Beranda / Romansa / White Rose Petal / Chapter 10 - Sekamar

Share

Chapter 10 - Sekamar

Penulis: Ailana Misha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Di Rumah Keluarga Hemingway

Canberra, Australia

Seorang nyonya besar sedang duduk dengan tak nyaman di sofa ruang bersantai keluarganya. Suaminya yang sedang meminum teh hangat, membiarkan saja istrinya itu bertingkah seperti cacing kepanasan. Ia sudah terbiasa dengan sikap nyonya besar Hemingway satu itu.

“Kemana lagi, anak nakal satu itu? Ponselnya kenapa ia matikan!” kata wanita paruh baya itu tak percaya.

Ia sudah menelfon kembali putranya yang baru saja menikah itu untuk yang ketiga kali, tetapi putranya yang kepala batu itu sengaja menonaktifkan ponselnya. Bagaimana bisa ia merecoki Skandar jika pemuda itu tak mau menerima telfonnya. Mom dari Skandar Hemingway itu hampir mengumpati anak sulungnya itu andaikan putri bungsunya tidak disana, Nancy suka sekali menontonnya bila dia sedang marah - marah.

“Apa mom jadi mau ke apartemen kak Skandar?” tanya Nancy,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • White Rose Petal   Chapter 11 - Kado Pernikahan

    “Aku rindu Charisa, Yuta ...,” kata Anna Smith pada Yuta.“Bukankah kau baru bertemu ia kemarin?” Yuta berkata dingin pada gadis itu.“Aku jadi bridesmaid-nya Yut ... Aku bukan datang sebagai tamu di ulang tahunnya. Mana bisa aku ngobrol lama dengannya.”Gadis berambut hitam itu memanyunkan bibirnya. Ia bahkan tidak malu telah bersikap tak dewasa seperti itu di muka umum. Laki – laki muda di depannya hanya memutar bola matanya. Biasanya yang selalu kekanakan adalah sahabatnya yang lain, Charisa Davis.Tetapi sepertinya, sejak Charisa Menikah, sindrom kekanakan gadis itu diberikan kepada Anna juga. Lihat gadis Smith itu, Ia bahkan bertingkah jika ia seperti sedang dilanda rindu teramat rindu.“Sama saja, ketemu juga kan akhirnya?”“Lelaki memang tak pernah mampu untuk mengerti.” sindir Anna.“Mengerti apa? Mengapa jadi ambigu seperti ini kamu?” prote

  • White Rose Petal   Chapter 12 - Thank You, Uncle!

    Charisa hanya menggerakkan pelupuk matanya, gadis itu bahkan tak mampu untuk bergerak sedikitpun. Apakah mereka akan berciuman lagi? Tanya Charisa dalam hati, suara jantungnya sudah memompa dengan kecepatan yang sangat menyakitkan.“Charisa, apa aku boleh melakukannya sekarang?” Paman Skandar itu meminta izin entah untuk apa kepadanya.“Pa-man ...,” ucap Charisa dengan terbata.Skandar, laki – laki dewasa itu sudah mempersempit jaraknya sekarang. Pria itu mendekatkan ujung hidungnya pada ujung hidung Charisa hingga hidung mereka bersentuhan. Charisa dapat merasakan deru nafas Paman Skandar yang menerpa kulit wajahnya. Laki – laki itu kemudian beralih pada daun bibirnya yang kecil dan juga tebal. Paman Skandarnya berhenti tepat pada bibirnya yang merah. Detak nadi Charisa terasa cepat merasakannya.Tidak seperti pertama kali laki – laki itu menciumnya, yang penuh dengan gerakan pagutan kecil yang lembut dari laki &

  • White Rose Petal   Chapter 13 - Kurang Pagi, Risa!

    “Charisa!! Kau bisa terlambat sekarang!” teriak seorang laki – laki dewasa. Skandar Hemingway sudah hampir memelototi jarum jam di ruang tamu apartemennya. Sekarang sudah pukul 06.35 pagi, dan istrinya yang sangat muda itu masih belum juga keluar dari pintu kamarnya. Skandar masuk ke dalam ruang tengah dan melihat gadis itu keluar kamar dengan pintu kamar yang sudah menjeplak terbuka. “Ayo paman, aku siap!” Kata gadis itu saat melihat Skandar yang menatapnya tajam, Charisa hanya tertawa seperti anak TK. Skandar hampir meremas rambut cepaknya. “Cek lagi, ada yang masih kurang atau tidak?” tanya Skandar pada gadis itu saat mereka sudah sampai di ruang tamu. “Tidak ada, paman,” jawab Charisa. “Tidak ada yang kurang? Kau bahkan tidak sarapan, Charisa Hemingway!” seru Skandar kesal. Gadis itu hanya tertawa kembali, padahal dia seharusnya sudah berangkat ke sekolahnya setengah jam yang lalu. Sekolahnya lumayan jauh dengan apartemen Skandar y

  • White Rose Petal   Chapter 14 - Tugasku Jadi Istri

    Charisa, gadis itu sudah tiba di depan kelasnya. Pintu kelasnya terbuka, membuat gadis berambut cokelat bergelombang itu membuka mulutnya lebar – lebar. Jadi sejak tadi ia sudah berlari – lari, terburu – buru berangkat ke sekolahnya ternyata jam mata pelajaran pertamanya malah kosong? Charisa Hemingway merutuki betapa sial nasibnya itu.Gadis pemilik mata bulat itu masuk ke dalam kelasnya dengan langkah malas. Ia langsung duduk di bangkunya yang nomor tiga di sebelah bangku milik Anna. Banyak teman – temannya yang sudah keluar kelas, ada yang ke kantin sekolah, bermain sepak bola di lapangan atau malah dengan rajinnya pergi ke perpustakaan. Charisa mendengus, teman – temannya yang sangat pecinta buku itu pasti berniat menjadi perdana menteri Australia jika membaca adalah hobinya.Charisa sudah meletakkan tasnya di kelasnya. Gadis itu membalas beberapa sapaan dari temannya yang menyapanya ketika dia masuk kelas. Beruntungnya teman – t

  • White Rose Petal   Chapter 15 - Worry

    “Hiks ... Pa- paman ...,” “Charisa, Apa yang terjadi?” Skandar sudah hilang tenangnya saat mendengar istrinya yang masih muda itu menangis disana. “Pa- paman ... Hiks ....” Gadis itu masih menangis. “Jawab aku! Mengapa kau menangis?“ tanya Skandar kembali. Skandar menajamkan pendengarannya saat orang di seberang sana masih sesenggukan dan tidak mengacuhkannya. Skandar bertanya – tanya hal macam apa yang membuat istrinya itu menangis seperti ini. Menangis sampai kepayahan seperti itu. “Sa-kit... Hiks...” Gadis diseberang sana masih merengek. Kontan saja Skandar panik sekarang. Sakit apa? Apa yang sakit? “Risa! Katakan yang jelas! Kau ad-“ ucapan Skandar berhenti seketika, dia sudah akan menceramahi istrinya itu tatkala ada suara seorang wanita muncul dari sambungan telefon istrinya. “Tolong anda segera datang ke sekolah Charisa sekarang!” ujar wanita tersebut singkat lalu menutup telefon istrinya. Skandar terceng

  • White Rose Petal   Chapter 16 - Little Accident

    Di sebuah ruangan dari kantor yang sangat besar, dengan gedung berlantai – lantai jumlah lantainya. Seorang pria dewasa sedang memandang arsip yang sedari tadi ia baca. Pria berambut sangat hitam itu tidak percaya akan apa yang staff Human Resources Departemennya lakukan. Ia sudah memberi tahu pada departemen tersebut untuk tidak pernah menyentuh orang ini, dan sekarang apa yang dilakukan mereka? Mereka malah mengusiknya, memindahkannya.“Kamu memutasikan Noah Davis ke New Zealand?” Tanya orang itu pada seseorang yang sedang berdiri di depan mejanya. “Bukankah yang kau laporkan untuk dimutasikan dulu adalah Steve Collins? Bukan Noah Davis!”“Benar, presdir,” jawab orang tersebut, “Departemen kami berubah pendapat, Noah Davis yang kami mutasikan.”“Alasan? Aku ingin tahu alasanmu?” tanya pria berambut hitam itu lagi. Tangannya hampir meremas kertas yang ia pegang.“Kita perlu orang yan

  • White Rose Petal   Chapter 17 - I Want You

    ‘Dan kau menolaknya?’Iya, apa ini yang akan ia lakukan lagi? Menolak suaminya? Tangan Charisa terasa lemas, dia jadi tidak menutupi tali bathrobenya lagi. Skandar langsung menarik tali bathrobe istrinya hingga kain itu terlepas. Bathrobe warna abu – abu milik gadis itu langsung terbuka. Menampakkan tubuh polos istrinya yang hanya berbalut bra dan celana dalam warna coklat susu.“PAMAN!!” teriak Charisa refleks.Charisa langsung menutupi bra yang menutup buah dadanya. Gadis itu begitu malu. Ini adalah kali pertama seseorang apalagi berbeda gender dengannya melihat dirinya seterbuka itu. Charisa menunduk dan menatap suaminya itu, pria itu menatap tubuhnya untuk beberapa saat. Pipi Charisa sangat merah sekarang.“Aku sudah tahu jika kau masih menggunakan bra, Charisa, mengapa pakai teriak segala?” tanya Skandar dengan cueknya.Pria itu lalu menarik tangan Charisa untu

  • White Rose Petal   Chapter 18 - We've Done That

    Di Grand Royal Elyxion Apartment Canberra, Australia “Ayo kita melakukannya, paman!” Charisa memegang tangan suaminya. “Jangan bercanda, Charisa. Kau tak tahu makna ucapanmu,” tegur Skandar pada istrinya yang masih muda itu. “Aku tahu paman.... Aku tahu, aku sudah siap sekarang.” “Jangan.... Tidak sekarang, Charisa.” “Semakin kita menunda, akan semakin banyak pula keadaan dimana aku yang labil ini akan menolaknya. Aku sedang mengemis pada paman sekarang untuk melakukannya.” “Jangan pernah mengemis pada laki – laki untuk melakukannya. Perempuan terlalu mulia untuk memintanya, biarkan laki – laki yang memintanya Charisa. Biarkan aku yang memintanya.” Skandar memegang kedua siku istrinya. “Tetapi paman menolakku.” Gadis itu menolak untuk menatap Skandar lebih lama. Skandar menatap gadis itu dengan ribuan pikiran yang sedang bercampur aduk dalam kepalanya. Laki

Bab terbaru

  • White Rose Petal   Chapter 83 - Epilog

    16 months later.... Di sebuah rumah besar yang hampir mirip mansion luas dan megahnya, di dinding dengan lukisan wallpaper berbentuk mahkota kecil – kecil di ruang tengah rumah tersebut, terpasang sebuah foto kelulusan dari wisuda seorang gadis sekolah menengah atas yang tersenyum dengan lebarnya, gigi kelincinya sangat terlihat sekali disana. Itu adalah foto kelulusan Charisa Hemingway lebih dari setahun yang lalu. Charisa Hemingway, menantu perempuan dari keluarga Hemingway. Di foto yang dicetak sangat besar itu terlihat jika gadis remaja itu dipeluk oleh suaminya, Skandar Hemingway. Sementara di sisi lainnya berderet dengan heboh kehadiran mommy, daddy dan nenek dari Skandar. Tak lupa ada keluarga dari Charisa, kak Noah dan kak Amanda yang berdiri berdampingan dengan sepasang pasangan jaksa dan model, Adam yang tengah memeluk lembut bahu istrinya, Hannah. Di baris bawah, di depa

  • White Rose Petal   Ucapan Terima Kasih

    Akhirnya Novel pertamaku di Good Novel telah tamat, gak nyangka ... ~Bahagia sudah bisa namatin cerita. Makasi banyak kepada kak Eni, kak Anna, kak Amanda, kak Melati, dan kakak-kakak lain yang telah meluangkan waktu untuk baca novelku ini, yang udah suka sama ceritanya Skandar dan Charisa. Lana seneng banget saat baca review kakak-kakak sekalian. Sungguh itu menyemangati Lana untuk terus menulis. White Rose Petal kayak hidup .... Semoga suka dengan tulisannya Lana, dan baca book Lana yang lain, seperti The Shark's baby sitter dan lainnya. Misal Lana buat book baru berisi Spin off ceritanya Ashton, Nancy dan James yang masih di universe White Rose Petal, apakah mau? Bila banyak yang mau, mungkin bulan depan Lana akan buat novel yang judulnya Pernikahan Sementara: Gairah Musim Gugur di Wellington. Doakan lancar nulisnya, dan dapat kontrak di Good Novel ya ... Amin .... Biar muncul di aplikasi Good Novel, dan jangan lupa review dan voten

  • White Rose Petal   Chapter 82 - Wisuda Charisa

    “Aku ingin kau mencatat semua hal yang aku suka dan tidak suka, setelah itu kau bisa menyebutkan apapun yang kau suka dan tidak suka. Aku ingin kita sudah memiliki modal untuk saling mengenal antar masing – masing,” kata Skandar, gadis di depannya masih berfikir keras. Skandar menarik nafas besar untuk pertama kali.“Baik, aku mulai. Aku tidak suka junk food, aku harus makan makanan rumahan. A-“ “Jadi paman hanya bisa makan makanan rumahan?” “Ya, kau bisa memasak?”“Se-dikit.” “Perbanyak cara memasak menu makanan kalau begitu. Aku tak akan memaksamu untuk belajar, tetapi aku akan memaksamu untuk memasak.” “Aku tidak suka dengan segala sesuatu yang membuang waktuku, aku benci menunggu, aku tidak suka dibantah, atau disela, aku tidak suka menjelaskan apapun sebanyak dua kali apala

  • White Rose Petal   Chapter 81 - Charisa dan Skandar

    “Anna ... Selamat ... Akhirnya kamu lulus ...,” teriak Charisa dengan riang.Gadis SMA dengan perut yang terlihat tidak rata itu langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka berdua baru saja turun dari podium wisuda, upacara kelulusan baru saja selesai, tetapi kedua gadis itu masih terlihat tidak beranjak dari tempatnya.“Bukan aku saja yang lulus, Charisa ... Tetapi kita semua. Ahh aku senang sekali kita lulus sekolah bersama,” jawab Anna dengan lembut, gadis cantik itu lalu sedikit memperbaiki toga wisuda milik Charisa yang miring.“Dulu, saat pihak sekolah tahu jika aku sudah menikah, aku kira mereka akan mengeluarkanku dari sekolah, Anna,” ucap gadis bergigi kelinci itu sambil mengelus perutnya.Ia ingat jika seminggu setelah kasus investigasi dari seorang gadis bernama Yeri Kim, saat ia sudah masuk sekolah kembali. Sekolahnya heboh saat tahu jika ia adalah istri dari putra sulung pemilik bisnis Chagall Corporation, tida

  • White Rose Petal   Chapter 80 - Pergi dari Australia

    “UWAAAA, HANNAH ALBA ....” “ITU HANNAH ALBAAA ....” “HANNAH ALBAAAA ....” Di tengah lapangan sepak bola di sebuah sekolah SMA swasta di Canberra, rombongan besar ibu – ibu dan juga remaja berkerumun di dekat tiang bendera yang sejak satu jam yang lalu berdiri disana. Para ibu - ibu itu terus mengerubungi nama sang model ternama yang tengah hamil besar itu, benar saja hamil anak kembar membuat perut Hannah Alba lebih besar dari wanita hamil seumurannya. “Kenapa belum diangkat?” gerutu seorang laki-laki. Suaminya, Adam Howard harus kalang kabut menelfon asisten istrinya itu untuk segera sampai di sekolah Charisa Hemingway. Benar di sekolah Charisa, hari ini adalah upacara kelulusan SMA dari istri remaja Skandar Hemingway itu. Para orang tua yang seharusnya menunggu kedatangan putra – putri mereka di luar gedung, malah bertolak untuk mengerumuni model sekaligus artis ibu kota yang masih jelas terlihat popularitasnya itu. Skandar menggelen

  • White Rose Petal   Chapter 79 - Namanya Milla Kim

    Lagu khas musim dingin mengalun di sebuah acara pertunjukan musik milik kepolisian Australia. Seorang gadis berwajah mungil dengan coat coklat susunya tengah duduk termenung di barisan paling depan. Beberapa menit yang lalu baru saja ada penyanyi yang juga memainkan piano di tempat itu, seseorang yang memiliki suara bariton. Ia mengenal siapa laki – laki yang menyanyikan lagu dengan suara beratnya itu. Dia mengenalnya.Perempuan itu adalah Jennie Kim, dia berada di sana sebagai seorang reporter berita milik stasiun televisi pemerintah Australia. Sebuah ID card reporter berita bewarna hijau lumut telah tersemat di saku atas coat-nya, dan ini adalah tugas pertamanya. Jennie Kim ditugasi oleh reporter seniornya untuk menjadi peliput berita di acara milik pemerintah ini.Rencana awalnya, ia memang akan melakukan sesi wawancara saat Komisaris Jenderal Johnson telah tiba, dimana ini merupakan acara penggalangan dana amal yang diperuntukkan untuk para korban ge

  • White Rose Petal   Bedah Teori Skandar Yuk

    Halo~ Mumpung belum waktunya update cerita, ayuk bedah teori yuk ... Mumpung White Rose Petal tinggal beberapa chapter lagi. Kedip-kedip manja, hehehe. Pertanyaan:Apakah Skandar mencintai Charisa? Lalu bagaimana posisi Jennie di hati Skandar? Dan apakah Anak yang dikandung Jennie adalah bayinya Skandar? Jadi Skandar kalau dalam penggambaran karakterku. Dia ini pria yang susah untuk buka hati, tetapi sekali buka hati dia akan berusaha sangat setia... Mungkin yang tahu seberapa baik dan setianya Skandar hanya Jennie dan Charisa saja (Pembaca dan aku juga ‘kan?). Kedua perempuan ini pasti tahu. Hanya saja bedanya mereka ada yang memilih menetap di hati Skandar ada yang memilih untuk pergi. Contoh Jennie. Dulu jika dia memilih untuk bersama Skandar, tidak memilih Stuart pasti tidak menutup kemungkinan Skandar akan menikah dengan Jennie di masa sekarang. P

  • White Rose Petal   Chapter 78 - Home for Skandar

    Congratulations You’ve been blessed with a baby To fill your life with happiness From Hemingway Family “Dari keluarga Hemingway?” Jennie berbalik dan menatap mamanya dengan guratan mata yang nampak terkejut. “Charisa, muridku tadi kesini.” Mamanya mulai bercerita. “Charisa? Charisa Hemingway, istri dari Skandar, Ma?” “Ya, Charisa dan suaminya, tuan Skandar Hemingway.” Dokter Kim termenung mengatakannya. Ia sudah bertemu dengan putri bungsunya di penjara. Yeri, putrinya sudah memberi tahu semuanya. Kini Dokter Kim tahu mengapa antara Jennie, Yeri, Charisa dan tuan Skandar Hemingway itu sangat berkaitan. Mantan kekasih dan otak dari percobaan pemerkosaan. Wanita berjas putih itu merasa sangat bersalah

  • White Rose Petal   Chapter 77 - Mawar Putih

    “Kau itu keong sawah apa kura – kura!” seru James Bloom pada gadis muda di belakangnya. Mereka tengah sedang menuju lobby di perusahaan James. Pria itu tengah melihat jam di ponselnya berulang kali, mereka harus segera kembali ke kantornya di lantai lima perusahaannya. Waktunya semakin menipis. James Bloom terus menghirup udara musim dingin dengan rakus, ibunya akan datang sebentar lagi dan James belum menyiapkan seribu alasan untuk berlaku sok sibuk. James Bloom sedang dalam suasana tidak mood sekarang. Satu hal yang pasti dikarenakan seorang Nancy Hemingway yang sangat – sangat tidak kooperatif. Gadis ini melamar sebagai asisten dari asistennya, tetapi mengapa sekarang James yang merasa ia yang menjadi pihak yang jadi asisten bagi gadis itu? “Berjalan yang cepat Nona Hemingway!” Pria itu berhenti dan langsung berbalik ke belakang, James ingin menceramahi habis – habisan gadis muda yang sejak tadi terus saja berjalan seumpama keong sawah itu. Tetapi

DMCA.com Protection Status