Home / Romansa / When I Me(e)t You / 15 Tersulut Emosi

Share

15 Tersulut Emosi

Author: Ans18
last update Last Updated: 2025-04-25 11:31:08

Arka menggeliat, mengubah posisi tidurnya.

Matanya yang semula masih mengerjap pelan, tiba-tiba saja membuka sempurna saat tangannya tidak sengaja menyenggol ponselnya dan membuat benda itu jatuh dari atas sofabed.

Dengan kesasarannya yang telah utuh, Arka menengok ke bawah, mencoba mencari keberadaan ponselnya.

Akan tetapi, yang pertama ia lihat adalah sosok Caraka yang tidur dengan nyenyak, hanya beralaskan karpet, bahkan tanpa selimut.

Tanpa sadar ia mengulas senyum tipis. Ia teringat malam hari sebelumnya di mana ia termangu setelah mendengar kata-kata Caraka yang akan menemaninya tidur.

Pikirannya sempat melayang ke mana-mana sebelum mendengar tawa terbahak yang keluar dari mulut Caraka.

'Abang tidur di bawah, kamu di sofabed, Arka. Kamu mikir apa? Atau sebenernya kamu mau tidur sambil Abang peluk?’

Ucapan dari Caraka yang menggodanya masih jelas di ingatan, dan kini melihat Caraka benar-benar tidur dengan beralas karpet, membuat Arka tiba-tiba saja merasa bersalah.

Setelah berha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • When I Me(e)t You   16 Demi Pernikahan Ini

    Arka melangkahkan kaki masuk ke dalam gerai Pizza Hut sambil mengetikkan pesan balasan untuk Yudha. Selanjutnya ia hanya memesan minum dan personal pan pizza sambil menunggu kedatangan Yudha.Kalau ditanya apakah hatinya gelisah dengan sikap Caraka barusan padanya, ya, sejujurnya ia sedikit gelisah. Rasanya mungkin mirip seperti sedang bertengkar dengan teman kost. Bagaimanapun juga mereka tinggal satu atap, intensitas bertemu juga sangat tinggi, pastilah tidak enak rasanya kalau terjadi aksi saling diam di antara mereka.Tiga puluh menit Arka mencoba menyantap pizza di depannya pelan-pelan sambil memikirkan bagaimana ia akan menyampaikan semua fakta kepada Yudha, tapi otaknya terasa buntu.Yudha masuk ke dalam gerai pizza itu dan dengan mudahnya menemukan Arka yang duduk sendiri sambil melamun. "Udah lama?" Yudha mengusap puncak kepala Arka dari belakang.Akhirnya sosok yang ditunggu Arka menarik kursi di hadapannya."Belum lama kok, Yud. Kamu beneran udah sehat?" Arka menatap Yudha

    Last Updated : 2025-04-25
  • When I Me(e)t You   17 Perang Dingin

    Di dalam kamar, Arka bersandar pada head board ranjangnya sambil menatap ke arah pintu dengan kesal. Arka merutuki desain kunci pintu di rumahnya, di mana semua pintu bisa dibuka dari sisi lainnya meskipun anak kunci menggantung di sisi satunya.Kalau lelaki dengan suara berat yang kini berstatus suaminya itu nekat membuka pintu dengan kunci cadangan, Arka sudah mempersiapkan 'hadiah' untuknya.Suara berisik anak kunci yang berasal dari luar kamarnya membuat Arka benar-benar bersiap. "Ck! Beneran mau masuk?" gumam Arka dengan tangannya yang mencoba meraih apa pun yang bisa diraihnya.Beberapa detik kemudian, daun pintu kamar Arka terbuka. Dalam kondisi yang remang—karena Arka sengaja tidak menghidupkan penerangan utama kamarnya—Arka melihat sosok tinggi itu masuk ke dalam kamarnya. Ia menunggu sampai Caraka benar-benar mendekat, dan ia dengan mudah melemparkan bantal-bantalnya ke Caraka.Caraka memang tidak bisa menghindar dari bantal pertama yang dilempar Arka, tapi ia lebih sigap pa

    Last Updated : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   18 Tujuh Permintaan

    "Arka!"Tanpa pikir panjang, Caraka melompat ke dalam kolam renang, berusaha mencari keberadaan Arka yang masih belum muncul ke permukaan. Begitu memasuki kolam renang, Caraka baru sadar kalau kolam renang di rumah kelurga Bestari melebihi kolam renang umum, dari segi luas dan kedalamannya.Di salah satu sisi kolam renang dengan kedalaman lebih dari empat meter, ia akhirnya menemukan Arka yang terduduk di dasar kolam sambil memeluk lututnya yang terlipat.Caraka panik setengah mati. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Arka? Permintaan maafnya bahkan belum diterima gadis itu.Menggerakkan kaki dan tangan secepat yang ia bisa, Caraka berusaha mendekat ke tubuh Arka yang tidak bergerak.Arka yang terkejut lantas bergerak gelisah ketika tiba-tiba seseorang memegang pinggangnya dan mendorongnya ke permukaan. Ia sampai menendang-nendang ke sekitar tapi tetap saja tidak bisa mengenai orang itu—yang berada di belakangnya.Setelah ia muncul di permukaan, barulah Arka menyadari siapa orang y

    Last Updated : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   19 Genggaman Tangan Pertama

    Arka menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di dalam kamar 'rumahnya bersama Caraka'. Ia meminta izin untuk tidak mengajar hari itu karena ia pikir kekesalannya pada Caraka akan bertahan lama dan membuatnya bad mood sepanjang hari. Lagipula dia baru saja mengakhiri hubungan dengan Yudha yang sudah terjalin bertahun-tahun, wajar kan kalau ia masih ingin menyendiri.'Sepi,' batin Arka. Di rumah orang tuanya selalu ada mamanya dan ART yang sibuk wara-wiri di dalam rumah. Kini ia sendiri. Caraka pergi bekerja meskipun kesiangan karena sepanjang pagi digunakan lelaki itu untuk merayu Arka agar mau pulang ke rumah.Satu pesan dari Caraka membuat Arka berdecak pelan.Caraka: Arka, bisa tolongin Abang?Arkadewi: Apa?Caraka: Ada berkas penting Abang yang ketinggalan di atas meja kerja di kamar AbangCaraka: Bisa tolongin Abang buat kirim berkasnya pake kurir ke tempat kerja Abang?Arkadewi: Alamat?Arka melangkahkan kakinya menuju kamar Caraka yang berada di depan kamarnya. Kamar lelaki itu

    Last Updated : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   20 Sedang Jinak

    Sudah beberapa menit Arka duduk di sofa, tapi ia masih terbengong. Apa jabatan Caraka? Rasa penasaran yang sudah membuncah itu terpaksa ditahan Arka karena Caraka sedang ke toilet."Arka."'Nah ini dia orangnya.'"Kenapa ngelihatin Abang kayak gitu?""Duduk sini dong, Bang. Bentar aja, sebelum Abang mulai kerja lagi."Senyum Caraka mengembang. Jarang-jarang Arka jinak. "Abang pesenin minum sama cemilan buat kamu dulu ya.""Memangnya restoran, bisa pesen?"Caraka hanya terkekeh dan mengabaikan ucapan Arka. Ia lantas menghubungi OB di kantornya untuk membawakan segelas jus melon dan cemilan apa pun."Bang." Arka menunggu hingga Caraka benar-benar duduk di sampingnya, baru meneruskan ucapannya. "Abang di sini jabatannya apa? Jujur, Bang. Jangan bohongin aku lagi.""Siapa yang bohongin kamu? Orang kamu yang selalu ambil kesimpulan lebih dulu kok," kilah Caraka."Abis Abang iya-iya aja kalo aku lagi nebak kerjaan Abang. Trus juga Abang sering pergi ke kantor pake kaos sama kemeja cargo doa

    Last Updated : 2025-04-26
  • When I Me(e)t You   1 Hal yang Terlarang

    "Nggak bisa, Yud. Orang tuaku bakal ngamuk kalo aku ngenalin kamu sebagai pacarku ke mereka.""Udah dua tahun loh kita pacaran, Ka. Dan kamu tau kan kalo aku berniat serius sama kamu?"Ini bukan pertama kalinya Yudha meminta kepada Arka untuk memperkenalkannya kepada kedua orang tua Arka. Mereka sudah dua tahun bersama dan rasanya sungguh tidak nyaman selalu bersembunyi dari kedua orang tua Arka—gadis manis yang dikenal Yudha sejak ia bertemu dengannya di sebuah event.Arka terus mengaduk iced lemon tea di depannya tanpa minat. Pembicaraan yang sama, yang terus berulang, dan akan berakhir sama. Pertengkaran.Yudha meraih tangan Arka, mengusap pelan punggung tangan gadis itu dengan ibu jarinya. "Kamu nggak pernah nanya ke orang tuamu, Ka? Kenapa kamu dilarang pacaran? Apa orang tuamu maunya kamu langsung dinikahi? Apa gimana? Kamu udah 23 tahun, Ka. Harusnya kamu udah bisa milih apa yang kamu mau.""Ralat. Bagi orang tuaku, aku 'baru' 23 tahun, bukan 'sudah' 23 tahun. Ada perbedaan yan

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   2 Lelaki Penipu itu Bernama Caraka

    "Arkadewi Lintang Bestari, saya … suami kamu."Arka hanya menatap kosong ke arah lelaki yang mengaku sebagai suaminya. Tiga detik kemudian, pandangannya beralih kembali kepada Yudha, kekasihnya. "Yud, sekarang bentuk penipuan bukan cuma ‘mama minta pulsa ya’, udah berani nunjukin wajah loh. Jangan biarin aku dihipnotis, Yud."Sungguh, Yudha ingin terbahak mendengar ucapan Arka, andaikan ia tidak melihat ekspresi yang ditunjukkan lelaki itu. Tapi, ada satu hal yang mengganggunya, lelaki itu menyebut nama Arka dengan lengkap dan tatapannya yang seolah tidak ada keraguan kalau statusnya adalah suami Arka."Lepasin tangan pacar saya!" Yudha yang akhirnya berhasil mengabaikan segala pertanyaan dalam pikirannya, ikut mencekal tangan lelaki itu dan menariknya agar melepaskan tangan Arka.Masih mengabaikan Yudha, Caraka menatap Arka lekat. "Arka, keluargamu nanti yang jelasin semuanya. Mereka nunggu kamu di rumah sekarang.""Yud, pergi aja yuk," rengek Arka.Caraka hampir menggeram kesal kala

    Last Updated : 2025-02-25
  • When I Me(e)t You   3 Penjelasan untuk Arka

    Seumur hidupnya, baru dua kali Arka mendapat kejutan yang membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Pertama, ketika muridnya yang masih TK, entah bagaimana caranya mencoba memanjat pohon mangga yang ada di halaman sekolah tempatnya mengajar dan membuat anak itu terjatuh hingga patah tulang kanan. Kedua, saat ini, saat ada seorang lelaki yang memperkenalkan diri sebagai suaminya.Untuk kasus kali ini, bahkan Arka tidak tahu harus bersikap seperti apa. Menatap kedua orang tuanya yang tetap duduk tenang di tempatnya sama sekali tidak membantunya. Ia pasti pernah amnesia. Tidak ada alasan lain yang membuatnya yakin pernah menikah kecuali hal itu.Arka bahkan tidak sanggup untuk menyambut uluran tangan dari lelaki bernama Caraka itu."Kapan kita nikahnya?" tanya Arka dengan judesnya. "Ingatanku cukup kuat, dan aku yakin nggak pernah amnesia sampe kehilangan potongan memori hidupku. Jadi aku tanya ke kamu, yang ngaku sebagai suamiku, kapan kita nikahnya?"Caraka menarik tangannya yang mengg

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • When I Me(e)t You   20 Sedang Jinak

    Sudah beberapa menit Arka duduk di sofa, tapi ia masih terbengong. Apa jabatan Caraka? Rasa penasaran yang sudah membuncah itu terpaksa ditahan Arka karena Caraka sedang ke toilet."Arka."'Nah ini dia orangnya.'"Kenapa ngelihatin Abang kayak gitu?""Duduk sini dong, Bang. Bentar aja, sebelum Abang mulai kerja lagi."Senyum Caraka mengembang. Jarang-jarang Arka jinak. "Abang pesenin minum sama cemilan buat kamu dulu ya.""Memangnya restoran, bisa pesen?"Caraka hanya terkekeh dan mengabaikan ucapan Arka. Ia lantas menghubungi OB di kantornya untuk membawakan segelas jus melon dan cemilan apa pun."Bang." Arka menunggu hingga Caraka benar-benar duduk di sampingnya, baru meneruskan ucapannya. "Abang di sini jabatannya apa? Jujur, Bang. Jangan bohongin aku lagi.""Siapa yang bohongin kamu? Orang kamu yang selalu ambil kesimpulan lebih dulu kok," kilah Caraka."Abis Abang iya-iya aja kalo aku lagi nebak kerjaan Abang. Trus juga Abang sering pergi ke kantor pake kaos sama kemeja cargo doa

  • When I Me(e)t You   19 Genggaman Tangan Pertama

    Arka menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di dalam kamar 'rumahnya bersama Caraka'. Ia meminta izin untuk tidak mengajar hari itu karena ia pikir kekesalannya pada Caraka akan bertahan lama dan membuatnya bad mood sepanjang hari. Lagipula dia baru saja mengakhiri hubungan dengan Yudha yang sudah terjalin bertahun-tahun, wajar kan kalau ia masih ingin menyendiri.'Sepi,' batin Arka. Di rumah orang tuanya selalu ada mamanya dan ART yang sibuk wara-wiri di dalam rumah. Kini ia sendiri. Caraka pergi bekerja meskipun kesiangan karena sepanjang pagi digunakan lelaki itu untuk merayu Arka agar mau pulang ke rumah.Satu pesan dari Caraka membuat Arka berdecak pelan.Caraka: Arka, bisa tolongin Abang?Arkadewi: Apa?Caraka: Ada berkas penting Abang yang ketinggalan di atas meja kerja di kamar AbangCaraka: Bisa tolongin Abang buat kirim berkasnya pake kurir ke tempat kerja Abang?Arkadewi: Alamat?Arka melangkahkan kakinya menuju kamar Caraka yang berada di depan kamarnya. Kamar lelaki itu

  • When I Me(e)t You   18 Tujuh Permintaan

    "Arka!"Tanpa pikir panjang, Caraka melompat ke dalam kolam renang, berusaha mencari keberadaan Arka yang masih belum muncul ke permukaan. Begitu memasuki kolam renang, Caraka baru sadar kalau kolam renang di rumah kelurga Bestari melebihi kolam renang umum, dari segi luas dan kedalamannya.Di salah satu sisi kolam renang dengan kedalaman lebih dari empat meter, ia akhirnya menemukan Arka yang terduduk di dasar kolam sambil memeluk lututnya yang terlipat.Caraka panik setengah mati. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Arka? Permintaan maafnya bahkan belum diterima gadis itu.Menggerakkan kaki dan tangan secepat yang ia bisa, Caraka berusaha mendekat ke tubuh Arka yang tidak bergerak.Arka yang terkejut lantas bergerak gelisah ketika tiba-tiba seseorang memegang pinggangnya dan mendorongnya ke permukaan. Ia sampai menendang-nendang ke sekitar tapi tetap saja tidak bisa mengenai orang itu—yang berada di belakangnya.Setelah ia muncul di permukaan, barulah Arka menyadari siapa orang y

  • When I Me(e)t You   17 Perang Dingin

    Di dalam kamar, Arka bersandar pada head board ranjangnya sambil menatap ke arah pintu dengan kesal. Arka merutuki desain kunci pintu di rumahnya, di mana semua pintu bisa dibuka dari sisi lainnya meskipun anak kunci menggantung di sisi satunya.Kalau lelaki dengan suara berat yang kini berstatus suaminya itu nekat membuka pintu dengan kunci cadangan, Arka sudah mempersiapkan 'hadiah' untuknya.Suara berisik anak kunci yang berasal dari luar kamarnya membuat Arka benar-benar bersiap. "Ck! Beneran mau masuk?" gumam Arka dengan tangannya yang mencoba meraih apa pun yang bisa diraihnya.Beberapa detik kemudian, daun pintu kamar Arka terbuka. Dalam kondisi yang remang—karena Arka sengaja tidak menghidupkan penerangan utama kamarnya—Arka melihat sosok tinggi itu masuk ke dalam kamarnya. Ia menunggu sampai Caraka benar-benar mendekat, dan ia dengan mudah melemparkan bantal-bantalnya ke Caraka.Caraka memang tidak bisa menghindar dari bantal pertama yang dilempar Arka, tapi ia lebih sigap pa

  • When I Me(e)t You   16 Demi Pernikahan Ini

    Arka melangkahkan kaki masuk ke dalam gerai Pizza Hut sambil mengetikkan pesan balasan untuk Yudha. Selanjutnya ia hanya memesan minum dan personal pan pizza sambil menunggu kedatangan Yudha.Kalau ditanya apakah hatinya gelisah dengan sikap Caraka barusan padanya, ya, sejujurnya ia sedikit gelisah. Rasanya mungkin mirip seperti sedang bertengkar dengan teman kost. Bagaimanapun juga mereka tinggal satu atap, intensitas bertemu juga sangat tinggi, pastilah tidak enak rasanya kalau terjadi aksi saling diam di antara mereka.Tiga puluh menit Arka mencoba menyantap pizza di depannya pelan-pelan sambil memikirkan bagaimana ia akan menyampaikan semua fakta kepada Yudha, tapi otaknya terasa buntu.Yudha masuk ke dalam gerai pizza itu dan dengan mudahnya menemukan Arka yang duduk sendiri sambil melamun. "Udah lama?" Yudha mengusap puncak kepala Arka dari belakang.Akhirnya sosok yang ditunggu Arka menarik kursi di hadapannya."Belum lama kok, Yud. Kamu beneran udah sehat?" Arka menatap Yudha

  • When I Me(e)t You   15 Tersulut Emosi

    Arka menggeliat, mengubah posisi tidurnya.Matanya yang semula masih mengerjap pelan, tiba-tiba saja membuka sempurna saat tangannya tidak sengaja menyenggol ponselnya dan membuat benda itu jatuh dari atas sofabed.Dengan kesasarannya yang telah utuh, Arka menengok ke bawah, mencoba mencari keberadaan ponselnya.Akan tetapi, yang pertama ia lihat adalah sosok Caraka yang tidur dengan nyenyak, hanya beralaskan karpet, bahkan tanpa selimut.Tanpa sadar ia mengulas senyum tipis. Ia teringat malam hari sebelumnya di mana ia termangu setelah mendengar kata-kata Caraka yang akan menemaninya tidur.Pikirannya sempat melayang ke mana-mana sebelum mendengar tawa terbahak yang keluar dari mulut Caraka.'Abang tidur di bawah, kamu di sofabed, Arka. Kamu mikir apa? Atau sebenernya kamu mau tidur sambil Abang peluk?’Ucapan dari Caraka yang menggodanya masih jelas di ingatan, dan kini melihat Caraka benar-benar tidur dengan beralas karpet, membuat Arka tiba-tiba saja merasa bersalah.Setelah berha

  • When I Me(e)t You   14 Homesick

    Arka terpaksa kembali ke kamarnya walaupun sebenarnya ia ingin mengonfrontasi Caraka karena ucapannya yang membuat Arka kini berulang kali menoleh ke arah balkon.Namun, sepertinya ia tidak akan sanggup bertemu Caraka untuk sementara waktu. Pemandangan yang baru saja dilihatnya, ditambah dengan ekspresi Caraka—yang terkejut saat ia menerobos masuk sementara Caraka tengah topless—yang masih terbayang jelas di otaknya membuat jantungnya belum berada pada kondisi yang stabil.Untuk menetralkan jantungnya, Arka memilih mencuci mukanya di kamar mandi yang terdapat di dalam kamarnya, sekaligus untuk melihat kondisi kamar mandi itu.Not bad, tidak sebesar kamar mandi di rumahnya yang tersedia bathtub untuknya berendam, tapi kamar mandi itu juga melebihi ekspektasinya, bahkan mirip seperti kamar mandi hotel.Saat Arka masih tertegun di dalam kamar mandi, samar ia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. Arka menarik napas panjang dan menghelanya dengan kasar sebelum memberanikan diri untuk

  • When I Me(e)t You   13 Pindah Rumah

    "Bang, Abang ngeluarin uang berapa buat nyewa rumah ini?" Dahi Arka mengernyit tidak suka. Bukan karena rumahnya lebih kecil daripada yang ada di otaknya, tapi karena rumah dua lantai yang berada di cluster perumahan itu pasti bernilai sewa tinggi.Arka masih bertahan di dalam mobil meskipun Caraka telah menghentikan mobil dan memarkirkannya dengan sempurna di garasi rumah yang akan mereka tempati."Kenapa memangnya?" tanya Caraka yang masih bertahan menunggu Arka mengatasi kebingungannya."Ini nggak mungkin murah sewanya, Bang. Abang—" Yang semula Arka menatap rumah itu dengan kagum, kini beralih menatap Caraka dan berusaha mengintimidasinya, walaupun nyatanya gagal karena Caraka malah tertawa setelahnya. "Abang kerja apa sih? Nggak mungkin tukang bisa sewa rumah kayak gini.""Kamu nggak usah ngeributin Abang kerja apa. Kalau Abang bisa nyediain ya berarti Abang punya uang yang cukup buat nyediainnya." Caraka kembali mengajak turun tapi gelengan tegas menjadi jawaban Arka."Aku nggak

  • When I Me(e)t You   12 Satu Nama di Dalam Tidurnya

    "Perlu bantuan, Ka?"Sebenarnya sudah hampir lima menit Caraka berdiri di ambang pintu kamar Arka yang terbuka. Ia memperhatikan Arka dalam diam. Di depan wanita itu ada satu koper yang masih terbuka, sementara di dekat ranjang tidur, sudah berdiri dua koper yang sepertinya telah berisi pakaian ataupun barang lain milik Arka.Anehnya, selama Caraka berdiri di depan pintu, Arka sama sekali tidak menyadarinya, dan Caraka tahu kalau Arka sedang melamun karena tidak ada pergerakan dari gadis itu."Eh?" Arka sedikit terkejut mendengar suara yang belakangan ini akrab di telinganya. "Udah pulang, Bang?" Arka mendekat ke arah Caraka yang hari itu lagi-lagi terlihat kumal sepulang kerja. Bukan berarti lantas kadar ketampanan Caraka turun, hanya saja pakaian yang dikenakannya tampak lusuh dan ada beberapa noda di celananya seperti semen atau entah apa yang Arka sendiri juga sebenarnya tidak paham."Mau dibikinin minum, Bang?" tanya Arka. Meskipun rasanya masih canggung, tapi ia tahu tidak selam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status