Home / Romansa / What A Bad Thing / Kalangan Kelas Atas

Share

Kalangan Kelas Atas

Author: SayurKubis
last update Last Updated: 2021-10-28 21:53:46

Harusnya, Hansa sudah bisa memprediksi pesta perjamuan yang dibuat oleh ayahnya itu akan menjadi apa.

Sekarang dia berdiri di tengah lingkungan orang-orang kaya dengan pakaian serba mewah. Beberapa orang tua membawa putri-putri mereka untuk dikenalkan pada ayahnya, agar kelak kemungkinan dari beberapa gadis itu bisa dengan pasti mendapat sebuah kehormatan menjadi Nyonya kecil baru di keluarga Ehren yang terpandang.

Hansa sendiri merasa tenggorokannya sangat gatal, dia tidak bisa terlalu lama berdiri di lingkaran sosialita yang berlebihan dan juga aroma tubuh mahal yang dibuat-buat oleh beberapa rekan bisnis ayahnya.

Akan tetapi, Quirin Ehren jelas tidak akan melepaskannya begitu saja dari perjamuan ini. Hansa sudah bisa menebaknya, lelaki tua itu pasti memiliki niat la

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • What A Bad Thing   Tempat Penitipan Anak

    Azura harus meluangkan waktunya sekali lagi untuk mengantar tiga anak Hansa pergi ke tempat penitipan anak yang sekaligus berperan sebagai tempat di mana anak-anak yang berumur di bawah lima tahun bisa belajar dan bermain.Namun, kali ini Azura jelas tidak akan meninggalkan anak-anak itu sepenuhnya berada di bawah pengawasan para pengasuh di penitipan.Dia berniat untuk ikut andil melihat bagaimana anak-anak yang diasuhnya itu bersikap di tempat tersebut.Perjalanan menggunakan taxi cukup mengeluarkan tarif perjalanan yang besar, Azura harus menelan ludah ketika mendapati betapa terkurasnya gajinya hanya untuk membayar taxi itu.Taxi yang mengantar mereka telah berlalu dari pandangan. Sekarang Azura melihat papan na

    Last Updated : 2021-11-04
  • What A Bad Thing   Ansel yang Cemburu

    Setelah pesta usai, Hansa bergegas naik ke lantai atas menuju kamarnya. Dia merasa sangat lelah, ketika dirinya melepaskan semua pakaian formal andalannya pria itu segera mandi dan melemaskan otot-otot tubuhnya yang menegang sejak tiga jam lamanya.Hansa mandi sangat cepat, sampai pintu kamarnya diketuk dengan keras oleh seseorang.Mendecak kesal dengan pinggang yang masih terlilit handuk putih, Hansa membuka pintu kamarnya dan terlihat sosok pria yang saat ini tidak ingin Hansa temui berdiri di depan pintunya.Namun, bukan sapaan atau perkataan baik yang Hansa dapatkan, anak kedua dari Quirin Ehren itu mendapat pukulan tepat di pipi kirinya. Sehingga siapa pun di lantai bawah bisa mendengar pertengkaran yang baru saja akan dimulai itu.

    Last Updated : 2021-11-25
  • What A Bad Thing   Beli Baru atau Dikutuk

    Azura sebenarnya tidak ingin tahu banyak soal masa lalu Hansa dengan beberapa baby sitter yang pernah mengasuh anak dosennya itu. Akan tetapi, semakin dipikirkan Azura jadi paham kenapa Nyonya Alice sempat berkata buruk tentang para pengasuh yang lama.Pada kenyataannya, para baby sitter yang dibayar Hansa untuk mengasuh tiga anak kembar angkatnya itu semuanya adalah penipu dan tidak lebih berpura-pura menjadi sosok pengasuh yang berpengalaman hanya untuk mendekati Hansa.Ya, Azura sangat menyayangkan sikap tidak profesional seperti itu. Sangat berbeda sekali dengan Azura yang mengambil pekerjaan menjadi baby sitter ini secara terpaksa karena dia harus membayar uang kuliahnya. Sejujurnya, Azura ingin bekerja di tempat lain. Namun melihat betapa besar gaji untuk menjaga tiga balita saja sudah membuat Azura meneteskan air liur.

    Last Updated : 2022-01-01
  • What A Bad Thing   Nada Sumbang

    Luisa sama terkejutnya dengan Azura ketika mereka berdua bertemu lagi satu sama lain. Setelah masalah besar yang dibuat Azura dalam keluarganya, Anak sulung dari keluarga Edith itu segera tersenyum cerah, dan Azura tidak tahan untuk tidak memeluknya. Namun, dia tidak dalam kondisi bisa memeluk lagi seperti dulu.Azura sadar akan tempatnya sekarang, dia tidak pantas untuk menyentuh sosok penerus keluarga Edith yang sukses itu.Luisa yang hendak memeluk seketika berhenti, ketika dia melihat perubahan ekspresi dari Azura. “Kenapa?” tanya Luisa pada Azura yang seperti mengelak untuk dipeluk.Azura tersenyum canggung, “Tidak, aku tidak mengelak hanya saja sudah lama kita tidak saling berpelukan. Ini sangat canggung kak,” jawab Azura membuat Luisa cepat men

    Last Updated : 2022-01-02
  • What A Bad Thing   Mama yang Penasaran

    Azura harus menelan rasa kesalnya semalaman penuh akibat perkataan Nyonya Arisha padanya. Dia pada awalnya tidak berniat untuk bersikap buruk dan tidak sopan, akan tetapi Nyonya Arisha seakan memancing kemarahannya untuk keluar begitu saja.Sementara itu sampai hari ini, Azura belum mendapatkan kabar lagi dari Hansa dan Oliver kapan mereka pulang dari rumah utama mereka. Azura berpikir dia tidak mungkin bolos kuliah lagi, jadi ketika dia selesai membuat sarapan pagi untuk tiga anak Hansa yang akan dititipkan di penitipan anak. Azura berniat menelpon Gauri, dan belum sempat ia menekan panggilan. Gauri lebih dulu menelponnya."Selamat Pagi sahabatku!" Gauri menyapa Azura dengan semangat seperti biasanya."Pagi juga untukmu, aku baru saja hendak menelpon," ungkap Azura.

    Last Updated : 2022-01-04
  • What A Bad Thing   Rumah Edith

    Itu terjadi kemarin malam, Luna anak bungsu dari keluarga Edith melihat betapa masamnya wajah ibunya dan juga murungnya wajah kakaknya ketika mereka pulang dari acara perjamuan pesta di kediaman Ehren.Luna biasanya membayangkan keceriaan di wajah keduanya saat pulang, sebab Luisa kakak perempuannya itu kemungkinan besar bertemu kembali dengan anak pertama keluarga Ehren yang bernama Ansel itu.Akan tetapi, apa yang dilihatnya sekarang berbeda. Namun, saat Luna ingin bertanya apa alasan keduanya seperti itu ibunya hanya mengabaikannya sedangkan kakaknya enggan untuk bercerita. Terpaksa Luna harus menelan rasa penasarannya dan akan bertanya lagi esok pagi.Waktu berlalu dengan cepat dan pagi hari sudah tiba, saat semua keluarga sarapan di pagi hari dengan banyak makanan yang

    Last Updated : 2022-01-05
  • What A Bad Thing   Menjadi Penguntit

    Sudah dua jam Oliver dan Hansa berkendara pulang menuju apartemen mereka, dan tidak sedikit pula Oliver terus menunjuk beberapa tempat yang menjual banyak makanan dan juga beberapa barang bagus. Akan tetapi, kakaknya itu hanya mengabaikannya saja sehingga membuat Oliver mendengkus sebal."Lalu, oleh-oleh apa yang akan kita bawa untuk Azura dan tiga prajurit kecilmu?" Oliver mulai bertanya.Hansa melirik Oliver dari kaca dashboard. "Kita membelinya di mall saja, ada banyak pilihan di sana nanti," jawab Hansa yang masih fokus berkendara.Oliver yang mendapat jawaban seperti itu mencebik. "Kau sangat tidak asyik, Kak. Tidak tahu selera," sindir Oliver yang kini mulai bermain ponselnya."Membeli oleh-oleh itu tidak perl

    Last Updated : 2022-01-07
  • What A Bad Thing   Pelukan Hangat

    "Ngomong-ngomong, bagaimana keseharianmu mengurus anak orang?" tanya Gauri yang menumpukan dagunya di kedua lengan yang terlipat di atas meja.Azura yang sejak tadi sedang mengetik tugas melirik temannya itu. "Ya, begitulah. Aku melewati hari-hari yang berat dengan mengasuh tiga balita, untungnya semakin ke sini ketiganya tidak terlalu nakal lagi padaku," jawab Azura."Lalu, apa kau berniat akan bekerja lama dengan Dosen itu?" Kini Naim yang ikut bertanya.Azura berhenti mengetik, "Aku belum memikirkannya, mungkin aku akan berhenti saat aku menginjak semester akhir saja," ucap Azura membuat Naim mengangguk."Itu artinya, mulai sekarang kau harus berhemat Azura. Maksudnya di sini, kau harus pandai mengatur uang. Satu

    Last Updated : 2022-01-08

Latest chapter

  • What A Bad Thing   [TAMAT] Lima Hari Tidak Ada Kabar

    Awalnya Azura sama sekali berpikir jika Hansa memang ingin memberikan istirahat penuh untuknya yang sudah bekerja keras dalam mengurus tiga anak dosennya itu. Sehingga Azura merasa bahwa Hansa memiliki rasa perhatian terhadap dirinya karena Azura pada dasarnya perlu mempersiapkan proyek tugas kelompoknya untuk ujian akhir beberapa minggu ke depan. Meskipun begitu, dua hari tidak bekerja dirasa sudah cukup bagi Azura menganggur dan dia sudah memiliki energi penuh kembali agar bisa mengurus anak-anak Hansa. Lagi pula, Azura sudah sangat merindukan Ilhan, Ilkay dan Ihsan. Akan tetapi, ini sudah lewat dua hari bahkan lebih parahnya sudah lima hari Azura tidak mendapat kabar berupa sebuah pesan dari Hansa dan juga Oliver bahwa dia bisa bekerja kembali. Bukannya Azura tidak berusaha menghubungi keduanya, baik Hansa dan Oliver sama-sama tidak menjawab panggilan Azura dan kedua nomor itu selalu dalam mode sibuk “Kenapa kau terlihat murung seperti itu? Apakah mereka masih tidak menjawab pang

  • What A Bad Thing   Alasan Menjadi Anak Angkat

    "Nyonya, anda bilang kita akan mengikuti Tuan Muda Hansa. Tapi, kenapa sekarang anda meminta saya untuk mengantar pulang ke rumah?" tanya Nike ketika asisten dari Nyonya Helga tersebut sambil menyetir dan memperhatikan jalan.Nyonya Helga bersandar di kursi penumpang, "Aku berubah pikiran, lebih baik pulang saja. Energiku sudah habis untuk mengikuti Hansa. Besok saja kita cari tahu siapa yang Hansa temui," jawab Nyonya Helga yang sepertinya sudah mengantuk."Baiklah Nyonya."Hansa yang sedang menyetir dengan santai melirik Luisa yang saat ini melamun menatap pemandangan jalanan dari balik jendela."Hm Luisa? Kau baik-baik saja?" tanya Hansa kepada Luisa yang segera menoleh ketika ditanya.

  • What A Bad Thing   Menjemput Luisa

    “Hansa, siapa yang menelpon itu nak?” tanya Nyonya Helga pada Hansa yang sekarang berjalan menuju kamarnya mengambil jaket.Oliver mengernyit, “siapa yang membuatmu terburu-buru seperti ini? Apakah ada hal yang penting.”Hansa menyimpan kunci mobilnya di saku celananya dan berkata, “aku akan kembali setengah jam lagi, kalian bertiga silakan lanjutkan makan. Aku menyusul nanti,” ucap Hansa yang berjalan keluar dari apartemen.“Aku rasa kau harus cepat pulang atau makanan ini akan dingin… atau yang lebih parah ini semua akan habis,” ujar Oliver yang mana tulang keringnya ditendang pelan oleh ibunya dari bawah meja makan.“Ouwh! Mama!”&nb

  • What A Bad Thing   Sebuah Permintaan

    Quirin baru saja kembali ke rumahnya, tempat di mana suasana dingin dan sepi terus menghantui rumah tersebut sejak anak keduanya Hansa dan juga anak tirinya Oliver kini lebih memilih tinggal secara terpisah dari rumah utama.Walaupun begitu Ansel anak sulungnya masih setia tinggal di rumah besar yang sepi tersebut. Atmosfer ini sangat berbeda dengan belasan tahun silam, di mana rumah yang dia bangun untuk istri dan juga dua anak-anaknya yang berharga itu sangat hangat dan penuh dengan canda tawa dari kedua anaknya.Akan tetapi, itu semua hanyalah masa lalu yang tidak bisa dilihat lagi sekarang. Quirin Ehren telah menikah lagi dengan seorang wanita beranak satu yakni Helga. Ketika dia mengatakan dirinya hendak menikahi wanita itu, Hansa yang dulu masih remaja menentang keputusannya. Remaja yang baru berumur tiga belas tahun itu tidak

  • What A Bad Thing   Makan Malam

    “Azura? Azura! Apakah kau sudah pulang?” Gauri mengetuk pintu kamar kos Azura karena dia beberapa waktu lalu mendengar suara dari kamar sebelahnya.Azura yang tadinya berada di balik pintu menegakkan kembali kepalanya dan mengusap wajahnya. “Ya! Aku sudah pulang, tunggu sebentar,” jawab Azura yang buru-buru beranjak dari duduknya dan segera membuka pintu.Gauri tersenyum ketika pintu terbuka, sangat jarang sekali Azura pulang cepat seperti sekarang ini. Sampai ketika Gauri melihat perubahan ekspresi yang tidak biasanya dari Azura, gadis itu mengernyit. “Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat kusut Azura,” kata Gauri membuat Azura mengangkat kedua bahunya dan mengizinkan Gauri masuk.“Ini adalah hari yang berat bagiku, tapi tenang saja. A

  • What A Bad Thing   Cemas

    "Aku pulang!" Azura kembali ke kos miliknya yang sudah lama sangat dia rindukan.Tidak ada jawaban atau suasana hangat yang menyambutnya saat dia pulang ke rumah. Namun, Azura sudah terbiasa hidup sendirian sekarang. Hari ini nampaknya adalah hari yang sangat berat baginya.Banyak hal yang sudah terjadi dalam kurung waktu kurang dari dua puluh empat jam.Dari bertemu dengan Ibu tiri Hansa dan juga bertemu kembali dengan ayah angkatnya. Benar-benar tidak terduga, sebenarnya Azura tidak terlalu memikirkan bagaimana nasib Hansa ketika pria itu bertemu ibunya, hanya saja sekarang pikiran Azura dipenuhi dengan keluarga angkatnya itu.Dia sangat takut dan juga cemas jika pertemuannya dengan ayah angkatnya akan menimbulkan

  • What A Bad Thing   Keberanian Luna

    "Apakah nomor apartemennya benar? Kenapa mereka tidak membuka pintu?" Nyonya Helga mengetuk-ngetuk sepatu mahalnya di lantai marmer apartemen tersebut.Nike menggeleng, "nomornya benar, nama pemilik juga nama Tuan Hansa. Saya rasa mungkin mereka sedang istirahat itu sebabnya sulit untuk mereka membuka pintu."Nyonya Helga mencibir. "Mereka mungkin sengaja tidak ingin membukanya, seolah-olah keduanya seperti menyimpan rahasia yang tidak ingin aku ketahui."Nike terkekeh pelan dengan perkataan Nyonya besarnya itu. "Mungkin saja, tapi coba Nyonya menoleh ke belakang sepertinya semua dugaan Nyonya akan dipatahkan," ucap Nike membuat Nyonya Helga mengikuti perkataan asisten kepercayaannya itu.Terlihat Hansa kembali deng

  • What A Bad Thing   Dengarkan Bibi

    “Aku bukan anak kandungnya, sekarang kami tidak punya hubungan apa pun lagi.” Azura menjawab pertanyaan dari Hansa yang berjalan berdampingan dengannya.Hansa mengulum senyumnya. “Tapi Azura, meskipun kamu dan Tuan Jauzan tidak memiliki hubungan lagi. Aku pikir sangat tidak sopan berbicara sangat kasar pada orang yang lebih tua darimu.” Hansa memberitahu.Namun, Azura yang Hansa lihat tersenyum meremehkan perkataan Hansa, “Lalu haruskah aku berbicara secara lemah lembut kepadanya? Kepada orang yang diam saja ketika aku diusir dari rumahnya begitu?” Azura kemudian berbalik menatap netra cokelat gelap milik Hansa.Hansa menghela napas, dia sebenarnya tidak tahu apa yang membuat Azura sangat marah sepert

  • What A Bad Thing   Anak Angkat

    Hansa yang sudah dalam mode menyamar seadanya, bermodalkan kacamata hitam Azura dan juga jaket Azura yang dijadikannya sebagai penutup kepala, pria dewasa itu segera berlari meninggalkan apartemen.Dalam hatinya Hansa terus berdoa, agar mamanya itu tidak melihat dirinya. Jangankan melihat, Hansa sangat berharap wanita itu dapat tertipu dengan penampilannya sekarang. Misi Hansa sekarang adalah menyusul Azura, sebab dia ingin mengembalikan jaket Azura yang berisi kunci dan juga dompet.Akan sangat repot jadinya jika Azura berjalan bolak-balik kembali ke apartemen Hansa. Azura sendiri saat ini berjalan dengan santai, seakan-akan semua bebannya terangkat dari pundaknya, hari ini dia ingin menikmati jalan-jalan sore terlebih dahulu dan baru kembali pulang dan mengajak Gauri makan hotpot yang lezat.

DMCA.com Protection Status