—22—
Richard dan Shello memasuki Apartemen ibunya tanpa merasa curiga sama sekali saat tiba dalam keadaan di ruang tamu yang sedikit berantakan.
Sampai dia menemukan Ibu dan Bibinya terlihat aneh dengan adanya air mata di ujung matanya. Seketika Richard menghampiri keduanya dengan wajah panik dan khawatir.
"Mom… Aunty, ada apa? Apa Sheryl belum ke sini? Kenapa kalian menangis?" tanya Richard cemas.
Lincone dan Lindsay hanya bisa menatap Richard dengan sendu. Mereka juga tak tahu bagaimana harus menjelaskan kejadian yang begitu cepat berlalu.
Padahal sebelumnya mereka begitu antusias menyiapkan kejutan untuk Sheryl, saat selesai menerima lamaran dari Richard. Namun nyatanya? Semua kegembiraan itu lenyap begitu saja dan berganti dengan kepergian Sheryl yang seolah memiliki hubungan lain dengan pria lain.
Begitulah pemikiran Lincone dan Lindsay saat ini.
"Dia sudah pergi, Riri…," ujar Lincone li
—23—"Marco…, kau-kah itu?"______Langkah pria yang turun darijeepitu terdengar kasar dan di saat dia sudah tiba di hadapan Sheryl, tampaklah wajahnya yang membenarkan tebakan Sheryl."Sedang apa kau di sini, Sheryl?" tanya Marco. Dia mengerutkan keningnya memperhatikan gerak gerik Sheryl yang seakan baru saja melarikan diri dari markas mafia berbahaya.Dengan terbatah-batah Sheryl berujar sambil mengatur napasnya. "Hah… beruntung kau di sini, Marco. Tolong… bawa aku ke kota. Aku ingin kembali ke tempat kakakku," pinta Sheryl. Dia sedikitpun tak merasa curiga terhadap Marco yang seharusnya bisa ia tanyakan…sedang apa Marco di sini?Namun keadaannya saat ini lebih mendominasi pikirannya untuk pergi dari tempat itu lebih dulu."Tentu. Ayo… naiklah ke dalam mobilku," ajak Marco.Sheryl mengangguk t
-24-Richard tak berhenti menekan pedal gas-nya menuju kemana arah gps di tubuh Sheryl menuntunnya melaju menjauh dari apartemen Lincone.Amarah dalam dirinya terlalu besar hingga mungkin dia tak akan menahan diri untuk menghajar Leonard jika bertemu nanti. Rasanya dia akan melupakan status sepupu Dowson saat tahu Sheryl diculik secara licik oleh Leonard."Kau sungguh bajingan Leon! Beraninya membawa kabur wanitaku. Kita lihat apa yang bisa kau lakukan saat aku menemukanmu!""Hei... yang kau sebut bajingan adalah sepupumu!"tukas sebuah suara."Shello?""Ya... ini aku. Kau pikir, mobilmu bisa menanggapi keluhanmu?! Fokuslah Richard... jangan terbawa Emosi! Leon disebut-sebut sebagai hantu merah. Dia bisa menghilang tanpa kau sadari,"peringat Shello."Aku tahu. Karena aku sudah belajar darimu. Kau yang sudah lama mengenalnya saja, bisa kehilangan jejaknya! Detective macam apa kau ini? Heh!
—25—Setelah Sheryl melangkah pergi dari rumah sederhana yang ditinggali Rachel dan Anna. Leon hendak mengejarnya, namun Rachel menahan pergerakannya."Leon! Apa yang terjadi? Kenapa Sheryl menatapku begitu tajam?""Hah! Dia pasti sudah berpikir aneh terhadap kita. Aku… lupa menjelaskan apapun kepadanya, tentang kita. Aku harus mengejarnya sebelum dia jauh. Tunggulah…," pinta Leon.Lalu mengambil jaket yang ada di sofa, namun saat dia memakainya, pintu kamar Anna terbuka. Menampilkan sosok bocah kecil yang keluar sambil mengucek matanya."Dad…, kau sudah pulang?" tanya suara kecil itu.Leon menghampiri Anna dan berjongkok di depan bocah tersebut."Ya… kenapa kau terbangun?" tanya Leon merapikan rambut yang berantakan di kening Anna."Karena aku mendengar suaramu, Dad…," jawab Anna."Maafkan aku jika suaraku begitu berisik hingga membangunkanmu, tidurlah kemb
—26—Sheryl menyempatkan diri menatap ke bawah setelah dia akhirnya memilih ikut bersama Sergio dan Marco. Mereka mengudara dan mulai menjauh dari kota Paris.Melihat beberapa penjaga di mansion Sergio yang dilumpuhkan oleh beberapa orang yang sepertinya ahli dalam menggunakan senjata api.Sergio memerhatikan Sheryl yang merenung seakan masih tak bisa menerima cerita yang diberitahukan oleh Sergio.Dia merasa semua itu hanyalah sebuah cerita yang dikarang oleh Sergio untuk membuatnya percaya bahwa semua itu kejahatan di dalam CIA.“Aku tahu kau tak mudah percaya dan tak akan percaya denganku, Sheryl. Namun aku tak peduli… aku tetap akan melanjutkan ceritaku sampai selesai, sebelum aku mendapat serangan lain. Aku hanya ingin kau dan kakakmu berhenti membuang waktu untuk melakukan hal yang sia-sia,” ujar Sergio.Sheryl menatap Sergio seolah sedang menelisik apa yang tengah dikatakan pria beralis
—27—Sheryl memasuki apartemennya… berharap Richard belum tiba di sana lebih dulu. Karena dia sangat ingin berendam demi menurunkan panas di kepalanya yang seakan ingin meleburkan lava panas yang siap keluar saat itu juga jika ia berdebat dengan Richard.Pintu apartemennya terbuka dalam keadaan yang masih gelap. Membuat Sheryl menghela napasnya lega, ia memasuki ruang tamu dan menanggalkan sepatunya sembarangan. Lalu menutup pintu tanpa menyalakan lampu, karena penerangan dari pantry cukup membuatnya mampu melihat langkahnya agar tidak tersandung.Namun dia tak menyadari sesosok makhluk yang berada di balik pintu depannya. Sudah berdiri menunggu kehadirannya dalam diam di kegelapan.Langkah Sheryl terhenti saat dehaman suara berat yang begitu dirindukannya terdengar. “Sudah selesai berkelana, Black Swan?” sapa suara berat itu, dan mulai memajukan langkahnya agar terlihat den
—28—Berbulan-bulan kemudian… kebersamaan Richard dan Sheryl sudah terjalin selama satu tahun enam bulan sejak mereka berkenalan dari London, dimana mereka menjadi tim untuk membantu Jonathan menyelamatkan ibu dan adiknya.Richard merasakan perbedaan antara Sheryl yang kembali setelah pergi bersama Marco. Black Swannya seakan begitu berhati-hati dengannya. Richard juga merasa diawasi oleh Sheryl yang tertangkap basah beberapa kali mengikutinya pergi bersama Leonard.Namun Richard mengerti apa yang dilakukan Sheryl adalah rasa penasarannya yang terlalu besar dengan apa yang sedang dilakukannya bersama Leonard. Dan Richard juga yakin… Sheryl melakukan itu untuk kakaknya juga.Shello yang keras kepala dan tak menerima alasan kepergian Leonard selama itu adalah untuk melindungi Rachel dan Anna. Bahkan Sheryl mengingat jelas bagaimana Richard menyeret Shello untuk mendatangi tempat Leonard tinggal bersama Rachel dan A
—29—Beberapa bulan sebelumnya…Setelah mendapat pencerahan dari ucapan Anna mengenai 'berpura-pura menjadi seseorang itu diperlukan untuk menyenangkan orang lain'.Richard yang mendapat kabar bahwa Sheryl akan kembali, memiliki rencana untuk membuat wanita itu sedikit jera dan berhenti bertindak seenaknya seperti saat ini. Lantas dia menghubungi Leonard untuk menanyakan beberapa hal tentang Xavier.“Halo… Leon?” Sapa Richard saat sambungan teleponnya tersambung.“Ya… ada apa?” jawab Leon dari ujung sambungan telepon.“Sheryl sudah menghubungiku, dia memintaku kembali ke Jerman. Aku akan kembali dan menuruti permintaannya,” ujar Richard memberitahukan rencananya.“Kau bodoh atau apa? Dia pasti diminta oleh Sergio untuk mencari tahu identitasmu yang sebenarnya!”tukas Leon.“Aku tahu&helli
—30—Setelah merutuki keberengsekan yang dilakukan Leonard dan Richard. Shello terpaksa untuk keluar dari mobil. Dengan sumpah serapahnya mengumpati mobil dan pemiliknya yang begitu menyebalkan baginya.Ia menendang mobil tersebut demi melampiaskan kekesalannya."Dasar mobil bodoh! Sama seperti pemiliknya!"Shello menatap tajam memicingkan matanya ke arah jendela rumah yang terbuka. Menampilkan keceriaan Leonard yang tertawa lepas melihat Anna bergurau bersama wanita asing yang mungkin bernama Rachel."Hah… Bagaimana bisa kau tertawa disaat aku berada di luar sendirian! Kenapa kau tak bisa sedikit lebih peka dan mengerti bahwa aku ingin dibujuk!" gerutu Shello.Membalik tubuhnya dan bersandar di kap mobil Richard. Disaat yang sama… Leonard menoleh keluar dan melihat Shello yang masih keras kepala dan enggan masuk ke dalam rumah.Shello kembali menengok ke dalam disaat Leonard mengalihkan tata
_EPILOG_Richardberdiam menatap pergerakan Sheryl yang sedang sibuk ke sana ke sini. Mencari-cari gaun yang cocok untuk dikenakan wanita itu.Ini adalah salah satu cara Richard untuk tetap bisa berada dekat dengan Sheryl, walau tetap hanya dalam jarak yang tak kurang dari satu meter. Setidaknya, ia masih bisa melihat wanita itu.Di sebuah butik terlaris di kota London tepatnya di kawasan Knightsbridge. Sebuah kawasan pemukiman elit dan retail eksklusif di London barat. Tempat ini disebut sebagai rumah bagi toko-toko mahal dari fashion inggris dan international. Termasuk department store terbesar di inggrisharrodsdan departmentharvey nichols.Bisa dikatakan semua itu sangat berlebihan bagi Sheryl. Namun baik Ibu dan Anak itu tak memikirkan masalah biaya. Apalagi semua ini demi pernikahan mereka… Richard hanya ingin memberikan yang terbaik bagi wanitanya saat ini.Dan
_THE END_ Tiga hari kemudian... Setelah para wanita beraksi meyakinkan Sheryl... Dan mereka mendapatkan kegagalan yang sama. Sheryl sama keras kepalanya dengan Richard. Hingga Kingswell harus kembali turun tangan demi memaksa Sheryl untuk menemui Richard. Sheryl yang merasa berhutang budi kepada Kingswell, terpaksa menuruti perintah Kingswell untuk menemui Richard. Maka dari itu… disinilah Sheryl. Berdiri di hadapan pria yang memunggunginya menatap jendela kaca yang terbuka, membiarkan udara masuk ke dalam kamarnya. Menghembuskan angin ke kulit tubuh liatnya yang tak mengenakan apapun. Begitu juga dengan Sheryl yang melipat kedua tangan di depan dadanya. Merasakan hembusan angin yang bertiup menerpa kulit wajah dan menerbangkan rambut yang digerai ke belakang bahunya. "Richard… aku hanya akan menjelaskannya sekali, kau harus mengerti keadaanku…. Aku-" "Aku mengerti, Sheryl…." Richard memotong ucapan Sheryl. Dia berbalik dan menatap dingin wanita itu. Bagaimana ia tak mara
—44— Sheryl melongo tak percaya melihat Richard yang bertingkah menyebalkan seolah tak terjadi apapun. Ditambah dengan ucapannya yang mampu membuatnya menyesal telah menangisi pria itu beberapa malam terakhir. Sheryl mengedipkan matanya berkali-kali saat Richard menyuruhnya istirahat. "What the he—" "Hei… ini tempatku… kenapa kau bertingkah seolah aku yang menumpang disini?!" tukas Sheryl. Melangkah dengan tergesa mengejar Richard sebelum pria itu menutup pintu kamarnya. Rasanya ia sangat ingin memberikan satu tamparan lagi untuk menyadarkan pria tersebut. “Kau! Sungguh tak tahu malu! Bisa-bisa nya kau bertingkah seolah tak ada yang terjadi, bahkan beberapa menit sebelumnya. Kau datang dan mengungkapkan penyesalanmu. Aku tak percaya jika seperti ini tingkahmu!” Sheryl menukas bertubi-tubi. Hingga tanpa sadar dirinya telah masuk ke dalam kamar dan pintunya sudah ditutup rapat saat Richard memutari dirinya ketika Sheryl menunjuk Richard menggunakan telunjuknya. Lalu pria menyebal
—43—Richard bergegas setelah limosin Jjonathan keluar dari gerbang rumahnya beberapa menit setelahnya.Dia memakai mantel nya dan beranjak keluar menggunakan helikopternya. Membelah langit yang cukup mendung namun tak menyurutkan semangatnya untuk mencari wanitanya.Sialan kau Nathan! Ucapanmu seperti mantra di kepalaku, berputar terus berulang-ulang. membuat telingaku berdengung!batin Richard.Ia mulai mengudara menggunakan helikopter. Dia berniat mencari Sheryl ke Rusia. Tempatnya dulu bermalam saat misi bersama dengan Sheryl untuk pertama kalinya.Richard teringat, setelah kedatangan Jonathan ke rumah. Mengingat pertemuannya dengan Sheryl ketika mereka membantu Jonathan menyerang kakeknya sendiri.Selama beberapa hari ini… bukan Richard tak mencari keberadaan Sheryl… Dia mencarinya, beberapa hari setelah kepergian ayah dan ibunya. Namun Sheryl telah pergi dari kediaman Wilfred di
—Special Part—_From Extra Part 2__Dari novel My Dangerous Secret_Sebuah jasa seorang sahabat, tak akan pernah bisa dibayar dengan uang atau apapun yang berharga di dunia ini. Setiap pengorbanan harus dibayar dengan pengorbanan juga.Sahabat yang tak meminta balas budi. Namun sahabat lainnya ingin membalas budi. Begitu-lah prinsip hidup seorang Jonathan Walz.Dia berhutang banyak kepada Richard. Sahabat konyolnya yang saat ini sedang butuh pertolongannya. Seorang playboy dari London, mulai tersesat oleh perasaan cinta.Membutakan mata dan hatinya. Membuat seorang Dowson menjadi bodoh.Sheryl Calla Wilfred, wanita yang sempat menyamar sebagai David -pengawal pribadi Kingswell-. Nyatanya mampu membuat Richard bertekuk lutut, hingga sebuah pengkhianatan membuat sahabatnya begitu murka.Dan saat ini... Hanya Jonathan yang dibolehkannya masuk ke dalam kamarnya. Karena menu
—42—Richard menatap punggung Sheryl yang berjalan kembali menghampiri keluarganya. Tatapannya begitu lekat hingga dia tak menyadari kehadiran keponakannya yang begitu pandai membaca situasi. Anna memiringkan kepalanya demi mendapat perhatian Richard agar menoleh ke sampingnya tepat di mana ia berdiri sambil bersedekap dada."Aku sungguh heran dengan masalah orang dewasa, jika memang tak bisa melepaskan orang yang dicintainya. Mengapa harus dipaksakan untuk berpisah?!" sindiran Anna kali ini sukses membuat Richard menoleh.Dengan tatapan sinis Richard memicingkan matanya kepada Anna yang menatap Sheryl."Hei... Anak kecil, tahu apa tentang urusan orang dewasa?!" tukas Richard."Aku tahu. Karena selama ini, daddy Leon dan ibuku... Tak pernah bersikap seperti kedua orang tua temanku yang lain. Mereka hanya saling menjaga untuk membuatku berpikir bahwa mereka adalah orang tuaku.""L
-41-Beberapa bulan sebelumnya....Marco mengetuk sebuah pintu apartemen sederhana milik dua orang wanita paruh baya yang begitu dihormatinya.Karena di dalam sana tinggallah seorang ibu dan bibi yang memilih hidup sederhana dan menyembunyikan identitas asli mereka yang sebenarnya. Jauh sebelum mereka menikah dan memiliki anak.Bel pintu ditekan sebanyak dua kali, lalu tak lama suara dari sambutan wanita yang dirindukannya terdengar meminta Marco untuk menunggu sebentar."Hah... siapa lagi yang datang. Yang satu pergi dan yang lain akan datang, kapan hidupku akan tenang jika seperti ini!"Terdengar gerutuan suara wanita paruh baya yang menggerutu, lalu membukakan pintu untuk Marco masuk."Mom...," panggil Marco. Lalu memeluk ibunya sambil mengusap punggung wanita paruh baya itu."Hah... ternyata kau, kenapa baru datang setelah semuanya pergi?!"
—40—Richard, Sheryl dan Shello mengikuti langkah Rebecca yang tergesa walau tertatih-tatih mereka bergegas menuju ruang bawah tanah yang terdapat di perpustakaan dan memiliki lantai kayu yang menjadi pintu rahasia ruangan penyekapannya selama ini.Setibanya mereka di ruang penyekapan..., bau lembab mulai tercium... hawa udara yang sungguh tak layak terasa di kulit mereka. Penerangan seadanya dengan dinding bercat gelap dan lantai semen yang berdebu menunjukkan ketidak layakan tempat tersebut untuk ditinggali oleh manusia.Cahaya lampu dari luar terlihat menyinari di bagian sudut ruangan, yang terdapat Sergio sedang berdiri sambil memegang sebuah remote bertombol merah. Dinding yang telah dihancurkan menggunakan bom yang sudah di pasang oleh Sergio di dalam keadaan genting seperti ini. Adalah satu-satunya alternatif jalan untuknya melarikan diri.Saat turun dari ruang pribadinya... ia berkata kepada Leonard dan Marco akan meng
-39-"Why are you silent, Black Swan? Are you surprised to see me so real?"tanya Richard.______Richard berjalan mendekati Sheryl yang masih enggan menatap ke dalam matanya. Dia tahu wanita di hadapannya itu menjadi canggung dan segan setelah apa yang dilakukan kepadanya.Richard berdiri menjulang di hadapan Sheryl. "Look at me Black Swan...,"perintah Richard. Namun wanita itu tetap menunduk dan malah menggeleng sampai seketika air matanya menetes serta getaran dibahunya mulai terlihat karena tangisnya yang semakin kuat.Richard menaikkan dagu Sheryl, mendongakkan kepala wanitanya. Melihat air mata yang keluar dan mengalir dipipi mulusnya."Kau menyesalinya?" tanya Richard berbisik.Sambil mengusap air mata Sheryl. Menangkup pipinya, lalu menelusupkan jari tangannya ke rambut