Happy Reading and Enjoy~
Sesak, ia tidak bisa bernapas. Tangannya melambai-lambai untuk mencari udara, tetapi semua terasa gelap. Lalu perlahan cahaya putih menyinarinya dengan intensitas yang membuat matanya terasa silau. Dengan satu sentakan yang terasa menyakitkan, Luna dipaksa bangun dan kedua matanya seketika terbuka.
Ia masih berada di tempat yang sama. Ironisnya dirinya belum mati, dan lagi-lagi kedua matanya disuguhkan pemandangan langit-langit kamar yang indah dan terasa membosankan. Luna tidak tahu mengapa dirinya bisa selamat, tetapi jika tidak salah ingat ada seseorang yang menolongnya.
Keningnya berkerut ketika sama-samar ia mendengar suara Allard. Apa Allard yang menolongnya? Sepertinya tidak, Allard tidak sebaik hati itu untuk menyelematkan nyawanya yang bagi pria itu tidak beharga.
Luna berusaha bangun, menyandarkan tubuhnya
Happy Reading and Enjoy~Bodoh sekali jika Luna mengira kotak P3K bisa jadi bantuan pertama. Alhasil yang bisa dilakukan hanya menekan luka Allard agar darahnya berhenti mengalir. Sementara tubuhnya bergetar menunggu kehadiran pelayan.Seisi kastil heboh, tangan kanan Allard yang—ia tidak tahu siapa namanya itu, langsung membawa Allard ke rumah sakit. Seharusnya Luna menunggu, tapi tanpa sadar kakinya ikut melangkah ke limusin yang membawa kepergian Allard.Dan sekarang dirinya disini, duduk seperti orang bodoh di ruang tunggu dengan wajah pucat. Biarkan ia menyesalinya nanti, sekarang yang terpenting mengetahui Allard masih hidup.Orang kepercayaan Allard berada di sebelahnya, duduk menunduk dengan dahi berkerut. Sejak tadi mereka duduk dalam diam, hingga Bodyguard Allard memecah keheningan dengan perkataan sinis.
Happy Reading and Enjoy~Denyutan mematikan langsung menghampiri kepalanya ketika Allard duduk. Menatap dengan dahi berkerut ke sekeliling ruangan. Bau obat-obattan yang menyengat serta seluruh dinding yang bewarna putih sudah menjelaskan dimana ia berada saat ini.Allard mengerang berlebihan, memijat-mijat dahinya pelan. Mencoba berpikir apa penyebab dirinya bisa berakhir disini. Hal terakhir yang diingatnya adalah berita mengejutkan dari Arthur yang membuatnya berakhir di kamar Luna dengan keadaan … menangis dan mabuk.Oh shit!Itu sesuatu yang sangat memalukan. Bagaimana bisa dirinya menangis di depan gadis keras kepala itu. Sial, sial, sial. Apa yang akan dipikirkan Luna tentang dirinya nanti, oh, betapa bodoh dirinya.Allard menoleh pada kaca jendela besar di samping ranjangnya. Matahari s
Happy Reading and Enjoy~Semua terasa tidak masuk akal dan … bagaimana dalam waktu singkat semuanya berubah menjadi jauh lebih buruk. Bagaimana bisa orang keji yang telah membunuh kedua orangtuanya menjadi kakaknya. Dan … dan bagaimana bisa kedua orangtua yang selama ini mengurusnya dengan sangat baik menjadi pembunuh orangtua kandungnya.Ini berita yang membuat kepalanya berdenyut nyeri. Terlebih, posisinya sekarang menjadi istri kakak kandungnya sendiri. Allard begitu yakin bahwa mereka berasal dari rahim yang sama, dan entah mengapa perkataan Allard meyakinkan—meskipun ia sendiri tidak ingin mengakuinya.Tubuh Allard menegang ketika Luna berhasil melontarkan kalimat berbahaya. Terserah, ia sudah tidak peduli lagi. Memikirkan bahwa selama ini yang menidurinya adalah kakak kandungnya membuat dada Luna terhimpit perasaan kacau luar biasa.
Happy Reading and Enjoy~"Selamat, istrimu baru melahirkan lagi, kan?"Jarez menjabat tangan Jovan dengan ramah, senyumnya mengembang. Tidak seperti Jarez, Jovan malah terlihat murung."Istri saya … tidak mau menerima anak saya. Dia ingin membuangnya, sementara saya tidak ingin anak saya berada di tangan orang yang salah. Apalagi harus hidup di panti. Saya gagal sebagai suami dan ayah, Tuan. Jika boleh jujur, saya lebih memilih istri saya daripada anak saya."Senyum Jarez langsung padam, menatap Jovan dengan sorot khawatir. "Mengapa istrimu tidak mau menerima anakmu?""Anak ketiga saya berjenis kelamin perempuan, dan saya sudah memiliki dua orang putri. Istri saya tidak sanggup jika harus mengasuh ketiga putri saya."Wajah Jovan tampak lelah, seolah-olah dia benar-benar memiliki beban yang berat.&nb
Happy Reading and Enjoy~Luna tidak tahu ia dibawa kemana, setelah turun dari limusin borgol dan penutup matanya belum dilepas. Ia dituntun berjalan ke ruangan yang terasa dingin dan sedikit lembab. Ruangan yang terasa tidak asing.Ketika akhirnya borgol dan penutup matanya dibuka, ia melihat seorang pria yang sepertinya berumur 50 tahun ke atas sedang terbaring meringkuk dengan tubuh bersimbah darah. Luna menelan ludahnya dengan susah payah, menoleh ke arah Grey yang mengedikkan dagunya."Itu ayah Anda, nona. Temui dan berbincanglah, dia cukup sadar untuk merespon."Setelah mengatakan itu, Grey pergi. Menutup pintu besi di belakangnya, meninggalkan Luna dan sosok mengenaskan di hadapannya ini. Sialnya sosok mengenaskan ini adalah … ayahnya?Perlahan Luna berjalan mendekat, hingga ia berada tepat di hadapan ayahnya. Seketika kedua mata
Happy Reading and Enjoy~Allard menepati ucapannya, setelah sidang untuk yang terakhir kalinya mereka resmi bercerai. Ironisnya Allard langsung menyuruhnya pergi setelah mereka berdua menandatangani surat perceraian. Lelaki itu tanpa rasa kasihan menyuruhnya pergi hanya dengan satu koper pakaian beserta satu set baju yang di kenakannya tanpa memberinya apapun.Luna diantar ke rumahnya yang lama, tapi setelah sampai rumah itu ternyata sudah menjadi milik orang lain. Bagaimana bisa!? Meskipun bukan anak kandung dari Joan dan juga Yessie, bukankah namanya tercantum sebagai orang yang mendapat harta warisan? Mengingat kedua orangtua angkatnya itu tidak memiliki anak selain dirinya?Seolah tahu dengan pikiran Luna, Grey berdehem.“Rumah ini dijual untuk menutupi semua hutangnya, nona.”
Happy Reading and Enjoy~Ketika ia membuka matanya semua tampak gelap. Apakah ia belum sadar? Atau apakah ia sudah mati? Perutnya langsung merespon ketika hidungnya mencium aroma yang terasa sedap. Luna berpaling mencari aroma yang membuat perutnya terasa sakit, dan dalam kegelapan ia bisa melihat hidangan di atas nampan.Persetan dengan gelap. Ia bisa makan bahkan jika kedua matanya tertutup. Dengan sedikit gemetar akibat kelaparan Luna mengambil makanan yang terhidang, menyuapkannya dengan lahap. Sedikit tersedak karena terburu-buru.Prok ... prok ... prok ...Suara tepuk tangan menghentikan suapannya, seketika tubuhnya menegang tatkala ruangan tempatnya berada saat ini berubah terang. Luna memejamkan kedua matanya untuk menyesuaikan perubahan cahaya yang terasa menyilaukan.
Happy Reading and Enjoy~Satu minggu berlalu, Luna tidak mendapat kemajuan apapun. Ia hanya berkeliling mencari penginapan dan pekerjaan, tapi semua menolaknya.Satu bulan berlalu, tetap sama.Tiga bulan berlalu, sialnya masih sama. Ia melakukan hal yang sia-sia, berjalan dan mencari tanpa hasil. Sementara semakin bertambahnya hari ia makan dan tinggal di penthouse Allard, seolah-olah tidak ada yang berubah dari perceraian mereka.Allard sendiri sesekali mengunjunginya, menanyakan apa kebutuhannya, bahkan terkadang membawanya ke beberapa restoran dan makan dengan gaya romantis. Lelaki itu tidak pernah berteriak padanya, tidak pernah berbicara kasar, meskipun tidak menutup kemungkinan sifatnya masih dingin.Allard masih berwajah kaku, tidak pernah tersenyum padanya. Meskipun tersenyum, ha
Ara menatap Allard dan Luna bergantian.''Selama aku menikah dengan Alex aku belum pernah kencan dengannya. Dan apa? Kalian menitipkan Sia karena ingin kencan seharian! Huh, jika aku tidak menyukai Luna, aku tidak akan mau melakukannya!''Luna mengulum senyum. ''Maafkan aku, Ara. Aku tidak tahu lagi kepada siapa kami bisa menitipkan Sia. Kau tau bahwa Sia sangat suka bermain dengan Dom.''Ara mengibaskan tangannya ke udara. ''Ya, kurasa kita akan menikahkan anak kita setelah besar nanti,'' ucapnya sembari mengedipkan matanya sebelah.Luna terkekeh sementara Allard berdehem. ''Aku tidak mau menjadi keluarga dari kembaran Arthur.''''Lupakan! Aku juga tidak mau putraku punya mertua sepertimu.'' Ara melotot.Seketika Luna terbahak, wanita itu menutup mulutnya dengan satu tangan guna meredam suaranya.''Baiklah, mungkin kami bisa pergi sekarang. Maaf merepotkanmu, Ara.''Ara ter
Luna mengulum senyum saat merasakan lengan kekar yang menyelimuti tubuhnya.''Kau masih marah padaku?'' Allard bertanya lembut.Ia tidak menjawab, kali ini apapun bentuk rayuan Allard tidak akan bisa mempengaruhinya. Lelaki itu tidak berubah!Bagaimana bisa menghukum salah satu karyawannya karena tidak sengaja memegang lengan Luna ketika ia hampir saja terjatuh. Jika karyawan itu tidak menolongnya maka sudah bisa dipastikan kedua lututnya mencium lantai.Bukannya merasa berterima kasih, Allard malah marah dan mengancam untuk memecatnya. Lelaki itu sungguh posessif! Dan sungguh ini bukan yang pertama kalinya.''Aku minta maaf, aku hanya tidak rela tubuhmu disentuh pria lain.''Luna mencoba melepaskan pelukan Allard.''Kau selalu berkata begitu dan mengulangi kesalahanmu. Apa kau tidak berpikir jika dia tidak ada maka tubuhku jatuh ke lantai? Makan siangmu juga akan jatuh berantakan. Ka
Tok tok tok Luna langsung membuka pintu tanpa melihat tamunya terlebih dahulu. Seketika ia langsung terperanjat melihat Grey yang berdiri di depan pintu rumah kumuhnya beserta beberapa bodyguard yang lain. Buru-buru Luna menutup pintunya, tapi Grey lebih dulu menahannya. ‘’Boleh saya masuk, Nona?’’ ‘’Ma-maaf, aku tidak bisa membiarkan orang asing masuk. Permisi.’’ ‘’Tunggu!’’ Grey tetap menahan daun pintu agar tidak tertutup. ‘’Ini tentang Tuan Allard. Saya tahu bahwa Anda mungkin tidak mau lagi mendengar apapun tentangnya, tapi saya belum pernah melihat Tuan sefrustrasi itu kehilangan seorang wanita.’’ Luna mendongakkan dagunya dengan gaya sombong. ‘’Yang dia inginkan adalah anak ini, bukan aku.’’ ‘’Anda salah, nona. Saya datang ke sini ingin membuat perjanjian dengan Anda.’’ ‘’Perjanjian’’ Luna mengerutkan dahinya, lalu pada akhirnya membuka lebar pintu rumahnya. ‘’Masuklah, kita bicarakan di dalam.’’ Tidak perlu diperintah dua kali, Grey langsung melangkah masuk. ‘’
Happy Reading and Enjoy~Allard menekan perasaan ketika tiba di depan rumah kumuh yang berada di hadapannya. Bagaimana bisa Luna memutuskan berada di sini dan meninggalkan kastilnya yang mewah!?Ia mengetuk pintu rumahnya. Tidak ada jawaban. Allard kembali mengetuknya dengan tidak sabar, ia sudah menahan dirinya agar tidak langsung mendobrak pintu kumuh ini. Masih tetap tidak ada jawaban, yang terdengar hanya erangan kesakitan.''Luna kau di dalam?'' Ia bertanya cemas.Tidak ada sahutan. Kembali yang terdengar hanya erangan.Persetan dengan segalanya, Allard mendobrak pintu kumuh itu. Hanya dua kali dobrakan engsel pintu itu langsung terlepas. Ia akan memberi pelajaran bagi siapapun yang telah memberi Luna rumah tak layak pakai ini.''Luna!''
Happy Reading and Enjoy~Tidak ada yang berubah dari hubungan mereka, tapi sikap Allard perlahan berubah menjadi sedikit lebih hangat. Lelaki itu akan memeluknya dan mengelus perutnya hingga Luna terlelap.Saat bangun pagi Allard sendiri yang menyiapkan sarapannya. Ekspresi lelaki itu tetap sama, datar tanpa senyum. Sampai saat ini mereka baik-baik saja.Dan jika ada bom maka inilah harinya. Saat ia sedang berjalan-jalan di taman, salah satu bodyguard menghampirinya dan memberikan satu rekaman kecil.''Nona, saya mohon jangan beritahu Tuan Allard. Jika nona memberitahunya maka nyawa saya melayang, saya hanya ingin hidup nona bahagia tanpa adanya tipuan. Hanya ini yang bisa saya lakukan.''Mendengar hal itu ia buru-buru pergi ke kamarnya dan menghidupkan benda kecil yang di
Happy Reading and Enjoy~“Ada satu kabar gembira lagi yang ingin saya sampaikan. Wanita yang berdiri di samping saya ini sedang mengandung, tidak ada hari yang paling bahagia kecuali hari ini. Hari dimana saya tahu bahwa istri saya tersayang mengandung anak kami.”Riuh tepuk tangan terdengar membahana, semua tamu yang berada di sana memasang wajah ceria dan bahagia. Semua tersenyum dan bergantian memberi ucapan selamat, berbanding terbalik dengan Luna yang memucat.Allard mengetahui dirinya hamil. Sejak kapan? Apa lelaki itu langsung menyelidikinya setelah pergi dari kamarnya kemarin? Lantas mengapa Allard tidak mendatanginya dan marah kepadanya seperti yang ditakutkannya?Bahkan Allard menyampaikan kabar itu di depan rekan-rekan bisnisnya, apa lelaki itu menerima anak yang berada di kandungannya?“Kenapa wajahmu p
Happy Reading and Enjoy~“Luna hamil.”Arthur terbatuk, menatap Allard dengan kedua mata membesar. “Kau yakin?”“Emosinya tidak stabil dan stamina tubuhnya melemah, tapi dia tidak mual seperti kebanyakan wanita hamil.”“Apa tindakanmu selanjutnya? Bukankah kau tidak mau punya anak.”“Aku mau.”Arthur kembali terbatuk. “Kau punya kepribadian ganda?”Allard berdecak. “Aku tidak mau punya anak karena anakku harus lahir dari rahim yang suci, dan tentunya dari wanita yang menjadi istriku, bukan wanita one night stand.”“Kau sendiri yang mencantumkan larangan hamil pada kesepakatan pernikahanmu dengan Luna, lalu sekarang kau ingin
Happy Reading and Enjoy~Ada yang salah. Luna menyadari hal itu sejak ia tinggal di penthouse Allard. Tubuhnya semakin lemah, sering pusing dan mual. Emosinya tidak menentu, bahkan ia sering marah pada sesuatu yang tidak jelas. Parahnya lagi, ia diam-diam menginginkan keberadaan Allard.Lelaki itu memang mengunjunginya, tapi hanya berupa kunjungan singkat, dan Luna tidak menginginkan itu semua. Ia ingin Allard di sini bersamanya dan dalam jangkauan matanya. Seketika tubuhnya meremang. Tidak, tidak mungkin!Apa-apaan pikiran itu.Apa yang terjadi pada dirinya Tuhan … ia benar-benar ingin Allard berada di sini, hingga rasanya Luna sanggup memohon pada siapapun untuk bisa mempertemukannya dengan Allard.Oh, sial, ia mulai pusing.Luna membaringkan tubuhnya yang terasa lemah. Mungkin hal ini akan d
Happy Reading and Enjoy~Satu minggu berlalu, Luna tidak mendapat kemajuan apapun. Ia hanya berkeliling mencari penginapan dan pekerjaan, tapi semua menolaknya.Satu bulan berlalu, tetap sama.Tiga bulan berlalu, sialnya masih sama. Ia melakukan hal yang sia-sia, berjalan dan mencari tanpa hasil. Sementara semakin bertambahnya hari ia makan dan tinggal di penthouse Allard, seolah-olah tidak ada yang berubah dari perceraian mereka.Allard sendiri sesekali mengunjunginya, menanyakan apa kebutuhannya, bahkan terkadang membawanya ke beberapa restoran dan makan dengan gaya romantis. Lelaki itu tidak pernah berteriak padanya, tidak pernah berbicara kasar, meskipun tidak menutup kemungkinan sifatnya masih dingin.Allard masih berwajah kaku, tidak pernah tersenyum padanya. Meskipun tersenyum, ha