Pagi yang indah menyambut Rong Guo di Hutan Pinus Awan, saat di mana semangatnya membara setelah dia menaklukkan mahluk iblis, Serigala Hitam peringkat Shadowclaw.Di antara segala keberadaan mahluk iblis, yang paling bernilai adalah inti monster.Kualitas inti monster meningkat seiring dengan level mahluk iblis itu sendiri, menjadikannya harta yang amat berharga. Inti monster mahluk iblis menjadi bahan yang sangat dicari karena mampu digunakan dalam pembuatan obat-obatan mujarab, prasasti sihir yang kuat, dan bahkan sebagai sumber daya vital ketika seseorang mengejar tingkat kekuatan melalui teknik beladiri khusus yang mereka pelajari.Ada delapan tingkatan kesaktian mahluk iblis. Berikut jenis tingkatannya:- Shadowclaw- Stormfurry- Infernoblade- Darkshade- Abyssal Serpent- Celestial Wing- Gloomreaper- Voidwalker.Meskipun berada di level terendah dalam hirarki makhluk iblis, kekuatan mereka tetap menanta
"Sekali lagi kusarankan! Pergilah, tinggalkan tempat ini. Jika tidak, kamu akan menyesal nantinya!"Dalam momen pemberian peringatan seperti itu, pedang yang digenggam oleh Jiang Tao telah dipenuhi dengan energi. Begitu juga pedang yang dipegang oleh Sun Peng, dan Gao Jie juga telah diisi dengan hawa murni. Pedang-pedang mereka teracung mengarahkan ke arah Rong Guo. Ada uap tipis berwarna putih yang terdengar mengelilingi tubuh mereka.Ini adalah seni pedang dalam bentuk Formasi Pedang Tingkat Dasar, yang menjadi kebanggaan para murid di pelataran Sekte Zhonglu.Namun, Rong Guo tetap terlihat tenang."Walaupun mereka bertiga menggunakan teknik Formasi Pedang, aku tetap yakin," batin Rong Guo. Diam-diam, dia mengarahkan sembilan puluh persen dari hawa murni dari titik pusat energinya ke pedang Xingying di tangannya. Seluruh pedang berubah warna menjadi bersinar.Melihat lawan yang mereka kira hanya seorang murid biasa, ternyata mampu mengalirkan hawa murni ke pedangnya, Jiang Tao membe
Setelah menyelesaikan semua tugas, termasuk menyembunyikan tiga jenazah murid sekte Zhonglu, Rong Guo melangkah keluar dari hutan pinus awan. Cahaya matahari menyambutnya, dan tak lama kemudian, kota Tanshan menjulang di depan matanya.Berbeda dengan kunjungannya sebelumnya, kali ini Rong Guo memiliki seratus koin perak dan dua puluh koin emas di kantongnya. Jarahan dari murid sekte Zhonglu, Jiang Tao, telah mengisi bekalnya. Namun, yang lebih menarik adalah beban di punggungnya yang tampak menggelembung. Di sana ia menyembunyikan sumber daya hasil panen dari makhluk iblis serigala hitam, serta daging harimau yang ia buru semalam.Namun, pada saat Rong Guo mencoba memasuki gerbang kota, penjaga berbicara dengan nada sinis, "Lima koin tembaga saja, dan penampilanmu seperti orang miskin!" Tentara penjaga gerbang, berjumlah lima orang, menatapnya dengan iba.Bajunya compang-camping meskipun sudah dibersihkan, dan orang-orang yang antri di belakangnya juga memperhatikan sosok yang disebut
Matahari telah miring ke arah barat. Langit di atas hutan Pinus Awan tampak memerah. Sudah sejak tadi penatua Sekte Zhonglu – Chen Yu mondar-mandir di area tempat aura bekas pertarungan antara Rong Guo melawan tiga anak sekte Zhongli. Tampaknya dia mencari sesuatu dengan gelisah.Wajahnya tampak kusut, terlihat penuh kekhawatiran. “Celaka dua belas. Jika terjadi sesuatu pada Jiang Tao, wakil pemimpin sekte bisa marah besar.”Chen Yu Sebenarnya sejak awal tidak setuju kalau Jiang Tao harus ikut dalam misi berburu makhluk iblis tingkat satu (Shadowclaw) di hutan Pinus Awan. Dia melamun, teringat beberapa hari sebelum kejadian hari ini.“Sebaiknya kamu tidak perlu ikut. Ini bukan misi main-main. Berburu makhluk iblis tingkat satu sangatlah berbahaya. Ini taruhan nyawa!” Kata Chen Yu pada Jiang Tao, di awal keberangkatan kelompok itu.Menurut pendapat pribadi Penatua Chen Yu, Jiang Tao ini anaknya terlalu gegabah.Bisa-bisa, misi yang seharusnya mencari makhluk iblis, akan menjadi sesuatu
Keesokan harinya, Rong Guo bangun dengan tubuh yang segar luar biasa, seakan-akan sebuah energi baru telah mengalir melalui dirinya. “Kondisi tubuhku terasa jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan jauh lebih baik daripada ketika aku selesai menerima inti mutiara dari senior Mo Shilin!”Sepanjang hari itu, wajah Rong Guo berseri-seri. Dia menjalani semua pekerjaan di dapur Sekte Wudang dengan hati yang gembira, tanpa beban sedikit pun. Meskipun tangannya sibuk pemasukan kayu bakar di perapian pikirannya berkeliaran membayangkan nikmatnya menjadi Kultivator.“Meskipun aku menerima inti mutiara dari senior Mo Shilin, namun proses pencucian tulang dan pembersihan otot belum terjadi. Baru tadi malam, ketika berkultivasi di tikar kosmis, semuanya menjadi nyata!”Rong Guo bersiul-siul sepanjang hari. Rasanya lega telah menjadi seorang kultivator yang sesungguhnya.Memang pengalaman yang alami bagi seseorang saat pertama kali dapat merasakan aliran udara di dunia nyata, dan mengumpulkann
Seminggu telah berlalu sejak permulaan bulan, dan Rong Guo terus mengamati pembagian sumber daya yang dilakukan oleh ketiga jenius, yang dianggap sebagai tingkatan tertinggi di antara semua murid. Meskipun demikian, ia tak henti-hentinya berlatih.Tikar kosmis dan sinar bulan malam yang seharusnya menjadi teman setianya dalam berkultivasi secara sembunyi-sembunyi, belakangan ini sukar untuk dia lakukan. Sekte Wudang saat ini begitu ramai dan sibuk. Di mana-mana, selalu ada murid yang berpatroli, mereka menjaga keamanan Gunung Wudang menjelang acara penerimaan murid di pelataran luar. Bahkan pada tempat sepi, tempat dimana Rong Guo biasa berlatih, kini sering dijumpai petugas Sekte.Penerimaan murid baru selalu menjadi momen penting bagi perkembangan sebuah sekte dalam memupuk kekuatan. Kekhawatiran tentang kemungkinan penyusupan ke dalam sekte, terutama oleh kelompok dari aliran hitam, adalah kejadian yang sering terjadi. Perekrutan murid baru di aliran putih sering menjadi sorotan ba
Saat Rong Guo melangkah maju dengan penuh keyakinan, suara berisik yang mirip dengan dengungan sayap lebah seketika terdengar memenuhi atmosfer disana, menciptakan suasana yang tegang dan tanda tanya.Namun, ternyata ini bukanlah suara dengungan yang biasanya dihasilkan oleh lebah yang sedang terbang mengepak sayap. Ini adalah suara yang ditimbulkan oleh bisikan-bisikan halus yang terjadi di sekitar lokasi penerimaan murid baru itu. Bisikan-bisikan tersebut ternyata berasal dari murid-murid Sekte Wudang sendiri, yang saat itu ikut menonton dan menyaksikan keramaian dengan penuh antusiasme."Apakah Rong Guo masih berkeinginan untuk mengikuti ujian masuk dan menjadi murid di pelataran luar?" tanya seorang murid dengan nada ragu, "Apakah dia tidak mempertimbangkan kemampuannya?""Anak itu memang tidak pernah menyerah. Aku selalu kagum dengan orang-orang yang gigih dan penuh semangat seperti dia. Namun, dalam hal Rong Guo... hmm, aku tidak bisa berkomentar banyak. Dia mungkin akan merasak
Di tengah lapangan yang luas milik Sekte Wudang, suasana hening yang mendalam menyebar, saat semua murid yang ada di sana dilanda keterkejutan. Rasa kaget ini menyebar cepat diantara murid baru, juga para senior yang telah lama berada di sekte ini, semuanya terhanyut dalam rasa terkejut yang sama.Bahkan, suara gemerisik dahan-dahan pohon mulberry yang berdiri kokoh dan gagah, ketika angin berhembus, seolah-olah hilang dalam keheningan. Semua orang terpaku oleh penampilan mengejutkan dari Rong Guo.Meski dia hanya menghasilkan sebelas poin di Energy Meter, namun itu berarti dia telah berhasil melewati batas standar sepuluh poin yang ditentukan.“Rong Guo lulus?”Di antara murid-murid sekte Wudang, percakapan yang berapi-api mulai bermunculan."Apakah benar bahwa Rong Guo tidak memiliki inti mutiara yang berharga? Bagaimana mungkin seseorang yang tidak memiliki inti mutiara mampu menghasilkan kerusakan yang mencapai angka sebelas poin?" kata seorang murid yang menonton dari Hutan Mullb
Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga
Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc
Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u
Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad
Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata
"Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny
Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin
Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia
Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit