Beranda / Romansa / Warning: Bos Galak! / 4. Senjata Makan Tuan

Share

4. Senjata Makan Tuan

Penulis: Yurriansan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 19:42:35

Nesta kesal. Bayangkan saja, jika setiap kali dia membuat kesalahan, gajinya dipotong 20%--lima kali kesalahan dan gajinya akan habis.

Situasi semakin memburuk dengan adanya kontrak kerja yang menyatakan bahwa dia tidak dapat mengundurkan diri sebelum masa kerjanya berakhir. Jika melanggar, denda yang harus dibayarkan adalah tiga kali lipat gaji.

Nesta ingin sekali meninggalkan kantor yang tidak manusiawi ini.

Dia mengingat bahwa nanti jam 10.00 ada rapat pimpinan. Itu berarti Nesta memiliki kesempatan untuk membalas Viano.

Tunggu saja, bos sombongnya itu akan merasakan akibatnya!

Dia tidak peduli jika dipecat. Lebih baik dipecat daripada menjadi budak di sini. Masih banyak tempat kerja lain yang mau menerima Nesta. Lagipula, dia bisa mendapatkan uang pesangon yang cukup besar.

Saat merencanakan hal itu, Nesta tanpa sadar tersenyum sendiri. Semakin dia membayangkannya, semakin seru. Viano akan 'tumbang' kali ini.

Lusi, yang baru tiba di kantor, merasa heran melihat tingkah Nesta. Office Girl baru tersebut tidak menyadari bahwa dia sedang tersenyum sendiri. Lusi berpikir, mungkin Nesta sedikit gila.

"Kenapa kamu tertawa sendiri?" tanya Lusi.

Nesta terkejut. "Ibu sering muncul tiba-tiba. Membuat saya kaget."

Nesta curiga. Mungkin saja, Lusi memiliki kemampuan untuk bergerak cepat. Karena setiap kali Lusi datang, Nesta tidak menyadarinya. Tiba-tiba saja, Lusi sudah ada di depannya.

"Saya juga tidak suka menegur kamu!"

Nesta mengerutkan kening. Sejauh mana dia dihina oleh Lusi?

"Lalu, kenapa Ibu menegur saya?"

"Karena saya melihat kamu, tersenyum sendiri!"

"Ya, tidak apa-apa, Bu. Jika saya ingin berguling-guling, itu hak saya."

Meskipun merasa sangat kesal, semua yang dikatakan Nesta adalah benar.

Detik berikutnya, Lusi mengibas tangan di depan wajah Nesta, memamerkan kukunya yang baru dicat merah terang. Sangat kontras dengan Nesta, yang tampak lusuh dengan lap kaca di tangannya.

"Sepertinya kamu harus memeriksakan diri ke psikiater. Karena beberapa kali saya melihat kamu berbicara sendirian." Lusi melenggang pergi setelah berkata demikian.

Saat Lusi membelakangi Nesta dan semakin menjauh, Nesta menirukan gaya sekretaris yang merasa dirinya cantik itu. Lagipula, Nesta bingung, kenapa Lusi tampak membencinya?

Apa yang telah Nesta lakukan padanya, sampai-sampai Lusi harus terus mengganggunya?

***

Rapat dimulai pukul 10.00. Nesta membuat kopi untuk rapat dengan bantuan karyawan lainnya. Setelah kopi dan camilan siap, mereka membawanya ke ruang rapat.

Setiba di sana, Nesta melihat Viano duduk di posisi utama. Dia sibuk dengan pekerjaannya. Matanya hanya fokus pada laptopnya hingga dia tidak menyadari keberadaan orang yang paling dibencinya--Nesta.

Nesta masuk dengan pelan dan kemudian meletakkan kopi di depan Viano.

Ada Lusi dan pimpinan lainnya. Saat Nesta menaruh kopi milik Lusi, Viano mendongak.

CEO Golden Corp. melihat sekeliling, para pimpinan lain sudah meminum kopi mereka.

"Lusi, kopimu sudah kamu minum?" tanyanya.

"Belum, Pak."

Viano merasa lega. "Kalau begitu, tukarlah kopimu dengan punya saya!"

Lusi tercengang. "Apa? Ditukar, Pak?"

"Kenapa? Kamu tidak mau bertukar dengan saya?"

"Bukan begitu, Pak." Lusi menggeleng. "Tapi, kenapa Bapak ingin bertukar?"

"Karena saya ingin minum yang itu."

Karyawan lain memperhatikan mereka saat berbicara. Lusi mengalah, dia bertukar kopi yang baru diletakkan Nesta dengan kopi milik Viano.

Mata Nesta membulat sempurna saat mengetahui Lusi mau bertukar kopi. Ini bisa berbahaya!

Dia menggigit bibirnya. Jika sampai Lusi meminum kopi Viano, akan menjadi masalah besar.

Lebih baik Viano, Nesta bisa dipecat. Berbeda dengan Lusi, dia bisa mendapatkan omelan sepanjang tahun. Lagipula, Viano mungkin akan memotong lagi gajinya.

Sialan, apes bertubi-tubi.

"Ehm, Bu Lusi, biar saya buatkan kopi baru untuk Anda. Rasanya mungkin tidak enak karena sudah dipegang-pegang Pak Viano."

Lusi menolak. "Tidak apa-apa, saya akan minum kopi ini." Dia menunjuk cangkir kopi Viano.

Nesta hampir kehabisan cara. Sementara itu, Lusi merasa ini adalah kesempatan bagus. Sekarang Viano mau bertukar kopi dengannya, siapa tahu setelah ini mereka bisa menjalin hubungan yang lebih dekat.

Sadar bahwa Nesta berusaha mengambil cangkir kopi dari hadapan Lusi, Viano semakin curiga.

"Kenapa kamu sibuk, saya ingin bertukar kopinya?"

Nesta menoleh. "Bukan begitu, Pak. Cangkir yang tadi, kan, sudah Bapak pegang-pegang. Kalau tangan Bapak berisi kuman, nanti Bu Lusi bisa sakit perut. Lagipula, sekarang ini juga sedang berbahaya karena virus. Siapa tahu, tangan Bapak mengandung virusnya."

Karyawan lain tertawa.

"Diam!" bentak Viano. Sekarang dia menatap tajam OG yang paling kurang ajar di kantor. "Kamu jawab saja yang jujur. Pasti minuman itu sudah kamu racuni, kan?"

Nesta berpura-pura terkejut. Berakting layaknya korban penindasan ala sinetron. Jika ada soundtrack, pasti akan semakin dramatis.

"Jangan pura-pura!" Viano bisa menebak, membuat Nesta semakin kesal. "Jika itu tidak diracun, kenapa kamu menghalangi saya bertukar dengan Lusi?"

Selama Nesta belum mampu membuktikan, bosnya itu pasti akan tetap menuduh.

"Bapak jangan menuduh sembarangan. Ingat, Pak, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan."

Viano tersenyum sinis. "Saya tidak menuduh! Tapi, saya bertanya," tegas Viano.

Jika bukan karena dia adalah bos, Nesta sudah memasukkan Viano ke dalam selokan!

Viano berkata lagi. "Jika memang minuman itu tidak kamu racuni, coba kamu buktikan!"

Sial! Double trouble.

Nesta menghela napas sejenak. "Bapak ingin saya membuktikannya bagaimana?" tantangnya.

"Minum kopi itu!"

Tidak bisa menolak. Sialan, tujuh turunan sial, niatnya mau menjahili Viano malah dia yang kena.

"Kenapa diam? Kamu tidak bisa membuktikannya?"

"Kenapa saya harus takut?"

Viano masih menatap tajam, seolah-olah memerintahkan Nesta untuk minum.

Nesta mengangkat cangkir kopi. "Bapak mau saya minum seberapa banyak?"

Lusi tercengang, Nesta seberani itu pada Viano.

"Minum kopinya sampai habis!"

Nesta melihat cangkir kopi yang tadinya untuk Lusi.

Demi Tuhan, Viano itu sangat menyebalkan!

Nesta kemudian meneguk kopi itu sampai habis.

"Ini!" Dia menunjukkan gelas kopi yang sudah kosong. "Saya minum sampai habis, kan, Pak. Bapak lihat saya masih hidup, tidak keracunan. Bapak berarti telah menuduh saya."

Dasar Bos laknat!

Sekarang mata Nesta menatap Lusi. "Bu Lusi harus hati-hati, masa Pak Viano mau tukar kopi beracun dengan Ibu."

"Diam kamu!"

Meski senjata makan tuan, setidaknya masih mendapatkan bonus membuat Lusi marah.

Benar juga, kata Nesta. Jika kopi itu beracun, berarti Lusi yang akan minum. Tadinya, Lusi kira Viano mau lebih dekat dengannya. Ternyata malah ingin menjadikan Lusi sebagai 'korban'.

Tampan, tetapi tidak punya perasaan.

Viano berdeham. "Saya mau kopi lagi, tapi tidak mau kamu yang membuatnya!"

Memangnya saya mau membuatkan kopi untuk Anda?

Nesta hanya bisa tersenyum pahit.

Segera menyelesaikan pekerjaannya, Nesta kemudian keluar dari ruang rapat tersebut.

Setelah pintu ditutup ....

Kyaaaaa!

Dia berlari tergesa-gesa menuju kamar mandi.

"Asin ... asin ... asin!" Nesta memuntahkan kopi yang barusan dia minum, setelah sampai di kamar mandi. Untung saja, tadi dia masih bisa menahan rasa asin di mulutnya agar Viano tidak curiga.

Viano sialan! Gara-gara dia, Nesta harus minum secangkir kopi asin.

Catat, tadi dia memasukkan dua sendok garam ke dalam kopi. Terbayang, kan, betapa asinnya?

Sementara itu, Viano yang masih memimpin rapat dalam hati tetap yakin bahwa Nesta ingin mengerjainya.

Jika benar, dia tengah bersorak dalam hati.

Aku akan balas dendam padamu!

Bab terkait

  • Warning: Bos Galak!   5. Raja

    Setelah dua minggu bekerja, Nesta pikir dia mampu bertahan. Namun, kondisi fisiknya menunjukkan sebaliknya. Stres yang dialaminya membuat dia mengalami sariawan dan sakit gigi. Rencananya, hari ini dia ingin izin tidak masuk kerja. Sebab, jika dia bekerja dengan kondisi seperti ini, Viano pasti akan marah.Dia pun menghubungi Ivan untuk meminta izin. "Pak saya tidak ke kantor karena sakit.""Sakit?" Ivan terdengar bingung. "Kamu sakit apa?""Sariawan dan sakit gigi, Pak. Lumayan kronis.""Kamu sudah periksa ke dokter?" tanya Ivan."Belum, Pak. Saya baru mau periksa," jawab Nesta.Ivan berkata, "Hari ini Pak Viano ada rapat di luar kantor, jadi saya bisa kasih izin ke kamu. Tapi, kalau besok kamu masih sakit, kamu harus membawa surat dokter.""Iya, Pak. Saya akan segera bekerja lagi setelah sakit gigi saya sembuh," ujar Nesta."Sakit giginya parah?"Sebelum menjawab, Nesta cepat-cepat mengambil cermin. Pipinya bengkak karena sakit gigi. "Ya, cukup parah, Pak. Pipi saya sampai bengkak,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Warning: Bos Galak!   6. Dituduh Penculik

    Sekarang, Nesta merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan dengan anak kecil itu. Membiarkannya sendirian tentu bukan pilihan. Mereka berdua duduk di trotoar, dan Nesta khawatir mereka akan dianggap sebagai pengemis. Wajah Raja tampak pesimis. Nesta bertanya-tanya seberapa besar masalah yang dihadapi anak sekecil itu.Saat Nesta sedang memikirkan hal itu, seorang ibu yang lewat menegurnya. Ibu tersebut mengkritiknya karena seharusnya dia mengantar anak itu ke sekolah, bukan duduk di trotoar. Nesta merasa kesal. Dia berpikir bahwa besok dia harus memutar lagu Beyonce dengan volume keras saat berjalan, lagu yang liriknya berbunyi; "I'm a single lady, I'm a single lady". Artinya, dia masih lajang!Raja tampaknya memanfaatkan situasi ini. Dia benar-benar meminta Nesta untuk mengantarnya ke sekolah. Nesta merasa bingung, kenapa Raja kabur dari sekolah dengan memakai seragam jika dia ingin diantar ke sekolah?Namun, itu bukan masalah utama. Nesta tidak mungkin mengantar Raja ke sekolah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Warning: Bos Galak!   7. Dia Ayahnya?

    Wah, parah. Demi Tuhan sejagat alam raya. Pemilik siang dan malam, yang mengatur rotasi dan revolusi bumi ....Itu yang sama Raja, si Viano?Aduh, Nesta jadi kepikiran soal semua yang dia bilang ke Raja. Apakah anak itu akan melaporkannya kepada ayahnya? Apakah Nesta harus melarikan diri sekarang?Namun, semakin lama mereka semakin dekat. Nesta merasa harus bersiap menghadapi semburan amarah Viano yang mungkin segera datang."Ayah, kenapa melaporkan Kak Nesta ke satpam?" Raja yang sedang dituntun Viano protes."Aku tidak tahu kamu bersama dia." Viano tampaknya tidak suka menyebut nama Nesta. Dia berpikir Raja bersama dengan penculik.Meski dari kejauhan, Nesta bisa merasakan tatapan marah Viano. Dia tahu pasti itu adalah Viano, bosnya yang gila itu!Raja bersungut-sungut, meminta Viano untuk minta maaf kepada Nesta. Meski dia masih anak-anak, Raja tahu bagaimana rasanya ketika sudah menolong seseorang, tetapi malah dituduh sebagai penculik. Ayahnya benar-benar memiliki tingkat kecuri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Warning: Bos Galak!   Ribut Terus

    Nesta telah menyelesaikan semua tugasnya, mulai dari menyapu lantai, mengepel, hingga membersihkan kaca. Sekarang, saatnya istirahat sejenak sambil melihat gosip terbaru.Nesta adalah anggota grup chat yang khusus membahas idola Korea. Dia sangat menyukai Kai dari EXO. Tidak hanya Kai, dia juga menyukai Suho, Sehun, dan bahkan aktor termahal, Kim Soo Hyun. Sebenarnya, dia menyukai semua pria Korea yang tampan, berkulit putih, dan berpenampilan menawan.Baru saja dia membuka grup chatnya, dia mendengar gosip bahwa idola kesayangannya sedang berkencan dengan salah satu anggota girl band. Hatinya merasa panas, idola imajinasinya kini memiliki kekasih. Meski hanya dalam imajinasi, perasaan cintanya sudah sangat dalam. Namun, Nesta masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menghujat sembarangan. Dia adalah penggemar, tapi bukan penggemar yang begitu bodoh hingga rela berkelahi demi idola."Suamiku!" Nesta mendekap ponselnya. "Kamu tega, selingkuh dariku." Monolog sendiri, wajar kalau Lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Warning: Bos Galak!   9. Anak atau Ibu

    Dua hari setelah mereka berbagi hidangan bersama, Viano memberikan nomor telepon Raja kepada Nesta. Meskipun hatinya telah berjanji tidak akan berurusan lagi dengan gadis yang menurutnya aneh itu, apa boleh buat. Raja tampaknya senang memiliki teman baru.Lebih-lebih, teman barunya kali ini adalah sosok yang telah lama dicarinya. Sejak dulu, Raja penasaran bagaimana rasanya ditemani oleh seorang wanita dewasa yang bukan saudaranya.Viano memang tidak pernah mengungkapkan identitas ibu kandung Raja. Saat ditanya, dia selalu menjawab bahwa Raja akan diberitahu saat sudah dewasa. Menurut Raja, itu terlalu lama. Sejak teman-temannya di taman kanak-kanak sering diantar oleh ibunya, Raja mulai merenung tentang sosok ibu. Sayangnya, Raja tidak pernah melihat Viano bersama seorang wanita.Memang, Viano pernah terlihat bersama Lusi. Namun, Raja tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai teman lama Viano itu. Lusi pernah memandang Raja dengan marah saat dia tanpa sengaja menumpahkan air ke gaun

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Warning: Bos Galak!   10. POOP

    Viano turun dari mobil dengan tergesa-gesa dan masuk ke rumah. Ketika sampai di ruang tamu, dia menemukan Garseta tengah duduk dengan kaki disilangkan dan menikmati secangkir teh hangat."Ma?" Sambil masih menarik napas, dia menyapa."Kamu tergesa-gesa, Vi?" Ucapan perempuan paruh baya di hadapannya terdengar sindiran.Viano mengatur napasnya, melonggarkan dasinya sebelum duduk di hadapan ibunya."Mama ada perlu apa ke sini?""Menunggu putra kesayangan pulang." Garseta yakin, Viano tahu kalau sekadar berkunjung bukan alasan sebenarnya."Kita tidak perlu basa-basi, Ma. Ada keperluan apa Mama datang ke sini?""Besok Mama ada acara makan siang dengan kolega bisnis. Lusi juga akan datang."Viano tahu, ujungnya bagaimana."Lusi akan datang juga!" Garseta menandaskan.Viano menggeram, tadinya dia pkir akan ada urusan mendesak. Ternyata perkara sepele."Mama bisa telepon-""Telepon?" Nada bicara Garseta meninggi. "Mama bukan cuma mau sampaikan itu aja, Vi!"Viano menegang."Mama mau besok ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Warning: Bos Galak!   11. Bos, Kamu Kejam

    Jika boleh, Nesta ingin menggerutu, mengomel, dan mengumpat pagi ini. Apa benar ada bos yang meminta karyawannya untuk lembur mendadak pada hari Minggu? Hari di mana orang-orang biasanya bersantai di rumah, menonton drama Korea."Oppa, aku tidak bisa bertemu denganmu hari ini," keluh Nesta pada ponselnya, seolah-olah ponsel itu dapat merasakan kesedihannya. Tiba-tiba, pesan masuk dari Viano: "Saya akan membayar lemburmu tunai hari ini." Nesta merengut. Palingan juga, hanya dua ratus ribu, tidak sebanding dengan wajah tampan Oppa. Namun, pesan berikutnya dari Viano membuat matanya hampir terbelalak: "Saya akan membayar tiga juta untuk lemburmu!" "Wah, gila parah!" Nesta hampir berteriak membaca kata tiga juta. Bagi orang miskin yang berobat dengan bantuan pemerintah, tiga juta itu sangat besar. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung menjawab, 'ya'.•°•Lembur apa ini? Kenapa Nesta malah disuruh ke mall pagi-pagi begini -- jam delapan -- toko-tokonya saja belum buka. Apakah Nesta akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Warning: Bos Galak!   12. Tidak Bisa Akur

    High heels akhirnya diganti dengan wedges. Menurut Viano, ini lebih aman. Lagipula, melihat Nesta berjalan dengan cara yang tidak stabil, malah merusak penampilannya.Setelah selesai di butik, Viano ingin langsung pergi ke rumah orang tuanya. Nesta dipesan taksi untuk perjalanan ke rumah Viano, dan sekaligus menjemput Raja."Kenapa saya tidak diantar saja dulu, Pak?" Saat taksi Nesta hampir datang, dia sempat bertanya.Viano yang berdiri di sampingnya hanya melirik sejenak. Dia merasa beruntung karena mau menemani Nesta sampai taksi datang."'Kan, bisa hemat biaya, Pak." Meski tidak dianggap, dia terus berbicara."Apakah rumah keluarga Bapak dan rumah pribadi tidak searah, ya?" Dia terus berusaha mengajak ngobrol. "Apakah saya bau ketek, ya, Pak?" Nesta mulai curiga pada dirinya sendiri."Atau mungkin bau mulut?" Biasanya, orang dihindari karena bau mulut.Viano merogoh kantongnya. Dia mengambil permen karet yang ada di sana, membuka bungkusnya, mengambil isinya, lalu memasukkannya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07

Bab terbaru

  • Warning: Bos Galak!   64. Malam Pertama

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   63. Ketahuan

    Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato

  • Warning: Bos Galak!   62. Malam Pertama

    "Kamu banyak cewek yang naksir, dong!" Nesta misuh-misuh"Yah, kalau banyak cowok yang naksir kamu malah lebih berat saingannya, Nes!"Seratus persen akurat."Jangan-jangan salh satu buket bunga malah ada dari cowok juga.""Ih, amit-amit!" Nesta mengetuk-ketuk kepala."Kamu marah-marah aja, nngak tau apa, suaminya pegel-pegel?"Viano tidur tengkurap. Terus dia tepuk punggungnya sendiri.Ini, mau main kuda-kudaan versi belakang?Any way bapaknya Nesta kalau lagi pegal begitu biasanya Nesta injak-injak. Mungkin Viano juga mau begitu."Mau diinjek-injek, nggak?""Apa!" Saking kagetnya Viano sampai balik badan. Jangan bilang gara-gara cemburu soal hadiah dan buket bunga Nesta mau bunuh dia."Masa suami diinjek!""Injek-injek, Sayang, You know, itu kayak massage alias pijit. Cuma ini pakai kaki biar mantap.""Patah tulang suami kamu ini!""Coba aja dulu, enak tau!" Nesta memancungkan bibirnya.Sebentar. Ini yang bilang Nesta. Nesta, loh!Cewek aneh yang tidak ada anggun-anngunnya. Ibarat k

  • Warning: Bos Galak!   61. Sah

    "Sah?""SAH!"Diiringi doa yang panjang dan khidmat di situ Nesta tahu dia sudah halal buat Viano. Dan, pada akhirnya dapat juga jatah unboxing isi di balik baju Viano yang sudah dari kapan hari bikin Nesta mupeng.Pertama dapat jatah salim tangan dulu, terus dikecup di kening sama Viano. Fotographer bilang tahan dulu, Nesta pikir itu sebuah anugrah.Gileee! Bibir seksi Pak Bos yang biasa dipakai buat marahin dia sekarang menempel di kening dengan diawali Bismillah. Mana nolak disuruh lama-lama.Oh iya, semalam --sebelum ijab qabul--Viano iseng upate foto di media sosial-nya. Masih ingat, dong, dia pernah ambil foto Nesta diam-diam. Nah, iti dia pakai buat di-up.Keterangan fotonya itu, bikin sejagad raya huru-hara.She's my queen.Singkat begitu, tapi banjir komentar.Komentarnya bagus, pujian semua. Tapi bikin nyesek batin Nesta pas baca. Berasa dia jadi gadis yang dipojokkan.[Ya Allah, cari di mana cowok yang bisa terima cewek apa adanya gini?][Beruntung banget ya dicintai cowok

  • Warning: Bos Galak!   60. Fix Serombonga

    "Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping."Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar."Emang, Davin kenapa?""Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga.""Mmh." Viano melengkungkan bibir.Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'."Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama.""Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama."Iya, panggilnya Mama.""Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu."Papa nanti mau liburan ke Bali

  • Warning: Bos Galak!   59. Gagal Bulan Madu

    Viano belum muncul, Nesta membuka instagram. Penasaran sama orang-orang yang sejak kemarin menghinanya.Cukup menyakitkan hati. Terutama komentar terakhir yang mengatakan Nesta harus lebih baik dari peliharaannya.Eh, akun Kevin Adi Prana membalas komentar?Nesta baca.Masalah, memangnya? Mungkin dia memang nggak secantik kamu. Tapi, kalau Pak Bos yang kalian agungkan karena mukannya yang ganteng itu suka sama dia, bisa apa kalian?Nesta memeluk ponselnya. Kevin membela dia, itu cukup mengharukan. Sejak beberapa hari Nesta tidak berani buka media sosial.Klik love untuk komentar Kevin.Masih ada satu lagi. LusiEsterga29 juga membalas komentar.Bokongku bahkan lebih cantik dari wajahmu. Tapi, selera cowok emang susah ditebak. Nggak usah iri, bikin jatuh harga diri.Lusi memang paling jago kalau untuk urusan nyinyir.Meski begitu, tetap saja Nesta merasa Viano kayak ketiban sial sampai berjodoh dengannya. Bapaknya sendiri saja sampai ragu Nesta dilamar Viano."Nesta?"Pas menoleh langsu

  • Warning: Bos Galak!   58. Damai

    Ibu sama bapaknya Nesta bikin malu saja, deh. Setelah sebelumnya mereka bersikap menolak--terutama Ningsih. Giliran didatangi Viano gayanya langsung salah tingka. Lebih-lebih Sarwani yang malah tanya ke Viano memang tidak salah mau sama anaknya.Dia itu bapak kandung atau bukan, sih!Viano kemarin datang tidak bawa apa-apa, martabak saja lupa. Baru kenalan dulu sama orang tua, minimal mereka sudah bisa menilai pantas atau tidak jadi menantunya. Kalau itu sih tidak usah ditanya, 100% pantas!Rencananya, setelah pertemuan ini, Viano akan mengatur pertemuan antara kedua orang tua. Secepatnya lamaran resmi akan dilaksanakan, baru menentukan tanggal pernikahan.Senang?Belum. Cobaan menjelang kawin eh maksudnya nikah, masih ada saja.Richard mendapat teror dari wartawan media online terkait berita kedekatan Viano dengan Nesta--Big Bos dan kacung. Hfth! warga negara tercinta pada heboh soal jenjang kasta mereka yang beda jauh.Sejauh ini, Richard tidak memberikan penjelasan apa-apa. Dia mem

  • Warning: Bos Galak!   57. Calon Suami

    Nesta pulang ke rumah. Sebetulnya, dia bukan gadis desa yang kampung-kampung banget begitu. Rumahnya masih masuk dalam daerah Jabodetabek. Dia memang memilih untuk tinggal sendiri sebab tidak tahan dengan ibu tirinyaHari ini Viano mau datang ke rumahnya. Kemungkinan, sore sampai. Maka dari itum pagi-pagi Nesta sudah pulang ke rumah supaya nanti bapak dan ibunya tidak kaget kalau tahu mereka bakalan dapat door prize calon menantu idaman,."Apa-apaan kamu, Nes!" Tanggapan Ningsih yang kelihatan sangat tidak suka mendengar kabar putri sambungnya akan dilamar oleh seseorang.Sebetulnya Nesta merasa tidak perlu restunya. Hanya saja, sebagai anak yang diasuh sejak umur dua tahun--meskipun tanpa kasih sayang--tetap saja dia harus menghormati ibunya.Sarwani ayahnya Nesta hanya bisa menghela napas berat,Ningsih sambil membereskan baju-baju, yang baru saja disetrika lanjut mengomel."Kamu itu belum bisa belum bisa nyenengin keluarga. Ibu sama bapak masih susah, makan aja kembang kempis. Adik

  • Warning: Bos Galak!   56. Panggilan Sayang

    Malam-malam Viano Kirim pesan ke Nesta. Menyuruh gadis itu keluar keluar dari kamar kosnya.Nesta sampai berjengit, tumben-tumbenan Viano datang menemuinya. Penasaran. Yang paling penting dari itu semua adalah Nesta bisa melihat wajahnya Viano lagi setelah beberapa jam terpisah.Buru-buru pakai sandal, dia keluar untuk menemui Viano.Aduhai, makin tampan saja dia. Makin kesengsem Nesta. Kemeja hitamnya digulung sedikit, tangannya dilipat di dada, bersandar di mobilnya."Lama amat!" protes Viano ketika dia melihat Nesta.Lama dari Hongkong!Jelas-jelas begitu baca pesannya, Nesta langsung buru-buru datang."Bilang aja, Bapak enggak sabar mau ketemu saya.:"Idih, kepedean!" Viano bergidik.Nesta tingak-tinguk. Tadinya dia kira Viano menyuruh keluar sebab ada pekerjaan yang mau dikasih atau mau titip Raja karena ada kesibukan lainnya.Tidak ada Raja dan dia kelihatannya santai-santai saja.Detik selanjutnya, Viano membuka pintu mobil. Sebentar dia mengambil sesuatu yang ada di dalam."Am

DMCA.com Protection Status