Besok lusa sudah pesta pernikahannya, pesta pernikahan seorang Skandar Alexander Hemingway. Bukannya sudah mulai mengambil cuti dan mempersiapkan pernikahannya. Skandar malah tetap bekerja seperti biasa. Laki – laki itu anggap saja termasuk laki – laki pemilik kadar dingin dan kaku, tetapi laki – laki manapun diluar sana tidak ada yang sekaku dan sedingin Skandar Alexander Hemingway.
Skandar baru saja masuk ke dalam rumahnya. Hari belum malam, tetapi laki – laki itu sudah sangat lelah. Putra sulung keluarga Hemingway itu mendudukkan dirinya di sofa ruang bersantai rumahnya. Jas kerjanya ia lemparkan asal ke atas sofa, lagipula tiap hari ia akan ganti pakaian kerja, tidak masalah jika jas tersebut kusut sekarang.
Nancy, adik perempuannya menoleh dan duduk mendekatinya. Melihat adiknya, Skandar tidak tahu mengapa mengingatkan dirinya pada seorang Charisa Davis, gadis satu itu tiap melihat dirinya bawaannya selalu menyipitkan matanya. Apa dirinya sudah gadis itu masukkan ke dalam tipe hantu yang sangat ditakuti oleh gadis bermata bulat itu? Skandar jadi pusing memikirkan sifat calon istrinya itu.
“Kakak masih belum cuti juga?” Tanya Nancy pada kakaknya.
“Belum.” Ucap Skandar sambil menatap acara televisi yang tadi ditonton adiknya itu.
“Besok lusa sudah pernikahanmu. Kapan kakak akan ambil cuti?” Tanya adiknya itu lagi.
“Hari H pernikahanku. Kenapa?” Skandar masih tidak menatap adiknya. Dia sekarang sibuk untuk mendesiskan acara televisi yang tidak mendidik itu.
“Hari H? Kakak tidak serius kan?” Nancy menatap kakaknya seakan pria itu gila.
“Satu – satunya yang sinting dalam hal ini, adalah mom kita, Nancy.” Akhirnya Skandar menatap adik perempuannya itu. “Jika aku ambil cuti jauh – jauh hari, mom pasti akan menarikku kemana – mana. Lihat dimana mom sekarang? Di gedung pernikahanku.”
“Mom sangat antusias dengan serba – serbi persiapan pernikahan anak pertamanya, kak. Nikmati saja.” Ucap Nancy sambil tersenyum.
“Menikmati betapa tidak tenang hidupku. Jika hampir sejam sekali kau akan ditelfon mom. Ditelfon mom hanya untuk bertanya warna gaun, kursi, pita, hingga biskuit apa yang aku suka?” Skandar sudah terlihat sangat masam sekarang, mendengar keluhan kakaknya, Nancy sudah tertawa terpingkal – pingkal.
Skandar semakin kesal saat adiknya itu terus menertawakannya. Laki – laki itu bahkan langsung melempar Nancy dengan bantal sofanya, tetapi tidak mengenai adiknya, hanya jatuh di atas lantai. Nancy yang sudah selesai tertawa, mengatur wajahnya agar tidak menjadi korban kekesalan kakaknya itu, gadis itu teringat sesuatu.
“Kak, Kakak sudah melamar Charisa?” Nancy menunggu jawaban kakaknya yang juga melihat padanya untuk sesaat.
“Pertemuan keluarga kemarin bukannya sudah cukup?” Jawab Skandar cuek.
“Pertemuan keluarga kemarin hanya membahas tanggal pernikahan dan persiapannya saja. Kakak bahkan belum memberikan cincin lamaran untuk gadis itu.”
“Memangnya penting? Besok lusa juga dia akan mendapat cincin pernikahan.” Nancy memutar matanya kesal, Skandar Alexander Hemingway kali ini bisa dinobatkan sebagai pria paling tidak romantis se-Australia.
“Kamu gila ya kak? Bukan masalah cincin saja. Setiap gadis punya mimpi untuk dilamar dengan cara yang romantis. Anak itu bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menikmati masa mudanya nanti, karena harus menikah dengan pria dewasa yang dingin dan judes seperti Skandar Hemingway!” Skandar yang mendengarnya hanya bisa menjatuhkan rahangnya, adiknya sedang tak waras apa? Memakinya di hadapan dirinya sendiri.
“Kau masih waras kan Nancy Hemingway mengatakan hal itu sekarang?”
“Iya, aku waras. Aku sedang berusaha menyadarkan kakakku yang serba tak romantis itu sekarang.” Nancy menepuk bahu kakaknya kemudian. “Mumpung masih besok lusa, pergilah sekarang, dan lamar dia.”
“Aku bukan pemain roman picisan di drama bodoh itu, Nancy.” Sindir Skandar, kemudian berdiri dari sofanya.
Nancy yang mengira kakaknya itu akan mendengarkannya dan melamar calon kakak iparnya, hampir saja memberikan pujian kepada pria itu. Nancy kemudian jadi melempar bantal sofanya ke arah tangga rumahnya saat melihat kakaknya itu malah menaiki tangga menuju ke kamarnya di lantai dua. Skandar Alexander Hemingway benar – benar laki – laki dingin, judes yang sangat tidak romantis.
Skandar yang sudah sampai kamarnya, menutup pintu kayu kamarnya itu. Laki – laki itu merebahkan badannya di atas bed covernya yang bewarna biru langit. Kepalanya penuh sekali banyak hal selama seminggu ini. Mungkin jika bukan dirinya, pemilik kepala tersebut sudah berubah gila sekarang. Segala hal dalam seminggu ini benar – benar membuat siapapun harus mendinginkan otaknya.
Menutup matanya untuk sesaat, perkataan Nancy muncul di dalam kepalanya. Perkataan adiknya itu seperti menyindirnya. Dia bisa tidak peduli dan langsung menikah, bukannya dia sekarang juga sudah bosan dengan kehidupan monoton masa lajangnya. Tetapi gadis itu, Charisa Davis seharusnya memiliki masa muda yang panjang dengan teman – temannya. Hanya saja kehidupan sepertinya berlaku tidak adil bagi gadis itu. Seperti kata Nancy, harus menikah dengan seorang laki – laki dingin, judes yang sangat tidak romantis, dan laki – laki itu dirinya.
“Bodoh, mengapa aku jadi memikirkannya!” Umpat Skandar pelan.
Pria itu kemudian berdiri dari bed covernya dan mengambil jasnya dan langsung keluar dari kamarnya.
--------(^_^)---------
Di Rumah Keluarga Davis
Canberra, Australia
Charisa sedang memakan es krim pisangnya di dapur malam ini. Gadis itu baru saja selesai membantu kakak iparnya untuk mencuci piring makam malam keluarga mereka. Bukan membantu sebenarnya, karena yang mencuci piring tetap Amanda sementara dia hanya membantu perempuan itu untuk tidak sendirian di dapur. Sebagai imbalannya, Amanda memberinya semangkuk besar es krim rasa pisang.
Noah Davis, kakaknya sedang keluar beberapa saat yang lalu karena masalah teknis di kantornya. Itulah mengapa sekarang di rumahnya tinggal mereka berdua. Charisa masih lahap memakan es krimnya, gadis bermata bulat itu terdengar menyanyikan lagu dari sebuah girl grup yang sedang naik daun sekarang, What is love-nya Twice. Suara gadis itu terdengar merdu juga imut diwaktu yang sama.
Brrtt
Brttt
Ponsel gadis itu bergetar. Charisa melihat layar alat komunikasinya. Sebuah pesan masuk ke dalam aplikasi Line-nya. Awalnya ia berfikir Yuta yang mengiriminya, karena remaja Jepang itu bilang dia mau mampir untuk mengambil bukunya yang tidak sengaja Charisa bawa tadi di kelas, hingga nama kontak pesan itu membuat matanya membulat sebula - bulatnya.
From: Mr. Judes Hemingway
“Aku sudah ada di taman di dekat gang perumahanmu, temui aku sekarang!”
Charisa langsung berdiri dari tempat duduknya, gadis itu menaruh mangkuk es krimnya dan membaca dengan teliti sekali lagi. Mungkin saja matanya yang bulat itu membohonginya. Mr. Judes Hemingway adalah nama kontak yang ia berikan kepada laki – laki cerewet yang suka mengatur ini itu selama kehidupan pernikahannya nanti, Skandar Alexander Hemingway, calon suaminya.
Laki – laki Hemingway itu sekarang mengiriminya pesan, memintanya untuk datang ke taman perumahannya. Apa lagi yang mau dilakukan oleh pria dewasa satu itu? Charisa kebingungan untuk memutuskan, gadis itu sudah berjalan mondar – mandir di lantai dapur rumahnya, gayanya jika selalu panik.
Charisa tidak tahu ia harus datang atau pura – pura saja tidak membaca pesannya. Bukannya di pertemuan kemarin, dirinya sedang marah dengan laki – laki itu, ia berhak untuk tidak menjawabnya saat ini. Belum tahu apa yang harus ia lakukan atas permintaan pria dewasa satu itu, sebuah pesan masuk lagi ke aplikasi line miliknya.
From: Mr. Judes Hemingway
“Aku tidak suka menunggu, Charisa Davis. Ingat list yang tidak aku sukai, jika kau lupa, baca saja buku tulis biru kotak – kotakmu kemarin!”
Charisa membuka pesan baru yang masuk itu, rahangnya sudah kaku membacanya. Gadis itu terlihat kesal pada bunyi pesan Skandar Alexander Hemingway yang sangat pengatur itu. Dasar paman dingin, suka mengatur!!
“Memangnya urusan apa yang harus dibicarakan oleh paman itu? Malam – malam lagi.” Ujar Charisa yang mulai bertanya – tanya.
Seingat gadis itu, ia sudah bilang jika ia takut dengan hal yang seram – seram, dan hantu menakutkan munculnya di malam hari. Sekarang pria dewasa itu menyuruhnya datang lagi ke taman sendirian. Pria itu suka sekali mengganggu waktunya. Charisa akhirnya memutuskan untuk menelfonnya saja. Gadis itu ingin meminta laki – laki itu ketemuan besok pagi saja.
“Hallo... Paman, ini Charisa. Kita-“
“Kau dimana?” Sahut orang disana.
“Di rumah, paman.” Ucap Charisa pelan.
“Mengapa belum berangkat juga, aku disini sampai digigitin nyamuk, kau tahu?” Suara tuan muda Skandar tersebut terdengar sangat kesal sekarang.
“Ini sudah malam paman, banyak hantu. Kita bicara besok saja ya...” Charisa merengek meminta mereka bertemu besok saja.
“Aku jauh – jauh datang kesini, repot – repot membeli semua ini, menunggumu sedari tadi, dan membiarkan darahku dihisap kawanan nyamuk, dan kau menyuruhku untuk pulang begitu saja?”
Skandar harus mengingatkan dirinya untuk sebanyak mungkin bersabar, ia harus ingat jika gadis yang menelfonnya sangat muda, sangat manja plus kekanakannya. Semua hal yang ia lakukan malam ini yang penuh perjuangan, dan kesusahan pria itu dalam mencari semua hal yang serba dadakannya, harus dikalahkan dengan ketakutan gadis itu akan hantu yang sangat seram. Apa Charisa tidak tahu, jika Skandar Alexander Hemingway yang sekarang saja bisa berubah jadi hantu, hantu vampir yang butuh banyak darah!
“Memangnya paman mau ada urusan apa denganku malam – malam begini?” Tanya Charisa dengan polos.
“Melamarmu!”
“APA!!” Mata bulat Charisa Davis hampir keluar dari rongganya.
“Datang kesini atau aku yang datang ke rumahmu sekarang!”
Sedekat- dekatnya taman dekat perumahan yang dimaksud pria dewasa itu, taman itu masih tiga gang dari rumahnya, dan letaknya ini yang membuat Charisa Davis meletakkannya di tempat nomor satu yang gadis itu hindari ketika malam, di samping lahan bekas pemakaman tua. Pemilik tanah memang sudah merelokasi semua makam dan tulang belulangnya ke pemakaman lain, karena lahan itu akan digunakan sebagai pusat perbelanjaan nantinya, tetapi tetap saja yang namanya bekas lahan pemakaman akan tetap jadi pemakaman bagi seorang Charisa Davis, tempat ketemunya para hantu, Convention hall-nya makhluk gaib lah. Dan pria dewasa itu sekarang memintanya datang kesana seorang diri di malam hari seperti ini.
Di Rumah Keluarga DavisCanberra, Australia“Sini, biar Charisa bantu.” Ucap Charisa pada kakak iparnya.
Di Ballroom, Beverlys Hotel Canberra, Australia&nbs
Di Bandar Udara Internasional CanberraCanberra, Australia“Seharusnya kalian tidak usah mengantar kami,” ucap Amanda pada adik iparnya.“Sudah, sampai sini saja kalian mengantar kami,” kata Noah pada adiknya satu – satunya.“Noah ...,” ucap Charisa hampir terisak.Gadis muda itu sekarang tengah berada di depan pintu keberangkatan untuk penerbangan luar negeri. Charisa Davis tengah mengantarkan Noah dan Amanda untuk berangkat ke New Zealand. Pasangan itu memang sudah menjadwalkan penerbangan mereka tepat setelah acara resepsi pernikahan adiknya selesai.Seorang laki – laki yang ma
Di Rumah Keluarga HemingwayCanberra, AustraliaSeorang nyonya besar sedang duduk dengan tak nyaman di sofa ruang bersantai keluarganya. Suaminya yang sedang meminum teh hangat, membiarkan saja istrinya itu bertingkah seperti cacing kepanasan. Ia sudah terbiasa dengan sikap nyonya besar Hemingway satu itu.“Kemana lagi, anak nakal satu itu? Ponselnya kenapa ia matikan!” kata wanita paruh baya itu tak percaya.Ia sudah menelfon kembali putranya yang baru saja menikah itu untuk yang ketiga kali, tetapi putranya yang kepala batu itu sengaja menonaktifkan ponselnya. Bagaimana bisa ia merecoki Skandar jika pemuda itu tak mau menerima telfonnya. Mom dari Skandar Hemingway itu hampir mengumpati anak sulungnya itu andaikan putri bungsunya tidak disana, Nancy suka sekali menontonnya bila dia sedang marah - marah.“Apa mom jadi mau ke apartemen kak Skandar?” tanya Nancy,
“Aku rindu Charisa, Yuta ...,” kata Anna Smith pada Yuta.“Bukankah kau baru bertemu ia kemarin?” Yuta berkata dingin pada gadis itu.“Aku jadi bridesmaid-nya Yut ... Aku bukan datang sebagai tamu di ulang tahunnya. Mana bisa aku ngobrol lama dengannya.”Gadis berambut hitam itu memanyunkan bibirnya. Ia bahkan tidak malu telah bersikap tak dewasa seperti itu di muka umum. Laki – laki muda di depannya hanya memutar bola matanya. Biasanya yang selalu kekanakan adalah sahabatnya yang lain, Charisa Davis.Tetapi sepertinya, sejak Charisa Menikah, sindrom kekanakan gadis itu diberikan kepada Anna juga. Lihat gadis Smith itu, Ia bahkan bertingkah jika ia seperti sedang dilanda rindu teramat rindu.“Sama saja, ketemu juga kan akhirnya?”“Lelaki memang tak pernah mampu untuk mengerti.” sindir Anna.“Mengerti apa? Mengapa jadi ambigu seperti ini kamu?” prote
Charisa hanya menggerakkan pelupuk matanya, gadis itu bahkan tak mampu untuk bergerak sedikitpun. Apakah mereka akan berciuman lagi? Tanya Charisa dalam hati, suara jantungnya sudah memompa dengan kecepatan yang sangat menyakitkan.“Charisa, apa aku boleh melakukannya sekarang?” Paman Skandar itu meminta izin entah untuk apa kepadanya.“Pa-man ...,” ucap Charisa dengan terbata.Skandar, laki – laki dewasa itu sudah mempersempit jaraknya sekarang. Pria itu mendekatkan ujung hidungnya pada ujung hidung Charisa hingga hidung mereka bersentuhan. Charisa dapat merasakan deru nafas Paman Skandar yang menerpa kulit wajahnya. Laki – laki itu kemudian beralih pada daun bibirnya yang kecil dan juga tebal. Paman Skandarnya berhenti tepat pada bibirnya yang merah. Detak nadi Charisa terasa cepat merasakannya.Tidak seperti pertama kali laki – laki itu menciumnya, yang penuh dengan gerakan pagutan kecil yang lembut dari laki &
“Charisa!! Kau bisa terlambat sekarang!” teriak seorang laki – laki dewasa. Skandar Hemingway sudah hampir memelototi jarum jam di ruang tamu apartemennya. Sekarang sudah pukul 06.35 pagi, dan istrinya yang sangat muda itu masih belum juga keluar dari pintu kamarnya. Skandar masuk ke dalam ruang tengah dan melihat gadis itu keluar kamar dengan pintu kamar yang sudah menjeplak terbuka. “Ayo paman, aku siap!” Kata gadis itu saat melihat Skandar yang menatapnya tajam, Charisa hanya tertawa seperti anak TK. Skandar hampir meremas rambut cepaknya. “Cek lagi, ada yang masih kurang atau tidak?” tanya Skandar pada gadis itu saat mereka sudah sampai di ruang tamu. “Tidak ada, paman,” jawab Charisa. “Tidak ada yang kurang? Kau bahkan tidak sarapan, Charisa Hemingway!” seru Skandar kesal. Gadis itu hanya tertawa kembali, padahal dia seharusnya sudah berangkat ke sekolahnya setengah jam yang lalu. Sekolahnya lumayan jauh dengan apartemen Skandar y
16 months later.... Di sebuah rumah besar yang hampir mirip mansion luas dan megahnya, di dinding dengan lukisan wallpaper berbentuk mahkota kecil – kecil di ruang tengah rumah tersebut, terpasang sebuah foto kelulusan dari wisuda seorang gadis sekolah menengah atas yang tersenyum dengan lebarnya, gigi kelincinya sangat terlihat sekali disana. Itu adalah foto kelulusan Charisa Hemingway lebih dari setahun yang lalu. Charisa Hemingway, menantu perempuan dari keluarga Hemingway. Di foto yang dicetak sangat besar itu terlihat jika gadis remaja itu dipeluk oleh suaminya, Skandar Hemingway. Sementara di sisi lainnya berderet dengan heboh kehadiran mommy, daddy dan nenek dari Skandar. Tak lupa ada keluarga dari Charisa, kak Noah dan kak Amanda yang berdiri berdampingan dengan sepasang pasangan jaksa dan model, Adam yang tengah memeluk lembut bahu istrinya, Hannah. Di baris bawah, di depa
Akhirnya Novel pertamaku di Good Novel telah tamat, gak nyangka ... ~Bahagia sudah bisa namatin cerita. Makasi banyak kepada kak Eni, kak Anna, kak Amanda, kak Melati, dan kakak-kakak lain yang telah meluangkan waktu untuk baca novelku ini, yang udah suka sama ceritanya Skandar dan Charisa. Lana seneng banget saat baca review kakak-kakak sekalian. Sungguh itu menyemangati Lana untuk terus menulis. White Rose Petal kayak hidup .... Semoga suka dengan tulisannya Lana, dan baca book Lana yang lain, seperti The Shark's baby sitter dan lainnya. Misal Lana buat book baru berisi Spin off ceritanya Ashton, Nancy dan James yang masih di universe White Rose Petal, apakah mau? Bila banyak yang mau, mungkin bulan depan Lana akan buat novel yang judulnya Pernikahan Sementara: Gairah Musim Gugur di Wellington. Doakan lancar nulisnya, dan dapat kontrak di Good Novel ya ... Amin .... Biar muncul di aplikasi Good Novel, dan jangan lupa review dan voten
“Aku ingin kau mencatat semua hal yang aku suka dan tidak suka, setelah itu kau bisa menyebutkan apapun yang kau suka dan tidak suka. Aku ingin kita sudah memiliki modal untuk saling mengenal antar masing – masing,” kata Skandar, gadis di depannya masih berfikir keras. Skandar menarik nafas besar untuk pertama kali.“Baik, aku mulai. Aku tidak suka junk food, aku harus makan makanan rumahan. A-“ “Jadi paman hanya bisa makan makanan rumahan?” “Ya, kau bisa memasak?”“Se-dikit.” “Perbanyak cara memasak menu makanan kalau begitu. Aku tak akan memaksamu untuk belajar, tetapi aku akan memaksamu untuk memasak.” “Aku tidak suka dengan segala sesuatu yang membuang waktuku, aku benci menunggu, aku tidak suka dibantah, atau disela, aku tidak suka menjelaskan apapun sebanyak dua kali apala
“Anna ... Selamat ... Akhirnya kamu lulus ...,” teriak Charisa dengan riang.Gadis SMA dengan perut yang terlihat tidak rata itu langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka berdua baru saja turun dari podium wisuda, upacara kelulusan baru saja selesai, tetapi kedua gadis itu masih terlihat tidak beranjak dari tempatnya.“Bukan aku saja yang lulus, Charisa ... Tetapi kita semua. Ahh aku senang sekali kita lulus sekolah bersama,” jawab Anna dengan lembut, gadis cantik itu lalu sedikit memperbaiki toga wisuda milik Charisa yang miring.“Dulu, saat pihak sekolah tahu jika aku sudah menikah, aku kira mereka akan mengeluarkanku dari sekolah, Anna,” ucap gadis bergigi kelinci itu sambil mengelus perutnya.Ia ingat jika seminggu setelah kasus investigasi dari seorang gadis bernama Yeri Kim, saat ia sudah masuk sekolah kembali. Sekolahnya heboh saat tahu jika ia adalah istri dari putra sulung pemilik bisnis Chagall Corporation, tida
“UWAAAA, HANNAH ALBA ....” “ITU HANNAH ALBAAA ....” “HANNAH ALBAAAA ....” Di tengah lapangan sepak bola di sebuah sekolah SMA swasta di Canberra, rombongan besar ibu – ibu dan juga remaja berkerumun di dekat tiang bendera yang sejak satu jam yang lalu berdiri disana. Para ibu - ibu itu terus mengerubungi nama sang model ternama yang tengah hamil besar itu, benar saja hamil anak kembar membuat perut Hannah Alba lebih besar dari wanita hamil seumurannya. “Kenapa belum diangkat?” gerutu seorang laki-laki. Suaminya, Adam Howard harus kalang kabut menelfon asisten istrinya itu untuk segera sampai di sekolah Charisa Hemingway. Benar di sekolah Charisa, hari ini adalah upacara kelulusan SMA dari istri remaja Skandar Hemingway itu. Para orang tua yang seharusnya menunggu kedatangan putra – putri mereka di luar gedung, malah bertolak untuk mengerumuni model sekaligus artis ibu kota yang masih jelas terlihat popularitasnya itu. Skandar menggelen
Lagu khas musim dingin mengalun di sebuah acara pertunjukan musik milik kepolisian Australia. Seorang gadis berwajah mungil dengan coat coklat susunya tengah duduk termenung di barisan paling depan. Beberapa menit yang lalu baru saja ada penyanyi yang juga memainkan piano di tempat itu, seseorang yang memiliki suara bariton. Ia mengenal siapa laki – laki yang menyanyikan lagu dengan suara beratnya itu. Dia mengenalnya.Perempuan itu adalah Jennie Kim, dia berada di sana sebagai seorang reporter berita milik stasiun televisi pemerintah Australia. Sebuah ID card reporter berita bewarna hijau lumut telah tersemat di saku atas coat-nya, dan ini adalah tugas pertamanya. Jennie Kim ditugasi oleh reporter seniornya untuk menjadi peliput berita di acara milik pemerintah ini.Rencana awalnya, ia memang akan melakukan sesi wawancara saat Komisaris Jenderal Johnson telah tiba, dimana ini merupakan acara penggalangan dana amal yang diperuntukkan untuk para korban ge
Halo~ Mumpung belum waktunya update cerita, ayuk bedah teori yuk ... Mumpung White Rose Petal tinggal beberapa chapter lagi. Kedip-kedip manja, hehehe. Pertanyaan:Apakah Skandar mencintai Charisa? Lalu bagaimana posisi Jennie di hati Skandar? Dan apakah Anak yang dikandung Jennie adalah bayinya Skandar? Jadi Skandar kalau dalam penggambaran karakterku. Dia ini pria yang susah untuk buka hati, tetapi sekali buka hati dia akan berusaha sangat setia... Mungkin yang tahu seberapa baik dan setianya Skandar hanya Jennie dan Charisa saja (Pembaca dan aku juga ‘kan?). Kedua perempuan ini pasti tahu. Hanya saja bedanya mereka ada yang memilih menetap di hati Skandar ada yang memilih untuk pergi. Contoh Jennie. Dulu jika dia memilih untuk bersama Skandar, tidak memilih Stuart pasti tidak menutup kemungkinan Skandar akan menikah dengan Jennie di masa sekarang. P
Congratulations You’ve been blessed with a baby To fill your life with happiness From Hemingway Family “Dari keluarga Hemingway?” Jennie berbalik dan menatap mamanya dengan guratan mata yang nampak terkejut. “Charisa, muridku tadi kesini.” Mamanya mulai bercerita. “Charisa? Charisa Hemingway, istri dari Skandar, Ma?” “Ya, Charisa dan suaminya, tuan Skandar Hemingway.” Dokter Kim termenung mengatakannya. Ia sudah bertemu dengan putri bungsunya di penjara. Yeri, putrinya sudah memberi tahu semuanya. Kini Dokter Kim tahu mengapa antara Jennie, Yeri, Charisa dan tuan Skandar Hemingway itu sangat berkaitan. Mantan kekasih dan otak dari percobaan pemerkosaan. Wanita berjas putih itu merasa sangat bersalah
“Kau itu keong sawah apa kura – kura!” seru James Bloom pada gadis muda di belakangnya. Mereka tengah sedang menuju lobby di perusahaan James. Pria itu tengah melihat jam di ponselnya berulang kali, mereka harus segera kembali ke kantornya di lantai lima perusahaannya. Waktunya semakin menipis. James Bloom terus menghirup udara musim dingin dengan rakus, ibunya akan datang sebentar lagi dan James belum menyiapkan seribu alasan untuk berlaku sok sibuk. James Bloom sedang dalam suasana tidak mood sekarang. Satu hal yang pasti dikarenakan seorang Nancy Hemingway yang sangat – sangat tidak kooperatif. Gadis ini melamar sebagai asisten dari asistennya, tetapi mengapa sekarang James yang merasa ia yang menjadi pihak yang jadi asisten bagi gadis itu? “Berjalan yang cepat Nona Hemingway!” Pria itu berhenti dan langsung berbalik ke belakang, James ingin menceramahi habis – habisan gadis muda yang sejak tadi terus saja berjalan seumpama keong sawah itu. Tetapi