"Selamat ya mas kamu sudah menikah dan semoga kalian bahagia selalu" tulisku di kolom komentar. Tak terasa airmata ini mengalir lagi tanpa ada permisi dariku semakin ku tahan semakin sesak dada ini maka ku biarkan mengalir dengan deras. Kenapa jadi begini mas, bukannya kemarin aku yang kamu minta mendampingi hidupmu kenapa sekarang malah dia yang bersanding denganmu di pelaminan, tangisku pecah dan sampai lelah ku menangis akhirnya tertidur lelap.Pas bangun ternyata sudah jam 10 pagi ku liat group chat sudah ramai komentar, lalu ku lihat ada misscall dan chat japri.[pras] Han, aku sudah dibawah. cepetan keluar laper nih belum makan.[hani] kebiasaan dadakan mulu. tunggu sebentar aku siap-siap blm mandi tau.![pras] yang cantik ya sayang dandannya tapi jangan seksi2 ga rela aku tuh kamu jadi konsumsi khalayak ramai ??[hani] apaan sih ada-ada aja deh ???Sakit di dada ini, sedikit terobati dengan kumpul bersama teman-teman kantor ku, memang setiap
Akhirnya sudah tiba hari yang kunantikan, aku sangat bersemangat karena pulang kantor nanti aku akan langsung pulang ke malang, bertemu dengan orangtua dan adik-adik ku yang telah kurindukan, Ku jalani pekerjaanku dengan ceria dan penuh semangat sampai jam pulang kantor Pk. 17.00 pun tiba. "Mbak," mau kemana? kok dari tadi kayaknya buru-buru banget ngerjain kerjaannya nggak kayak biasanya?, Tanya aisyah. "Aku mau pulang ke malang mbak", mau hadirin acara wisuda ku, jawabku dengan senyum sumringah."Ohhh yaa mbak aisyah", nanti kalau pras ajak kamu jalan, kamu mau ya jangan ditolak, kamu belum ada pacar kan? tanya ku."Mana boleh pacar-pacaran mbak", nanti malah zina, lah bukannya mbak sama mas pras pacaran toh? Tanya aisyah heran."Ya nggak lah", kok malah aku dibilang pacaran sama pras, nggak kok kami cuma teman aja, jawab ku."Loh han", kamu sama pras bukannya pacaran ya, kalian sering banget kan jalan bareng, tiba-tiba widi mendekat ikutan ngobrol.
Kumasukkan hp ke tas selempang ku, lalu tasnya ku masukkan ke jacket dan ku tutup seleting jacket ku biar aman, pikirku. Terbangun ku ketika mendengar suara supir bis yang mengatakan sudah sampai stasiun malang, ternyata semua penumpang sudah turun tinggal aku saja yang tertidur, buru-buru ku nyalakan hp untuk melephone ibu dulu."Hallo Bu", kakak sudah sampai stasiun, bilang bapak jemput di warung makan biasa ya bu, ucap ku."Lah kok dadakan ngabarin nya nduk?" Tanya ibu heran."Tadi aku ketiduran bu" ehh bangun-bangun udah sampai di stasiun bu, terang ku kepada ibu."Ya sudah nduk", kamu tunggu saja disana ya, ucap ibu."Iya bu", makasih ya bu, ucap ku sambil mematikan panggilan telephone.Sambil menunggu bapak ku pesan es jeruk dan langsung membayarnya, sambil duduk menikmati es jeruk aku buka hp dan mengirimkan pesan ke via sahabatku.[Hani] Vi, aku udah sampai di malang.[via] Seriusaaannn, ketemu
Selesai mandi hani langsung masuk ke kamar dan merebah kan badan nya sesaat untuk menghilangkan lelah karena hampir 12 jam melakukan perjalanan panjang dari tempat merantau nya ke rumah orang tua nya, mengoleskan minyak kayu putih ke bahu, pinggang sampai betis merupakan hal yang membuatnya nyaman dan mempercepatnya memejamkan mata, baru saja 10 menit menutup mata sudah ada suara ibu yang terdengar sambil memanggil nama hani dan yang di panggil pun sontak terbangun dari tidur lelap nya.Tok.. Tok.. Tok"Nduk, ada via di depan baru sampai" ucap ibu sambil melongok ke dalam kamar hani "Iya bu" ucap hani dengan suara parau layak nya seseorang bangun tidur."Ayo kamu mau temui di depan atau mau ngobrol di kamar saja?" Tanya ibu."Aku ke depan aja bu" sebentar ambil jepitan rambut dulu, ucap ku sambil beranjak dari kasur."Hannniiii" ucap via gembira sambil berlari menyambut hani dan memeluknya."Viaa apa kabar?" Tanya hani."Baik donk" kamu apa kaba
"Ya udah kita ke food court aja yuk", ajak via.Baru saja aku dan via menginjak kan kaki di lantai tempat makan mall tersebut dan mengantri di kasir untuk membeli saldo agar bisa membeli makanan, tangan ku tiba-tiba di cengkeram seseorang..."Hani"..."Suara itu" batin hani."Eehhh mas tirta, apa kabar mas" ucap via sambil menyodorkan tangan nya dan membuat tirta melepaskan cengkramannya dari tangan hani."Baik" via ini kartu isi nya ada 5 juta kamu dan yudi pesan apa saja yang kamu mau ya, aku pinjam dulu teman mu ada yang harus kami bicarakan, ucap tirta lalu menggenggam tangan hani dan mengajaknya ke arah tempat duduk."Aku bakso malang ya vi" ucap hani sambil berjalan."Han kita duduk di sofa ini ya" ucap tirta lembut."Mas tirta tolong lepasin tangan ku donk" aku ndak mau nanti kalau sampai ada family atau kerabat istri kamu yang lihat kita pegangan tangan nanti aku di kirain pelakor lagi, ucap hani tegas."Ssstt" biar aja orang mau bila
"Nduk", ini makan singkong goreng. Ajak ibuku saat aku masuk ke dalam rumah setelah via pulang."Sudah ah bu", tadi udah sempat ngemil di mall jadi kenyang banget. "Ini bapak lagi panen banyak ya pak"? "iya nduk", ini tadi bapak sisakan beberapa singkong sebelum dijual ke pasar, ujar bapakku."Oh ya bu" untuk wisuda kakak, baju bapak dan ibu sudah ada kakak beli, ini dicoba dulu kalo kurang pas ukurannya, masih bisa di permak kan, masih beberapa hari lagi acaranya. "ini merknya batik ternama bu", ini pasti mahal belinya, bisik bapak ke ibu."Yo toh nduk", seharusnya kamu ndak usah beli mahal-mahal toh kami juga bakalan jarang pakainya, ujar ibu kepada hani."Sudah ndak apa-apa toh bu", ini kan moment penting kakak juga, ucap ku sambil memeluk ibu."Oh ya bu" sekalian pesan kan salon untuk kita berdua, si budhe yang rumah nya di belakang situ saja bu, kalau bisa ya datang kerumah abis subuhan biar ndak terlambat datang ke acara wisudaan, nanti
Ku putus kan untuk tidak membalas pesan dari pras, ku matikan hp dan segera ku pejamkan mata ku dan tidur untuk memulihkan tenaga yang lumayan terkuras setelah seharian aktivitas tadi siang."Ke esok kan hari nya, via pun datang kerumah mengantarkan undangan wisuda lalu kami pamit ke orangtuaku untuk keluar rumah sebentar.""Ayok vi", kita mau kemana sekarang? Tanya ku kepada sahabat ku via."Ada kafe dekat sana baru buka han, kita ngobrol-ngobrol disana aja yok", ajak via. "Ayoklah keburu gelap" ucap ku dan via pun melajukan motornya ke kafe yang dia maksud. "Tempatnya bagus vi", eye catching sekali enak juga ada live musicnya, Ucapku sambil memegang piano yang ada untuk perform saat acara live musik. "Opo toh han", aku ra mudeng sekarang kok kamu banyakan ngomong bahasa londo sih han. "Kan aku udah jadi bagian anak kota vi" hahahha. kami pun tertawa bersama."Han", aku kangen kamu nyanyi diiringi piano kayak jaman OSIS kita dulu masih mahir
Aku berlalu keluar kafe dan menunggu angkot yang kearah rumahku, sudah beberapa puluh menit aku tunggu tapi tidak ada yang lewat dan tidak ada tukang ojek mangkal juga, apa pesan ojek online ya, pikirku. Tiba-tiba lengan tanganku ditarik dan menghentikan aktivitas ku yang hendak memesan ojek online agar aku bisa pulang ke rumah. "Han", ayo masuk aku antar kamu pulang ya, kita damai please, ucap tirta."Aku pun masuk ke mobil sportnya" mengikuti keinginannya, karena cengkraman tangan nya membuat aku sudah tidak punya pilihan lagi.Mas tirta pun melajukan mobil sportnya dengan kencang. Hening.. tidak ada satupun dari kami yang mengucapkan sepatah katapun hanya tangannya yang masih menggenggam tanganku erat seperti yang selalu dia lakukan dulu. "Han", kamu tuh kenapa sih menghindari aku, seakan menjadikan aku seorang yang asing dihidupmu, kita kan sudah pacaran lama dari SMA, kenapa kamu nggak bisa percaya sama aku untuk memulai dari nol dalam rumah tan