Selama enam hari yang tersisa dalam perjalanan menuju ibukota Daqi - Kekaisaran Yue Chuan, Rong Guo memilih untuk mengasingkan diri di dalam kamar VIP yang ia sewa. Ia tidak pernah meninggalkan kamar tersebut, kecuali untuk berkultivasi dan berlatih teknik pedang yang ia peroleh dari hadiah yang disimpan oleh Raja Kelelawar - Sabuk Kongjian.Kalaupunia merasa lapar, di ransek kayu ala Taoist itu, ada banyak roti kering yang keras, yang bermanfaat untuk mengisi perutnya dikala dirinya kelaparan. Demikian juga dengan air minum. Ada sekendi air dingin, yang ia isi ulang dan di tenggak pada saat kehausan.Di tengah proses pengobatannya, saat Rong Guo sedang memeriksa bahan-bahan herbal yang ia butuhkan untuk mengobati luka dalamnya, matanya tertuju pada empat tumpuk salinan buku yang tampak masih baru. Keempat buku tersebut tampak terjilid dengan rapi, dan disampul seolah-olah merupakan benda yang sangat berharga.Dengan rasa penasaran yang membara, Rong Guo mengambil keempat buku itu dan
Aroma obat-obatan dan ramuan herbal yang kuat, ditambah dengan bau kuno yang berasal dari buku-buku salinan kitab bela diri, memenuhi paru-paru Rong Guo."Ah... aroma ini adalah wangi yang paling dirindukan oleh setiap Kultivator!" pikir Rong Guo dalam hati.Matanya berkilauan, rasa antusias melanda dirinya dan ia bergegas mendekati tumpukan obat-obatan di etalase di dalam Aula Koi Keberuntungan, yang saat itu cukup ramai. Tumpukan buku-buku salinan teknik beladiri yang disusun rapi, lengkap dengan tulisan di pinggiran, membuat ia tergoda untuk membeli beberapa kitab.Rong Guo sudah berada di dalam Aula Koi Keberuntungan selama lima belas menit, dan ia tampak bingung untuk memilih barang apa yang akan ia beli. Dansemua salinan kitab yang di pajangitu, hanya di kelas Xingyoiing, atau paling tinggi dikelas Jinlong sehingga tidak memenuhi syarat dirinya sebagai Kultivator Pedang, untuk membentuk Nadi Pedang.“Lebih baik aku membeli senjata saja!” batin Rong Guo penuh kekecewaan.Ia sudah
Wang Lingyun, seorang gadis berusia delapan belas tahun yang mempesona, adalah murid yang disegani dari Sekte Bulan Perak. Dia memegang status yang tinggi di dalam sekte aliran putih ini, karena konon dia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Guru Negara Kekaisaran Yue Chuan, Guru Yang Zengthian.Dengan statusnya yang konon adalah kerabat dari Guru Negara, kehidupan Wang Lingyun di Sekte Bulan Perak menjadi amatlah mudah.Dia sering kali diberikan berbagai sumber daya berlimpah, seperti ramuan, pil, dan obat-obatan penambah kultivasi, dari perwakilan Sekte Bulan Perak. Oleh karena itu, meski usianya masih muda, dia sudah berada di ranah Pendekar Merak Emas level awal puncak. Bahkan, tidak lama lagi, Wang Lingyun ini akan menerobos ke ranah Pendekar Merak Emas level menengah.Sementara itu, Li Yunfeng, seorang pemuda berusia delapan belas tahun, yang selalu mengikuti Wang Lingyun kemana pun dia pergi. Hubungan mereka tidak lebih dari hubungan antara tuan putri dan hamba, karena Li
Ketika seorang gadis yang asing baginya tiba-tiba muncul dan merampas Pedang Naga & Phoenix dari genggamannya, Rong Guo mengerutkan keningnya. "Siapakah gadis liar ini? Tanpa basa-basi, dia langsung merampas pedang dari tanganku.” Pikirnya tidak senang. “Baiklah aku akan memberinya pelajaran yang tidak akan dia lupakan!"Sejak kecil, Rong Guo selalu ditindas dan diejek karena hidup dalam kemiskinan. Kali ini, dia bertekad untuk tidak tunduk terhadap penindasa.Saat tangan gadis liar itu memegang Pedang Naga dan Phoenix, dan mengerahkan energi murni dengan niat jahat untuk melukainya, rasa antipati semakin mendalam di hati Rong Guo. "Hanya seorang di tingkat Pendekar Merak Api, tapi berusaha menantang seseorang di tingkat Kura-kura Zircon, bukankah ini sebuah lelucon?"Perbedaan kekuatan di antara Ranah Pendekar Merak Api, dibanding dengan ranah Pendekar Kura-kura Zircon, jarak perbedanya kekuatannya serupa jarak antara Bumi dan langit. Wang Lingyun ini terlalu angkuh, terbiasa dimanja
Dear reader.Sebelum mulai membaca, mohon reader membaca pesan author di bagian ulasan, tentang 8 pemberi gem terbanyak. Silahkan hubungi author melalui ig yang tertera di bagian ulasan itu, karena ada hadiah 100 koin untuk delapan pemberi gem tertinggi yang namanya ada di IG author.Hal ini adalah apresiasi karena Novel ini memenangkan juara kedua, lomba the Pendekar Terhebat, dan Pusaka Keramat. Terima kasih+++Dua murid Sekte Bulan Perak, Wang Lingyun dan Li Yunfeng, merasa wajah mereka memerah seketika.Sejak pertemuan pertama mereka dengan Rong Guo di lantai tiga, mereka telah merendahkan reputasinya, bahkan menghina dia sebagai seorang Imam miskin dan peminta-minta. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika Imam yang mereka anggap miskin itu, mampu melunasi pembayaran Pedang Naga Phoenix yang sangat mahal, bahkan, imam kecil itu mampu memberikan tip 10 tael emas kepada Chen Yu, sales yang menurutnya telah melayaninya dengan baik.Wang Lingyun dan Li Yunfeng kini hanya bisa terdia
Gaes, untuk pembaca dengan nama(8 pemberi gem tertinggi) :Aie, M. Mhardy, Kaysan, Mahsan. Gosadem003, Fadli Putra, Furqon Nurahaddin, dan Zay S, bisakah menghubungi author via IG? Dm dari sana karena autor membutuhkan ID kalian untuk diberikan hadiah 100 poin membaca dari Goodnovel, hadiah Juara kedua lomba Pendekar dan Pusaka Keramat.+++Kota Daqi, ibukota megah dari kekaisaran Yue Chuan, adalah sebuah kota metropolis yang luas dan beragam. Kota ini dibagi menjadi empat wilayah utama: Utara, Selatan, Barat, dan Timur, masing-masing dengan karakteristik uniknya sendiri.Di sisi Timur Kota Daqi, jauh dari keramaian pusat kota, terletak Penginapan Anggrek Bulan. Penginapan ini berada cukup jauh dari Aula Koi Keberuntungan, sebuah tempat yang tidak terlalu terkenal, tempat dimana Rong Guo memilih untuk menginap, agak tersamar.Pada waktu itu, Rong Guo bar saja meninggalkan Aula Koi Keberuntungan, ia melihat ke atas dan berbisiki pelan. "Langit masih cerah, dan senja pun belum datang. M
Maaf mengganggu lagi readers, masih seputar kemarin, untuk pembaca dengan nama(8 pemberi gem tertinggi) :Aie, M. Mhardy, Kaysan, Mahsan. Gosadem003, Fadli Putra, Furqon Nurahaddin, dan Zay S, bisakah menghubungi author via IG? Dm dari sana karena autor membutuhkan ID kalian untuk diberikan hadiah 100 poin membaca dari Goodnovel, hadiah Juara kedua lomba Pendekar dan Pusaka Keramat.+++"Yeye, jangan takut," kata Rong Guo dengan suara yang lunak dan menenangkan. Ia meraih tangan laki-laki tua itu dengan hati-hati, mencoba menenangkannya.Namun, tampaknya laki-laki tua itu masih terpukul. Dengan tangan gemetar, ia manraik tangannya, ia menutup matanya, seolah mencoba melindungi diri dari dunia luar. Dengan suara yang penuh kesedihan, ia berkata, "Ampun aku, tuan muda... Aku hanya seorang penjual bakmi ayam biasa. Tolong, jangan sakiti aku..."Sesungguhnya, Rong Guo merasa khawatir. Keributan yang ia timbulkan saat bertarung melawan Penjahat Mayat Hidup bisa saja memancing orang-orang u
Dalam kisah yang akan kita ikuti selanjutnya, tersebutlah sebuah perkumpulan yang memegang peran penting, yaitu Perkumpulan Pengemis. Perkumpulan ini bukanlah sekte biasa dalam dunia persilatan.Dunia persilatan bukan hanya dipenuhi oleh sekte-sekte dari aliran Putih dan aliran Sesat saja. Ada juga sejumlah aliran atau perkumpulan yang tidak termasuk dalam dua kategori tersebut. Mereka dikenal sebagai sekte dari Aliran Netral.Perkumpulan Pengemis adalah salah satu sekte Aliran Netral. Jika kita menghitung kekuatannya, Perkumpulan Pengemis ini masuk dalam jajaran Sekte Bintang 5. Penyebutan sebagai sekte Bintang 5 menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu sekte atau perkumpulan paling kuat yang ada di Kekaisaran Yue Chuan. Delapan sekte aliran putih yang terkenal juga merupakan sekte Bintang 5. Begitu juga dengan tentara dari aliran hitam seperti Sekte Mentari Ufuk Barat, masuka ketegori sekte Bintang 5, meskipun mereka berasal dari kalangan aliran sesat.Didalam Perkumpulan Pengemis
Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga
Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc
Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u
Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad
Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata
"Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny
Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin
Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia
Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit