu tidak antusias?""Kita sedang makan Bunda, aku hanya tidak ingin membicarakannya." Bintang meneruskan makan. Mencoba mengalihkan perhatian sang bunda.Clarissa tidak puas. Dia

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   46. Gara-gara Mie Ayam

    "Kita naik lagi!" ucap Dirga."HAH!" Hana kaget dibuatnya. Pasalnya mereka sudah menaiki wahana tersebut sebanyak tiga kali. "Mau naik berapa kali lagi?""Entah, ini pertama kalinya aku menaiki wahana ini. Rasanya aneh, seluruh tubuhku bergetar, kita akan terus menaikinya berulang kali!" ucap Dirga.Hana memutar bola matanya. Niat untuk menjahili Dirga menjadi malapetaka untuknya. Dia tahu bahwa tuan muda itu belum pernah menaiki wahana rakyat biasa. Sayangnya dia benar-benar tidak menyangka bahwa Dirga malah kecanduan."Stop!" cegahnya. Hana tidak ingin naik wahana tersebut hingga keempat kalinya. Perutnya sudah melilit. Dia lapar, jika naik lagi dijamin seluruh isi perutnya akan meloncat keluar. "Lebih baik kita cari makan.""Baiklah, restauran mana yang akan kita tuju?" tanya Dirga.Hana tertawa. Dia tahu ini saatnya menjahili Dirga. "Kita tidak akan ke restauran wahai Tuan Muda CEO."Dirga terlihat kaget. Dia menatap tajam Hana. "

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   45. Pasar Malam

    "Apa yang bisa kamu tawarkan? Jika aku membantumu kembali ke tubuhmu yang semula?"Vanessa sedikit terkejut mendengar respon dari Abraham. Benar juga, seseorang pasti akan membantu jika memang ada hal yang bisa dia berikan. Gadis itu berfikir sejenak. "Apa yang kamu mau?"Abraham tersenyum melihat Vanessa yang menawarkan sesuatu. Kemudian dia mendekat dan membisikan sesuatu di telinga gadis itu. Vanessa mengangguk-angguk. Dia setuju dengan tawaran yang diberikan oleh Abraham.***"Vanessa? Kita sudah sampai!" ucap Abraham.Lelaki itu mengguncang tubuh Vanessa dengan lembut. Ternyata dia tidak sengaja tertidur. Di depan matanya terlihat jalan setapak dari tanah. Dia sempat ragu sejenak."Gimana? Mau melanjutkan?" tanya Abraham.Vanessa kemudian membuka sabuk pengamannya. Dia turun dari mobil. Diikuti oleh Abraham, mereka melakukan persiapan untuk menurunkan beberapa barang. Dari mulai ransel, peralatan memasak yang biasa dilakukan saat

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   44. Pantai

    "Apa kamu percaya kalau aku bukan Hana?" tanya Vanessa.Abraham masih duduk diam. Matanya menerawang seperti memindai pikiran Vanessa saat itu. Gadis itu menunggu jawaban. Akhirnya Abraham memejamkan mata sambil berkata, "tidak!""Bagaimana kalau itu adalah kenyataannya?" tanya Vanessa. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Sehingga dirinya menyentuh meja makan."Aku tidak percaya hal semacam ini Hana," ucap Abraham. Dia menyenderkan badan ke kursi di belakangnya. "Aku lebih percaya jika kamu memang kehilangan ingatan seperti halnya kata perawat di Rumah Sakit."Vanessa mengangguk. Memang tidak masuk akal jika dipikirkan. Dia yakin, dia bukan hilang ingatan. Tepat sebelum dia berpindah tubuh, Vanessa mengingat bahwa dia jatuh ke air. Dia kemudian terdiam cukup lama. Dia memikirkan apa penyebab dirinya masuk ke dalam air. Vanessa memegang kepalanya. Mencoba untuk mengingat-ingat.Abraham melihat gadis di depannya berperilaku aneh. Dia langsung mencon

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   43. Abraham

    "JANGAN BERCANDA YA!"Vanessa terlihat marah. Dia hampir saja mau melawan petugas sampai akhirnya dia melihat pantulan dirinya di kaca sebelah pintu masuk hotel. Tanpa memperdulikan orang-orang, dia mulai menyentuh dirinya sendiri. "Siapa ini? Bagaimana bisa aku?"Dia kemudian menyentuh bahu penjaga. "Kenapa? Kenapa wajahku jadi begini?"Petugas penjaga itu mendorong Vanessa sekuat tenaga. Dia menatap Vanessa dengan jijik. "Orang Gila!"Vanessa yang jatuh terduduk hanya bisa diam. Pikirannya kacau. Dia benar-benar masih tidak menyangka jika dirinya berubah wujud. "Gamungkin! Bagaimana bisa wajahku berubah sedrastis ini?"Dari belakang Vanessa seseorang berdiri. Dia adalah Abraham. Dia menepuk bahu Vanessa kemudian berbisik padanya. "Kita pergi! Aku tidak tahu kamu kenapa tapi aku akan berusaha untuk menolongmu."***Abraham membawa Vanessa ke kosan milik Hana. Vanessa yang merasa asing enggan memasuki tempat itu. "Apa-apaan tempat kum

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   42. Kabur

    Vanessa terlihat kesal. Menurutnya orang asing tadi sangat tidak sopan. Apa dia tidak tahu siapa dirinya? Dia adalah Vanessa Raksawijaya, putri konglomerat kaya yang terkenal di negara ini. Dia juga seorang novelis terkenal. Bisa-bisanya berlagak so kenal seperti itu.Setelah cukup tenang, Vanessa kembali memperhatikan sekeliling. Matanya langsung menyipit. "Apa-apaan kamar sekecil ini! Bisa-bisanya aku ditempatkan di kamar ini? Apa silvia tidak mengurus kamarku dengan benar?"Dia melihat kalender yang terpajang di dinding rumah sakit. Matanya melebar, mulutnya langsung terbuka. "Astaga! Tanggal berapa ini? Hari ini adalah hari penting. Aku harus menghadiri pesta."Vanessa segera bergegas. Dia berniat untuk keluar dan mencari orang-orang yang dikenalnya. Dia menemukan jaket lusuh di kursi. Alisnya terangkat. 'Masa sih cuman ada pakaian seperti ini? Tapi gamasalah deh daripada pake baju rumah sakit.'Diambilnya jaket tersebut, kemudian dikenakannya. Dia me

  • Who Am I (Bahasa Indonesia)   41. Flashback Vanessa

    "Kamu sudah siap?" tanya Abraham.Vanessa mengangguk. "Aku siap! Ayo kita pergi."Bintang masih berdiri di depan pintu kamar Vanessa. Ini adalah hari terakhir mereka di Villa. Matanya terlihat sedih. Jelas sekali Bintang tidak rela jika Vanessa harus bepergian jauh. Dia kemudian mendekati gadis itu. "Vanes! Lebih baik kita jelaskan kepada ayahmu bahwa kamu bertukar tubuh tanpa sengaja! Aku bisa mencoba menjelaskan."Vanessa menggeleng. "Ayolah Bintang! Ini benar-benar menarik kamu tahu? Aku seorang nona besar yang terbiasa hidup menyenangkan harus berpetualang untuk bisa kembali ke tubuh asalku! Ini bisa menjadi novel yang menarik.""Keselamatanmu Vanessa! Lagipula bagaimana aku bisa mempercayakan kamu kepada lelaki asing itu?" Bintang menunjuk Abraham.Abraham sendiri hanya nyengir saja melihat ulah Bintang. Dia melihat jelas bagaimana perasaan yang dimiliki Bintang. "Silahkan kalian berbicara dulu. Kalau kamu sudah siap panggil aku." Abraham kemu

DMCA.com Protection Status