Hari itu dihabiskan Donny dan Morin untuk memindahkan barang dari rumah Mariska ke rumah baru mereka.
Mereka dibantu Jono dan Supri. Morin memaksa Jono juga ikut dengan membawa mobil sedan yang diberikan Pak Andreas untuknya, Morin mengatakan kalau saat kembali ke rumah baru, dia dan mbak Novi akan naik mobil miliknya sendiri. Dasar anak jaman sekarang, pikir Donny.
Di rumah Mariska, Donny tidak bisa banyak membantu dikarenakan kakinya yang masih di gips. Jadi memang tenaga Jono dan Supri dibutuhkan untuk membantu mengangkat barang mereka ke mobil.
Saat Donny sedang mengarahkan Jono dan Supri untuk menyusun barang yang akan dimasukkan ke dalam mobil, mbak Novi datang menghampirinya membawa sebuah dus besar.
“Pak Donny”
“Iya mbak Novi?”
“Ini barang barang alm, sepertinya ini surat surat, dokumen dan perhiasan alm, apakah mau dibawa semua? Masih ada satu dus lagi di kamar. Apakah bapak mau
“Mbak Novi”“Mbak Novi” suara itu datang bersama dengan tepukan di bahunya menyadarkan Novi dari lamunannya saat pertama kali bertemu alm.“Iya Pak Donny” dia melihat Donny menatapnya dengan kening berkerut“Apakah ada masalah Mbak Novi?” tanya Donny khawatir“Tidak Pak, maaf tadi saya teringat alm.” dia merunduk, dia takut Donny memarahinya karena bengong di waktu sibuk seperti ini.“Iya, tidak apa apa Mbak Novi. Saya hanya khawatir Mbak Novi mungkin sedang tidak sehat.” Donny mengulas senyum menenangkan.“Oh tidak Pak, saya sehat koq.. Ini sebentar saya ambil dus barang alm satunya lagi di kamar” dia langsung berbalik. Novi merasa wajahnya merona, dia tidak pernah disenyumi pria setampan Donny sebelumnya. Pria paling tampan yang pernah di lihat adalah Ucup, anak ketua RT di kampungnya yang menjadi idola gadis gadis di kampungnya sampai kampun
Mereka tiba di rumah jam satu siang. Saat tiba di rumah, Donny tidak bisa bangkit dari posisi duduknya di mobil. Kakinya sudah tidak bisa diajak bekerja sama, akhirnya dia dibantu Supri dan Jono menuju kamarnya.Dia sudah menahan nyeri di kakinya sejak di sekolah ke empat. Karena terburu buru ingin segera pergi dari sekolah ketiga, dia langsung menggendong Morin tanpa memikirkan kakinya yang masih di gips. Karena saat itu dirinya sedang panik, dia tidak merasakan nyeri di kakinya saat berjalan cepat dengan menyeret kakinya saat menuju mobil dengan menggendong Morin. Morin sudah tidak ringan, berat anak itu sekitar dua puluh lima kilogram.Dia baru menyadari nyeri di kakinya saat berjalan di sekolah ke empat, tapi dia tahan karena ini adalah tempat terakhir yang mereka kunjungi hari ini.Saat tiba di kamarnya, Donny langsung meminta Supri untuk mengambilkan tongkat penopang kakinya yang dia simpan dalam lemari, agar nanti dia bisa berjalan tanpa
Morin marah, dia tidak terima ayahnya dipukul. Dia berdiri diantara Donny dan wanita itu. Dia menatap garang pada Rosaline. Rosaline yang sedari tadi memperhatikan Morin menaikkan sebelah alisnya, dia penasaran apa yang akan dilakukan anak itu.“PERGI SANA MAK LAMPIR!!!” usir Morin.“MORIN!!” Donny membentaknya, membuat anak itu kembali menghampiri ayahnya. Maksudnya membentak karena Morin tidak sopan, tapi anak itu malah berpikir lain.“Apakah sakit sekali papa? Kita ke rumah sakit ya, Morin panggil Pak Jono dulu.” Morin yang tidak menyadari suasana panas di sekitarnya berpikir kalau papanya berteriak karena merasa sangat sakit.Wajah wanita itu menggelap, warna merah menghiasi wajah putihnya, nafasnya sudah pendek pendek, amarahnya sudah sampai di batasnya. Bahkan anak berengseknya ini tidak bisa mengajari cucunya untuk sopan padanya. Dia sudah kembali mengepalkan tangan dan sia
Keesokan harinya Donny mengantar Morin ke sekolah keempat untuk mendaftarkan Morin untuk menjadi murid disana, namanya Sekolah Semesta Indonesia.Morin sudah siap dari jam enam pagi, padahal jarak rumah ke sekolah hanya dua puluh menit dan sekolah masuk jam tujuh lewat tiga puluh menit. Dia sangat bersemangat untuk bersekolah di tempat elit dengan guru guru tampan.Rosaline sedang menyiapkan sarapan nasi goreng saat Morin keluar dari kamarnya diikuti Novi. Mendengar suara langkah kaki mendekat membuat Rosaline mengangkat tatapannya dari makanan yang tengah disiapkannya. Tatapan bertemu dengan tatapan Morin, mereka saling menatap dalam diam. Rosaline menunggu anak itu untuk mengucapkan salam. Sedangkan Morin menunggu untuk ditawari makan.Krik krik krikHampir sepuluh menit mereka saling menatap dan tidak ada yang mau mengalah sampai kemudian Donny keluar dari kamarnya dan menyapa Rosaline.“Selamat pagi ma, ha
Tanpa terasa hari cepat berlalu sampai di hari jumat, hari kedatangan ayahnya dan Darren beserta Eloisa. Donny sudah berusaha meminta ibunya untuk membatalkan titahnya menyuruh ayah dan adiknya datang ke Jakarta karena dia tidak enak menyusahkan semua orang, padahal dia tidak kenapa kenapa.Tapi ibunya mengatakan bahwa sebenarnya dia dan ayahnya sudah berencana ke Jakarta setelah pernikahan Darren, tapi belum menemukan waktu yang pas. Dan karena sekarang dia sudah di Jakarta, jadi sekalian saja ayahnya menyempatkan waktu ke Jakarta.Begitu juga dengan Darren dan Eloisa, ada yang mau om Aksa bicarakan dengan Darren, jadi Darren juga harus ke Jakarta.Om Aksa adalah sepupu mama. Om Aksa merupakan salah satu crazy rich Indonesia, perusahaan bertebaran di Indonesia, bahkan sampai ke benua benua lainnya. Om Aksa adalah adik angkat dari aya
Tiga tahun kemudian..Di suatu sore yang cerah, Donny baru saja selesai menghadiri rapat di kantor pusat saat mendengar ponselnya berbunyi. Saat melihat id callernya, dia menghela napas.'Albert calling'Tidak ada berita baik yang akan disampaikan jika anak bungsu Pak Andreas yang baru berusia tiga belas tahun ini menghubunginya. Morin pasti berbuat ulah lagi.“Hallo”“Hallo, Om Donny”“Iya Albert, Ada apa?”“Hm, Om Donny… tadi kak Sissy pergi dengan teman temannya, bersama Morin juga”&l
“Saya minta maaf, saya sungguh menyesali sikap saya yang terburu buru mengambil kesimpulan sendiri” kata wanita itu dengan wajah merona. Wanita itu tidak berani mengangkat kepalanya.Donny sekarang duduk di salah satu ruang VIP hotel Superlux dan menatap kesal pada wanita yang tidak dikenal itu yang masih berdiri sembari terus membungkukkan tubuhnya meminta maaf.Dia bahkan harus dibantu berdiri dan berjalan oleh Supri menuju tempat di mana mereka berada sekarang. Busyet dah sakitnya, di hajar ibunya saat latihan ga ada apa apanya dibanding rasa sakit yang dideritanya sekarang, bahkan sampai perutnya sakit dan dia merasa mual dan mau muntah. Entah apa hubungannya sakit disana dengan perut dan lambungnya?“Nona…. ?” Donny baru menyadari kalau dia tidak tahu nama wanita itu.“Monika,nama saya Monika Elizabeth Jordan”“Nona Monika, apa yang membuat anda menarik kesimpulan seperti ini?”
Monika POVNamaku Monika Elizabeth Jordan, Aku anak kedua dari keluarga Jordan. Usiaku dua puluh lima tahun, aku mendapatkan gelar masterku di Harvard University di Amerika tahun lalu. Sekarang aku membantu di salah satu kantor ayahku di Jordan Tower yang berlokasi di kawasan kuningan. Bisnis keluarga Jordan cukup besar, mencangkup beberapa perusahaan di bidang industri hiburan dan hotel berbintang.Sedari kecil aku anak yang tomboy, rambutku selalu kupotong pendek. Saat anak perempuan lain seusiaku bermain boneka, aku lebih memilih bermain bola bersama anak laki laki. Hal itu terus berlanjut hingga aku remaja, saat anak perempuan ikut kelas memasak, aku memilih ikut kelas bela diri. Hingga dewasa pun aku masih selalu memotong pendek rambutku, walau dengan style rambut wanita.Aku memiliki seorang kakak perempuan yang berusia lima tahun diatasku. Dia wanita yang sangat cantik dan lemah lembut, sangat berbeda dengan diriku yang tomboy. Dia sangat m
Satu bulan kemudian.. Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline, karena besok Darius akan kembali ke Inggris, Darius kembali kesana sebagai CEO baru Volle Group. Darius akan pergi bersama Rosaline dan Aksa yang akan membantunya sementara waktu. Darren yang memang dasarnya iseng mulai menggoda kakak sulungnya yang masih belum tertarik menikah itu. “Kak, tidakkah kau ingin menikah? Kak Donny saja sudah menikah” kata Darren. “Tidak” jawab Darius datar sedatar wajahnya yang memang selalu datar itu. “Mungkin kau harus mencoba mencari wanita yang berbeda? Bule disana mungkin?” Darren masih terus mencoba. Sebenarnya di dalam hati kecilnya dia selalu meras
Esok paginya Monika terbangun dan terkejut karena ada orang lain di ranjangnya. Donny masih tertidur nyenyak di sebelah istri barunya. Semenjak Monika hilang, dia selalu kurang tidur, jadi sekarang saat dia sudah berhasil memperistri Monika, dia tidur sangat nyenyak. Namun ternyata tidurnya tidak bisa lama karena teriakan istrinya. “KYAAA!!!!” jerit Monika. Karena kesadarannya yang masih minim, dia lupa kalau dia sudah menikah. Apalagi sekarang suaminya tidur membelakanginya, jadi dia tidak tahu siapa pria itu. Makin tidak ingatlah dia! Donny yang terkejut karena jeritan Monika langsung bangun. “Ada apa?” tanyanya. Dia sudah terduduk di ranjang menatap istri barunya dengan bingung. “WAAAA!!!!! Kenapa kau tidak pakai baju!!” jerit Monika lagi. Lalu dia memundurk
Begitu layar yang menutupi mereka dari pandangan penonton tertutup sempurna, Morin langsung berlari dan melemparkan dirinya pada Donny. “Papa berhasil!!! sudah kubilang ini rencana sempurna!!” teriak Morin heboh sembari tertawa. “Morin, sekarang kamu tidak ringan lagi!” keluh Donny saat menangkap putrinya, namun dia juga tertawa. Sekarang dia bisa tertawa, sejak tadi dia tegang karena ada kamera dimana mana. “Kalian merencanakan untuk menipuku?” Monika menyipitkan matanya menatap suami baru dan anak tirinya. Kedua orang itu menoleh padanya dan melihat wajah tidak senang Monika. “Itu rencana tante Bry!” sahut Morin polos dan menunjuk pada wanita itu. Dia melemparkan kesalahan pada yang membuat rencana, yang membuat Monika langsung mencari orang yang disebutkan Morin. Dan yang dicari sekarang sedang nyengir menatapnya, dia berlindung di belakang tubuh Alex. “Kata Darren kalian berdua sangat lambat pendekatannya dan butuh dipancing” Bry kembali m
Monika keliru jika berpikir kalau kejutannya hanya itu, karena setelah lagu BTSS selesai dinyanyikan, layar dibelakang panggung terbuka dan dia melihat disana sudah lengkap semua member keluarga Donny, termasuk Morin yang sekarang sedang menggandeng tangan Darius. Eh, menggandeng? Tiba tiba dia teringat percakapannya dengan anak itu yang katanya Darius akan menikah. Dia menyipitkan matanya ke arah anak itu saat menyadari kalau dirinya telah dikelabuhi dan keponakan liciknya yang menyadari dia memperhatikannya sekarang melambai dan tersenyum ke arahnya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah ayah dan ibunya yang berdiri di sebelah Morin. Mengapa ayah dan ibunya ada disini? Belum selesai kebingungannya, Bryana dan Alex keluar dari belakang panggung bersama seorang yang memakai pakaian seperti pendeta. Matanya terbelalak saat menyadari kalau, itu ben
Monika menjalani hari hari berikutnya dengan bersemangat. Setelah world tour BTSS ini selesai, dia akan kembali ke Jakarta dan menunggu Donny pulang dari Inggris. Lalu dia akan mencari pria itu dan bertanya tentang kejelasan hubungan mereka? Dia berjanji dalam hatinya, apapun yang dia lihat nantinya yang akan menyebabkan dia salah paham akan langsung dia tanyakan pada Donny. Jangan seperti kemarin, dia membuat dirinya sendiri menderita hanya karena salah paham dengan perkataan wanita lain dan tidak meminta penjelasan pada Donny! Hari ini adalah hari terakhir konser BTSS. malam ini katanya akan ada acara istimewa sebagai penutup World Tour BTSS. Monika melihat kalau para kru masih terlihat sangat sibuk, mereka pasti ingin menyajikan pertunjukan paling memukau untuk menutup World Tour ini. Siang itu Bry datang ke kamarnya dengan dua buah gaun cantik berwarna pu
Malam itu keluarga Donny sudah berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline. Donny meminta ijin pada ayah dan ibunya untuk menikahi Monika. Lalu memberitahukan permintaan Bryana yang sudah dia setujui pada keluarganya. Ayahnya yang sebelas dua belas dengan Darius tidak bereaksi banyak, pria tua itu hanya bertanya “Kamu yakin, son?” “Iya Pa. Semoga saja semua berjalan lancar” Donny meringis saat menjawabnya mengingat cara yang harus dia jalani untuk mendapatkan Monika. Dan untuk reaksi Rosaline, tentu saja wanita itu tertawa terbahak setelah bengong sesaat. “Hahahahaha.. Kupikir acara penculikan Eloisa itu sudah cukup romantis untuk dikenang, ternyata sekarang ada yang bisa membuat skenario yang lebih hebat lagi!” “Kurasa saat Darius menikah nanti, aku akan men
Saat selesai sekolah, Morin membuka ponselnya dan menemukan beberapa chat. Dia langsung membuka chat dari Om Darren, ini yang paling penting untuknya sekarang. "Hi Morin. Bryana ternyata punya ide yang lebih hebat. Ayahmu sudah menyetujui persyaratan yang diinginkan Bryana. Sebentar lagi kamu akan punya mama." Morin langsung menghubungi sekutunya untuk mendapatkan informasi akurat. Setelahnya dia merasa senang karena tantenya memiliki teman yang memiliki ide brilian seperti Bryana. Dia bahkan tidak memikirkan ayahnya yang akan setengah mati untuk menyanggupi keinginan Bryana itu. Setelah obrolan yang menyenangkan kedua belah pihak untuk memenderitakan orang terdekat mereka, Morin mulai melihat pesan pesan lainnya yang belum sempat dia baca. Lalu dia membuka pesan dari nomor tidak dikenal lagi yang berasal dari lu
“Apa yang kau inginkan?” tanya Alex. Dia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. ”Monika Elisabeth Jordan. Dia sekarang ada bersamamu kan” Alex melirik Bry lalu menglouspeaker pembicaraan itu. “Lebih baik kau mencari wanita lain, Darren Hartadi” jawab Alex kaku yang membuat Bry mengangkat alisnya. ”Aku tidak akan menghubungimu kalau aku mencari wanita lain. Aku tahu Monika ada bersamamu”wajah Bry berubah saat mendengar Darren Hartadi mencari Monika. Apakah pria ini yang dimaksud Monika? Pria ini sudah menjadi suami orang, bukan calon lagi! “Jangan ganggu Monika! Apalagi kalau kau berniat menjadikannya simpananmu!” Bry mengamuk. Pesona Darren Hartadi memang bisa membuat wanita hilang akal. Tapi dia tidak
Saat tiba di Kuala Lumpur International Airport, ternyata sudah banyak ARMYES yang sedang menunggu idolanya. Untung saja pesawat mereka berbeda, pesawat member BTSS baru akan tiba tiga jam lagi, namun sekarang sudah seperti akan ada konser di bandara. Monika menyalakan ponselnya untuk melihat apakah ada balasan pesan dari Morin. Namun tiba tiba dia tertabrak anak abg yang sedang berlari mengejar teman temannya yang sepertinya juga sedang mencari info mengenai kedatangan BTSS. Hal itu membuat ponselnya terlempar jatuh dan menyebabkan layarnya retak. Anak itu juga terjatuh karena menabrak Monika. Sekarang wajah anak itu pucat saat melihat ponsel keluaran terbaru Monika tergeletak mengenaskan di lantai dengan layar retak. “A.. aku minta maaf” anak itu hampir menangis. Dia tahu ponsel itu harganya mahal, ayahny