Sebagai orang yang sudah lama memimpin perusahaan, Pak Andreas sudah melihat berbagai jenis karakter orang. Dari pembicaraan ringan yang sudah mereka lakukan, Pak Andreas menarik kesimpulan bahwa Donny adalah orang yang jujur, tidak serakah dan tidak suka memanfaatkan keadaan.
kondisi sekarang adalah bukti konkrit. Pria itu tidak meminta apapun lagi walaupun pria itu tahu kalau ia memiliki banyak uang. Pria itu juga tidak mengeluhkan kondisinya sekarang, padahal kata dokter kakinya mungkin membutuhkan waktu sembuh lebih dari satu bulan.
Pak Andreas teringat bahwa ada salah satu cabang showroom mobilnya yang bulan lalu baru memecat kepala cabangnya karena ketahuan membawa lari uang pelanggan*. Bagian personalia kantornya sudah mengirimkan beberapa lamaran yang dianggap kompeten untuk menduduki posisi tersebut, tapi dia belum sempat memeriksanya.
Saat Donny membicarakan pekerjaannya, dia merasa kalau Donny mengerti dengan jelas job desknya dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaanya. Ditambah dengan sikap baik yang ditunjukkan pria itu saat dalam kondisi seperti ini, membuatnya yakin untuk merekrut Donny sebagai karyawannya. Baginya yang penting itu attitude dan bertanggung jawab. Untuk apa pintar tapi ga punya attitude? ujung ujungnya bikin rugi perusahaan.
“Apakah Pak Donny tertarik untuk bekerja di salah satu showroom mobil saya?” tawar pak Andreas.
“ Eh ” pria itu nampak kaget dengan penawarannya. Karena tidak ada jawaban, Pak Andreas melanjutkan lagi.
“Bulan lalu, ada kepala cabang yang diberhentikan, dan sekarang posisi itu kosong, saya rasa Pak Donny cocok menempati posisi itu”
“Jika Pak Donny berminat, nanti sekertaris saya akan membantu menjelaskan job desk nya, seharusnya tidak jauh berbeda dengan pekerjaan Pak Donny sekarang, hanya yang dijual disini adalah barang bukan jasa.”
"Terima kasih tawarannya Pak Andreas, tentu saja saya bersedia" jawab Donny setelah berhasil menemukan suaranya. Donny merasa dirinya seperti tertimpa durian runtuh. Dari supervisor pendanaan jadi kepala cabang showroom mobil? TOP BINGITS dah..
Donny merasa tawaran pekerjaan ini adalah salah satu bentuk kompensasi dari Pak Andreas, lagi. Banyak amat kompensasinya ya? tapi siapa yang tidak mau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik? Di perusahaan tempat dia bekerja sekarang, dia masih membutuhkan waktu paling cepat tiga tahun lagi untuk menjadi kepala cabang, itupun persaingannya ketat sekali.
Donny teringat pada salah satu teman sekolahnya dulu yang sekarang sudah menjadi kepala cabang di salah satu showroom mobil keluaran Jepang. Sebagai orang bagian pendanaan, kurang lebih dia mengetahui berapa besar komisi yang diperoleh temannya itu. Dan nominalnya itu WOW baginya.
Tiba tiba pintu ruang operasi terbuka dan dokter keluar, dengan wajah muram bertanya kepadanya
“Anda keluarga pasien?” dokter melihat ke arah Donny.
“Saya temannya dok, pasien sudah tidak punya keluarga selain putrinya” jawab Donny. Dia menghela napas, teringat Morin yang sedang menunggu di rumah dan tidak tahu apa apa.
“Mohon maaf Pak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi pasien tidak dapat diselamatkan. Lukanya terlalu parah, beliau meninggal saat operasi.” Sang dokter menunduk, dia tidak berani melihat ke arah Pak Andreas. Dia takut posisinya sebagai wakil kepala di rumah sakit ini digeser karena dia tidak mampu menyelamatkan nyawa korban.
Tubuh Donny langsung lemas mendengar berita itu, rasa bersalah menghimpitnya. Mariska kecelakaan saat berada di boncengan motornya. Walau bukan dia yang menyebabkan kecelakaan itu, tapi tetap saja tidak mengurangi rasa bersalahnya. Andai tadi dia tidak menjemput Mariska.
Dan sekarang Mariska meninggal, apa yang harus dia katakan pada Morin? anak itu tidak punya siapa siapa lagi.
Begitu juga dengan Pak Andreas yang merasa kepalanya tambah pening. Satu masalah belum kelar, sekarang muncul masalah baru yang lebih besar lagi. Wanita itu meninggal, apa yang harus dia lakukan sekarang?
“Maaf Pak Donny, jadi Bu Mariska bukan istri Bapak?” Tanya Pak Andreas.
“Bukan Pak, kami baru dekat beberapa bulan ini” jawab Donny pelan. Dia mengela napas panjang lagi, sekarang masalah benar benar rumit. Bagaimana cara dia memberi tahu Morin? Anak itu sangat dekat dengan Ibunya.
“Bagaimana dengan ayahnya?” Pak Andreas mencoba mencari solusi.
“Sudah meninggal 3 tahun lalu Pak, Mariska hanya hidup berdua putrinya semenjak suaminya meninggal” kata Doni menatap dokter dengan pandangan kosong. Dia masih bingung harus apa sekarang?
Di pikirannya sekarang terngiang permohonan terakhir Mariska. Wanita itu meminta agar dia merawat Morin. Donny baru mengenal Mariska setahun belakangan. Berpacaran juga baru tiga bulan, masih saling menjajaki dan belum berencana ke tahap yang lebih serius.
“Apakah ada kerabat lain yang bisa membantu mengurus anak tersebut?” Tanya Pak Andreas tak kalah lesu. Rasa bersalah teramat sangat menyengat hatinya. Supir cadangannya telah membuat seorang anak menjadi yatim piatu.
“Tidak Pak. Mariska tidak pernah bercerita kalau dia memiliki kerabat. Dia selalu bilang kalau hanya ada dia dan Morin, jadi mereka saling menjaga. Tapi Mariska memiliki pengasuh yang membantu dia mengurus dan menjaga Morin.”
Kedua pria itu terdiam dengan pikiran masing masing saat ranjang pasien dikeluarkan dari ruang operasi dan akan dipindahkan ke ruang jenazah, mereka mengikuti dalam diam.
****
Di ruang jenazah, Donny menatap wajah cantik Mariska yang sudah pucat. Wajah yang baru tadi sore tersenyum manis menyapanya saat dia menjemput untuk pulang bersama.
Berbagai kenangan tiba tiba datang dan berputar seperti kaset rusak. Mulai dari saat mereka berkenalan, masa pendekatan, mulai berpacaran sampai sekarang. Kenangan kenangan manis itu muncul secara acak.
Perasaanya pada Mariska mungkin belum terlalu dalam, tapi beberapa bulan ini mereka bahagia. Mereka jarang bertengkar, karena memang Mariska adalah wanita yang tidak banyak menuntut, dia sabar dan pengertian. Dan jika tiba tiba terpisah seperti ini, rasanya seperti ada bagian dirinya yang juga ikut lepas.
Tanpa terasa, air mata mulai mengalir di wajah tampannya. Donny menyentuh pipi Mariska yang mulai mendingin, mencoba memanggil wanita itu. Berharap mungkin tadi dokter salah bicara, atau dia yang salah mendengar kata dokter. Rasanya hal ini mustahil terjadi.
“Sayang, bukalah matamu.. jangan terus tidur…” Donny masih mengusap lembut pipi Mariska.
“Ayo kita pulang”
“Morin menunggumu di rumah”
“Besok sudah sabtu, kita sudah janji pada Mo…” Donny menghentikan kata katanya, dia berasa ada yang menyentuh tangannya. Dia menengok dan melihat Pak Andreas-lah yang menarik lengannya, pria itu menatapnya sendu.
“Sudah Pak Donny, Ibu Mariska sudah meninggal. Biarkan beliau meninggal dengan tenang, jangan membuat beliau sulit untuk pergi.” Pak Andreas mencoba membujuk Donny.
“Lebih baik sekarang kita temui anak Bu Mariska dan memberitahunya.” Lanjutnya. Dia menarik lengan Donny keluar dari ruang jenazah.
Pak Andreas tidak sanggup mendengarkan lebih banyak lagi. Dia merasa menjadi manusia yang sangat kejam. Ini bukan salahnya! bukan dia yang membawa mobil itu! ini murni kecelakaan, ketidaksengajaan, tapi tetap dialah yang bertanggung jawab atas semua kesedihan ini.
Donny tiba di rumah Mariska sekitar jam sembilan malam, Morin langsung menyambutnya di teras. Anak itu kebingungan mencari ibunya.
“Om Donny, mama dimana? koq ga sama Om?” Morin bicara dengan menatap bingung ke belakang Donny. Tidak ada Mariska disana. Yang ada malah mobil hitam yang tidak pernah dia lihat dan pria tua yang tidak ia kenal.
Donny secara perlahan menjelaskan kalau ibunya kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit. Donny tidak tega mengatakan sekarang kalau Mariska sudah tiada. Jadi dia dan Pak Andreas hanya diam dan menunggu Morin dan pengasuhnya, mba Novi berganti pakaian untuk berangkat ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Morin menangis dipelukan Donny. Anak itu terus menanyakan kondisi ibunya. Donny berbohong dengan mengatakan kalau dia tidak tahu juga.
Saat tiba di rumah sakit, Morin histeris melihat tubuh ibunya yang sudah kaku. Morin menjerit jerit terus memanggil ibunya, mengguncang guncangkan tubuh ibunya, berharap ibunya akan membuka matanya dan memeluknya seperti setiap kali dia menangis. Morin terus menangis dan tidak mau dipisahkan dari tubuh ibunya saat Donny mau membawanya pulang untuk beristirahat, hingga tanpa sadar dia tertidur dengan memeluk tubuh ibunya karena kelelahan menangis.
****
Saat Morin terbangun esok paginya, dia langsung berlari ke dapur. dia mencari ibunya, berharap ibunya sedang menyiapkan sarapan, seperti yang terjadi setiap harinya. Dia berharap semalam dia hanya bermimpi buruk. Tetapi ternyata dia hanya menemukan mbak Novi, pengasuhnya. Morin langsung memeluk mbak Novi dan bertanya“Mama dimana mbak?” mbak Novi menatapnya iba, dia tidak tega untuk menjelaskan.“Mama dimana mbak?” suara Morin semakin tinggi, mbak Novi masih diam dan menariknya dalam pelukan“Mama dimana mbak?!!” jeritnya histeris, dia sudah benar benar ketakutan.“Jawab Morin mbak!!! Bentaknya, dia memeluk mbak Novi erat.“Mo.. rin.. ke marin ber.. mim.. pi.., ma.. ma.., ma.. ma… me.. ning…gal.., ma.. ma.. per.. gii.., ma.. ma… me.. ning.. gal.. kan… Mo… Moo riiinn….” Morin terbata menceritakan mimpinya kepada mbak Novi, mbak Nov
Waktu sudah menunjukkan jam 3 sore saat mereka sudah kembali duduk di ruang tamu kediaman Mariska. Morin masih menempel seperti lem pada Donny, anak itu takut kalau Donny meninggalkannya.Pak Andreas mulai berbicara mengenai rencana dia mengangkat Morin sebagai anak sebagai bentuk tanggung jawabnya dan langsung ditolak oleh Morin.“Om Donny sekarang papa Morin, Morin hanya mau tinggal dengan om eh papa Donny”Morin sudah mengganti panggilannya. Donny meringis, tiba tiba dia sudah jadi ayah. Bikin anak aja belum pernah.Donny tidak berkomentar, bingung juga mau bilang apa? kalau Morin mau bersamanya ya dia pasrah, dia tidak akan menolak. Lagipula dia juga tidak kenal dengan Pak Andreas, bagaimana kalau ternyata Pak Andreas pedophil? siapa yang tahu hati orang? dia juga tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pad
Donny POV Namaku Donny Christian Hartadi. Tahun ini aku berumur dua puluh tujuh tahun. Banyak orang bilang wajahku cukup tampan. Dengan rambut yang hitam, alis tebal yang membingkai mata hitam kelam membuat aura misterius yang sering membuat wanita penasaran, hidung mancung, bibir tipis dan dengan dagu belah yang membuatku terlihat sexy. Wajahku agak sedikit berbeda dengan orang Indonesia kebanyakan, karena nenek dari Ibuku adalah orang Belanda, jadi aku mewarisi beberapa karakteristik kaukasia. Aku termasuk orang yang sabar walau aku cukup ambisius. Bagiku yang penting usaha semaksimal mungkin. Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Dengan tinggi badan seratus delapan puluh sentimeter dan berat tujuh puluh lima kilogram, bentuk tubuhku cukup ideal. Aku bukan tipe yang suka ke tempat olah raga untuk membentuk
Sekarang aku bekerja sebagai supervisor bagian pendanaan nasabah corporate di sebuah bank besar di Jakarta. pekerjaanku adalah mencari perusahaan yang membutuhkan pendanaan, juga melakukan survey dan menganalisa kelayakan nasabahku untuk mendapatkan pendanaan dari kantor, tapi hanya untuk tahap awal saja.Ada divisi khusus yang memang ditugaskan untuk memeriksanya setelah semua data sudah lengkap, divisi itulah yang berwenang memberikan keputusan.Pekerjaan ini cukup menyenangkan karena jika mencapai target, maka akan dapat bonus yang lumayan, bisa lebih dari gajinya sebulan. Pekerjaannya pun bujubuneng banyaknya, karena harus memeriksa satu persatu data perusahaan, mulai dari pimpinan perusahaan, kredibilitas perusahaan, juga memeriksa kebenaran data keuangan perusahaan tersebut.Karena wajah blesteranku yang kata orang cukup tampan, tidak jarang aku mendapat masalah saat bekerja, terutama saat masih menjadi sales. Sering kali aku ditawar oleh tante tante
Untuk hubungan romantisku, aku sudah 2 kali pacaran sebelum bertemu dengan Mariska.Pacar pertama waktu masih kuliah di Surabaya, namanya Lusi. Dia anak pengusaha makanan di Surabaya, anaknya cantik tapi bossy dan narsis, dan selalu harus telat. Orang penting mah muncul belakangan katanya.Lama kelamaan tidak ada yang mau mengajakku ngumpul lagi. Kalaupun masih ada teman yang cukup sabar ditelatin mulu, setelah Lusi datang, maka topik pembicaraan hanyalah dirinya.Setelah pacaran 6 bulan dengan Lusi, aku tidak punya teman lain, kecuali teman tegur sapa. Akhirnya aku tidak tahan dan aku berniat memutuskan Lusi.Aku pusing memikirikan selama 1 minggu bagaimana cara memutuskan Lusi? biar bagaimanapun akulah yang mendekati Lusi terlebih dahulu, jadi aku tidak mau terlalu menyakiti Lusi. Setelahnya aku menyiapkan diri melihat der
Hari terus berganti dan tak terasa sudah satu minggu berlalu dari malam itu dan aku belum menghubungi Mariska lagi.Terkadang aku teringat padanya, ingin rasanya menanyakan kabarnya, tapi pada akhirnya aku tidak berani, karena aku sendiri masih ragu dengan perasaanku.Status janda tidak menjadi masalah untukku, tapi seorang anak itu membuatku merasa bimbang dan serba salah, bagaimana kalau ternyata anaknya tidak suka padaku? apakah aku malah harus memutuskan hubungan dengan Mariska? mungkin saja saat itu perasaanku sudah lebih dalam pada Mariska. Hal ini akan menjadi masalah di kemudian hari.Banyak hal yang harus kupertimbangkan, mengingat usiaku yang sedang menuju kepala tiga, rasanya jika memang a
Tidak banyak obrolan di meja makan, karena baik aku ataupun Mariska memang masih canggung.Setelah selesai makan, Morin langsung bangun dari tempat duduknya seraya berkata“Om setengah bule jangan lama ya ngomong dengan mama, setelah ini mama mau membantuku membuat PR.” dan dia berlalu begitu saja dibarengi seruan Mariska memanggil namanya karena kesal melihat sikap Morin yang kurang ajar.“Maaf ya Don, Morin memang anaknya usil.” kata Mariska dengan wajah memerah.“Tidak apa, sepertinya Morin anak yang bersemangat” jawabku bingung mengartikan perilaku Morin. mungkin anak itu tidak suka denganku.“Iya, dia memang anak yang ceria tapi bicaranya suka seenaknya, maaf ya jika kata katanya sedari tadi menyingungmu” ucapnya penuh sesal.“Oh iya, apa yang mau kamu bicarakan Don?” lanjutnya lagi teringat maksud kedatangan Donny.“Hm.. bisa kita bicara di luar saj
Kembali ke masa sekarang...Jam delapan pagi di hari senin, dua hari setelah pemakaman Mariska. Asisten Pak Andreas yang bernama Tony Jayden datang ke rumah. Usia pria itu sekitar pertengahan tiga puluh, wajahnya tampan khas oriental, orangnya juga ramah dan sopan. Dia memberitahukan maksud kedatangannya adalah untuk mengantar Donny dan Morin melihat rumah yang sudah disiapkan oleh Pak Andreas.Donny takjub, dia tidak menyangka kalau bisa secepat ini. Dia pikir mencari tempat tinggal yang bisa langsung ditinggali tidak akan semudah membeli kue ulang tahun, pesan hari ini, besok sudah sampai. Tapi namanya orang kaya, tidak ada yang mustahil.Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam tiga puluh menit, kami tiba di rumah dua lantai di kawasan menteng. Rumah ini tidak seperti rumah baru dalam artian rumah ini sepertinya masih ada yang tinggal sampai sekarang.Rumah ini cukup besar, luas tanahnya sekitar dua ratus lima puluh
Satu bulan kemudian.. Malam ini mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline, karena besok Darius akan kembali ke Inggris, Darius kembali kesana sebagai CEO baru Volle Group. Darius akan pergi bersama Rosaline dan Aksa yang akan membantunya sementara waktu. Darren yang memang dasarnya iseng mulai menggoda kakak sulungnya yang masih belum tertarik menikah itu. “Kak, tidakkah kau ingin menikah? Kak Donny saja sudah menikah” kata Darren. “Tidak” jawab Darius datar sedatar wajahnya yang memang selalu datar itu. “Mungkin kau harus mencoba mencari wanita yang berbeda? Bule disana mungkin?” Darren masih terus mencoba. Sebenarnya di dalam hati kecilnya dia selalu meras
Esok paginya Monika terbangun dan terkejut karena ada orang lain di ranjangnya. Donny masih tertidur nyenyak di sebelah istri barunya. Semenjak Monika hilang, dia selalu kurang tidur, jadi sekarang saat dia sudah berhasil memperistri Monika, dia tidur sangat nyenyak. Namun ternyata tidurnya tidak bisa lama karena teriakan istrinya. “KYAAA!!!!” jerit Monika. Karena kesadarannya yang masih minim, dia lupa kalau dia sudah menikah. Apalagi sekarang suaminya tidur membelakanginya, jadi dia tidak tahu siapa pria itu. Makin tidak ingatlah dia! Donny yang terkejut karena jeritan Monika langsung bangun. “Ada apa?” tanyanya. Dia sudah terduduk di ranjang menatap istri barunya dengan bingung. “WAAAA!!!!! Kenapa kau tidak pakai baju!!” jerit Monika lagi. Lalu dia memundurk
Begitu layar yang menutupi mereka dari pandangan penonton tertutup sempurna, Morin langsung berlari dan melemparkan dirinya pada Donny. “Papa berhasil!!! sudah kubilang ini rencana sempurna!!” teriak Morin heboh sembari tertawa. “Morin, sekarang kamu tidak ringan lagi!” keluh Donny saat menangkap putrinya, namun dia juga tertawa. Sekarang dia bisa tertawa, sejak tadi dia tegang karena ada kamera dimana mana. “Kalian merencanakan untuk menipuku?” Monika menyipitkan matanya menatap suami baru dan anak tirinya. Kedua orang itu menoleh padanya dan melihat wajah tidak senang Monika. “Itu rencana tante Bry!” sahut Morin polos dan menunjuk pada wanita itu. Dia melemparkan kesalahan pada yang membuat rencana, yang membuat Monika langsung mencari orang yang disebutkan Morin. Dan yang dicari sekarang sedang nyengir menatapnya, dia berlindung di belakang tubuh Alex. “Kata Darren kalian berdua sangat lambat pendekatannya dan butuh dipancing” Bry kembali m
Monika keliru jika berpikir kalau kejutannya hanya itu, karena setelah lagu BTSS selesai dinyanyikan, layar dibelakang panggung terbuka dan dia melihat disana sudah lengkap semua member keluarga Donny, termasuk Morin yang sekarang sedang menggandeng tangan Darius. Eh, menggandeng? Tiba tiba dia teringat percakapannya dengan anak itu yang katanya Darius akan menikah. Dia menyipitkan matanya ke arah anak itu saat menyadari kalau dirinya telah dikelabuhi dan keponakan liciknya yang menyadari dia memperhatikannya sekarang melambai dan tersenyum ke arahnya. Namun yang membuatnya lebih terkejut adalah ayah dan ibunya yang berdiri di sebelah Morin. Mengapa ayah dan ibunya ada disini? Belum selesai kebingungannya, Bryana dan Alex keluar dari belakang panggung bersama seorang yang memakai pakaian seperti pendeta. Matanya terbelalak saat menyadari kalau, itu ben
Monika menjalani hari hari berikutnya dengan bersemangat. Setelah world tour BTSS ini selesai, dia akan kembali ke Jakarta dan menunggu Donny pulang dari Inggris. Lalu dia akan mencari pria itu dan bertanya tentang kejelasan hubungan mereka? Dia berjanji dalam hatinya, apapun yang dia lihat nantinya yang akan menyebabkan dia salah paham akan langsung dia tanyakan pada Donny. Jangan seperti kemarin, dia membuat dirinya sendiri menderita hanya karena salah paham dengan perkataan wanita lain dan tidak meminta penjelasan pada Donny! Hari ini adalah hari terakhir konser BTSS. malam ini katanya akan ada acara istimewa sebagai penutup World Tour BTSS. Monika melihat kalau para kru masih terlihat sangat sibuk, mereka pasti ingin menyajikan pertunjukan paling memukau untuk menutup World Tour ini. Siang itu Bry datang ke kamarnya dengan dua buah gaun cantik berwarna pu
Malam itu keluarga Donny sudah berkumpul di ruang keluarga kediaman Rosaline. Donny meminta ijin pada ayah dan ibunya untuk menikahi Monika. Lalu memberitahukan permintaan Bryana yang sudah dia setujui pada keluarganya. Ayahnya yang sebelas dua belas dengan Darius tidak bereaksi banyak, pria tua itu hanya bertanya “Kamu yakin, son?” “Iya Pa. Semoga saja semua berjalan lancar” Donny meringis saat menjawabnya mengingat cara yang harus dia jalani untuk mendapatkan Monika. Dan untuk reaksi Rosaline, tentu saja wanita itu tertawa terbahak setelah bengong sesaat. “Hahahahaha.. Kupikir acara penculikan Eloisa itu sudah cukup romantis untuk dikenang, ternyata sekarang ada yang bisa membuat skenario yang lebih hebat lagi!” “Kurasa saat Darius menikah nanti, aku akan men
Saat selesai sekolah, Morin membuka ponselnya dan menemukan beberapa chat. Dia langsung membuka chat dari Om Darren, ini yang paling penting untuknya sekarang. "Hi Morin. Bryana ternyata punya ide yang lebih hebat. Ayahmu sudah menyetujui persyaratan yang diinginkan Bryana. Sebentar lagi kamu akan punya mama." Morin langsung menghubungi sekutunya untuk mendapatkan informasi akurat. Setelahnya dia merasa senang karena tantenya memiliki teman yang memiliki ide brilian seperti Bryana. Dia bahkan tidak memikirkan ayahnya yang akan setengah mati untuk menyanggupi keinginan Bryana itu. Setelah obrolan yang menyenangkan kedua belah pihak untuk memenderitakan orang terdekat mereka, Morin mulai melihat pesan pesan lainnya yang belum sempat dia baca. Lalu dia membuka pesan dari nomor tidak dikenal lagi yang berasal dari lu
“Apa yang kau inginkan?” tanya Alex. Dia tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. ”Monika Elisabeth Jordan. Dia sekarang ada bersamamu kan” Alex melirik Bry lalu menglouspeaker pembicaraan itu. “Lebih baik kau mencari wanita lain, Darren Hartadi” jawab Alex kaku yang membuat Bry mengangkat alisnya. ”Aku tidak akan menghubungimu kalau aku mencari wanita lain. Aku tahu Monika ada bersamamu”wajah Bry berubah saat mendengar Darren Hartadi mencari Monika. Apakah pria ini yang dimaksud Monika? Pria ini sudah menjadi suami orang, bukan calon lagi! “Jangan ganggu Monika! Apalagi kalau kau berniat menjadikannya simpananmu!” Bry mengamuk. Pesona Darren Hartadi memang bisa membuat wanita hilang akal. Tapi dia tidak
Saat tiba di Kuala Lumpur International Airport, ternyata sudah banyak ARMYES yang sedang menunggu idolanya. Untung saja pesawat mereka berbeda, pesawat member BTSS baru akan tiba tiga jam lagi, namun sekarang sudah seperti akan ada konser di bandara. Monika menyalakan ponselnya untuk melihat apakah ada balasan pesan dari Morin. Namun tiba tiba dia tertabrak anak abg yang sedang berlari mengejar teman temannya yang sepertinya juga sedang mencari info mengenai kedatangan BTSS. Hal itu membuat ponselnya terlempar jatuh dan menyebabkan layarnya retak. Anak itu juga terjatuh karena menabrak Monika. Sekarang wajah anak itu pucat saat melihat ponsel keluaran terbaru Monika tergeletak mengenaskan di lantai dengan layar retak. “A.. aku minta maaf” anak itu hampir menangis. Dia tahu ponsel itu harganya mahal, ayahny