“Hiks ... Pa- paman ...,”
“Charisa, Apa yang terjadi?” Skandar sudah hilang tenangnya saat mendengar istrinya yang masih muda itu menangis disana.
“Pa- paman ... Hiks ....” Gadis itu masih menangis.
“Jawab aku! Mengapa kau menangis?“ tanya Skandar kembali.
Skandar menajamkan pendengarannya saat orang di seberang sana masih sesenggukan dan tidak mengacuhkannya. Skandar bertanya – tanya hal macam apa yang membuat istrinya itu menangis seperti ini. Menangis sampai kepayahan seperti itu.
“Sa-kit... Hiks...” Gadis diseberang sana masih merengek.
Kontan saja Skandar panik sekarang. Sakit apa? Apa yang sakit?
“Risa! Katakan yang jelas! Kau ad-“ ucapan Skandar berhenti seketika, dia sudah akan menceramahi istrinya itu tatkala ada suara seorang wanita muncul dari sambungan telefon istrinya.
“Tolong anda segera datang ke sekolah Charisa sekarang!” ujar wanita tersebut singkat lalu menutup telefon istrinya.
Skandar terceng
Di sebuah ruangan dari kantor yang sangat besar, dengan gedung berlantai – lantai jumlah lantainya. Seorang pria dewasa sedang memandang arsip yang sedari tadi ia baca. Pria berambut sangat hitam itu tidak percaya akan apa yang staff Human Resources Departemennya lakukan. Ia sudah memberi tahu pada departemen tersebut untuk tidak pernah menyentuh orang ini, dan sekarang apa yang dilakukan mereka? Mereka malah mengusiknya, memindahkannya.“Kamu memutasikan Noah Davis ke New Zealand?” Tanya orang itu pada seseorang yang sedang berdiri di depan mejanya. “Bukankah yang kau laporkan untuk dimutasikan dulu adalah Steve Collins? Bukan Noah Davis!”“Benar, presdir,” jawab orang tersebut, “Departemen kami berubah pendapat, Noah Davis yang kami mutasikan.”“Alasan? Aku ingin tahu alasanmu?” tanya pria berambut hitam itu lagi. Tangannya hampir meremas kertas yang ia pegang.“Kita perlu orang yan
‘Dan kau menolaknya?’Iya, apa ini yang akan ia lakukan lagi? Menolak suaminya? Tangan Charisa terasa lemas, dia jadi tidak menutupi tali bathrobenya lagi. Skandar langsung menarik tali bathrobe istrinya hingga kain itu terlepas. Bathrobe warna abu – abu milik gadis itu langsung terbuka. Menampakkan tubuh polos istrinya yang hanya berbalut bra dan celana dalam warna coklat susu.“PAMAN!!” teriak Charisa refleks.Charisa langsung menutupi bra yang menutup buah dadanya. Gadis itu begitu malu. Ini adalah kali pertama seseorang apalagi berbeda gender dengannya melihat dirinya seterbuka itu. Charisa menunduk dan menatap suaminya itu, pria itu menatap tubuhnya untuk beberapa saat. Pipi Charisa sangat merah sekarang.“Aku sudah tahu jika kau masih menggunakan bra, Charisa, mengapa pakai teriak segala?” tanya Skandar dengan cueknya.Pria itu lalu menarik tangan Charisa untu
Di Grand Royal Elyxion Apartment Canberra, Australia “Ayo kita melakukannya, paman!” Charisa memegang tangan suaminya. “Jangan bercanda, Charisa. Kau tak tahu makna ucapanmu,” tegur Skandar pada istrinya yang masih muda itu. “Aku tahu paman.... Aku tahu, aku sudah siap sekarang.” “Jangan.... Tidak sekarang, Charisa.” “Semakin kita menunda, akan semakin banyak pula keadaan dimana aku yang labil ini akan menolaknya. Aku sedang mengemis pada paman sekarang untuk melakukannya.” “Jangan pernah mengemis pada laki – laki untuk melakukannya. Perempuan terlalu mulia untuk memintanya, biarkan laki – laki yang memintanya Charisa. Biarkan aku yang memintanya.” Skandar memegang kedua siku istrinya. “Tetapi paman menolakku.” Gadis itu menolak untuk menatap Skandar lebih lama. Skandar menatap gadis itu dengan ribuan pikiran yang sedang bercampur aduk dalam kepalanya. Laki
Di Grand Royal Elyxion ApartmentCanberra, AustraliaSkandar dan Charisa, kedua pasang suami istri muda itu masih terlihat bersembunyi di bawah selimut putih tempat tidur mereka. Mereka masih tidak berubah, seperti terakhir kali mereka selesai melakukannya. Keduanya masih tetap tanpa busana, bahkan Skandar yang dikenal sangat perfeksionis itupun begitu malas untuk sekedar memakai celananya, laki – laki itu lebih tertarik untuk memeluk tubuh polos istri mudanya.“Paman Skandar ....” Panggil istri dari Skandar itu. Gadis itu bergerak tidak nyaman.“Hemm ....” Skandar masih bergumam pelan, mata pria itu terpejam rapat, dengan seulir senyuman terpulas di wajahnya.“Sepertinya hari sudah mulai siang. Memangnya kita tadi melakukannya berapa lama paman?” tanya Charisa, gadis itu baru saja
Di Grand Royal Elyxion ApartmentCanberra, AustraliaSkandar Alexander Hemingway, laki – laki itu sedari tadi memang sibuk ditelfon oleh James Bloom, sahabatnya yang mesum itu, hingga ia melupakan untuk sarapan bersama istrinya. Sahabatnya itu protes kepadanya karena pengajuan proposal bisnis miliknya ditolak mentah – mentah olehnya sejak tiga hari yang lalu. Selama itu pula tiap pagi, laki – laki bertubuh tidak terlalu ramping itu menelfonnya dan menganggunya hingga ia kesulitan menikmati sarapannya dengan tenang.“Aku sudah memeriksa proposal pengajuanmu, James. Aku menolaknya.” Skandar sudah menatap garang pada orang yang menelfonnya pagi – pagi seperti ini.“Aku bukan penganut nepotisme, James. Seberapapun dekatnya kita, aku adalah orang yang profesional!” Skandar Alexander Hemin
Saat ia sudah akan keluar dari pintu lift. Matanya menangkap seorang gadis berambut cokelat panjang yang akan masuk ke dalam lift dan melewatinya. Gadis itu menggunakan bando putih berbulu di rambutnya yang cokelat.“Charisa!” seru laki –laki itu, dan langsung membalik bahu gadis di depannya. Kedua bola mata laki – laki itu melebar.Dia ternyata salah orang. Gadis yang memakai bando putih berbulu itu bukan gadis yang sedang ia cari. Bukan seorang Charisa Davis. Laki – laki itu meminta maaf pada gadis muda di depannya. Laki – laki itu lalu berjalan menuju pintu keluar gedung apartemennya. Ia sedang menunggu supir pribadinya yang sedang mengambil mobilnya di basement.Saat ia hanya berdiri di depan pintu masuk sambil melihat jam tangannya, ia seperti melihat sosok gadis itu lagi di dalam sebuah mobil sedan warna hitam yang bergerak menjauh menuju gerbang gedung apartemennya. Matanya seperti melihat sosok Charisa yang sedang dudu
“Lukamu telah sembuh, Charisa,” ujar dokter Kim. Dokter itu sedang memeriksa lengan kiri Charisa. Luka gadis itu sudah mengering, dan perban yang ada di lengan gadis itu sebelumnya juga terlihat masih baru, padahal ia kemarin – kemarin sempat khawatir jika gadis muda di depannya itu tidak mengganti perbannya, karena Charisa tidak juga menemuinya sejak kemarin di ruang kesehatannya. “Siapa yang mengganti perbanmu, Charisa?” “Dokter di dekat tempat tinggalku, dokter,” jawab gadis itu. “Apa pamanmu itu yang mengantarkanmu?” tanya dokter Kim kembali. Perempuan itu sudah melepas perban Charisa secara keseluruhan. “Iya benar, dokter Kim. Pamanku.” “Paman yang baik dan bertanggung jawab,” puji dokter Kim saat melihat Charisa yang begitu senang menceritakan perihal paman gadis itu. Charisa sudah berdiri dari tempat tidur pasien di ruang kesehatan itu. Dokter Kim menaikkan alisnya. Hari Jumat biasanya banyak siswa yang mengambil ekstrak
Di Rumah Keluarga Hemingway Canberra, Australia Nancy tiduran di atas sofa ruang bersantai rumahnya, gadis itu sedang membaca buku kuliahnya. Besok lusa adalah quiz dari mata kuliah manajemen stratejiknya, dan ia belum belajar sama sekali. Ia memang berbeda dengan kakaknya yang sangat perfeksionis dan koleris dalam hal apapun itu. Ia lebih santai terkait semuanya. Pantas saja, keluarganya sangat menaruh harap pada kakaknya yang jenius itu. Nancy sebenarnya senang saja punya kakak yang sangat pintar dalam hal pelajaran, ia jadi bisa bertanya dan minta diajari tugas yang sulit terkait kuliahnya, apalagi karena jurusan mereka berdua sama. Tetapi sekarang kakaknya itu sudah menikah dan tidak tinggal dengannya lagi. Ia jadi bingung sekarang, harus senang karena terjauh dari kakaknya yang keras kepala, pemarah itu atau malah sedih karena tidak ada yang membantunya menger
16 months later.... Di sebuah rumah besar yang hampir mirip mansion luas dan megahnya, di dinding dengan lukisan wallpaper berbentuk mahkota kecil – kecil di ruang tengah rumah tersebut, terpasang sebuah foto kelulusan dari wisuda seorang gadis sekolah menengah atas yang tersenyum dengan lebarnya, gigi kelincinya sangat terlihat sekali disana. Itu adalah foto kelulusan Charisa Hemingway lebih dari setahun yang lalu. Charisa Hemingway, menantu perempuan dari keluarga Hemingway. Di foto yang dicetak sangat besar itu terlihat jika gadis remaja itu dipeluk oleh suaminya, Skandar Hemingway. Sementara di sisi lainnya berderet dengan heboh kehadiran mommy, daddy dan nenek dari Skandar. Tak lupa ada keluarga dari Charisa, kak Noah dan kak Amanda yang berdiri berdampingan dengan sepasang pasangan jaksa dan model, Adam yang tengah memeluk lembut bahu istrinya, Hannah. Di baris bawah, di depa
Akhirnya Novel pertamaku di Good Novel telah tamat, gak nyangka ... ~Bahagia sudah bisa namatin cerita. Makasi banyak kepada kak Eni, kak Anna, kak Amanda, kak Melati, dan kakak-kakak lain yang telah meluangkan waktu untuk baca novelku ini, yang udah suka sama ceritanya Skandar dan Charisa. Lana seneng banget saat baca review kakak-kakak sekalian. Sungguh itu menyemangati Lana untuk terus menulis. White Rose Petal kayak hidup .... Semoga suka dengan tulisannya Lana, dan baca book Lana yang lain, seperti The Shark's baby sitter dan lainnya. Misal Lana buat book baru berisi Spin off ceritanya Ashton, Nancy dan James yang masih di universe White Rose Petal, apakah mau? Bila banyak yang mau, mungkin bulan depan Lana akan buat novel yang judulnya Pernikahan Sementara: Gairah Musim Gugur di Wellington. Doakan lancar nulisnya, dan dapat kontrak di Good Novel ya ... Amin .... Biar muncul di aplikasi Good Novel, dan jangan lupa review dan voten
“Aku ingin kau mencatat semua hal yang aku suka dan tidak suka, setelah itu kau bisa menyebutkan apapun yang kau suka dan tidak suka. Aku ingin kita sudah memiliki modal untuk saling mengenal antar masing – masing,” kata Skandar, gadis di depannya masih berfikir keras. Skandar menarik nafas besar untuk pertama kali.“Baik, aku mulai. Aku tidak suka junk food, aku harus makan makanan rumahan. A-“ “Jadi paman hanya bisa makan makanan rumahan?” “Ya, kau bisa memasak?”“Se-dikit.” “Perbanyak cara memasak menu makanan kalau begitu. Aku tak akan memaksamu untuk belajar, tetapi aku akan memaksamu untuk memasak.” “Aku tidak suka dengan segala sesuatu yang membuang waktuku, aku benci menunggu, aku tidak suka dibantah, atau disela, aku tidak suka menjelaskan apapun sebanyak dua kali apala
“Anna ... Selamat ... Akhirnya kamu lulus ...,” teriak Charisa dengan riang.Gadis SMA dengan perut yang terlihat tidak rata itu langsung memeluk sahabatnya itu. Mereka berdua baru saja turun dari podium wisuda, upacara kelulusan baru saja selesai, tetapi kedua gadis itu masih terlihat tidak beranjak dari tempatnya.“Bukan aku saja yang lulus, Charisa ... Tetapi kita semua. Ahh aku senang sekali kita lulus sekolah bersama,” jawab Anna dengan lembut, gadis cantik itu lalu sedikit memperbaiki toga wisuda milik Charisa yang miring.“Dulu, saat pihak sekolah tahu jika aku sudah menikah, aku kira mereka akan mengeluarkanku dari sekolah, Anna,” ucap gadis bergigi kelinci itu sambil mengelus perutnya.Ia ingat jika seminggu setelah kasus investigasi dari seorang gadis bernama Yeri Kim, saat ia sudah masuk sekolah kembali. Sekolahnya heboh saat tahu jika ia adalah istri dari putra sulung pemilik bisnis Chagall Corporation, tida
“UWAAAA, HANNAH ALBA ....” “ITU HANNAH ALBAAA ....” “HANNAH ALBAAAA ....” Di tengah lapangan sepak bola di sebuah sekolah SMA swasta di Canberra, rombongan besar ibu – ibu dan juga remaja berkerumun di dekat tiang bendera yang sejak satu jam yang lalu berdiri disana. Para ibu - ibu itu terus mengerubungi nama sang model ternama yang tengah hamil besar itu, benar saja hamil anak kembar membuat perut Hannah Alba lebih besar dari wanita hamil seumurannya. “Kenapa belum diangkat?” gerutu seorang laki-laki. Suaminya, Adam Howard harus kalang kabut menelfon asisten istrinya itu untuk segera sampai di sekolah Charisa Hemingway. Benar di sekolah Charisa, hari ini adalah upacara kelulusan SMA dari istri remaja Skandar Hemingway itu. Para orang tua yang seharusnya menunggu kedatangan putra – putri mereka di luar gedung, malah bertolak untuk mengerumuni model sekaligus artis ibu kota yang masih jelas terlihat popularitasnya itu. Skandar menggelen
Lagu khas musim dingin mengalun di sebuah acara pertunjukan musik milik kepolisian Australia. Seorang gadis berwajah mungil dengan coat coklat susunya tengah duduk termenung di barisan paling depan. Beberapa menit yang lalu baru saja ada penyanyi yang juga memainkan piano di tempat itu, seseorang yang memiliki suara bariton. Ia mengenal siapa laki – laki yang menyanyikan lagu dengan suara beratnya itu. Dia mengenalnya.Perempuan itu adalah Jennie Kim, dia berada di sana sebagai seorang reporter berita milik stasiun televisi pemerintah Australia. Sebuah ID card reporter berita bewarna hijau lumut telah tersemat di saku atas coat-nya, dan ini adalah tugas pertamanya. Jennie Kim ditugasi oleh reporter seniornya untuk menjadi peliput berita di acara milik pemerintah ini.Rencana awalnya, ia memang akan melakukan sesi wawancara saat Komisaris Jenderal Johnson telah tiba, dimana ini merupakan acara penggalangan dana amal yang diperuntukkan untuk para korban ge
Halo~ Mumpung belum waktunya update cerita, ayuk bedah teori yuk ... Mumpung White Rose Petal tinggal beberapa chapter lagi. Kedip-kedip manja, hehehe. Pertanyaan:Apakah Skandar mencintai Charisa? Lalu bagaimana posisi Jennie di hati Skandar? Dan apakah Anak yang dikandung Jennie adalah bayinya Skandar? Jadi Skandar kalau dalam penggambaran karakterku. Dia ini pria yang susah untuk buka hati, tetapi sekali buka hati dia akan berusaha sangat setia... Mungkin yang tahu seberapa baik dan setianya Skandar hanya Jennie dan Charisa saja (Pembaca dan aku juga ‘kan?). Kedua perempuan ini pasti tahu. Hanya saja bedanya mereka ada yang memilih menetap di hati Skandar ada yang memilih untuk pergi. Contoh Jennie. Dulu jika dia memilih untuk bersama Skandar, tidak memilih Stuart pasti tidak menutup kemungkinan Skandar akan menikah dengan Jennie di masa sekarang. P
Congratulations You’ve been blessed with a baby To fill your life with happiness From Hemingway Family “Dari keluarga Hemingway?” Jennie berbalik dan menatap mamanya dengan guratan mata yang nampak terkejut. “Charisa, muridku tadi kesini.” Mamanya mulai bercerita. “Charisa? Charisa Hemingway, istri dari Skandar, Ma?” “Ya, Charisa dan suaminya, tuan Skandar Hemingway.” Dokter Kim termenung mengatakannya. Ia sudah bertemu dengan putri bungsunya di penjara. Yeri, putrinya sudah memberi tahu semuanya. Kini Dokter Kim tahu mengapa antara Jennie, Yeri, Charisa dan tuan Skandar Hemingway itu sangat berkaitan. Mantan kekasih dan otak dari percobaan pemerkosaan. Wanita berjas putih itu merasa sangat bersalah
“Kau itu keong sawah apa kura – kura!” seru James Bloom pada gadis muda di belakangnya. Mereka tengah sedang menuju lobby di perusahaan James. Pria itu tengah melihat jam di ponselnya berulang kali, mereka harus segera kembali ke kantornya di lantai lima perusahaannya. Waktunya semakin menipis. James Bloom terus menghirup udara musim dingin dengan rakus, ibunya akan datang sebentar lagi dan James belum menyiapkan seribu alasan untuk berlaku sok sibuk. James Bloom sedang dalam suasana tidak mood sekarang. Satu hal yang pasti dikarenakan seorang Nancy Hemingway yang sangat – sangat tidak kooperatif. Gadis ini melamar sebagai asisten dari asistennya, tetapi mengapa sekarang James yang merasa ia yang menjadi pihak yang jadi asisten bagi gadis itu? “Berjalan yang cepat Nona Hemingway!” Pria itu berhenti dan langsung berbalik ke belakang, James ingin menceramahi habis – habisan gadis muda yang sejak tadi terus saja berjalan seumpama keong sawah itu. Tetapi