Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore saat mereka sudah kembali duduk di ruang tamu kediaman Mariska. Morin masih menempel seperti lem pada Donny, anak itu takut kalau Donny meninggalkannya.
Pak Andreas mulai berbicara mengenai rencana dia mengangkat Morin sebagai anak sebagai bentuk tanggung jawabnya dan langsung ditolak oleh Morin.
“Om Donny sekarang papa Morin, Morin hanya mau tinggal dengan om eh papa Donny”
Morin sudah mengganti panggilannya. Donny meringis, tiba tiba dia sudah jadi ayah. Bikin anak aja belum pernah.
Donny tidak berkomentar, bingung juga mau bilang apa? kalau Morin mau bersamanya ya dia pasrah, dia tidak akan menolak. Lagipula dia juga tidak kenal dengan Pak Andreas, bagaimana kalau ternyata Pak Andreas pedophil? siapa yang tahu hati orang? dia juga tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Morin.
Dan saat bersamanyalah Mariska kecelakaan, jadi dia merasa bertanggung jawab. Dan juga, mengingat kejadian di pemakaman tadi, dia takut arwah Mariska tidak tenang dan mengganggunya.
“ehm..” Donny baru menyadari bila Pak Andreas masih menatapnya menunggu jawaban.
“eh iya Pak Andreas, Morin tinggal dengan saya saja, karena itu juga adalah permintaan terakhir Mariska”. Akhirnya dia menjelaskan seadanya saja.
Pak Andreas tertegun, dia tidak mengira kalau Donny benar benar mau mengurus anak pacarnya yang sudah meninggal. Bukan calon istri loh, hanya pacar yang baru tiga bulan pacaran.
"Kamu yakin?" tanya Pak Andreas ragu. Dan Donny menganguk sebagai jawaban.
Karena dia tidak bisa mengangkat Morin sebagai anak, berarti sekarang plan B. Pak Andreas sudah membuat beberapa opsi semalam.
“hm, apakah Pak Donny ada pengalaman mengurus anak?”
“Belum ada Pak, tapi kan masih ada mba Novi yang membantu mengasuh Morin, saya akan bawa dia juga. Semoga semua akan baik baik saja” semoga benar benar akan baik baik saja. Doa Donny dalam hati.
Donny sebenarnya khawatir juga, dia tidak ada pengalaman dengan anak perempuan. Dia sendiri tiga bersaudara laki semua, sepupunya pun hanya ada seorang. Walaupun sepupunya wanita, tapi dia menjadi tomboy karena semua sepupunya laki. Sedangkan Morin, penampilan aja princess banget, manja pula.
“Baiklah kalau begitu. Sebagai bentuk tanggung jawab saya kepada Pak Donny dan Morin. Saya harap Pak Donny bersedia bekerja di showroom saya sebagai kepala cabang, dan saya berikan fasilitas rumah dinas, dua buah mobil, satu untuk operasional Pak Donny dan satu lagi untuk kegiatan Morin, sopir juga saya siapkan, dan saya pastikan sopir ini bekerja dengan baik.” Pak Andreas menekankan di kata SOPIR yang bekerja dengan baik. Karena semua masalah ini berawal dari sopir cadangannya yang ternyata tidak kompeten.
“Untuk pendidikan Morin, saya akan menyekolahkan dia sampai kuliah, termasuk jika dia mau kuliah sampai S3 juga tidak masalah, Morin tinggal minta pada saya, mau sekolah dan kuliah dimana? mau les apa saja? balet, nyanyi, robotic, dan lain lain.”
“Nanti saya akan berikan tunjangan bulanan untuk Morin, jika ternyata kurang, Pak Donny bisa minta lagi ke saya.”
Mulut Donny menganga, sampai kalau ada lalat lewat bisa masuk. Kalau ini film kartun, maka matanya akan melotot keluar dan dagunya akan jatuh ke meja. Itu tawaran yang sangat dermawan. Dikasih rumah, mobil, pekerjaan dengan gaji yang pasti akan luar biasa menurut Donny yang pekerjaan sebelumnya hanyalah seorang supervisor. Bahkan dia tidak harus memikirkan biaya hidup dan pendidikan Morin.
“Aa..” “aa..”, Donny berdehem, suaranya masih susah keluar.
“Anda yakin Pak Andreas?” tanya Donny tidak percaya. Ini terlalu bagus.
“Apakah kurang Pak Donny? katakan saja apa lagi yang anda butuhkan?”
“Bu.. bukan Pak, ini sudah lebih dari cukup, malah terlalu banyak”
Donny pikir Pak Andreas akan menawarkan uang ganti rugi untuk mengurus Morin, bukan tanggung jawab total sampai anak itu lulus kuliah entah sampe S berapa, bahkan mungkin sampai Morin menikah kali. Pak Andreas terlalu baik, padahal bukan dia yang menabrak Donny dan Mariska.
Pak Andreas tertawa. Seperti dugaannya, Donny ini memang bukan orang yang suka mencari kesempatan. Sulit mencari orang jujur dan tidak serakah di jaman sekarang ini, demi pamer dan gaya hidup, banyak orang berusaha menghalalkan segala cara supaya bisa naik kelas sosial.
Dia sendiri baru memecat temannya yang sudah bekerja 20 tahun padanya, yang ketahuan korupsi karena gaya hidup istri barunya yang tidak sesuai gaji suaminya. Dia tidak tega memenjarakan temannya, karena mereka teman dari sekolah dan selama ini kinerjanya baik, hanya saja, temannya salah memilih istri.
Pak Andreas pamit setelah memberitahu jika dia akan segera meminta sekertarisnya untuk menyiapkan rumah dan mobil, serta perjanjian tertulis untuk tanggung jawab dirinya mengurus Morin, sebagai pegangan Donny dan Morin suatu saat jika dia sudah tidak ada.
“Nyawa hanya Tuhan yang tahu, tidak ada jaminan lima atau sepuluh tahun lagi saya masih hidup. Dengan adanya surat perjanjian ini, ahli waris saya masih berkewajiban menyelesaikan tanggung jawab saya terhadap Morin”.
***
Setelah kepulangan Pak Andreas, Donny masih duduk terdiam. Dia masih agak takjub, dia seperti sedang bermimpi. Dunianya jungkir balik dalam 2 hari. Dia sekarang punya anak, punya pekerjaan baru, rumah, mobil, pengasuh anak, jangan lupakan SOPIR yang bekerja dengan baik, dan semuanya bukan dia yg bayar.
Donny sendiri selama ini hanya mampu menyewa apartemen studio, motor pun hanya motor bebek. Hidup di Jakarta dengan gaji enam juta rupiah sangatlah berat. Yang memang membuat dia sampai saat ini belum berencana menikah. Seirit iritnya dia hidup sebulan, gajinya paling cuma bisa ditabung lima ratus ribu. Kalau pas sampai target, dia bisa dapat bonus sampai 10 juta. Lumayan juga, tapi kan ga pasti tiap bulan. Bonus hampir semua dia tabung untuk modal nikah yang sampai sekarang masih jauh dari bayangan.
“Papa, Morin ngantuk. Temenin Morin bobo yah” kata kata Morin menyadarkan Donny dari lamunannya. Donny lalu menganjak Morin ke kamarnya dan menemani anak itu tidur, Morin terus menggenggam tangan Donny sampai ia tertidur.
Setelah Morin tidur, Donny pamit pada Novi. Dia mau balik ke apartemennya dulu untuk membawa barang barangnya untuk menginap di rumah Mariska sampai dapat kabar lagi dari Pak Andreas. Karena luas apartemennya hanya empat belas meter persegi, tidak mungkin Donny membawa Morin dan Novi tinggal disana.
Alangkah kagetnya Donny saat keluar rumah. Ternyata ada mobil dan sopir yang sudah ditugaskan Pak Andreas untuk membantu dia dan Morin jika harus keluar rumah.
Supir itu sangat membantu, karena memang gerakan Donny sekarang terbatas karena kaki kirinya yang masih harus di gips selama dua minggu.
Perjalanan dari rumah Mariska ke apartemennya sekitar empat puluh lima menit dengan menggunakan mobil. Saat tiba di apartemen, supir Pak Andreas juga membantunya untuk menyiapkan barang yang mau dia bawa. Donny menyiapkan perlengkapan untuk satu minggu, dia berharap itu cukup.
Saat dia sedang menyiapkan perlengkapan mandinya, Tiba tiba ponselnya berbunyi. Dia tidak kenal nomornya, tapi akhirnya dia memilih untuk menjawabnya.
“Hallo, Pak Donny ya?” terdengar suara wanita, tapi kurang jelas karena ada suara tangisan juga.
“Iya, dengan siapa ini?”
“Ini Novi Pak, pengasuh Morin”
“Oh iya, ada apa mba Novi? Morin kenapa?” Donny panik, dia menyadari kalau yang menangis itu Morin
“Begini Pak, Morin baru bangun dan menangis karena tidak melihat bapak, dia takut bapak meninggalkan dia. Saya sudah bilang kalau bapak hanya pulang ke apartemen sebentar untuk mengambil perlengkapan bapak dan nanti akan kembali kesini. Tapi Morin tidak mau mendengarkan kata kata saya. Tangisnya semakin kencang dan terus memanggil bapak”
“Mba Novi, tolong kasihkan handphonenya ke Morin” pinta Donny
“Baik pak”
Terdengar suara lembut Novi membujuk Morin untuk bicara di telepon. Donny merubah panggilan menjadi video call supaya Morin bisa melihat wajahnya.
“papa!!! papa kemana!! papa bilang akan temenin Morin tidur. kenapa waktu Morin bangun papa ga ada!”
“papa jangan tinggalin Morin, huaaa…”
“Morin. Sayang. Denger papa ya sayang. Papa sebentar lagi pulang, papa lagi ambil baju dulu di apartemen. Kalau tidak ganti baju, nanti papa bau, nanti Morin ga mau peluk papa lagi” bujuknya.
Donny mulai merasa lelah, dia pusing. Morin tidak mau lepas darinya, sebentar sebentar nangis, mana suaranya membahana pula. Dia tau anak itu masih sedih, tapi dia tidak terbiasa ditempelin seperti itu.
“papa benar akan kesini lagi?”
“iya sayang, ini papa sudah selesai beberes. Barang yang mau papa bawa sudah siap” Donny menunjukkan tas ransel besarnya yang sudah penuh.
“papa jalan sekarang ya, kamu tunggu di rumah yang baik ya sama mba Novi, oke? bye Morin”
“oke papa, bye”
tut..
akhirnya telepon terputus. Donny menghela napas panjang. Hari hari tenangnya sudah berlalu dan sepertinya tidak akan kembali.
****
Donny POV Namaku Donny Christian Hartadi. Tahun ini aku berumur dua puluh tujuh tahun. Banyak orang bilang wajahku cukup tampan. Dengan rambut yang hitam, alis tebal yang membingkai mata hitam kelam membuat aura misterius yang sering membuat wanita penasaran, hidung mancung, bibir tipis dan dengan dagu belah yang membuatku terlihat sexy. Wajahku agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia kebanyakan, karena nenek dari Ibuku adalah orang Belanda, jadi aku mewarisi beberapa karakteristik kaukasia. Aku termasuk orang yang sabar walau aku cukup ambisius. Bagiku yang penting usaha semaksimal mungkin. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter dan berat tujuh puluh lima kilogram, bentuk tubuhku cukup ideal. Aku bukan tipe yang suka ke tempat olah raga untuk membentuk
Sekarang aku bekerja sebagai supervisor bagian pendanaan nasabah corporate di sebuah bank besar di Jakarta. pekerjaanku adalah mencari perusahaan yang membutuhkan pendanaan, juga melakukan survey dan menganalisa kelayakan nasabahku untuk mendapatkan pendanaan dari kantor, tapi hanya untuk tahap awal saja.Ada divisi khusus yang memang ditugaskan untuk memeriksanya setelah semua data sudah lengkap, divisi itulah yang berwenang memberikan keputusan.Pekerjaan ini cukup menyenangkan karena jika mencapai target, maka akan dapat bonus yang lumayan, bisa lebih dari gajinya sebulan. Pekerjaannya pun bujubuneng banyaknya, karena harus memeriksa satu persatu data perusahaan, mulai dari pimpinan perusahaan, kredibilitas perusahaan, juga memeriksa kebenaran data keuangan perusahaan tersebut.Karena wajah blesteranku yang kata orang cukup tampan, tidak jarang aku mendapat masalah saat bekerja, terutama saat masih menjadi sales. Sering kali aku ditawar oleh tante tante
Untuk hubungan romantisku, aku sudah 2 kali pacaran sebelum bertemu dengan Mariska.Pacar pertama waktu masih kuliah di Surabaya, namanya Lusi. Dia anak pengusaha makanan di Surabaya, anaknya cantik tapi bossy dan narsis, dan selalu harus telat. Orang penting mah muncul belakangan katanya.Lama kelamaan tidak ada yang mau mengajakku ngumpul lagi. Kalaupun masih ada teman yang cukup sabar ditelatin mulu, setelah Lusi datang, maka topik pembicaraan hanyalah dirinya.Setelah pacaran 6 bulan dengan Lusi, aku tidak punya teman lain, kecuali teman tegur sapa. Akhirnya aku tidak tahan dan aku berniat memutuskan Lusi.Aku pusing memikirikan selama 1 minggu bagaimana cara memutuskan Lusi? biar bagaimanapun akulah yang mendekati Lusi terlebih dahulu, jadi aku tidak mau terlalu menyakiti Lusi. Setelahnya aku menyiapkan diri melihat der
Hari terus berganti dan tak terasa sudah satu minggu berlalu dari malam itu dan aku belum menghubungi Mariska lagi.Terkadang aku teringat padanya, ingin rasanya menanyakan kabarnya, tapi pada akhirnya aku tidak berani, karena aku sendiri masih ragu dengan perasaanku.Status janda tidak menjadi masalah untukku, tapi seorang anak itu membuatku merasa bimbang dan serba salah, bagaimana kalau ternyata anaknya tidak suka padaku? apakah aku malah harus memutuskan hubungan dengan Mariska? mungkin saja saat itu perasaanku sudah lebih dalam pada Mariska. Hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari.Banyak hal yang harus kupertimbangkan, mengingat usiaku yang sedang menuju kepala tiga, rasanya jika memang a
Tidak banyak obrolan di meja makan, karena baik aku ataupun Mariska memang masih canggung.Setelah selesai makan, Morin langsung bangun dari tempat duduknya seraya berkata“Om setengah bule jangan lama ya ngomong dengan mama, setelah ini mama mau membantuku membuat PR.” dan dia berlalu begitu saja dibarengi seruan Mariska memanggil namanya karena kesal melihat sikap Morin yang kurang ajar.“Maaf ya Don, Morin memang anaknya usil.” kata Mariska dengan wajah memerah.“Tidak apa, sepertinya Morin anak yang bersemangat” jawabku bingung mengartikan perilaku Morin. mungkin anak itu tidak suka denganku.“Iya, dia memang anak yang ceria tapi bicaranya suka seenaknya, maaf ya jika kata katanya sedari tadi menyingungmu” ucapnya penuh sesal.“Oh iya, apa yang mau kamu bicarakan Don?” lanjutnya lagi teringat maksud kedatangan Donny.“Hm.. bisa kita bicara di luar saj
Kembali ke masa sekarang...Jam delapan pagi di hari senin, dua hari setelah pemakaman Mariska. Asisten Pak Andreas yang bernama Tony Jayden datang ke rumah. Usia pria itu sekitar pertengahan tiga puluh, wajahnya tampan khas oriental, orangnya juga ramah dan sopan. Dia memberitahukan maksud kedatangannya adalah untuk mengantar Donny dan Morin melihat rumah yang sudah disiapkan oleh Pak Andreas.Donny takjub, dia tidak menyangka kalau bisa secepat ini. Dia pikir mencari tempat tinggal yang bisa langsung ditinggali tidak akan semudah membeli kue ulang tahun, pesan hari ini, besok sudah sampai. Tapi namanya orang kaya, tidak ada yang mustahil.Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam tiga puluh menit, kami tiba di rumah dua lantai di kawasan menteng. Rumah ini tidak seperti rumah baru dalam artian rumah ini sepertinya masih ada yang tinggal sampai sekarang.Rumah ini cukup besar, luas tanahnya sekitar dua ratus lima puluh
Hari itu dihabiskan Donny dan Morin untuk memindahkan barang dari rumah Mariska ke rumah baru mereka.Mereka dibantu Jono dan Supri. Morin memaksa Jono juga ikut dengan membawa mobil sedan yang diberikan Pak Andreas untuknya, Morin mengatakan kalau saat kembali ke rumah baru, dia dan mbak Novi akan naik mobil miliknya sendiri. Dasar anak jaman sekarang, pikir Donny.Di rumah Mariska, Donny tidak bisa banyak membantu dikarenakan kakinya yang masih di gips. Jadi memang tenaga Jono dan Supri dibutuhkan untuk membantu mengangkat barang mereka ke mobil.Saat Donny sedang mengarahkan Jono dan Supri untuk menyusun barang yang akan dimasukkan ke dalam mobil, mbak Novi datang menghampirinya membawa sebuah dus besar.“Pak Donny”“Iya mbak Novi?”“Ini barang barang alm, sepertinya ini surat surat, dokumen dan perhiasan alm, apakah mau dibawa semua? Masih ada satu dus lagi di kamar. Apakah bapak mau
“Mbak Novi”“Mbak Novi” suara itu datang bersama dengan tepukan di bahunya menyadarkan Novi dari lamunannya saat pertama kali bertemu alm.“Iya Pak Donny” dia melihat Donny menatapnya dengan kening berkerut“Apakah ada masalah Mbak Novi?” tanya Donny khawatir“Tidak Pak, maaf tadi saya teringat alm.” dia merunduk, dia takut Donny memarahinya karena bengong di waktu sibuk seperti ini.“Iya, tidak apa apa Mbak Novi. Saya hanya khawatir Mbak Novi mungkin sedang tidak sehat.” Donny mengulas senyum menenangkan.“Oh tidak Pak, saya sehat koq.. Ini sebentar saya ambil dus barang alm satunya lagi di kamar” dia langsung berbalik. Novi merasa wajahnya merona, dia tidak pernah disenyumi pria setampan Donny sebelumnya. Pria paling tampan yang pernah di lihat adalah Ucup, anak ketua RT di kampungnya yang menjadi idola gadis gadis di kampungnya sampai kampun
Satu bulan kemudian.. Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline, karena besok Darius akan kembali ke Inggris, Darius kembali kesana sebagai CEO baru Volle Group. Darius akan pergi bersama Rosaline dan Aksa yang akan membantunya sementara waktu. Darren yang memang dasarnya iseng mulai menggoda kakak sulungnya yang masih belum tertarik menikah itu. “Kak, tidakkah kau ingin menikah? Kak Donny saja sudah menikah” kata Darren. “Tidak” jawab Darius datar sedatar wajahnya yang memang selalu datar itu. “Mungkin kau harus mencoba mencari wanita yang berbeda? Bule disana mungkin?” Darren masih terus mencoba. Sebenarnya di dalam hati kecilnya dia selalu meras
Esok paginya Monika terbangun dan terkejut karena ada orang lain di ranjangnya. Donny masih tertidur nyenyak di sebelah istri barunya. Semenjak Monika hilang, dia selalu kurang tidur, jadi sekarang saat dia sudah berhasil memperistri Monika, dia tidur sangat nyenyak. Namun ternyata tidurnya tidak bisa lama karena teriakan istrinya. “KYAAA!!!!” jerit Monika. Karena kesadarannya yang masih minim, dia lupa kalau dia sudah menikah. Apalagi sekarang suaminya tidur membelakanginya, jadi dia tidak tahu siapa pria itu. Makin tidak ingatlah dia! Donny yang terkejut karena jeritan Monika langsung bangun. “Ada apa?” tanyanya. Dia sudah terduduk di ranjang menatap istri barunya dengan bingung. “WAAAA!!!!! Kenapa kau tidak pakai baju!!” jerit Monika lagi. Lalu dia memundurk
Begitu layar yang menutupi mereka dari pandangan penonton tertutup sempurna, Morin langsung berlari dan melemparkan dirinya pada Donny. “Papa berhasil!!! sudah kubilang ini rencana sempurna!!” teriak Morin heboh sembari tertawa. “Morin, sekarang kamu tidak ringan lagi!” keluh Donny saat menangkap putrinya, namun dia juga tertawa. Sekarang dia bisa tertawa, sejak tadi dia tegang karena ada kamera dimana mana. “Kalian merencanakan untuk menipuku?” Monika menyipitkan matanya menatap suami baru dan anak tirinya. Kedua orang itu menoleh padanya dan melihat wajah tidak senang Monika. “Itu rencana tante Bry!” sahut Morin polos dan menunjuk pada wanita itu. Dia melemparkan kesalahan pada yang membuat rencana, yang membuat Monika langsung mencari orang yang disebutkan Morin. Dan yang dicari sekarang sedang nyengir menatapnya, dia berlindung di belakang tubuh Alex. “Kata Darren kalian berdua sangat lambat pendekatannya dan butuh dipancing” Bry kembali m
Monika keliru jika berpikir kalau kejutannya hanya itu, karena setelah lagu BTSS selesai dinyanyikan, layar dibelakang panggung terbuka dan dia melihat disana sudah lengkap semua member keluarga Donny, termasuk Morin yang sekarang sedang menggandeng tangan Darius. Eh, menggandeng? Tiba tiba dia teringat percakapannya dengan anak itu yang katanya Darius akan menikah. Dia menyipitkan matanya ke arah anak itu saat menyadari kalau dirinya telah dikelabuhi dan keponakan liciknya yang menyadari dia memperhatikannya sekarang melambai dan tersenyum ke arahnya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah ayah dan ibunya yang berdiri di sebelah Morin. Mengapa ayah dan ibunya ada disini? Belum selesai kebingungannya, Bryana dan Alex keluar dari belakang panggung bersama seorang yang memakai pakaian seperti pendeta. Matanya terbelalak saat menyadari kalau, itu ben
Monika menjalani hari hari berikutnya dengan bersemangat. Setelah world tour BTSS ini selesai, dia akan kembali ke Jakarta dan menunggu Donny pulang dari Inggris. Lalu dia akan mencari pria itu dan bertanya tentang kejelasan hubungan mereka? Dia berjanji dalam hatinya, apapun yang dia lihat nantinya yang akan menyebabkan dia salah paham akan langsung dia tanyakan pada Donny. Jangan seperti kemarin, dia membuat dirinya sendiri menderita hanya karena salah paham dengan perkataan wanita lain dan tidak meminta penjelasan pada Donny! Hari ini adalah hari terakhir konser BTSS. malam ini katanya akan ada acara istimewa sebagai penutup World Tour BTSS. Monika melihat kalau para kru masih terlihat sangat sibuk, mereka pasti ingin menyajikan pertunjukan paling memukau untuk menutup World Tour ini. Siang itu Bry datang ke kamarnya dengan dua buah gaun cantik berwarna pu
Malam itu keluarga Donny sudah berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline. Donny meminta ijin pada ayah dan ibunya untuk menikahi Monika. Lalu memberitahukan permintaan Bryana yang sudah dia setujui pada keluarganya. Ayahnya yang sebelas dua belas dengan Darius tidak bereaksi banyak, pria tua itu hanya bertanya “Kamu yakin, son?” “Iya Pa. Semoga saja semua berjalan lancar” Donny meringis saat menjawabnya mengingat cara yang harus dia jalani untuk mendapatkan Monika. Dan untuk reaksi Rosaline, tentu saja wanita itu tertawa terbahak setelah bengong sesaat. “Hahahahaha.. Kupikir acara penculikan Eloisa itu sudah cukup romantis untuk dikenang, ternyata sekarang ada yang bisa membuat skenario yang lebih hebat lagi!” “Kurasa saat Darius menikah nanti, aku akan men
Saat selesai sekolah, Morin membuka ponselnya dan menemukan beberapa chat. Dia langsung membuka chat dari Om Darren, ini yang paling penting untuknya sekarang. "Hi Morin. Bryana ternyata punya ide yang lebih hebat. Ayahmu sudah menyetujui persyaratan yang diinginkan Bryana. Sebentar lagi kamu akan punya mama." Morin langsung menghubungi sekutunya untuk mendapatkan informasi akurat. Setelahnya dia merasa senang karena tantenya memiliki teman yang memiliki ide brilian seperti Bryana. Dia bahkan tidak memikirkan ayahnya yang akan setengah mati untuk menyanggupi keinginan Bryana itu. Setelah obrolan yang menyenangkan kedua belah pihak untuk memenderitakan orang terdekat mereka, Morin mulai melihat pesan pesan lainnya yang belum sempat dia baca. Lalu dia membuka pesan dari nomor tidak dikenal lagi yang berasal dari lu
“Apa yang kau inginkan?” tanya Alex. Dia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. ”Monika Elisabeth Jordan. Dia sekarang ada bersamamu kan” Alex melirik Bry lalu menglouspeaker pembicaraan itu. “Lebih baik kau mencari wanita lain, Darren Hartadi” jawab Alex kaku yang membuat Bry mengangkat alisnya. ”Aku tidak akan menghubungimu kalau aku mencari wanita lain. Aku tahu Monika ada bersamamu”wajah Bry berubah saat mendengar Darren Hartadi mencari Monika. Apakah pria ini yang dimaksud Monika? Pria ini sudah menjadi suami orang, bukan calon lagi! “Jangan ganggu Monika! Apalagi kalau kau berniat menjadikannya simpananmu!” Bry mengamuk. Pesona Darren Hartadi memang bisa membuat wanita hilang akal. Tapi dia tidak
Saat tiba di Kuala Lumpur International Airport, ternyata sudah banyak ARMYES yang sedang menunggu idolanya. Untung saja pesawat mereka berbeda, pesawat member BTSS baru akan tiba tiga jam lagi, namun sekarang sudah seperti akan ada konser di bandara. Monika menyalakan ponselnya untuk melihat apakah ada balasan pesan dari Morin. Namun tiba tiba dia tertabrak anak abg yang sedang berlari mengejar teman temannya yang sepertinya juga sedang mencari info mengenai kedatangan BTSS. Hal itu membuat ponselnya terlempar jatuh dan menyebabkan layarnya retak. Anak itu juga terjatuh karena menabrak Monika. Sekarang wajah anak itu pucat saat melihat ponsel keluaran terbaru Monika tergeletak mengenaskan di lantai dengan layar retak. “A.. aku minta maaf” anak itu hampir menangis. Dia tahu ponsel itu harganya mahal, ayahny