Home / Romansa / White Rose Petal / Chapter 6 - Romantisnya Mr. Judes Hemingway

Share

Chapter 6 - Romantisnya Mr. Judes Hemingway

Author: Ailana Misha
last update Last Updated: 2020-12-24 02:59:39

Sedekat- dekatnya taman dekat perumahan yang dimaksud pria dewasa itu, taman itu masih tiga gang dari rumahnya, dan letaknya ini yang membuat Charisa Davis meletakkannya di tempat nomor satu yang gadis itu hindari ketika malam, di samping lahan bekas pemakaman tua. Pemilik tanah memang sudah merelokasi semua makam dan tulang belulangnya ke pemakaman lain, karena lahan itu akan digunakan sebagai pusat perbelanjaan nantinya, tetapi tetap saja yang namanya bekas lahan pemakaman akan tetap jadi pemakaman bagi seorang Charisa Davis, tempat ketemunya para hantu, Convention hall-nya makhluk gaib lah. Dan pria dewasa itu sekarang memintanya datang kesana seorang diri di malam hari seperti ini.

Calon suami macam apa, paman judes itu!?

Charisa sudah akan menghiraukan saja suruhan laki – laki itu, gadis itu sedari tadi sudah mondar – mandir di lantai dapur rumahnya. Antara datang dengan semua ketakutannya, atau membiarkan pria itu disana saja biar laki – laki itu yang datang ke rumahnya sendiri. Sampai sebuah kalimat aneh dari laki – laki itu mendadak tercatat oleh otak pemalasnya.

Melamarmu?

Apa yang dimaksud paman itu akan melamarnya, apa alasan itu yang membuat laki – laki dewasa itu datang malam – malam begini seperti itu ke area perumahannya? Charisa jadi kepo sendiri dibuatnya.

Gadis itu langsung pergi ke kamarnya, membuka lemarinya dan mengambil satu hoodie warna putihnya, yang langsung dipakai gadis itu. Charisa kemudian memutar jalan ke arah meja belajarnya, ia tarik laci besar dibawah mejanya, mencari suatu barang yang akan ia butuhkan nanti. Tetapi barang itu tak kunjung juga gadis itu temukan.

Sangat lama gadis itu mencari senter peninggalan acara perkemahan sekolahnya musim panas tahun lalu, tetapi senter tersebut belum juga ketemu. Charisa membuka ponselnya, ada dua miscall dari tuan Skandar Hemingway yang judes itu. Gadis itu menghirup nafasnya dengan cepat, ia sudah membuang setengah jam waktu laki – laki itu lagi, pasti laki – laki itu akan marah lagi padanya. Charisa pada akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya tanpa melanjutkan lagi untuk mencari senternya.

Membulatkan tekat untuk pergi ke taman itu tanpa senter, sembari memakai sepatu selopnya, gadis itu mengetik pesan yang berbunyi dia akan segera datang ke taman itu. Charisa terlihat sangat tergesa hingga lupa untuk berpamitan pada kakak iparnya yang melihatnya dari atas tangga lantai dua rumahnya. Saudara ipar Charisa itu melihat adik iparnya dengan pandangan aneh, Amanda tidak pernah melihat seorang Charisa Davis keluar malam – malam seorang diri.

Bunyi tapak sepatu selop Charisa berhenti ketika gadis itu membuka pagar pintu rumahnya, gerakan tangan gadis itu juga berhenti saat sesosok manusia tertangkap oleh matanya yang bulat itu. Laki – laki itu berdiri membelakanginya, berdiri di samping mobil sedannya yang diparkir di depan pagar rumahnya.

“Paman Skandar?” Tanya gadis itu memastikan.

Pria dewasa itu menoleh pada asal datangnya suara. Charisa merasa seakan mata bulatnya membohonginya. Gadis itu tidak salah lihat bukan, siapa laki – laki yang berdiri di hadapannya. Tidak, Charisa tidak salah lihat, karena laki – laki itu memang Skandar Hemingway, Skandar yang menatapnya balik dengan senyuman saat melihatnya.

“Kenapa paman jadi yang datang kesini?” Gadis itu berjalan mendekat ke arah pria itu.

“Kalau aku tidak datang kesini, kau mau yang datang ke lahan bekas pemakaman itu?” Seru Skandar sedikit kesal, pria itu mengecheck ponselnya dari dalam saku jasnya.

“Gadis bodoh, aku tidak setega itu menyuruhmu datang kesana malam – malam begini. Pesanmu baru masuk, padahal aku langsung kesini sejak terakhir kali kau menelfonku tadi.” Ujar Skandar lagi, laki – laki tinggi satu itu mengeluh.

”Maafkan aku paman....” Charisa hanya bisa menekuk wajahnya, ia tahu ia sudah membuat laki – laki itu menunggunya lama di udara malam yang dingin itu.

Skandar Hemingway menatapnya dengan kepala miring, kemudian ada senyum kecil yang terlihat di ujung bibirnya. Pria itu lantas menyentuh kuping panjang dari tudung hoodie putih yang sedang dikenakan oleh calon istrinya itu. Gadis di hadapannya itu selalu mengenakan pakaian - pakaian khas anak SMA, karena memang gadis itu kenyataannya masih remaja.

“Kau terlihat lucu.” Ucap Skandar tanpa sadar, dan menepuk kuping hoodie milik Charisa pelan.

Charisa hanya meresponnya dengan pandangan bingung, apa yang lucu darinya sebenarnya, ucapan maaf seumur – umurnya bukan sesuatu yang masuk sebagai kosa kata yang umum digunakan untuk melawak. Menyadari tatapan gadis muda di depannya, Skandar langsung merubah mimik mukanya ke wajah stoicnya yang biasa.

“Ayo ikut aku.”

Pria itu menarik lengan calon istrinya untuk mendekat ke arahnya, dan mengajaknya untuk berjalan mendekat ke mobilnya. Skandar melepaskan tangannya dari lengan Charisa, dan berjalan sendiri ke seberang pintu penumpang di kursi depan.

Laki – laki dingin itu mengeluarkan beberapa barang, dan membawa semua barang itu dengan kesusahan. Pria dewasa itu kemudian berjalan kembali ke tempat dimana Charisa berdiri seorang diri. Melihat semua bawaan Skandar sekarang, Charisa Davis refleks mengambil langkah satu ke belakang. Gadis itu begitu terkejut melihatnya.

“Itu semua apa?” Tanya Charisa hati – hati.

“Bukankah aku sudah bilang aku akan melamarmu.” Ucap Skandar pelan.

Laki – laki itu mengucapkannya dengan nada yang kaku. Tetapi tetap saja, semua ekspresi laki – laki itu tidak bisa menyembunyikan raut mukanya malam ini, tulang pipi laki – laki itu memerah, bukan hal biasa yang keluar saat laki – laki itu sedang kesal, seperti suatu hal yang erat dengan hal salah tingkah.

Charisa masih diam, gadis itu belum tahu harus mengucapkan kalimat seperti apa. Dua bola matanya yang mungil dan bulat itu menelusuri barang – barang yang dibawa oleh pria itu. Laki – laki itu membawa sebuah boneka kelinci lucu yang cukup besar, membawa beberapa kumpulan balon bewarna pink, ungu dan putih yang sudah ditiup dan mengembang ke atas langit malam hitam yang cerah. Pria dingin itu juga membawa sebuket bunga mawar putih besar yang sungguh cantik. Charisa menatap buket bunga mawar putih itu lama, ia tidak pernah melihat buket bunga mawar putih seindah itu.

“Ini untukmu.” Ungkap Skandar kembali.

Laki – laki itu memberikan buket bunga dan boneka kelincinya kepada gadis itu, lengan gadis itu bersentuhan dengan tangannya ketika ia memberikan kedua barang itu, balon – balon yang memang sudah dari awal diikatkan ke kalung boneka kelinci putih itu melayang sedikit bergoyang saat pemegangnya beralih tangan.

Skandar menatap gadis muda yang juga sebagai calon istrinya itu sesaat. Jujur ia sudah gugup melakukan semua tindakan heroik semacam ini, ini adalah kali pertama dirinya melakukan hal semacam ini untuk seorang gadis. Meskipun Charisa Davis hanya seorang gadis SMA yang kekanakan, tetap saja gadis itu adalah seorang perempuan, dan perempuan di hadapannya kini hanya terdiam mematung.

Apa ia salah beli barang?

Apa semua ini bukan barang yang tepat untuk melamar seseorang?

“Tolong jangan tertawa, ini adalah kali pertama aku melamar seorang gadis. Apa aku sudah salah mempersiapkan barang? Kenapa kau diam saja?” Tanya laki – laki itu padanya dengan nada sedikit kalut.

Charisa tersenyum mendengar perkataan laki – laki itu. Dia tahu, semua barang – barang itu adalah barang – barang yang biasa seorang pria berikan ketika melamar seorang gadis, bukankah ia adalah penonton setia drama bersama kakak iparnya, tetapi Charisa tidak tahu jika rasanya akan seperti ini. Ada sesuatu yang hangat yang diam – diam memenuhi dadanya, rasanya ada yang menggelitik perutnya saat pria itu mendekat dan memberikan semua hal ini padanya. Mengapa dilamar oleh seseorang rasanya begitu membuat perutmu sakit dan ingin tersenyum terus.

“Aku tidak pernah menyangka, paman akan melamarku. Aku kira karena perjodohan kita, paman tidak akan peduli dengan hal semacam ini.”

“Ka- Kau tidak suka?” Tanya Skandar yang gagal faham.                                  

“Tidak... Aku sangat menyukainya, ini indah sekali.. Aku senang paman menyiapkan semua ini.”

Gadis itu tersenyum pada Skandar, senyuman polos dan juga cantik ia berikan pada laki – laki yang terdiam kehabisan kata karenanya. Charisa mencium buket bunga mawarnya, tudung kepala hoodienya jatuh dan menampakkan rambut panjang gadis itu yang terurai cantik dengan latar paduan kelopak bunga mawar putih. Membuat gadis itu terlihat secantik malaikat.

Melihatnya Skandar merasa tak percaya jika tuhan akan menyandingkannya dengan gadis muda SMA seperti Charisa. Iya, dia tidak akan berkilah kembali jika calon istrinya itu cantik dan manis. Skandar menggangguk mendengar ucapan gadis muda itu, sampai ia hampir melupakan sesuatu yang sangat penting.

“Aku hampir lupa, Risa.”

Skandar mengambil sesuatu dari saku celananya, laki – laki itu mengeluarkan sebuah kotak merah kecil dan membukanya, sebuah cincin emas putih dengan beberapa berlian kecil di sekelilingnya. Charisa berdebar – debar menerka apa selanjutnya yang akan dilakukan oleh pria itu. Laki – laki itu tidak berlutut seperti adegan pria di drama picisan yang laki – laki itu benci. Skandar Hemingway tetap berdiri dengan gayanya yang tegap, namun yang membuat seorang Charisa tidak akan lupa betapa romantisnya pria itu adalah ucapan Skandar Hemingway setelah ini.

“Charisa Davis, aku tidak bisa menjanjikanmu akan terus bahagia bersamaku. Karena hidup manusia bukanlah dongeng Walt Disney yang akan hidup bahagia selamanya, tuhan pasti menguji hidup umatnya, akan menguji rumah tangga kita nanti juga.” Skandar menjeda ucapannya, laki – laki itu menatap mata Charisa dengan serius.

“Tetapi percayalah, saat aku menjadi suamimu, dan kau istriku, aku akan sebisa mungkin menghindarkanmu dari apa itu rasa luka, sedih dan tidak bahagia. Aku ingin menjadi orang pertama yang memastikanmu baik – baik saja, memberimu dengan sebanyak mungkin perasaan dan cinta yang akan bisa aku berikan sebagai suamimu, itu yang aku bisa janjikan kepadamu.”

“Paman...” Ucap Charisa pelan, mendengar itu gadis muda itu benar – benar tidak tahu harus mengatakan seperti apa. Sekarang dia tahu seberapa tanggung jawab seorang pria dari keluarga Hemingway itu sekarang.

“Mungkin awal pertemuan kita karena keinginan keluarga kita berdua, tetapi bagaimanapun hidup kita berdua nanti adalah milik kita sendiri. Aku ingin mendengar darimu, langsung darimu.” Skandar sedikit melangkah ke depan, laki – laki itu sudah mengangkat cincin yang Charisa tatap sedari tadi.

“Charisa Zwetta Davis, maukah kau menjadi pendamping hidupku? Berdua besamaku?” Ucap Skandar dengan hati – hati, ucapan itu terasa membuat jantung Charisa terstimulus puluhan kali untuk berdetak lebih cepat.

“Iya, paman.” Charisa menganggukkan kepalanya, setetes air matanya jatuh, tetapi itu adalah air mata bahagia. “Aku mau.”

Ayah...

Ayah akan bahagia melihatnya kan?

Charisa akan bahagia jika ayah bahagia...

“Terima kasih....” Ucap Skandar pelan. Laki – laki itu lantas sedikit mengambil tangan kanan Charisa dengan lembut, dan memasangkan cincinnya di jari manis gadis itu.

Gadis pemilik mata bulat itu menengadahkan kepalanya, menatap laki – laki yang tinggi dihadapannya. Charisa mengamati raut muka laki – laki itu beberapa saat. Laki – laki itu tersenyum dengan tulus menatapnya, membuatnya tersenyum pada laki – laki itu juga. Charisa dapat merasakan tangan laki – laki itu mengelus rambutnya pelan beberapa kali, rasanya seperti dilindungi.

Skandar mengamati tingkah calon istrinya itu yang sedang melihat jari manisnya yang kini telah tersemat sebuah cincin. Kemudian memeluk erat boneka kelinci yang dia berikan tadi.

“Terima kasih atas semuanya, paman.” Ucap Charisa yang dibalas dengan senyuman tipis dari calon suaminya.

“Cuma begini saja? Apa kalian tidak mau berciuman?”

Celetuk seseorang tiba – tiba, dari arah kanan mereka. Membuat kedua orang barusan berjengit kaget. Charisa membalik badannya dengan refleks. Di dekat pintu pagar rumahnya, telah berdiri Noah, Amanda, bahkan Yuta dan Anna juga. Mereka berempat kompak sekali memandangi Skandar dan Charisa seakan mereka berdua adalah opera sabun siaran langsung.

“Kurang ciumannya, Skandar!”

“Charisa, selamat ya... Romantis sekali... Uwuwuwu....”

“Kau sold-out juga akhirnya ya Char?”

Mendengar komentar netizen-nya, baik Skandar maupun Charisa langsung bertatapan dan mengambil jarak satu langkah menjauh dari masing – masing. Skandar bahkan terlihat salah tingkah saat Noah, calon kakak iparnya menatapnya ingin tahu dari balik bahu teman – teman calon istrinya.

“Hei!! Kenapa kalian jadi ada disini semua?” Teriak Charisa pada mereka berempat. Gadis itu kekurangan akal melihat tingkah bodoh orang disekelilingnya. Bukannya biasanya dia yang bodoh seharusnya.

“Oh iya, kalian bisa lakukan sentuhan terakhir. Ayo tinggalkan mereka berdua sendiri.” Ucap Amanda refleks, dan menggiring ketiga orang yang masih ingin terus melihat kelanjutan opera sabun tadi.

“Sentuhan terakhir apa?” Ucap Charisa membeo melihat Amanda yang kesusahan memasukkan Yuta dan Anna ke dalam pintu rumahnya.

“Sudah kubilang, kita seharusnya melakukannya di lahan pemakaman tadi saja!” keluh Skandar sambil menepuk jidatnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeline Fong
Cerita nya lain dari pada yang lain, lucu dan romantis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • White Rose Petal   Chapter 7 - Undangan Untuk Temannya Yang Heboh

    Di Rumah Keluarga DavisCanberra, Australia“Sini, biar Charisa bantu.” Ucap Charisa pada kakak iparnya.

    Last Updated : 2021-01-04
  • White Rose Petal   Chapter 8 - Pesta Pernikahan

    Di Ballroom, Beverlys Hotel Canberra, Australia&nbs

    Last Updated : 2021-01-04
  • White Rose Petal   Chapter 9 - Score B

    Di Bandar Udara Internasional CanberraCanberra, Australia“Seharusnya kalian tidak usah mengantar kami,” ucap Amanda pada adik iparnya.“Sudah, sampai sini saja kalian mengantar kami,” kata Noah pada adiknya satu – satunya.“Noah ...,” ucap Charisa hampir terisak.Gadis muda itu sekarang tengah berada di depan pintu keberangkatan untuk penerbangan luar negeri. Charisa Davis tengah mengantarkan Noah dan Amanda untuk berangkat ke New Zealand. Pasangan itu memang sudah menjadwalkan penerbangan mereka tepat setelah acara resepsi pernikahan adiknya selesai.Seorang laki – laki yang ma

    Last Updated : 2021-03-14
  • White Rose Petal   Chapter 10 - Sekamar

    Di Rumah Keluarga HemingwayCanberra, AustraliaSeorang nyonya besar sedang duduk dengan tak nyaman di sofa ruang bersantai keluarganya. Suaminya yang sedang meminum teh hangat, membiarkan saja istrinya itu bertingkah seperti cacing kepanasan. Ia sudah terbiasa dengan sikap nyonya besar Hemingway satu itu.“Kemana lagi, anak nakal satu itu? Ponselnya kenapa ia matikan!” kata wanita paruh baya itu tak percaya.Ia sudah menelfon kembali putranya yang baru saja menikah itu untuk yang ketiga kali, tetapi putranya yang kepala batu itu sengaja menonaktifkan ponselnya. Bagaimana bisa ia merecoki Skandar jika pemuda itu tak mau menerima telfonnya. Mom dari Skandar Hemingway itu hampir mengumpati anak sulungnya itu andaikan putri bungsunya tidak disana, Nancy suka sekali menontonnya bila dia sedang marah - marah.“Apa mom jadi mau ke apartemen kak Skandar?” tanya Nancy,

    Last Updated : 2021-03-14
  • White Rose Petal   Chapter 11 - Kado Pernikahan

    “Aku rindu Charisa, Yuta ...,” kata Anna Smith pada Yuta.“Bukankah kau baru bertemu ia kemarin?” Yuta berkata dingin pada gadis itu.“Aku jadi bridesmaid-nya Yut ... Aku bukan datang sebagai tamu di ulang tahunnya. Mana bisa aku ngobrol lama dengannya.”Gadis berambut hitam itu memanyunkan bibirnya. Ia bahkan tidak malu telah bersikap tak dewasa seperti itu di muka umum. Laki – laki muda di depannya hanya memutar bola matanya. Biasanya yang selalu kekanakan adalah sahabatnya yang lain, Charisa Davis.Tetapi sepertinya, sejak Charisa Menikah, sindrom kekanakan gadis itu diberikan kepada Anna juga. Lihat gadis Smith itu, Ia bahkan bertingkah jika ia seperti sedang dilanda rindu teramat rindu.“Sama saja, ketemu juga kan akhirnya?”“Lelaki memang tak pernah mampu untuk mengerti.” sindir Anna.“Mengerti apa? Mengapa jadi ambigu seperti ini kamu?” prote

    Last Updated : 2021-03-17
  • White Rose Petal   Chapter 12 - Thank You, Uncle!

    Charisa hanya menggerakkan pelupuk matanya, gadis itu bahkan tak mampu untuk bergerak sedikitpun. Apakah mereka akan berciuman lagi? Tanya Charisa dalam hati, suara jantungnya sudah memompa dengan kecepatan yang sangat menyakitkan.“Charisa, apa aku boleh melakukannya sekarang?” Paman Skandar itu meminta izin entah untuk apa kepadanya.“Pa-man ...,” ucap Charisa dengan terbata.Skandar, laki – laki dewasa itu sudah mempersempit jaraknya sekarang. Pria itu mendekatkan ujung hidungnya pada ujung hidung Charisa hingga hidung mereka bersentuhan. Charisa dapat merasakan deru nafas Paman Skandar yang menerpa kulit wajahnya. Laki – laki itu kemudian beralih pada daun bibirnya yang kecil dan juga tebal. Paman Skandarnya berhenti tepat pada bibirnya yang merah. Detak nadi Charisa terasa cepat merasakannya.Tidak seperti pertama kali laki – laki itu menciumnya, yang penuh dengan gerakan pagutan kecil yang lembut dari laki &

    Last Updated : 2021-03-18
  • White Rose Petal   Chapter 13 - Kurang Pagi, Risa!

    “Charisa!! Kau bisa terlambat sekarang!” teriak seorang laki – laki dewasa. Skandar Hemingway sudah hampir memelototi jarum jam di ruang tamu apartemennya. Sekarang sudah pukul 06.35 pagi, dan istrinya yang sangat muda itu masih belum juga keluar dari pintu kamarnya. Skandar masuk ke dalam ruang tengah dan melihat gadis itu keluar kamar dengan pintu kamar yang sudah menjeplak terbuka. “Ayo paman, aku siap!” Kata gadis itu saat melihat Skandar yang menatapnya tajam, Charisa hanya tertawa seperti anak TK. Skandar hampir meremas rambut cepaknya. “Cek lagi, ada yang masih kurang atau tidak?” tanya Skandar pada gadis itu saat mereka sudah sampai di ruang tamu. “Tidak ada, paman,” jawab Charisa. “Tidak ada yang kurang? Kau bahkan tidak sarapan, Charisa Hemingway!” seru Skandar kesal. Gadis itu hanya tertawa kembali, padahal dia seharusnya sudah berangkat ke sekolahnya setengah jam yang lalu. Sekolahnya lumayan jauh dengan apartemen Skandar y

    Last Updated : 2021-03-20
  • White Rose Petal   Chapter 14 - Tugasku Jadi Istri

    Charisa, gadis itu sudah tiba di depan kelasnya. Pintu kelasnya terbuka, membuat gadis berambut cokelat bergelombang itu membuka mulutnya lebar – lebar. Jadi sejak tadi ia sudah berlari – lari, terburu – buru berangkat ke sekolahnya ternyata jam mata pelajaran pertamanya malah kosong? Charisa Hemingway merutuki betapa sial nasibnya itu.Gadis pemilik mata bulat itu masuk ke dalam kelasnya dengan langkah malas. Ia langsung duduk di bangkunya yang nomor tiga di sebelah bangku milik Anna. Banyak teman – temannya yang sudah keluar kelas, ada yang ke kantin sekolah, bermain sepak bola di lapangan atau malah dengan rajinnya pergi ke perpustakaan. Charisa mendengus, teman – temannya yang sangat pecinta buku itu pasti berniat menjadi perdana menteri Australia jika membaca adalah hobinya.Charisa sudah meletakkan tasnya di kelasnya. Gadis itu membalas beberapa sapaan dari temannya yang menyapanya ketika dia masuk kelas. Beruntungnya teman – t

    Last Updated : 2021-03-21

Latest chapter

  • White Rose Petal   Chapter 83 - Epilog

    16 months later.... Di sebuah rumah besar yang hampir mirip mansion luas dan megahnya, di dinding dengan lukisan wallpaper berbentuk mahkota kecil – kecil di ruang tengah rumah tersebut, terpasang sebuah foto kelulusan dari wisuda seorang gadis sekolah menengah atas yang tersenyum dengan lebarnya, gigi kelincinya sangat terlihat sekali disana. Itu adalah foto kelulusan Charisa Hemingway lebih dari setahun yang lalu. Charisa Hemingway, menantu perempuan dari keluarga Hemingway. Di foto yang dicetak sangat besar itu terlihat jika gadis remaja itu dipeluk oleh suaminya, Skandar Hemingway. Sementara di sisi lainnya berderet dengan heboh kehadiran mommy, daddy dan nenek dari Skandar. Tak lupa ada keluarga dari Charisa, kak Noah dan kak Amanda yang berdiri berdampingan dengan sepasang pasangan jaksa dan model, Adam yang tengah memeluk lembut bahu istrinya, Hannah. Di baris bawah, di depa

  • White Rose Petal   Ucapan Terima Kasih

    Akhirnya Novel pertamaku di Good Novel telah tamat, gak nyangka ... ~Bahagia sudah bisa namatin cerita. Makasi banyak kepada kak Eni, kak Anna, kak Amanda, kak Melati, dan kakak-kakak lain yang telah meluangkan waktu untuk baca novelku ini, yang udah suka sama ceritanya Skandar dan Charisa. Lana seneng banget saat baca review kakak-kakak sekalian. Sungguh itu menyemangati Lana untuk terus menulis. White Rose Petal kayak hidup .... Semoga suka dengan tulisannya Lana, dan baca book Lana yang lain, seperti The Shark's baby sitter dan lainnya. Misal Lana buat book baru berisi Spin off ceritanya Ashton, Nancy dan James yang masih di universe White Rose Petal, apakah mau? Bila banyak yang mau, mungkin bulan depan Lana akan buat novel yang judulnya Pernikahan Sementara: Gairah Musim Gugur di Wellington. Doakan lancar nulisnya, dan dapat kontrak di Good Novel ya ... Amin .... Biar muncul di aplikasi Good Novel, dan jangan lupa review dan voten

  • White Rose Petal   Chapter 82 - Wisuda Charisa

    “Aku ingin kau mencatat semua hal yang aku suka dan tidak suka, setelah itu kau bisa menyebutkan apapun yang kau suka dan tidak suka. Aku ingin kita sudah memiliki modal untuk saling mengenal antar masing – masing,” kata Skandar, gadis di depannya masih berfikir keras. Skandar menarik nafas besar untuk pertama kali.“Baik, aku mulai. Aku tidak suka junk food, aku harus makan makanan rumahan. A-“ “Jadi paman hanya bisa makan makanan rumahan?” “Ya, kau bisa memasak?”“Se-dikit.” “Perbanyak cara memasak menu makanan kalau begitu. Aku tak akan memaksamu untuk belajar, tetapi aku akan memaksamu untuk memasak.” “Aku tidak suka dengan segala sesuatu yang membuang waktuku, aku benci menunggu, aku tidak suka dibantah, atau disela, aku tidak suka menjelaskan apapun sebanyak dua kali apala

  • White Rose Petal   Chapter 81 - Charisa dan Skandar

    “Anna ... Selamat ... Akhirnya kamu lulus ...,” teriak Charisa dengan riang.Gadis SMA dengan perut yang terlihat tidak rata itu langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka berdua baru saja turun dari podium wisuda, upacara kelulusan baru saja selesai, tetapi kedua gadis itu masih terlihat tidak beranjak dari tempatnya.“Bukan aku saja yang lulus, Charisa ... Tetapi kita semua. Ahh aku senang sekali kita lulus sekolah bersama,” jawab Anna dengan lembut, gadis cantik itu lalu sedikit memperbaiki toga wisuda milik Charisa yang miring.“Dulu, saat pihak sekolah tahu jika aku sudah menikah, aku kira mereka akan mengeluarkanku dari sekolah, Anna,” ucap gadis bergigi kelinci itu sambil mengelus perutnya.Ia ingat jika seminggu setelah kasus investigasi dari seorang gadis bernama Yeri Kim, saat ia sudah masuk sekolah kembali. Sekolahnya heboh saat tahu jika ia adalah istri dari putra sulung pemilik bisnis Chagall Corporation, tida

  • White Rose Petal   Chapter 80 - Pergi dari Australia

    “UWAAAA, HANNAH ALBA ....” “ITU HANNAH ALBAAA ....” “HANNAH ALBAAAA ....” Di tengah lapangan sepak bola di sebuah sekolah SMA swasta di Canberra, rombongan besar ibu – ibu dan juga remaja berkerumun di dekat tiang bendera yang sejak satu jam yang lalu berdiri disana. Para ibu - ibu itu terus mengerubungi nama sang model ternama yang tengah hamil besar itu, benar saja hamil anak kembar membuat perut Hannah Alba lebih besar dari wanita hamil seumurannya. “Kenapa belum diangkat?” gerutu seorang laki-laki. Suaminya, Adam Howard harus kalang kabut menelfon asisten istrinya itu untuk segera sampai di sekolah Charisa Hemingway. Benar di sekolah Charisa, hari ini adalah upacara kelulusan SMA dari istri remaja Skandar Hemingway itu. Para orang tua yang seharusnya menunggu kedatangan putra – putri mereka di luar gedung, malah bertolak untuk mengerumuni model sekaligus artis ibu kota yang masih jelas terlihat popularitasnya itu. Skandar menggelen

  • White Rose Petal   Chapter 79 - Namanya Milla Kim

    Lagu khas musim dingin mengalun di sebuah acara pertunjukan musik milik kepolisian Australia. Seorang gadis berwajah mungil dengan coat coklat susunya tengah duduk termenung di barisan paling depan. Beberapa menit yang lalu baru saja ada penyanyi yang juga memainkan piano di tempat itu, seseorang yang memiliki suara bariton. Ia mengenal siapa laki – laki yang menyanyikan lagu dengan suara beratnya itu. Dia mengenalnya.Perempuan itu adalah Jennie Kim, dia berada di sana sebagai seorang reporter berita milik stasiun televisi pemerintah Australia. Sebuah ID card reporter berita bewarna hijau lumut telah tersemat di saku atas coat-nya, dan ini adalah tugas pertamanya. Jennie Kim ditugasi oleh reporter seniornya untuk menjadi peliput berita di acara milik pemerintah ini.Rencana awalnya, ia memang akan melakukan sesi wawancara saat Komisaris Jenderal Johnson telah tiba, dimana ini merupakan acara penggalangan dana amal yang diperuntukkan untuk para korban ge

  • White Rose Petal   Bedah Teori Skandar Yuk

    Halo~ Mumpung belum waktunya update cerita, ayuk bedah teori yuk ... Mumpung White Rose Petal tinggal beberapa chapter lagi. Kedip-kedip manja, hehehe. Pertanyaan:Apakah Skandar mencintai Charisa? Lalu bagaimana posisi Jennie di hati Skandar? Dan apakah Anak yang dikandung Jennie adalah bayinya Skandar? Jadi Skandar kalau dalam penggambaran karakterku. Dia ini pria yang susah untuk buka hati, tetapi sekali buka hati dia akan berusaha sangat setia... Mungkin yang tahu seberapa baik dan setianya Skandar hanya Jennie dan Charisa saja (Pembaca dan aku juga ‘kan?). Kedua perempuan ini pasti tahu. Hanya saja bedanya mereka ada yang memilih menetap di hati Skandar ada yang memilih untuk pergi. Contoh Jennie. Dulu jika dia memilih untuk bersama Skandar, tidak memilih Stuart pasti tidak menutup kemungkinan Skandar akan menikah dengan Jennie di masa sekarang. P

  • White Rose Petal   Chapter 78 - Home for Skandar

    Congratulations You’ve been blessed with a baby To fill your life with happiness From Hemingway Family “Dari keluarga Hemingway?” Jennie berbalik dan menatap mamanya dengan guratan mata yang nampak terkejut. “Charisa, muridku tadi kesini.” Mamanya mulai bercerita. “Charisa? Charisa Hemingway, istri dari Skandar, Ma?” “Ya, Charisa dan suaminya, tuan Skandar Hemingway.” Dokter Kim termenung mengatakannya. Ia sudah bertemu dengan putri bungsunya di penjara. Yeri, putrinya sudah memberi tahu semuanya. Kini Dokter Kim tahu mengapa antara Jennie, Yeri, Charisa dan tuan Skandar Hemingway itu sangat berkaitan. Mantan kekasih dan otak dari percobaan pemerkosaan. Wanita berjas putih itu merasa sangat bersalah

  • White Rose Petal   Chapter 77 - Mawar Putih

    “Kau itu keong sawah apa kura – kura!” seru James Bloom pada gadis muda di belakangnya. Mereka tengah sedang menuju lobby di perusahaan James. Pria itu tengah melihat jam di ponselnya berulang kali, mereka harus segera kembali ke kantornya di lantai lima perusahaannya. Waktunya semakin menipis. James Bloom terus menghirup udara musim dingin dengan rakus, ibunya akan datang sebentar lagi dan James belum menyiapkan seribu alasan untuk berlaku sok sibuk. James Bloom sedang dalam suasana tidak mood sekarang. Satu hal yang pasti dikarenakan seorang Nancy Hemingway yang sangat – sangat tidak kooperatif. Gadis ini melamar sebagai asisten dari asistennya, tetapi mengapa sekarang James yang merasa ia yang menjadi pihak yang jadi asisten bagi gadis itu? “Berjalan yang cepat Nona Hemingway!” Pria itu berhenti dan langsung berbalik ke belakang, James ingin menceramahi habis – habisan gadis muda yang sejak tadi terus saja berjalan seumpama keong sawah itu. Tetapi

DMCA.com Protection Status