Saat Morin terbangun esok paginya, dia langsung berlari ke dapur. dia mencari ibunya, berharap ibunya sedang menyiapkan sarapan, seperti yang terjadi setiap harinya. Dia berharap semalam dia hanya bermimpi buruk. Tetapi ternyata dia hanya menemukan mbak Novi, pengasuhnya. Morin langsung memeluk mbak Novi dan bertanya
“Mama dimana mbak?” mbak Novi menatapnya iba, dia tidak tega untuk menjelaskan.
“Mama dimana mbak?” suara Morin semakin tinggi, mbak Novi masih diam dan menariknya dalam pelukan
“Mama dimana mbak?!!” jeritnya histeris, dia sudah benar benar ketakutan.
“Jawab Morin mbak!!! Bentaknya, dia memeluk mbak Novi erat.
“Mo.. rin.. ke marin ber.. mim.. pi.., ma.. ma.., ma.. ma… me.. ning…gal.., ma.. ma.. per.. gii.., ma.. ma… me.. ning.. gal.. kan… Mo… Moo riiinn….” Morin terbata menceritakan mimpinya kepada mbak Novi, mbak Novi semakin erat memeluk anak itu, dia tidak tega memberitahukan kalau itu bukan hanya mimpi.
“Ma.. ma.. me... ning.. gal.. kan.. Mo..rin.. se..per.. ti.. pa.. pa..” anak itu mulai menangis lagi.
“Dimana mama Mbak? Morin harus lihat mama supaya Morin yakin kalau itu hanya mimpi” kata Morin cepat, dia semakin panik karena Novi tidak menjawabnya sedari tadi. Morin berusaha melepaskan pelukan mbak Novi, dia bermaksud mencari Ibunya ke ruangan lain di rumah itu. Dia harus melihat ibunya supaya hatinya tenang.
Morin berlari ke kamar ibunya, memeriksa sampai ke kamar mandi di kamar ibunya. Saat tidak menemukan yang dicarinya, Morin keluar lagi dan berlari ke ruang tamu. Dia menemukan Om Donny sedang duduk di kursi bersama dengan seorang paman yang sepertinya pernah dia lihat. Setelah menatapnya beberapa saat, dia mulai mengenali kalau paman tersebut lah yang dia lihat di mimpi. Kemarin Om Donny datang bersama paman itu dan membawanya ke rumah sakit untuk melihat ibunya yang tidak pernah membuka matanya lagi, walau sekeras apapun dia memanggil ibunya. Seperti saat ayahnya meninggal dulu.
Om Donny menyadari kedatangannya dan memanggilnya
"Morin, kemarilah sayang”
Mata Morin melebar. Dia mundur selangkah, menggelengkan kepalanya, air matanya mulai luruh lagi dan dia berbalik dan langsung berlari, masuk kembali ke kamarnya.
BLAMM pintu dibanting keras oleh Morin.
"tidak"
"tidak, itu hanya mimpi"
"mama tidak akan pergi meninggalkan Morin"
Morin mulai meracau, berulang kali mengucapkan kata yang sama.
Tangisnya tak terbendung lagi, dia menyadari kalau itu bukan mimpi. Ibunya memang tidak akan kembali lagi, tidak akan memeluknya dan tersenyum padanya. Bahkan jika dia nakal, tidak ada ibunya yang akan memarahinya lagi. Raungan tangisannya sangat memilukan. dia terus menangis hingga tenggorokannya sakit. Dia bahkan belum minum saat bangun, sekarang suaranya sudah serak….
Morin tidak bergeming saat pintu dibuka, Donny masuk ke kamarnya dan memeluknya..
Tangisnya makin menjadi, Morin menangis tersedu sembari terus bicara terbata. Menceritakan bahwa ternyata dia tidak bermimpi, bahwa ibunya pun sekarang meninggalkan dia seperti ayahnya. Ibunya bilang sangat menyayanginya, tetapi kenapa pergi meninggalkannya juga seperti papa? dan berbagai kalimat kalimat lain yang pernah diucapkan Mariska kepadanya, yang menunjukkan betapa Ibunya sangat menyayanginya.
Donny teringat awal hubungan dengan Mariska. Dari pertama Donny mengungkapkan niatnya untuk mendekati Mariska, Mariska sudah memberitahunya kalau dia sepaket dengan Morin. Bagi Mariska, Morin adalah segalanya. Itulah salah satu hal yang membuat Mariska masih belum menemukan pengganti suaminya meskipun wanita itu sangat cantik, banyak pria yang mendekatinya mundur karena Mariska selalu mengutamakan Morin. Bahkan sering membatalkan janji kencan hanya untuk menemani Morin.
Jadi sejak Donny dan Mariska mulai dekat sekitar 6 bulan lalu, Donny memperlakukan Morin dengan baik, dia berusaha menyenangkan Morin di setiap kesempatan. Mereka sering pergi bersama di hari minggu. Donny tidak keberatan Mariska sering membawa Morin saat mereka berkencan. menurutnya Morin bukan anak yang menyusahkan walaupun agak manja.
Pernah suatu kali Mariska bertanya mengapa dia begitu memanjakan Morin? Donny hanya menjawab kalau dia sedang latihan jadi ayah. Sehingga saat nanti waktunya jadi ayah, di bisa menjadi ayah siaga, selain suami siaga. Dan Mariska tersenyum malu malu mendengar jawaban itu.
“Morin” panggil Donny lembut. Jemarinya membelai rambut Morin, Morin makin mengeratkan pelukannya.
Perlahan Donny melepaskan pelukan Morin, mengangkat dagu anak itu agar melihat ke wajahnya. Jemarinya mulai menghapus air mata yang masih terus mengalir seperti tidak akan berhenti.
“Morin masih punya Om Donny. Morin sayang Om Donny kan?” Morin mengangguk.
“Mama sudah bahagia bersama papa sekarang. Sekarang papa ada yang menemani, jadi papa di surga tidak kesepian.”
“Morin mau papa dan mama bahagia?” Morin mengangguk lagi.
“Mama dan papa ga bisa bahagia kalau Morin sedih dan menangis terus. Di surga, papa dan mama juga ikut menangis. Morin mau papa dan mama ikut sedih karena Morin sedih?” anak itu langsung menggeleng.
“Nah, sekarang papa sudah ada yang nemenin, jadi ga kesepian. Morin juga ada Om Donny dan mba Novi, jadi jangan sedih lagi ya sayang”
“Tapi, kan Om Donny bukan orang tua Morin, Om Donny juga ga tinggal sama Morin” keluh Morin.
"Morin ga punya siapa siapa lg, huaa..." air matanya mulai banjir lagi.
“Sssttt, jangan menangis sayang. Bagaimana kalau Morin anggap saja Om Donny sekarang papanya Morin. kan memang Om Donny selama ini berusaha jadi papa Morin." ucap Donny lembut. Mata Morin melebar, dia tidak menyangka kalau Donny akan mengatakan hal itu.
"Dan om Donny juga akan tinggal dengan Morin supaya Morin tidak kesepian.” lanjut Donny lagi. jemarinya masih terus menyeka air mata Morin.
"Om Donny bener akan menjadi papa Morin dan tinggal dengan Morin?" tanya Morin menyakinkan dirinya sendiri. Selama ini pria yang mendekati mamanya hanya baik padanya saat di depan ibunya. Mereka hanya menginginkan ibunya saja. Saat tidak ada ibunya, mereka mengabaikan Morin.
Donny terdiam, sebenarnya maksud Donny adalah menjadi pengganti papanya untuk mengurus anak itu. Dia memang menyayangi Morin, tapi ngak juga maksud dia jadi bapaknya Morin.
Melihat Donny yang terdiam, Morin menangis lagi.
“Tuh kan, ga ada yang mau sama Morin. Morin mau ikut papa dan mama saja, huaaaa...” dia mendorong Donny dan kembali meraung.
Morin kebingungan dan ketakutan. Apa yang harus dia lakukan sekarang? dia tidak punya siapa siapa lagi. Apakah dia akan dimasukan ke panti asuhan? Waktu di kelas dua, ada teman sekolahnya yang kecelakaan saat liburan dengan orang tuanya, dan kedua orang tuanya meninggal. karena tidak punya kerabat, anak tersebut dimasukan ke panti asuhan. Sejak saat itu, dia tidak pernah bertemu temannya itu lagi.
Tubuh Morin mulai gemetar, dia ketakutan, benar benar ketakutan. Dia menggelengkan kepalanya terus, berusaha menghalau bayangan akan dibawa ke panti asuhan.
Donny Iba melihat Morin. Anak itu begitu ketakutan dan kebingungan, tangisnya begitu memilukan.
“Ssttt, tenang ya sayang.. gapapa koq Morin anggap Om Donny papanya Morin” kata Donny menenangkan.
Mendengar perkataan Donny, Morin mulai berhenti gemetar, dia menatap Donny lama. Morin tiba tiba tersenyum sendu padanya, senyum pertama yang dia lihat dari semalam.
“Benar sekarang Om Donny jadi papa Morin?” Donny menggaguk pasrah. Nanti saja dia pikirkan bagaimana menjelaskan lagi ke Morin, yang penting sekarang Morin bisa tenang. Lagipula hari sudah semakin siang, mereka harus mengurus pemakaman Mariska.
“Sekarang Morin punya papa lagi” tawa anak itu di tengah tangisannya. Morin memeluk erat Donny, memastikan kalau ini kenyataan. Dia memang menyayangi Om Donny. Tapi sebelum bertemu Om Donny, mamanya pernah beberapa kali memperkenalkan teman prianya padanya. Tapi mereka tidak terlalu peduli pada Morin, mereka hanya peduli pada mama. Hanya Om Donny yang benar benar perhatian padanya.
Setelah Donny merasa Morin sudah tenang. Dia menjelaskan pada Morin kalau mereka harus mengurus Pemakaman Mariska dahulu. Morin akhirnya mau untuk disuruh mandi dan sarapan, sebelum kegiatan mereka pagi itu yang akan sangat sibuk.
****
Morin menatap pusara Ibunya masih dengan terisak dan berlinang air mata. Namun Morin berusaha tegar, dia tidak ingin membuat ayah dan ibunya di surga bersedih karena memikirkan dirinya.
"Mama, sekarang mama sudah bahagia di surga dengan papa ya. Papa sudah tidak kesepian sendiri lagi. Mama papa tidak perlu mengkhawatirkan Morin, Om Donny akan menjadi papa baru Morin, Om Donny akan menjaga Morin. Morin sayang mama dan papa" kata anak itu di tengah isakan tangisnya.
Dan Donny yang mendengar Morin mengatakan itu, menghela napas panjang. sekarang dia tidak bisa menarik kata katanya lagi, Morin mengatakannya di depan pusara ibunya. Bisa bisa arwah Mariska mengejar dirinya kalau dia berani mangkir.
Dan tiba tiba angin bertiup kencang di sekitar mereka. terdengar bunyi petir menggelegar walaupun sekarang langit terlihat cerah.
DHUAR!!
Donny merasa tubuhnya merinding, seperti ada angin yang bertiup disekitarnya. Dia menatap pusara Mariska horror. Walau tidak melihat apapun, dia sepertinya bisa merasakan kalau Mariska ada disana. Dan suara petir itu seperti menyegel janjinya untuk mengurus Morin seperti permintaan terakhir wanita itu.
Seperti tadi angin kencang tiba tiba bertiup, seperti itu juga angin itu tiba tiba menghilang. Meninggalkan Donny dengan dilemanya... Dengan Pak Andreas yang diam sedari tadi sebagai saksi.
Orang bilang, permintaan terakhir harus dituruti, kalau tidak arwah yang meninggal tidak bisa tenang dan pergi dari dunia ini. dan tentu saja mengganggu yang tidak menuruti, hihi..
****
Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore saat mereka sudah kembali duduk di ruang tamu kediaman Mariska. Morin masih menempel seperti lem pada Donny, anak itu takut kalau Donny meninggalkannya.Pak Andreas mulai berbicara mengenai rencana dia mengangkat Morin sebagai anak sebagai bentuk tanggung jawabnya dan langsung ditolak oleh Morin.“Om Donny sekarang papa Morin, Morin hanya mau tinggal dengan om eh papa Donny”Morin sudah mengganti panggilannya. Donny meringis, tiba tiba dia sudah jadi ayah. Bikin anak aja belum pernah.Donny tidak berkomentar, bingung juga mau bilang apa? kalau Morin mau bersamanya ya dia pasrah, dia tidak akan menolak. Lagipula dia juga tidak kenal dengan Pak Andreas, bagaimana kalau ternyata Pak Andreas pedophil? siapa yang tahu hati orang? dia juga tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pad
Donny POV Namaku Donny Christian Hartadi. Tahun ini aku berumur dua puluh tujuh tahun. Banyak orang bilang wajahku cukup tampan. Dengan rambut yang hitam, alis tebal yang membingkai mata hitam kelam membuat aura misterius yang sering membuat wanita penasaran, hidung mancung, bibir tipis dan dengan dagu belah yang membuatku terlihat sexy. Wajahku agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia kebanyakan, karena nenek dari Ibuku adalah orang Belanda, jadi aku mewarisi beberapa karakteristik kaukasia. Aku termasuk orang yang sabar walau aku cukup ambisius. Bagiku yang penting usaha semaksimal mungkin. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter dan berat tujuh puluh lima kilogram, bentuk tubuhku cukup ideal. Aku bukan tipe yang suka ke tempat olah raga untuk membentuk
Sekarang aku bekerja sebagai supervisor bagian pendanaan nasabah corporate di sebuah bank besar di Jakarta. pekerjaanku adalah mencari perusahaan yang membutuhkan pendanaan, juga melakukan survey dan menganalisa kelayakan nasabahku untuk mendapatkan pendanaan dari kantor, tapi hanya untuk tahap awal saja.Ada divisi khusus yang memang ditugaskan untuk memeriksanya setelah semua data sudah lengkap, divisi itulah yang berwenang memberikan keputusan.Pekerjaan ini cukup menyenangkan karena jika mencapai target, maka akan dapat bonus yang lumayan, bisa lebih dari gajinya sebulan. Pekerjaannya pun bujubuneng banyaknya, karena harus memeriksa satu persatu data perusahaan, mulai dari pimpinan perusahaan, kredibilitas perusahaan, juga memeriksa kebenaran data keuangan perusahaan tersebut.Karena wajah blesteranku yang kata orang cukup tampan, tidak jarang aku mendapat masalah saat bekerja, terutama saat masih menjadi sales. Sering kali aku ditawar oleh tante tante
Untuk hubungan romantisku, aku sudah 2 kali pacaran sebelum bertemu dengan Mariska.Pacar pertama waktu masih kuliah di Surabaya, namanya Lusi. Dia anak pengusaha makanan di Surabaya, anaknya cantik tapi bossy dan narsis, dan selalu harus telat. Orang penting mah muncul belakangan katanya.Lama kelamaan tidak ada yang mau mengajakku ngumpul lagi. Kalaupun masih ada teman yang cukup sabar ditelatin mulu, setelah Lusi datang, maka topik pembicaraan hanyalah dirinya.Setelah pacaran 6 bulan dengan Lusi, aku tidak punya teman lain, kecuali teman tegur sapa. Akhirnya aku tidak tahan dan aku berniat memutuskan Lusi.Aku pusing memikirikan selama 1 minggu bagaimana cara memutuskan Lusi? biar bagaimanapun akulah yang mendekati Lusi terlebih dahulu, jadi aku tidak mau terlalu menyakiti Lusi. Setelahnya aku menyiapkan diri melihat der
Hari terus berganti dan tak terasa sudah satu minggu berlalu dari malam itu dan aku belum menghubungi Mariska lagi.Terkadang aku teringat padanya, ingin rasanya menanyakan kabarnya, tapi pada akhirnya aku tidak berani, karena aku sendiri masih ragu dengan perasaanku.Status janda tidak menjadi masalah untukku, tapi seorang anak itu membuatku merasa bimbang dan serba salah, bagaimana kalau ternyata anaknya tidak suka padaku? apakah aku malah harus memutuskan hubungan dengan Mariska? mungkin saja saat itu perasaanku sudah lebih dalam pada Mariska. Hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari.Banyak hal yang harus kupertimbangkan, mengingat usiaku yang sedang menuju kepala tiga, rasanya jika memang a
Tidak banyak obrolan di meja makan, karena baik aku ataupun Mariska memang masih canggung.Setelah selesai makan, Morin langsung bangun dari tempat duduknya seraya berkata“Om setengah bule jangan lama ya ngomong dengan mama, setelah ini mama mau membantuku membuat PR.” dan dia berlalu begitu saja dibarengi seruan Mariska memanggil namanya karena kesal melihat sikap Morin yang kurang ajar.“Maaf ya Don, Morin memang anaknya usil.” kata Mariska dengan wajah memerah.“Tidak apa, sepertinya Morin anak yang bersemangat” jawabku bingung mengartikan perilaku Morin. mungkin anak itu tidak suka denganku.“Iya, dia memang anak yang ceria tapi bicaranya suka seenaknya, maaf ya jika kata katanya sedari tadi menyingungmu” ucapnya penuh sesal.“Oh iya, apa yang mau kamu bicarakan Don?” lanjutnya lagi teringat maksud kedatangan Donny.“Hm.. bisa kita bicara di luar saj
Kembali ke masa sekarang...Jam delapan pagi di hari senin, dua hari setelah pemakaman Mariska. Asisten Pak Andreas yang bernama Tony Jayden datang ke rumah. Usia pria itu sekitar pertengahan tiga puluh, wajahnya tampan khas oriental, orangnya juga ramah dan sopan. Dia memberitahukan maksud kedatangannya adalah untuk mengantar Donny dan Morin melihat rumah yang sudah disiapkan oleh Pak Andreas.Donny takjub, dia tidak menyangka kalau bisa secepat ini. Dia pikir mencari tempat tinggal yang bisa langsung ditinggali tidak akan semudah membeli kue ulang tahun, pesan hari ini, besok sudah sampai. Tapi namanya orang kaya, tidak ada yang mustahil.Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam tiga puluh menit, kami tiba di rumah dua lantai di kawasan menteng. Rumah ini tidak seperti rumah baru dalam artian rumah ini sepertinya masih ada yang tinggal sampai sekarang.Rumah ini cukup besar, luas tanahnya sekitar dua ratus lima puluh
Hari itu dihabiskan Donny dan Morin untuk memindahkan barang dari rumah Mariska ke rumah baru mereka.Mereka dibantu Jono dan Supri. Morin memaksa Jono juga ikut dengan membawa mobil sedan yang diberikan Pak Andreas untuknya, Morin mengatakan kalau saat kembali ke rumah baru, dia dan mbak Novi akan naik mobil miliknya sendiri. Dasar anak jaman sekarang, pikir Donny.Di rumah Mariska, Donny tidak bisa banyak membantu dikarenakan kakinya yang masih di gips. Jadi memang tenaga Jono dan Supri dibutuhkan untuk membantu mengangkat barang mereka ke mobil.Saat Donny sedang mengarahkan Jono dan Supri untuk menyusun barang yang akan dimasukkan ke dalam mobil, mbak Novi datang menghampirinya membawa sebuah dus besar.“Pak Donny”“Iya mbak Novi?”“Ini barang barang alm, sepertinya ini surat surat, dokumen dan perhiasan alm, apakah mau dibawa semua? Masih ada satu dus lagi di kamar. Apakah bapak mau
Satu bulan kemudian.. Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline, karena besok Darius akan kembali ke Inggris, Darius kembali kesana sebagai CEO baru Volle Group. Darius akan pergi bersama Rosaline dan Aksa yang akan membantunya sementara waktu. Darren yang memang dasarnya iseng mulai menggoda kakak sulungnya yang masih belum tertarik menikah itu. “Kak, tidakkah kau ingin menikah? Kak Donny saja sudah menikah” kata Darren. “Tidak” jawab Darius datar sedatar wajahnya yang memang selalu datar itu. “Mungkin kau harus mencoba mencari wanita yang berbeda? Bule disana mungkin?” Darren masih terus mencoba. Sebenarnya di dalam hati kecilnya dia selalu meras
Esok paginya Monika terbangun dan terkejut karena ada orang lain di ranjangnya. Donny masih tertidur nyenyak di sebelah istri barunya. Semenjak Monika hilang, dia selalu kurang tidur, jadi sekarang saat dia sudah berhasil memperistri Monika, dia tidur sangat nyenyak. Namun ternyata tidurnya tidak bisa lama karena teriakan istrinya. “KYAAA!!!!” jerit Monika. Karena kesadarannya yang masih minim, dia lupa kalau dia sudah menikah. Apalagi sekarang suaminya tidur membelakanginya, jadi dia tidak tahu siapa pria itu. Makin tidak ingatlah dia! Donny yang terkejut karena jeritan Monika langsung bangun. “Ada apa?” tanyanya. Dia sudah terduduk di ranjang menatap istri barunya dengan bingung. “WAAAA!!!!! Kenapa kau tidak pakai baju!!” jerit Monika lagi. Lalu dia memundurk
Begitu layar yang menutupi mereka dari pandangan penonton tertutup sempurna, Morin langsung berlari dan melemparkan dirinya pada Donny. “Papa berhasil!!! sudah kubilang ini rencana sempurna!!” teriak Morin heboh sembari tertawa. “Morin, sekarang kamu tidak ringan lagi!” keluh Donny saat menangkap putrinya, namun dia juga tertawa. Sekarang dia bisa tertawa, sejak tadi dia tegang karena ada kamera dimana mana. “Kalian merencanakan untuk menipuku?” Monika menyipitkan matanya menatap suami baru dan anak tirinya. Kedua orang itu menoleh padanya dan melihat wajah tidak senang Monika. “Itu rencana tante Bry!” sahut Morin polos dan menunjuk pada wanita itu. Dia melemparkan kesalahan pada yang membuat rencana, yang membuat Monika langsung mencari orang yang disebutkan Morin. Dan yang dicari sekarang sedang nyengir menatapnya, dia berlindung di belakang tubuh Alex. “Kata Darren kalian berdua sangat lambat pendekatannya dan butuh dipancing” Bry kembali m
Monika keliru jika berpikir kalau kejutannya hanya itu, karena setelah lagu BTSS selesai dinyanyikan, layar dibelakang panggung terbuka dan dia melihat disana sudah lengkap semua member keluarga Donny, termasuk Morin yang sekarang sedang menggandeng tangan Darius. Eh, menggandeng? Tiba tiba dia teringat percakapannya dengan anak itu yang katanya Darius akan menikah. Dia menyipitkan matanya ke arah anak itu saat menyadari kalau dirinya telah dikelabuhi dan keponakan liciknya yang menyadari dia memperhatikannya sekarang melambai dan tersenyum ke arahnya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah ayah dan ibunya yang berdiri di sebelah Morin. Mengapa ayah dan ibunya ada disini? Belum selesai kebingungannya, Bryana dan Alex keluar dari belakang panggung bersama seorang yang memakai pakaian seperti pendeta. Matanya terbelalak saat menyadari kalau, itu ben
Monika menjalani hari hari berikutnya dengan bersemangat. Setelah world tour BTSS ini selesai, dia akan kembali ke Jakarta dan menunggu Donny pulang dari Inggris. Lalu dia akan mencari pria itu dan bertanya tentang kejelasan hubungan mereka? Dia berjanji dalam hatinya, apapun yang dia lihat nantinya yang akan menyebabkan dia salah paham akan langsung dia tanyakan pada Donny. Jangan seperti kemarin, dia membuat dirinya sendiri menderita hanya karena salah paham dengan perkataan wanita lain dan tidak meminta penjelasan pada Donny! Hari ini adalah hari terakhir konser BTSS. malam ini katanya akan ada acara istimewa sebagai penutup World Tour BTSS. Monika melihat kalau para kru masih terlihat sangat sibuk, mereka pasti ingin menyajikan pertunjukan paling memukau untuk menutup World Tour ini. Siang itu Bry datang ke kamarnya dengan dua buah gaun cantik berwarna pu
Malam itu keluarga Donny sudah berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline. Donny meminta ijin pada ayah dan ibunya untuk menikahi Monika. Lalu memberitahukan permintaan Bryana yang sudah dia setujui pada keluarganya. Ayahnya yang sebelas dua belas dengan Darius tidak bereaksi banyak, pria tua itu hanya bertanya “Kamu yakin, son?” “Iya Pa. Semoga saja semua berjalan lancar” Donny meringis saat menjawabnya mengingat cara yang harus dia jalani untuk mendapatkan Monika. Dan untuk reaksi Rosaline, tentu saja wanita itu tertawa terbahak setelah bengong sesaat. “Hahahahaha.. Kupikir acara penculikan Eloisa itu sudah cukup romantis untuk dikenang, ternyata sekarang ada yang bisa membuat skenario yang lebih hebat lagi!” “Kurasa saat Darius menikah nanti, aku akan men
Saat selesai sekolah, Morin membuka ponselnya dan menemukan beberapa chat. Dia langsung membuka chat dari Om Darren, ini yang paling penting untuknya sekarang. "Hi Morin. Bryana ternyata punya ide yang lebih hebat. Ayahmu sudah menyetujui persyaratan yang diinginkan Bryana. Sebentar lagi kamu akan punya mama." Morin langsung menghubungi sekutunya untuk mendapatkan informasi akurat. Setelahnya dia merasa senang karena tantenya memiliki teman yang memiliki ide brilian seperti Bryana. Dia bahkan tidak memikirkan ayahnya yang akan setengah mati untuk menyanggupi keinginan Bryana itu. Setelah obrolan yang menyenangkan kedua belah pihak untuk memenderitakan orang terdekat mereka, Morin mulai melihat pesan pesan lainnya yang belum sempat dia baca. Lalu dia membuka pesan dari nomor tidak dikenal lagi yang berasal dari lu
“Apa yang kau inginkan?” tanya Alex. Dia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. ”Monika Elisabeth Jordan. Dia sekarang ada bersamamu kan” Alex melirik Bry lalu menglouspeaker pembicaraan itu. “Lebih baik kau mencari wanita lain, Darren Hartadi” jawab Alex kaku yang membuat Bry mengangkat alisnya. ”Aku tidak akan menghubungimu kalau aku mencari wanita lain. Aku tahu Monika ada bersamamu”wajah Bry berubah saat mendengar Darren Hartadi mencari Monika. Apakah pria ini yang dimaksud Monika? Pria ini sudah menjadi suami orang, bukan calon lagi! “Jangan ganggu Monika! Apalagi kalau kau berniat menjadikannya simpananmu!” Bry mengamuk. Pesona Darren Hartadi memang bisa membuat wanita hilang akal. Tapi dia tidak
Saat tiba di Kuala Lumpur International Airport, ternyata sudah banyak ARMYES yang sedang menunggu idolanya. Untung saja pesawat mereka berbeda, pesawat member BTSS baru akan tiba tiga jam lagi, namun sekarang sudah seperti akan ada konser di bandara. Monika menyalakan ponselnya untuk melihat apakah ada balasan pesan dari Morin. Namun tiba tiba dia tertabrak anak abg yang sedang berlari mengejar teman temannya yang sepertinya juga sedang mencari info mengenai kedatangan BTSS. Hal itu membuat ponselnya terlempar jatuh dan menyebabkan layarnya retak. Anak itu juga terjatuh karena menabrak Monika. Sekarang wajah anak itu pucat saat melihat ponsel keluaran terbaru Monika tergeletak mengenaskan di lantai dengan layar retak. “A.. aku minta maaf” anak itu hampir menangis. Dia tahu ponsel itu harganya mahal, ayahny