Share

Serigala Hitam.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-20 23:26:23

Saat ini di hadapan Rong Guo terpampang pemandangan berwarna hijau merata.

Itulah Hutan Pinus Awan.

Di sisi kanan, tampak di kejauhan adalah deretan Pegunungan Wudang yang tinggi menjulang, tempat Sekte Wudang berdiri. Sedangkan jauh disini, di sisi kiri samar-samar terlihat Pegunungan Zhonglu, tempat Sekte Zhonglu ada.

Jarak yang sangat jauh, tapi dua pegunugan itu disatukan dengan jejeran pohon tinggi menjulang.

Aroma daun pinus menyeruak, memenuhi paru-paru tatkala Rong Guo masuk kedalam Hutan Pinus Awan.

Suasana mistis dan muram langsung menyelimuti perasaannya. Dia merasa kecil ketika berjalan di bawah kanopi daun daun pinus, yang terlihat seperti hamparan permadani hijau.

“Semoga keberuntungan berpihak padaku. Aku berhutang pada tuan yang baik hati. Tak mungkin mengecewakan kepercayaan yang sudah ia berikan!”

Ron Guo bertekad, biar bagaimana pun dia harus mendapat buruan, satu saja makhluk iblis.

Ketika hari telah senja, dan langit memerah, tak satupun makhluk hutan yang ia jump
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Warisan Artefak Kuno   Tiga Lawan Satu?

    Pagi yang indah menyambut Rong Guo di Hutan Pinus Awan, saat di mana semangatnya membara setelah dia menaklukkan mahluk iblis, Serigala Hitam peringkat Shadowclaw.Di antara segala keberadaan mahluk iblis, yang paling bernilai adalah inti monster.Kualitas inti monster meningkat seiring dengan level mahluk iblis itu sendiri, menjadikannya harta yang amat berharga. Inti monster mahluk iblis menjadi bahan yang sangat dicari karena mampu digunakan dalam pembuatan obat-obatan mujarab, prasasti sihir yang kuat, dan bahkan sebagai sumber daya vital ketika seseorang mengejar tingkat kekuatan melalui teknik beladiri khusus yang mereka pelajari.Ada delapan tingkatan kesaktian mahluk iblis. Berikut jenis tingkatannya:- Shadowclaw- Stormfurry- Infernoblade- Darkshade- Abyssal Serpent- Celestial Wing- Gloomreaper- Voidwalker.Meskipun berada di level terendah dalam hirarki makhluk iblis, kekuatan mereka tetap menanta

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • Warisan Artefak Kuno   Akhir Sebuah Pertarungan.

    "Sekali lagi kusarankan! Pergilah, tinggalkan tempat ini. Jika tidak, kamu akan menyesal nantinya!"Dalam momen pemberian peringatan seperti itu, pedang yang digenggam oleh Jiang Tao telah dipenuhi dengan energi. Begitu juga pedang yang dipegang oleh Sun Peng, dan Gao Jie juga telah diisi dengan hawa murni. Pedang-pedang mereka teracung mengarahkan ke arah Rong Guo. Ada uap tipis berwarna putih yang terdengar mengelilingi tubuh mereka.Ini adalah seni pedang dalam bentuk Formasi Pedang Tingkat Dasar, yang menjadi kebanggaan para murid di pelataran Sekte Zhonglu.Namun, Rong Guo tetap terlihat tenang."Walaupun mereka bertiga menggunakan teknik Formasi Pedang, aku tetap yakin," batin Rong Guo. Diam-diam, dia mengarahkan sembilan puluh persen dari hawa murni dari titik pusat energinya ke pedang Xingying di tangannya. Seluruh pedang berubah warna menjadi bersinar.Melihat lawan yang mereka kira hanya seorang murid biasa, ternyata mampu mengalirkan hawa murni ke pedangnya, Jiang Tao membe

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Warisan Artefak Kuno   Penjualan Hasil Buruan.

    Setelah menyelesaikan semua tugas, termasuk menyembunyikan tiga jenazah murid sekte Zhonglu, Rong Guo melangkah keluar dari hutan pinus awan. Cahaya matahari menyambutnya, dan tak lama kemudian, kota Tanshan menjulang di depan matanya.Berbeda dengan kunjungannya sebelumnya, kali ini Rong Guo memiliki seratus koin perak dan dua puluh koin emas di kantongnya. Jarahan dari murid sekte Zhonglu, Jiang Tao, telah mengisi bekalnya. Namun, yang lebih menarik adalah beban di punggungnya yang tampak menggelembung. Di sana ia menyembunyikan sumber daya hasil panen dari makhluk iblis serigala hitam, serta daging harimau yang ia buru semalam.Namun, pada saat Rong Guo mencoba memasuki gerbang kota, penjaga berbicara dengan nada sinis, "Lima koin tembaga saja, dan penampilanmu seperti orang miskin!" Tentara penjaga gerbang, berjumlah lima orang, menatapnya dengan iba.Bajunya compang-camping meskipun sudah dibersihkan, dan orang-orang yang antri di belakangnya juga memperhatikan sosok yang disebut

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Warisan Artefak Kuno   Tikar Kosmis.

    Matahari telah miring ke arah barat. Langit di atas hutan Pinus Awan tampak memerah. Sudah sejak tadi penatua Sekte Zhonglu – Chen Yu mondar-mandir di area tempat aura bekas pertarungan antara Rong Guo melawan tiga anak sekte Zhongli. Tampaknya dia mencari sesuatu dengan gelisah.Wajahnya tampak kusut, terlihat penuh kekhawatiran. “Celaka dua belas. Jika terjadi sesuatu pada Jiang Tao, wakil pemimpin sekte bisa marah besar.”Chen Yu Sebenarnya sejak awal tidak setuju kalau Jiang Tao harus ikut dalam misi berburu makhluk iblis tingkat satu (Shadowclaw) di hutan Pinus Awan. Dia melamun, teringat beberapa hari sebelum kejadian hari ini.“Sebaiknya kamu tidak perlu ikut. Ini bukan misi main-main. Berburu makhluk iblis tingkat satu sangatlah berbahaya. Ini taruhan nyawa!” Kata Chen Yu pada Jiang Tao, di awal keberangkatan kelompok itu.Menurut pendapat pribadi Penatua Chen Yu, Jiang Tao ini anaknya terlalu gegabah.Bisa-bisa, misi yang seharusnya mencari makhluk iblis, akan menjadi sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Warisan Artefak Kuno   Menonton Pembagian Sumber Daya.

    Keesokan harinya, Rong Guo bangun dengan tubuh yang segar luar biasa, seakan-akan sebuah energi baru telah mengalir melalui dirinya. “Kondisi tubuhku terasa jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bahkan jauh lebih baik daripada ketika aku selesai menerima inti mutiara dari senior Mo Shilin!”Sepanjang hari itu, wajah Rong Guo berseri-seri. Dia menjalani semua pekerjaan di dapur Sekte Wudang dengan hati yang gembira, tanpa beban sedikit pun. Meskipun tangannya sibuk pemasukan kayu bakar di perapian pikirannya berkeliaran membayangkan nikmatnya menjadi Kultivator.“Meskipun aku menerima inti mutiara dari senior Mo Shilin, namun proses pencucian tulang dan pembersihan otot belum terjadi. Baru tadi malam, ketika berkultivasi di tikar kosmis, semuanya menjadi nyata!”Rong Guo bersiul-siul sepanjang hari. Rasanya lega telah menjadi seorang kultivator yang sesungguhnya.Memang pengalaman yang alami bagi seseorang saat pertama kali dapat merasakan aliran udara di dunia nyata, dan mengumpulkann

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Warisan Artefak Kuno   Penerimaan Murid Baru Sekte Wudang.

    Seminggu telah berlalu sejak permulaan bulan, dan Rong Guo terus mengamati pembagian sumber daya yang dilakukan oleh ketiga jenius, yang dianggap sebagai tingkatan tertinggi di antara semua murid. Meskipun demikian, ia tak henti-hentinya berlatih.Tikar kosmis dan sinar bulan malam yang seharusnya menjadi teman setianya dalam berkultivasi secara sembunyi-sembunyi, belakangan ini sukar untuk dia lakukan. Sekte Wudang saat ini begitu ramai dan sibuk. Di mana-mana, selalu ada murid yang berpatroli, mereka menjaga keamanan Gunung Wudang menjelang acara penerimaan murid di pelataran luar. Bahkan pada tempat sepi, tempat dimana Rong Guo biasa berlatih, kini sering dijumpai petugas Sekte.Penerimaan murid baru selalu menjadi momen penting bagi perkembangan sebuah sekte dalam memupuk kekuatan. Kekhawatiran tentang kemungkinan penyusupan ke dalam sekte, terutama oleh kelompok dari aliran hitam, adalah kejadian yang sering terjadi. Perekrutan murid baru di aliran putih sering menjadi sorotan ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Warisan Artefak Kuno   Energi Meter.

    Saat Rong Guo melangkah maju dengan penuh keyakinan, suara berisik yang mirip dengan dengungan sayap lebah seketika terdengar memenuhi atmosfer disana, menciptakan suasana yang tegang dan tanda tanya.Namun, ternyata ini bukanlah suara dengungan yang biasanya dihasilkan oleh lebah yang sedang terbang mengepak sayap. Ini adalah suara yang ditimbulkan oleh bisikan-bisikan halus yang terjadi di sekitar lokasi penerimaan murid baru itu. Bisikan-bisikan tersebut ternyata berasal dari murid-murid Sekte Wudang sendiri, yang saat itu ikut menonton dan menyaksikan keramaian dengan penuh antusiasme."Apakah Rong Guo masih berkeinginan untuk mengikuti ujian masuk dan menjadi murid di pelataran luar?" tanya seorang murid dengan nada ragu, "Apakah dia tidak mempertimbangkan kemampuannya?""Anak itu memang tidak pernah menyerah. Aku selalu kagum dengan orang-orang yang gigih dan penuh semangat seperti dia. Namun, dalam hal Rong Guo... hmm, aku tidak bisa berkomentar banyak. Dia mungkin akan merasak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Warisan Artefak Kuno   Tertuduh?

    Di tengah lapangan yang luas milik Sekte Wudang, suasana hening yang mendalam menyebar, saat semua murid yang ada di sana dilanda keterkejutan. Rasa kaget ini menyebar cepat diantara murid baru, juga para senior yang telah lama berada di sekte ini, semuanya terhanyut dalam rasa terkejut yang sama.Bahkan, suara gemerisik dahan-dahan pohon mulberry yang berdiri kokoh dan gagah, ketika angin berhembus, seolah-olah hilang dalam keheningan. Semua orang terpaku oleh penampilan mengejutkan dari Rong Guo.Meski dia hanya menghasilkan sebelas poin di Energy Meter, namun itu berarti dia telah berhasil melewati batas standar sepuluh poin yang ditentukan.“Rong Guo lulus?”Di antara murid-murid sekte Wudang, percakapan yang berapi-api mulai bermunculan."Apakah benar bahwa Rong Guo tidak memiliki inti mutiara yang berharga? Bagaimana mungkin seseorang yang tidak memiliki inti mutiara mampu menghasilkan kerusakan yang mencapai angka sebelas poin?" kata seorang murid yang menonton dari Hutan Mullb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31

Bab terbaru

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part II.

    Mao Shen adalah pemimpin Organisasi Rajawali Iblis. Nama Rong Guo telah ia dengar sejak dari lantai pertama, namun tak sekalipun ia menyangka akan bertemu langsung dengan pria itu."Bagaimana Anda bisa tahu aku? Kita baru pertama bertemu, bukan?" Mao Shen akhirnya bertanya, suaranya masih terdengar serak setelah batuk-batuknya mereda. Dalam hati, ia menyesal telah meremehkan seni Tapak Angin Puyuh yang nyaris membuatnya muntah darah tadi.Meskipun merasa malu, Mao Shen mencoba menyembunyikan perasaan itu di balik tatapan datar. "Kamu memiliki kemampuan yang cukup hebat," katanya perlahan. "Bisa mengeksekusi Tapak Angin Puyuh—seni bela diri peringkat rendah—menjadi sesuatu yang luar biasa seperti tadi. Itu jelas bukan hal yang mudah."Rong Guo hanya tertawa. Suaranya menggema di antara desiran angin malam dan gemerisik dedaunan, menciptakan suasana penuh tekanan."Dari mana aku tahu Anda?" Rong Guo membalas dengan nada santai, namun sorot matanya tajam menusuk. "Mengapa tidak bertanya

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part I.

    "Ayo masuk, sama-sama kita mencari makhluk kontrak!""Hei! Biarkan aku masuk dulu!""Apa-apaan ini? Mengapa menyerobot?"Suara-suara protes dari para hunter menggema di depan pintu portal. Kerumunan mereka penuh sesak, dengan masing-masing orang berusaha mendahului yang lain. Riuh rendah suara itu memekakkan telinga, menciptakan suasana penuh ambisi dan ketegangan.Namun, ketika Rong Guo melangkah melewati portal itu, semua kegaduhan seketika lenyap. Dunia yang baru saja ia masuki begitu sunyi, seolah waktu di dalamnya berjalan dengan cara yang berbeda.Di kiri dan kanan, pohon-pohon ek yang besar dan menjulang tinggi menyambut pandangannya. Cabang-cabangnya membentang lebar, menciptakan bayangan gelap yang hampir menutupi langit. Di bawahnya, akar-akar besar mencengkeram tanah dengan kokoh, membentuk lanskap yang terasa kuno dan penuh misteri.Suara gemerisik lembut terdengar saat angin bertiup di antara dedaunan, menciptakan harmoni alami yang menenangkan.Rong Guo memperhatikan sek

  • Warisan Artefak Kuno   Bukaan Portal Hutan Larangan.

    Sementara itu, Ayong dan Yizhan masih sibuk menyelesaikan duyung-duyung terakhir yang tersisa. Mereka bekerja sama dengan baik hingga tak satu pun musuh berhasil melarikan diri. Ketika suasana kembali tenang dan bayangan dungeon mulai memudar, Rong Guo mendekati kedua kawannya.“Kita langsung pulang saja,” katanya tegas, suaranya terdengar serius. “Kalau kalian ingin merayakan kemenangan dengan minum arak, silakan. Tapi aku punya urusan penting yang harus kuselesaikan.”Ayong dan Yizhan saling melirik dengan raut wajah penuh tanda tanya. Meski penasaran, mereka memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mereka tahu Rong Guo jarang menjelaskan rencananya, dan mendesaknya hanya akan membuang waktu.Ketiganya berpisah di pintu keluar dungeon. Rong Guo melangkah cepat menuju tempat peristirahatan di perkampungan hunter. Tangannya menggenggam erat Kalung Bintang Abadi, satu-satunya benda yang telah lama ia cari. Benda itu terasa hangat, seolah memancarkan energi misterius.Apakah dalam semal

  • Warisan Artefak Kuno   Reward Kejutan.

    Setelah beberapa waktu berlalu... setelah Rong Guo melewati dungeon ganda yang menimbulkan rasa cemburu bagi setiap hunter, akhirnya Festival Perburuan Malam dimulai.Namun, ada suatu kejadian yang mengejutkan terjadi, membuat Rong Guo sangat bahagia.Hari ini, tepat sehari sebelum festival dimulai, Rong Guo bersama dua kawannya – Ayong dan Yizhan – masuk ke dalam dungeon.Dungeon yang mereka masuki kali ini berwujud lautan yang maha luas.Lawan mereka adalah kaum duyung yang sangat merepotkan. Selain sakti dengan rata-rata keahlian setara Pendekar Naga Giok, kemampuan sihir para duyung benar-benar luar biasa.“Jangan tergoda dengan nyanyian mereka!” kata Rong Guo tegas. Tangan kanannya melambaikan Pedang Phoenix dan Naga, sementara tangan kirinya merapalkan Teknik Cakra Tengkorak Putih.“Nyanyian duyung mengandung magis, dan bisa membuat jiwa kalian terikat!” tambahnya. “Jika tak kuat, pakailah penutup telinga!”Rong Guo berkelebat cepat, pedangnya meliuk-liuk seperti naga yang menga

  • Warisan Artefak Kuno   Rencana Jahat.

    Setelah pertemuan panjang dengan para petinggi istana berakhir, Khagan Aruqai melangkah memasuki kamarnya yang megah di dalam istana Kaisar Kota Kaejin.Ruangan itu luas dan penuh kemewahan, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang bernilai seni tinggi. Dindingnya dicat dengan lapisan warna emas dan perak yang berkilauan, seakan memantulkan sinar setiap kali cahaya menerpa.Beberapa tembikar berkualitas tinggi terletak di sudut ruangan, semakin menegaskan kesan agung dan megah yang menyelimuti tempat itu.Dalam diam, Khagan berjalan menuju meja tulis yang terbuat dari kayu ebony, tampak eksotis seolah dibawa langsung dari negeri tropis yang jauh. Dengan gerakan tenang, ia duduk dan mengeluarkan selembar kertas khusus yang hanya diperuntukkan bagi para pejabat istana. Ia menulis beberapa kata dengan tangan yang halus dan terlatih.“Tuan, semua sudah siap. Mesin Penghimpun Qi akan segera dieksekusi. Kami juga akan mulai mengumpulkan energi darah yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaa

  • Warisan Artefak Kuno   Ancaman Dua Kaisar – Bagian Kedua.

    Setelah titah terakhirnya selesai, suasana di balairung menjadi mencekam. Hawa dingin yang tidak nyata menyelimuti ruangan.Tak seorang pun berani menatap langsung ke arah Kaisar. Mereka tahu betul bahwa perintah ini tidak hanya mengancam mereka, tetapi juga melibatkan darah rakyat yang tak bersalah.Mesin itu bukan sekadar alat, melainkan mesin pembantaian yang haus akan darah. Harus dihasilkan energi Qi yang maksimal, dan darah manusia menjadi syarat utamanya. Ini menjadi kendala besar bagi ketiga ahli spiritual, yang berusaha menciptakan mesin tanpa menggunakan pengorbanan manusia.Namun, dengan titah baru Kaisar, dilema itu lenyap. Darah akan ditumpahkan, apa pun akibatnya.Mereka semua meninggalkan balairung dengan tubuh menggigil. Tak ada yang berani berbicara, meski nurani mereka bergejolak dalam jiwanya.Keesokan harinya, keanehan mulai terjadi. Laporan tentang hilangnya orang-orang meruak, jadi bahan gunjingan dimana-mana.Di satu desa kecil, seluruh penghuninya menghilang ta

  • Warisan Artefak Kuno   Ancaman Dua Kaisar – Bagian Pertama.

    Di istana Hei Tian, Kaisar Jue Tian Yu duduk di singgasana megahnya. Kursi besar itu dihiasi ukiran kepala Phoenix yang tampak anggun, seolah mengawasi seluruh ruangan.Di bawah singgasana, tiga ahli ternama berlutut dengan tubuh gemetar, menghadapi amarah Kaisar Jue Tian Yu.“Bagaimana mungkin kalian begitu lama menyelesaikan Mesin Penghimpun Energi Qi? Bukankah sudah ada tiga blueprint, dan tinggal membuat sesuai contoh?” hardiknya dengan suara menggelegar, membuat udara balairung terasa berat.Ketiga pria paruh baya—Guo Yong, sang Alkemis, Li Hua, ahli array, dan Hui Jian, penyuling senjata spiritual—semakin menundukkan kepala mereka, wajah dipenuhi rasa takut. Akhirnya, Guo Yong memberanikan diri untuk bicara, meski suaranya parau dan penuh permohonan.“Ampun, Yang Mulia. Meski ketiga blueprint sudah ada, terlalu banyak penyimpangan dan jebakan di dalamnya. Kami sudah berusaha merakit mesin itu sesuai petunjuk, tetapi bahkan pada percobaan kesepuluh, kami tetap gagal...” ujarnya m

  • Warisan Artefak Kuno   Raja Iblis Kecil.

    Di dalam dungeon, lantai tiga Hundun Yaosai,Monster kalajengking merah raksasa, sebesar kerbau, berdiri dengan penuh ancaman. Makhluk Dark Beast peringkat Naga Iblis ini mengurung tiga hunter yang berdiri di mulut dungeon berbentuk belantara. Mata mereka bersinar tajam, siap menghabisi.Pemimpin kalajengking merah itu, dengan suara serak yang dalam, mengancam. “Kalian akan mati di sini. Tiga orang, berani-beraninya masuk ke dungeon kami!”Tawa mengerikan mengiringi perkataan itu, suara kekehan dari lebih dari lima ratus kalajengking merah yang mengelilingi mereka.“Ayo kita santap mereka! Mereka masih muda, pasti dagingnya lembut dan manis!” kata salah satu kalajengking dengan suara garau.Suara gaduh seperti babi yang disembelih mengisi udara. Namun, yang mengejutkan, ketiga hunter itu tak tampak gentar. Bahkan, pemimpin mereka yang terlihat muda itu hanya tersenyum mengejek.“Ingin menyantap kami? Apa kamu yakin bisa?” tanyanya, suaranya dingin dan penuh tantangan.“Beraninya kamu!

  • Warisan Artefak Kuno   Iblis Ungu.

    Pada saat Rong Guo menjejakkan kakinya di pelataran Aula Dewa Arca, seketika suasana menjadi hening. Semua mata tertuju padanya, terdiam sejenak oleh kehadirannya yang menonjol.Beberapa orang langsung melangkah maju, ingin melihat lebih dekat pemuda yang baru saja menaklukkan sepuluh ahli tingkat Pendekar Naga Giok itu.Sementara yang lainnya tetap berdiri di tempat, sorot mata mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang mendalam. Keheningan memenuhi ruang, hanya terdengar desiran angin lembut yang menggoyang dedaunan.“Apakah itu benar-benar Hunter Guo yang terkenal?” tanya seorang hunter, matanya tertuju pada Rong Guo dengan rasa penasaran.“Tidak disangka, ia punya kemampuan luar biasa. Seorang diri ia mengalahkan sepuluh ahli Pendekar Naga Giok!” kata yang lain, suaranya penuh kekaguman.“Jika aku bisa berteman dengannya, apakah itu mungkin?” gumam seorang hunter muda, terdengar seperti sedang membayangkan kemungkinan itu.Seribu pertanyaan mengalir dalam pikiran mereka, namun tak s

DMCA.com Protection Status