Beranda / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Penginapan Anggrek Bulan.

Share

Penginapan Anggrek Bulan.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 15:33:03

Maaf mengganggu lagi readers, masih seputar kemarin, untuk pembaca dengan nama(8 pemberi gem tertinggi) :

Aie, M. Mhardy, Kaysan, Mahsan. Gosadem003, Fadli Putra, Furqon Nurahaddin, dan Zay S, bisakah menghubungi author via IG? Dm dari sana karena autor membutuhkan ID kalian untuk diberikan hadiah 100 poin membaca dari Goodnovel, hadiah Juara kedua lomba Pendekar dan Pusaka Keramat.

+++

"Yeye, jangan takut," kata Rong Guo dengan suara yang lunak dan menenangkan. Ia meraih tangan laki-laki tua itu dengan hati-hati, mencoba menenangkannya.

Namun, tampaknya laki-laki tua itu masih terpukul. Dengan tangan gemetar, ia manraik tangannya, ia menutup matanya, seolah mencoba melindungi diri dari dunia luar. Dengan suara yang penuh kesedihan, ia berkata, "Ampun aku, tuan muda... Aku hanya seorang penjual bakmi ayam biasa. Tolong, jangan sakiti aku..."

Sesungguhnya, Rong Guo merasa khawatir. Keributan yang ia timbulkan saat bertarung melawan Penjahat Mayat Hidup bisa saja memancing orang-orang u
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Shofiyudin Musthofa
kasih tahu dong Thor jawabannya.... #4
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Furqon Nurahaddin
Lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Warisan Artefak Kuno   Pengemis Baju bersih, Dua Karung.

    Dalam kisah yang akan kita ikuti selanjutnya, tersebutlah sebuah perkumpulan yang memegang peran penting, yaitu Perkumpulan Pengemis. Perkumpulan ini bukanlah sekte biasa dalam dunia persilatan.Dunia persilatan bukan hanya dipenuhi oleh sekte-sekte dari aliran Putih dan aliran Sesat saja. Ada juga sejumlah aliran atau perkumpulan yang tidak termasuk dalam dua kategori tersebut. Mereka dikenal sebagai sekte dari Aliran Netral.Perkumpulan Pengemis adalah salah satu sekte Aliran Netral. Jika kita menghitung kekuatannya, Perkumpulan Pengemis ini masuk dalam jajaran Sekte Bintang 5. Penyebutan sebagai sekte Bintang 5 menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu sekte atau perkumpulan paling kuat yang ada di Kekaisaran Yue Chuan. Delapan sekte aliran putih yang terkenal juga merupakan sekte Bintang 5. Begitu juga dengan tentara dari aliran hitam seperti Sekte Mentari Ufuk Barat, masuka ketegori sekte Bintang 5, meskipun mereka berasal dari kalangan aliran sesat.Didalam Perkumpulan Pengemis

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Warisan Artefak Kuno   Pertemuan Di Kamar keberanian.

    Villa Keberuntungan, sebuah permata tersembunyi di jantung Pasar Barat, berdiri megah di antara deretan bangunan hiburan malam yang meriah, memberikan sentuhan elegan pada kehidupan malam di Kota Daqi - Ibukota Yue Chuan.Bangunan megah ini, yang menjulang tinggi di atas bangunan lainnya, dibangun dari bahan-bahan pilihan terbaik. Tiang-tiang dan balok mewahnya terbuat dari kayu Phoebe Zhennan yang berwarna kuning dan bercahaya, menciptakan aura kemewahan yang tak tertandingi. Seluruh perabotannya, termasuk meja dan kursi yang diukir dengan motif dan pola rumit yang indah, dibuat dari kayu Huanghuali yang mewah, menambahkan sentuhan keanggunan pada setiap sudut ruangan.Saat melangkah masuk ke Aula utama, mata setiap pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan jalan setapak yang terbuat dari batu karang yang diimpor langsung dari Negeri Tropis. Di sepanjang jalan setapak, terdapat hutan mini yang ditanami Pohon Osmanthus dan Pohon Plum merah. Ketika bunga-bunga ini mekar, pemandanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Warisan Artefak Kuno   Aksi Ketrampilan Pedang Sinar Rembulan.

    Tiba-tiba, suasana menjadi tegang dan semua orang terkejut.Sebelumnya, mereka telah mempercayai sebagian besar dari cerita yang diceritakan oleh Wakil Pemimpin Sekte Kun Lun, Feng Yuchen tentang kematian Raja Kelelawar Hitam di tangan Formasi Pedang Lian Yi.Namun, ketika mereka melihat sosok misterius berjubah hitam, dengan jubahnya yang lebar dan panjang membentang seperti sayap kelelawar, berdiri di atas permukaan danau buatan tanpa tenggelam, keyakinan mereka terhadap cerita Feng Yuchen mulai meredup.Bahkan, Biarawati Junhua, yang sejak awal sudah merasa tidak senang dengan sikap sombong Feng Yuchen, kini berbicara dengan nada yang cukup keras dan terdengar mencibir. "Bukankah baru-baru ini aku mendengar, ada seseorang yang bercerita bahwa dia telah menaklukkan Raja Kelelawar Hitam? Siapa sangka, malam ini aku bertemu langsung dengan Raja Kelelawar Hitam itu sendiri, dalam keadaan segar bugar!" Nada suaranya terdengar dingin dan ada jejak penghinaan yang sangat terasa dalam kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Warisan Artefak Kuno   Toko Lima Sutra.

    Dengan langkah yang amat pelan, Rong Guo berjalan melintasi lobi di Penginapan Anggrek Bulan. Ia berniat menaiki anak tangga yang akan membawanya ke kamar di lantai dua penginapan tersebut. Meski sudah menjelang pagi, namun cahaya matahari belum tampak di ufuk timur. Ayam jantan juga sudah berkokok, akan tetapi jalanan di depan penginapan masih sepi.Penginapan Anggrek Bulan, yang berlokasi di Pasar Timur Kota Daqi, adalah sebuah penginapan yang cukup sederhana dan tidak terlalu besar. Dari pintu masuk yang selalu terbuka, pengunjung akan langsung berada di lobi. Penginapan ini tidak memiliki ruang luas untuk taman bunga, atau area yang ditumbuhi Pohon Maple atau Persik, sebuah kebiasaan yang ada di hotel-hotel kelas atas.Dalam sekejap, Rong Guo disambut oleh petugas Front Office yang sedang berjuang melawan kantuk di lobi tersebut. Melirik sekilas ke meja Front Office, ia meneruskan langkah pelan-pelan itu. "Semoga petugas itu tidak sadar kehadiranku, saat aku melintas cepat!" batin

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Warisan Artefak Kuno   Penampilan Baru.

    Dengan penampilannya yang sederhana, dimana jubah Taoist yang dikenakannya sudah mulai usang dan di beberapa bagian tampak lapuk, Rong Guo tampak seperti bayangan kemiskinan dari masa lalu. Salah seorang pelayan di Toko Lima Sutra, sebuah toko yang cukup terkenal di ibukota, mengira kalau Rong Guo adalah peminta-minta, dan mengusirnya.Pada zaman itu, amatlah lazim bagi seorang Taoist untuk meminta sedekah pada orang yang dianggap mampu. Dan sebagai balasannya, mereka akan membayar kebaikan itu dengan memberikan beberapa ketrampilan seperti menulis jimat sederhana pengusir roh jahat yang cukup umum, atau menulis kaligrafi dengan kalimat-kalimat bijak yang dapat memberikan inspirasi.“Pergilah...” suara pelayan Toko Lima Sutra itu merendah, setelah melihat sosok yang ia sangka adalah peminta-minta ternyata seoran Taoist. “Toko Lima Sutra kami sudah memiliki banyak jimat pengusir roh jahat, juga kaligrafi kata-kata bijak,m” katanya berpura-pura rendah hati, namun ada jejak penghinaan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Warisan Artefak Kuno   Restoran Mutiara Laut.

    Seiring dengan mendekatnya hari dilangsungkannya Lelang Akbar di Aula Koi Keberuntungan, Ibukota Daqi semakin dipenuhi oleh keramaian para pelancong. Ini terlihat nyata dari makin sempit dan sesaknya jalanan ibukota, dengan berbagai macam manusia yang tumpah di jalanan.Kedengaran ada logat yang cukup asing, namun masih dalam bahasa yang berlaku di Yue Chuan, terdengar meramaikan suasana jalanan ibukota. Tampaknya, bukan hanya para pelancong yang datang untuk menikmati keramaian ibukota saja yang membanjiri jalanan. Ada juga banyak tamu-tamu dari berbagai Klan kecil di sekitar Ibukota Daqi yang sengaja datang berkunjung, berharap mencari keberuntungan pada momen yang langka ini.Mengapa demikian?Karena sudah menjadi tradisi, jika ada acara besar seperti ini, di mana para petinggi dari Sekte Bintang Lima akan datang berkumpul bersama-sama, maka sudah pasti akan terjadi perekrutan murid baru oleh petinggi sekte Bintang Lima tersebut. Mengingat kebutuhan akan murid baru yang banyak adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Warisan Artefak Kuno   Ketika Kentongan Pertama Berbunyi.

    Di lantai dua Restoran Mutiara Laut, suasana berubah menjadi hening. "Jadi... apakah Tuan Muda Yan Wei dapat memastikan bahwa kami berdua akan diterima di Sekte Wudang dan menjadi murid Pelataran Dalam?" tanya Yang Haoran dengan suara penuh harap, namun ia sudah mengantisipasi dengan tindakannya.Saat itu, Yan Wei menatap sosok Yang Haoran dan Wei Zifu yang duduk berhadapan dengannya, bersama dua kawannya dari Sekte Wudang, dengan sikap memandang rendah.Namun, dengan percaya diri, Yang Haoran langsung menyodorkan dua kotak kayu berukuran 9 x 9 cun, yang beratnya mencengangkan. (9 cun setara dengan 30 cm).Sreet!Ada dua kotak, disusun sehingga tinggi. Bau-bau seperti logam berharga menguar, membuat detak jantung Yan Wei berpacu lebih cepat. Sementara itu, dua kotak yang disusun diatas meja itu memiliki tampiran berwarna hitam dan bergradasi merah dengan motif rumit.Meski belum membuka kotak itu dan melihat isi di dalamnya,ada perasaan gembira yang luar biasa menyelimuti Yan Wei, da

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Warisan Artefak Kuno   Xuanmen Jianfa (Ilmu Pedang Xuanmen).

    Ilmu Pedang Tujuh Bintang, yang merupakan salah satu seni pedang paling disegani hormati di Sekte Wudang, karena memang memiliki kekuatan yang luar biasa.Namun, kekuatan mematikan seni pedang ini akan berkurang jika dipraktikkan dalam pertempuran solo. Inilah yang terjadi saat Yan Wei, dengan keberanian yang luar biasa, ia melancarkan serangan tunggal pada sosok asing di jalanan yang sepi dan lengang, pada malam yang sudah larut.Dalam setiap tusukan pedang yang ia eksekusi, Yan Wei sempat menganalisa serangannya. Dengan napas yang memburu, ia mengeluh dalam hati, "Aku hanya bisa menggunakan Seni Pedang ini secara solo, kesalahan terbesarku adalah menyepelekan banyak teknik pedang tunggal dari Sekte Wudang, yang seharusnya aku pelajari sejak usia dini!"Saat bayangan tubuhnya berkelebat cepat seperti kilat, bilah pedangnya berubah menjadi sinar berwarna putih yang berbahaya, menyerupai bintang di langit malam. Namun, di tengah kecepatan dan kekuatan itu, Yan Wei tenggelam dalam rasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18

Bab terbaru

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status