Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Sungai Cincin Bulan.

Share

Sungai Cincin Bulan.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-06-05 18:57:13

Sungai Cincin Bulan, sebuah sungai yang panjang dan megah, mengalir dari arah barat. Sungai ini berawal dari Kerajaan Bai Feng, lalu memasuki wilayah Kerajaan Yue Chuan.

Pemandangannya yang indah, tampak meliuk-liuk seperti ular yang menari, terlihat begitu mempesona saat sinar matahari menimpanya. Air di Sungai Cincin Bulan selalu terlihat begitu jernih saat mengalir membelah dataran, dengan suara gemericik lembut yang menembus hutan dan Lembah Subur.

Sungai ini akhirnya berakhir di Kota Daqi, ibukota Yue Chuan, dan bermuara di Samudra Longwan.

Setiap tikungan pada Sungai Cincin Bulan mengungkapkan keindahan yang mengagumkan.

Pemandangan pepohonan hijau, seperti hutan Pinus, dan sesekali sekumpulan pohon persik, menjadi latar belakang yang indah. Ditambah dengan pemandangan menakjubkan Padang rumput yang bergelombang, serta ditemani suara burung-burung bersiul di antara dahan pepohonan, menciptakan melodi alam yang mempesona.

Sungai Cincin Bulan menjadi urat nadi kehidupan, memasok k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
terlalu banyak bermain kata2 sehingga inti ceritanya menjadi sedikit. saya sih inginnya jangan terlalu bermain kata2 tetapi inti ceritanya sedikit. Lebih baik perb anyak inti ceritanya. Btw, terima kasih Thor atas update nya. #3
goodnovel comment avatar
Haikallhizriell Haikallhizriell
tu la pasal... sehari 1...setahun x habis. kena kumpul seminggu baru baca.. boring
goodnovel comment avatar
Hanis Ibrahim
kalau boleh perbanyakkan bab dlm 1 hari dalam 5 bab ka..jangan sikit sangat hanya 1 bab...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Sebuah Kejutan.

    Ketika suara ayam jantan sudah berkokok menembus keheningan hutan, mengumumkan kedatangan pagi, di atas Kapal Penyu Perak yang berlayar menuju Selatan, ada sesosok tubuh yang bergerak dengan cara yang misterius. Gerak-geriknya tidak menimbulkan kecurigaan, sebab pagi itu masih terbungkus dalam kegelapan, belum ada seorang pun yang tampak keluar dari kabin mereka untuk sekadar berjalan-jalan menikmati udara segar di atas geladak Kelas VIP.Setelah diperhatikan lebih dekat, sosok itu ternyata adalah Rong Guo, dengan baju imam Tao-nya yang longgar dan berdesir. Jubah itu bergerak melambai tertiup angin pagi, namun ia tampak tergesa-gesa sambil menyeret sesuatu yang besar dan panjang, yang dibungkus dengan kain tebal untuk menyamarkan isi bungkusan itu.Dengan nafas yang terengah-engah dan wajah pucat, Rong Guo berpikir dalam hatinya, "Meskipun dia sudah tewas, namun sosok Raja Kelelawar Hitam ini memiliki berat tubuh yang sangat berat, dan membuatku hampir kehabisan tenaga untuk menyeret

    Last Updated : 2024-06-06
  • Warisan Artefak Kuno   Ibukota Daqi.

    Selama enam hari yang tersisa dalam perjalanan menuju ibukota Daqi - Kekaisaran Yue Chuan, Rong Guo memilih untuk mengasingkan diri di dalam kamar VIP yang ia sewa. Ia tidak pernah meninggalkan kamar tersebut, kecuali untuk berkultivasi dan berlatih teknik pedang yang ia peroleh dari hadiah yang disimpan oleh Raja Kelelawar - Sabuk Kongjian.Kalaupunia merasa lapar, di ransek kayu ala Taoist itu, ada banyak roti kering yang keras, yang bermanfaat untuk mengisi perutnya dikala dirinya kelaparan. Demikian juga dengan air minum. Ada sekendi air dingin, yang ia isi ulang dan di tenggak pada saat kehausan.Di tengah proses pengobatannya, saat Rong Guo sedang memeriksa bahan-bahan herbal yang ia butuhkan untuk mengobati luka dalamnya, matanya tertuju pada empat tumpuk salinan buku yang tampak masih baru. Keempat buku tersebut tampak terjilid dengan rapi, dan disampul seolah-olah merupakan benda yang sangat berharga.Dengan rasa penasaran yang membara, Rong Guo mengambil keempat buku itu dan

    Last Updated : 2024-06-07
  • Warisan Artefak Kuno   Lantai Tiga Aula Koi Keberuntungan.

    Aroma obat-obatan dan ramuan herbal yang kuat, ditambah dengan bau kuno yang berasal dari buku-buku salinan kitab bela diri, memenuhi paru-paru Rong Guo."Ah... aroma ini adalah wangi yang paling dirindukan oleh setiap Kultivator!" pikir Rong Guo dalam hati.Matanya berkilauan, rasa antusias melanda dirinya dan ia bergegas mendekati tumpukan obat-obatan di etalase di dalam Aula Koi Keberuntungan, yang saat itu cukup ramai. Tumpukan buku-buku salinan teknik beladiri yang disusun rapi, lengkap dengan tulisan di pinggiran, membuat ia tergoda untuk membeli beberapa kitab.Rong Guo sudah berada di dalam Aula Koi Keberuntungan selama lima belas menit, dan ia tampak bingung untuk memilih barang apa yang akan ia beli. Dansemua salinan kitab yang di pajangitu, hanya di kelas Xingyoiing, atau paling tinggi dikelas Jinlong sehingga tidak memenuhi syarat dirinya sebagai Kultivator Pedang, untuk membentuk Nadi Pedang.“Lebih baik aku membeli senjata saja!” batin Rong Guo penuh kekecewaan.Ia sudah

    Last Updated : 2024-06-08
  • Warisan Artefak Kuno   Kerabat Guru Negara?

    Wang Lingyun, seorang gadis berusia delapan belas tahun yang mempesona, adalah murid yang disegani dari Sekte Bulan Perak. Dia memegang status yang tinggi di dalam sekte aliran putih ini, karena konon dia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Guru Negara Kekaisaran Yue Chuan, Guru Yang Zengthian.Dengan statusnya yang konon adalah kerabat dari Guru Negara, kehidupan Wang Lingyun di Sekte Bulan Perak menjadi amatlah mudah.Dia sering kali diberikan berbagai sumber daya berlimpah, seperti ramuan, pil, dan obat-obatan penambah kultivasi, dari perwakilan Sekte Bulan Perak. Oleh karena itu, meski usianya masih muda, dia sudah berada di ranah Pendekar Merak Emas level awal puncak. Bahkan, tidak lama lagi, Wang Lingyun ini akan menerobos ke ranah Pendekar Merak Emas level menengah.Sementara itu, Li Yunfeng, seorang pemuda berusia delapan belas tahun, yang selalu mengikuti Wang Lingyun kemana pun dia pergi. Hubungan mereka tidak lebih dari hubungan antara tuan putri dan hamba, karena Li

    Last Updated : 2024-06-09
  • Warisan Artefak Kuno   Di meja Kasir.

    Ketika seorang gadis yang asing baginya tiba-tiba muncul dan merampas Pedang Naga & Phoenix dari genggamannya, Rong Guo mengerutkan keningnya. "Siapakah gadis liar ini? Tanpa basa-basi, dia langsung merampas pedang dari tanganku.” Pikirnya tidak senang. “Baiklah aku akan memberinya pelajaran yang tidak akan dia lupakan!"Sejak kecil, Rong Guo selalu ditindas dan diejek karena hidup dalam kemiskinan. Kali ini, dia bertekad untuk tidak tunduk terhadap penindasa.Saat tangan gadis liar itu memegang Pedang Naga dan Phoenix, dan mengerahkan energi murni dengan niat jahat untuk melukainya, rasa antipati semakin mendalam di hati Rong Guo. "Hanya seorang di tingkat Pendekar Merak Api, tapi berusaha menantang seseorang di tingkat Kura-kura Zircon, bukankah ini sebuah lelucon?"Perbedaan kekuatan di antara Ranah Pendekar Merak Api, dibanding dengan ranah Pendekar Kura-kura Zircon, jarak perbedanya kekuatannya serupa jarak antara Bumi dan langit. Wang Lingyun ini terlalu angkuh, terbiasa dimanja

    Last Updated : 2024-06-09
  • Warisan Artefak Kuno   Pedang Naga dan Phoenix.

    Dear reader.Sebelum mulai membaca, mohon reader membaca pesan author di bagian ulasan, tentang 8 pemberi gem terbanyak. Silahkan hubungi author melalui ig yang tertera di bagian ulasan itu, karena ada hadiah 100 koin untuk delapan pemberi gem tertinggi yang namanya ada di IG author.Hal ini adalah apresiasi karena Novel ini memenangkan juara kedua, lomba the Pendekar Terhebat, dan Pusaka Keramat. Terima kasih+++Dua murid Sekte Bulan Perak, Wang Lingyun dan Li Yunfeng, merasa wajah mereka memerah seketika.Sejak pertemuan pertama mereka dengan Rong Guo di lantai tiga, mereka telah merendahkan reputasinya, bahkan menghina dia sebagai seorang Imam miskin dan peminta-minta. Namun, betapa terkejutnya mereka ketika Imam yang mereka anggap miskin itu, mampu melunasi pembayaran Pedang Naga Phoenix yang sangat mahal, bahkan, imam kecil itu mampu memberikan tip 10 tael emas kepada Chen Yu, sales yang menurutnya telah melayaninya dengan baik.Wang Lingyun dan Li Yunfeng kini hanya bisa terdia

    Last Updated : 2024-06-10
  • Warisan Artefak Kuno   Penjual Bakmi DI Pasar Timur.

    Gaes, untuk pembaca dengan nama(8 pemberi gem tertinggi) :Aie, M. Mhardy, Kaysan, Mahsan. Gosadem003, Fadli Putra, Furqon Nurahaddin, dan Zay S, bisakah menghubungi author via IG? Dm dari sana karena autor membutuhkan ID kalian untuk diberikan hadiah 100 poin membaca dari Goodnovel, hadiah Juara kedua lomba Pendekar dan Pusaka Keramat.+++Kota Daqi, ibukota megah dari kekaisaran Yue Chuan, adalah sebuah kota metropolis yang luas dan beragam. Kota ini dibagi menjadi empat wilayah utama: Utara, Selatan, Barat, dan Timur, masing-masing dengan karakteristik uniknya sendiri.Di sisi Timur Kota Daqi, jauh dari keramaian pusat kota, terletak Penginapan Anggrek Bulan. Penginapan ini berada cukup jauh dari Aula Koi Keberuntungan, sebuah tempat yang tidak terlalu terkenal, tempat dimana Rong Guo memilih untuk menginap, agak tersamar.Pada waktu itu, Rong Guo bar saja meninggalkan Aula Koi Keberuntungan, ia melihat ke atas dan berbisiki pelan. "Langit masih cerah, dan senja pun belum datang. M

    Last Updated : 2024-06-10
  • Warisan Artefak Kuno   Penginapan Anggrek Bulan.

    Maaf mengganggu lagi readers, masih seputar kemarin, untuk pembaca dengan nama(8 pemberi gem tertinggi) :Aie, M. Mhardy, Kaysan, Mahsan. Gosadem003, Fadli Putra, Furqon Nurahaddin, dan Zay S, bisakah menghubungi author via IG? Dm dari sana karena autor membutuhkan ID kalian untuk diberikan hadiah 100 poin membaca dari Goodnovel, hadiah Juara kedua lomba Pendekar dan Pusaka Keramat.+++"Yeye, jangan takut," kata Rong Guo dengan suara yang lunak dan menenangkan. Ia meraih tangan laki-laki tua itu dengan hati-hati, mencoba menenangkannya.Namun, tampaknya laki-laki tua itu masih terpukul. Dengan tangan gemetar, ia manraik tangannya, ia menutup matanya, seolah mencoba melindungi diri dari dunia luar. Dengan suara yang penuh kesedihan, ia berkata, "Ampun aku, tuan muda... Aku hanya seorang penjual bakmi ayam biasa. Tolong, jangan sakiti aku..."Sesungguhnya, Rong Guo merasa khawatir. Keributan yang ia timbulkan saat bertarung melawan Penjahat Mayat Hidup bisa saja memancing orang-orang u

    Last Updated : 2024-06-11

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part II.

    Mao Shen adalah pemimpin Organisasi Rajawali Iblis. Nama Rong Guo telah ia dengar sejak dari lantai pertama, namun tak sekalipun ia menyangka akan bertemu langsung dengan pria itu."Bagaimana Anda bisa tahu aku? Kita baru pertama bertemu, bukan?" Mao Shen akhirnya bertanya, suaranya masih terdengar serak setelah batuk-batuknya mereda. Dalam hati, ia menyesal telah meremehkan seni Tapak Angin Puyuh yang nyaris membuatnya muntah darah tadi.Meskipun merasa malu, Mao Shen mencoba menyembunyikan perasaan itu di balik tatapan datar. "Kamu memiliki kemampuan yang cukup hebat," katanya perlahan. "Bisa mengeksekusi Tapak Angin Puyuh—seni bela diri peringkat rendah—menjadi sesuatu yang luar biasa seperti tadi. Itu jelas bukan hal yang mudah."Rong Guo hanya tertawa. Suaranya menggema di antara desiran angin malam dan gemerisik dedaunan, menciptakan suasana penuh tekanan."Dari mana aku tahu Anda?" Rong Guo membalas dengan nada santai, namun sorot matanya tajam menusuk. "Mengapa tidak bertanya

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part I.

    "Ayo masuk, sama-sama kita mencari makhluk kontrak!""Hei! Biarkan aku masuk dulu!""Apa-apaan ini? Mengapa menyerobot?"Suara-suara protes dari para hunter menggema di depan pintu portal. Kerumunan mereka penuh sesak, dengan masing-masing orang berusaha mendahului yang lain. Riuh rendah suara itu memekakkan telinga, menciptakan suasana penuh ambisi dan ketegangan.Namun, ketika Rong Guo melangkah melewati portal itu, semua kegaduhan seketika lenyap. Dunia yang baru saja ia masuki begitu sunyi, seolah waktu di dalamnya berjalan dengan cara yang berbeda.Di kiri dan kanan, pohon-pohon ek yang besar dan menjulang tinggi menyambut pandangannya. Cabang-cabangnya membentang lebar, menciptakan bayangan gelap yang hampir menutupi langit. Di bawahnya, akar-akar besar mencengkeram tanah dengan kokoh, membentuk lanskap yang terasa kuno dan penuh misteri.Suara gemerisik lembut terdengar saat angin bertiup di antara dedaunan, menciptakan harmoni alami yang menenangkan.Rong Guo memperhatikan sek

  • Warisan Artefak Kuno   Bukaan Portal Hutan Larangan.

    Sementara itu, Ayong dan Yizhan masih sibuk menyelesaikan duyung-duyung terakhir yang tersisa. Mereka bekerja sama dengan baik hingga tak satu pun musuh berhasil melarikan diri. Ketika suasana kembali tenang dan bayangan dungeon mulai memudar, Rong Guo mendekati kedua kawannya.“Kita langsung pulang saja,” katanya tegas, suaranya terdengar serius. “Kalau kalian ingin merayakan kemenangan dengan minum arak, silakan. Tapi aku punya urusan penting yang harus kuselesaikan.”Ayong dan Yizhan saling melirik dengan raut wajah penuh tanda tanya. Meski penasaran, mereka memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mereka tahu Rong Guo jarang menjelaskan rencananya, dan mendesaknya hanya akan membuang waktu.Ketiganya berpisah di pintu keluar dungeon. Rong Guo melangkah cepat menuju tempat peristirahatan di perkampungan hunter. Tangannya menggenggam erat Kalung Bintang Abadi, satu-satunya benda yang telah lama ia cari. Benda itu terasa hangat, seolah memancarkan energi misterius.Apakah dalam semal

  • Warisan Artefak Kuno   Reward Kejutan.

    Setelah beberapa waktu berlalu... setelah Rong Guo melewati dungeon ganda yang menimbulkan rasa cemburu bagi setiap hunter, akhirnya Festival Perburuan Malam dimulai.Namun, ada suatu kejadian yang mengejutkan terjadi, membuat Rong Guo sangat bahagia.Hari ini, tepat sehari sebelum festival dimulai, Rong Guo bersama dua kawannya – Ayong dan Yizhan – masuk ke dalam dungeon.Dungeon yang mereka masuki kali ini berwujud lautan yang maha luas.Lawan mereka adalah kaum duyung yang sangat merepotkan. Selain sakti dengan rata-rata keahlian setara Pendekar Naga Giok, kemampuan sihir para duyung benar-benar luar biasa.“Jangan tergoda dengan nyanyian mereka!” kata Rong Guo tegas. Tangan kanannya melambaikan Pedang Phoenix dan Naga, sementara tangan kirinya merapalkan Teknik Cakra Tengkorak Putih.“Nyanyian duyung mengandung magis, dan bisa membuat jiwa kalian terikat!” tambahnya. “Jika tak kuat, pakailah penutup telinga!”Rong Guo berkelebat cepat, pedangnya meliuk-liuk seperti naga yang menga

  • Warisan Artefak Kuno   Rencana Jahat.

    Setelah pertemuan panjang dengan para petinggi istana berakhir, Khagan Aruqai melangkah memasuki kamarnya yang megah di dalam istana Kaisar Kota Kaejin.Ruangan itu luas dan penuh kemewahan, dihiasi dengan ukiran-ukiran rumit yang bernilai seni tinggi. Dindingnya dicat dengan lapisan warna emas dan perak yang berkilauan, seakan memantulkan sinar setiap kali cahaya menerpa.Beberapa tembikar berkualitas tinggi terletak di sudut ruangan, semakin menegaskan kesan agung dan megah yang menyelimuti tempat itu.Dalam diam, Khagan berjalan menuju meja tulis yang terbuat dari kayu ebony, tampak eksotis seolah dibawa langsung dari negeri tropis yang jauh. Dengan gerakan tenang, ia duduk dan mengeluarkan selembar kertas khusus yang hanya diperuntukkan bagi para pejabat istana. Ia menulis beberapa kata dengan tangan yang halus dan terlatih.“Tuan, semua sudah siap. Mesin Penghimpun Qi akan segera dieksekusi. Kami juga akan mulai mengumpulkan energi darah yang diperlukan untuk mencapai kesempurnaa

  • Warisan Artefak Kuno   Ancaman Dua Kaisar – Bagian Kedua.

    Setelah titah terakhirnya selesai, suasana di balairung menjadi mencekam. Hawa dingin yang tidak nyata menyelimuti ruangan.Tak seorang pun berani menatap langsung ke arah Kaisar. Mereka tahu betul bahwa perintah ini tidak hanya mengancam mereka, tetapi juga melibatkan darah rakyat yang tak bersalah.Mesin itu bukan sekadar alat, melainkan mesin pembantaian yang haus akan darah. Harus dihasilkan energi Qi yang maksimal, dan darah manusia menjadi syarat utamanya. Ini menjadi kendala besar bagi ketiga ahli spiritual, yang berusaha menciptakan mesin tanpa menggunakan pengorbanan manusia.Namun, dengan titah baru Kaisar, dilema itu lenyap. Darah akan ditumpahkan, apa pun akibatnya.Mereka semua meninggalkan balairung dengan tubuh menggigil. Tak ada yang berani berbicara, meski nurani mereka bergejolak dalam jiwanya.Keesokan harinya, keanehan mulai terjadi. Laporan tentang hilangnya orang-orang meruak, jadi bahan gunjingan dimana-mana.Di satu desa kecil, seluruh penghuninya menghilang ta

  • Warisan Artefak Kuno   Ancaman Dua Kaisar – Bagian Pertama.

    Di istana Hei Tian, Kaisar Jue Tian Yu duduk di singgasana megahnya. Kursi besar itu dihiasi ukiran kepala Phoenix yang tampak anggun, seolah mengawasi seluruh ruangan.Di bawah singgasana, tiga ahli ternama berlutut dengan tubuh gemetar, menghadapi amarah Kaisar Jue Tian Yu.“Bagaimana mungkin kalian begitu lama menyelesaikan Mesin Penghimpun Energi Qi? Bukankah sudah ada tiga blueprint, dan tinggal membuat sesuai contoh?” hardiknya dengan suara menggelegar, membuat udara balairung terasa berat.Ketiga pria paruh baya—Guo Yong, sang Alkemis, Li Hua, ahli array, dan Hui Jian, penyuling senjata spiritual—semakin menundukkan kepala mereka, wajah dipenuhi rasa takut. Akhirnya, Guo Yong memberanikan diri untuk bicara, meski suaranya parau dan penuh permohonan.“Ampun, Yang Mulia. Meski ketiga blueprint sudah ada, terlalu banyak penyimpangan dan jebakan di dalamnya. Kami sudah berusaha merakit mesin itu sesuai petunjuk, tetapi bahkan pada percobaan kesepuluh, kami tetap gagal...” ujarnya m

  • Warisan Artefak Kuno   Raja Iblis Kecil.

    Di dalam dungeon, lantai tiga Hundun Yaosai,Monster kalajengking merah raksasa, sebesar kerbau, berdiri dengan penuh ancaman. Makhluk Dark Beast peringkat Naga Iblis ini mengurung tiga hunter yang berdiri di mulut dungeon berbentuk belantara. Mata mereka bersinar tajam, siap menghabisi.Pemimpin kalajengking merah itu, dengan suara serak yang dalam, mengancam. “Kalian akan mati di sini. Tiga orang, berani-beraninya masuk ke dungeon kami!”Tawa mengerikan mengiringi perkataan itu, suara kekehan dari lebih dari lima ratus kalajengking merah yang mengelilingi mereka.“Ayo kita santap mereka! Mereka masih muda, pasti dagingnya lembut dan manis!” kata salah satu kalajengking dengan suara garau.Suara gaduh seperti babi yang disembelih mengisi udara. Namun, yang mengejutkan, ketiga hunter itu tak tampak gentar. Bahkan, pemimpin mereka yang terlihat muda itu hanya tersenyum mengejek.“Ingin menyantap kami? Apa kamu yakin bisa?” tanyanya, suaranya dingin dan penuh tantangan.“Beraninya kamu!

  • Warisan Artefak Kuno   Iblis Ungu.

    Pada saat Rong Guo menjejakkan kakinya di pelataran Aula Dewa Arca, seketika suasana menjadi hening. Semua mata tertuju padanya, terdiam sejenak oleh kehadirannya yang menonjol.Beberapa orang langsung melangkah maju, ingin melihat lebih dekat pemuda yang baru saja menaklukkan sepuluh ahli tingkat Pendekar Naga Giok itu.Sementara yang lainnya tetap berdiri di tempat, sorot mata mereka menunjukkan rasa ingin tahu yang mendalam. Keheningan memenuhi ruang, hanya terdengar desiran angin lembut yang menggoyang dedaunan.“Apakah itu benar-benar Hunter Guo yang terkenal?” tanya seorang hunter, matanya tertuju pada Rong Guo dengan rasa penasaran.“Tidak disangka, ia punya kemampuan luar biasa. Seorang diri ia mengalahkan sepuluh ahli Pendekar Naga Giok!” kata yang lain, suaranya penuh kekaguman.“Jika aku bisa berteman dengannya, apakah itu mungkin?” gumam seorang hunter muda, terdengar seperti sedang membayangkan kemungkinan itu.Seribu pertanyaan mengalir dalam pikiran mereka, namun tak s

DMCA.com Protection Status