Share

Penjara Asing.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-11-10 17:51:10

Rong Guo terbangun. Matanya berusaha menyesuaikan diri dengan kegelapan pekat di sekitarnya. Lingkungan yang asing menyelimuti dirinya, menimbulkan perasaan heran dan kebingungan yang menghantui hatinya.

Bau busuk yang menyengat bercampur dengan udara pengap membuat napasnya terasa sesak. Ketika matanya terbuka, yang tampak hanya bayangan gelap di sekelilingnya.

"Tempat apa ini?" pikirnya, mengerjap-ngerjapkan mata untuk menyesuaikan diri dengan kondisi sekitar. "Berapa lama aku tak sadarkan diri? Mengapa semua tenagaku seolah-olah menghilang?" Hatinya dipenuhi kegelisahan.

Dalam kepanikan, Rong Guo segera duduk bersila dalam posisi lotus dan mulai melakukan pemeriksaan internal.

Sebagai seorang kultivator, langkah pertama setelah tersadar adalah memeriksa aliran energi Qi di dantian dan memastikan kondisi inti mutiaranya. Dalam hati, ia berharap semuanya masih dalam keadaan baik. “Semoga tidak terjadi sesuatu yang merugikanku,” batinnya.

Namun, saat pemeriksaan berlangsung, Rong Guo
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Kejutan Demi Kejutan.

    Kaisar tampak begitu agung namun terkesan jahat, saat duduk di singgasana. Jubah kuningnya yang mencolok menambah aura dominasi yang mengelilinginya. Sulaman naga dengan cakarnya terlihat mencolok, menghiasi seluruh permukaan jubahnya dan berpadu sempurna dengan mahkota berkilau yang ia kenakan di kepalanya.Di belakang kaisar, terpasang papan kaligrafi besar yang indah, bertuliskan “Kekaisaran Qi Tu Dalu,” membuat Rong Guo terdiam dan berusaha memahami situasi yang aneh ini.Namun, saat ia fokus mengamati wajah kaisar yang tampak bijaksana tersebut, Rong Guo tertegun. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.“Wajah kaisar ini sangat mirip Zhang Long Yin!” pikirnya dalam hati, mengenang sosok Pemimpin Sekte Wudang di Kekaisaran Qingchang yang berasal dari Benua Longhai.Rong Guo berusaha menekan semua rasa kaget yang menguasai dirinya. Ia melanjutkan pemindaian terhadap ruangan itu dengan penuh perhatian.Di samping kaisar, seorang perempuan duduk dengan anggun, namun wajahnya ter

    Last Updated : 2024-11-10
  • Warisan Artefak Kuno   Arena Qi Tu Dalu.

    Dalam dunia dimensi lain yang dikenal sebagai Qi Tu Dalu, sebuah arena bulat memancarkan atmosfer yang memukau. Tribun penonton terlihat memenuhi kursi-kursi yang disusun meninggi, menciptakan suasana yang megah dan menggairahkan.Di siang hari yang cerah itu, arena tersebut dipenuhi oleh sekitar dua puluh lima ribu orang penonton yang bersemangat. Suara hiruk-pikuk menggema, bersamaan dengan teriakan-teriakan sorakan yang memuji seorang petarung terkenal bernama Zhu Hun.“Zhu Hun! Zhu Hun!”“Ayo habisi Zhan Fengxie, manusia lemah itu!” teriak seorang penonton dengan berapi-api.“Jangan kecewakan kami, Zhu Hun! Ingat... kami sudah menaruh banyak taruhan di meja judi, untuk kemenanganmu!” suara lainnya bersahutan.Teriakan serta sorakan yang menggugah semangat itu resonan di seluruh arena, menandakan ketegangan menjelang duel.Dari balik kerangkeng, Rong Guo mengamati keramaian tersebut dengan penuh perhatian.“Bagaimana aku bisa menang dalam duel ini jika energi Qi-ku diblokir?” pikir

    Last Updated : 2024-11-11
  • Warisan Artefak Kuno   Arena Qi Tu Dalu – Bagian Dua.

    Dalam situasi mendesak yang sarat ketegangan, Rong Guo dengan penuh harap berulang kali membisikkan kata-kata lembut kepada Kalung Bintang Abadi yang melayang-layang di dalam dantiannya.“Ayo bangkit, Bintang Abadi. Aku tahu energimu hampir habis, setelah semua kekuatanmu yang kuserap beberapa waktu lalu,” bisik Rong Guo, berusaha menumpukan seluruh fokusnya. “Namun, sebagai artefak kuno, aku yakin kamu masih menyembunyikan kekuatan yang luar biasa. Pastilah kamu memiliki cadangan energi yang tersembunyi... Bangkitlah, Bintang Abadi!”Suara Rong Guo terdengar lembut, seolah ia sedang merayu seorang anak kecil yang pernah dekat dengannya, berharap bisa membangkitkan semangat artefak legendaris itu.Sementara itu, di latar belakang, suara gemuruh menggema dengan intens. Semua penonton di arena berteriak keras, menyerukan semangat untuk Zhu Hun, sang ahli tombak yang ditakuti.“Bunuh dia! Hancurkan pecundang itu!” teriak salah seorang penonton, sorakannya disambut oleh ribuan suara lainn

    Last Updated : 2024-11-11
  • Warisan Artefak Kuno   Rahasia Enam Dimensi.

    BYUR!Sebuah ember berisi air dingin tercurah di atas kepala Rong Guo, mengejutkannya dari keadaan pingsan. Dengan cepat, ia terbangun, namun kepalanya masih terasa pening dan tubuhnya lemas, seperti seseorang yang kehabisan tenaga.Dalam kebingungan, ia mengerutkan kening dan berusaha membuka matanya lebar-lebar agar bisa sadar sepenuhnya.“Apa yang terjadi?” pikirnya, melirik ke kanan dan ke kiri.Ia melihat ruangan batu yang kumuh dan gelap, tempat di mana ia terkurung di dalam penjara yang dingin.Tangan dan kakinya terikat rantai yang berat, membuatnya harus berdiri di tengah ruangan dengan tangan terangkat karena beban tersebut. Rasa lelah akibat pertarungan melelahkan di arena masih membebani tubuhnya. Dalam duel sebelumnya, usahanya untuk mengeksekusi Istana Pedang benar-benar menguras seluruh energinya.Tiba-tiba, “Plok – plok – plok!”Suara tepuk tangan menggema di telinganya, diikuti oleh langkah kaki pelan yang mendekat dari arah belakang. Rong Guo merasakan ketegangan men

    Last Updated : 2024-11-12
  • Warisan Artefak Kuno   Misi di Yin Zhi Dalu.

    Yang namanya Cermin Shikong Jing Jing adalah sebuah benda artefak kuno, sebuah warisan yang ditinggalkan oleh seorang suci dari era yang lampau.Seperti yang kita ketahui, ketika seorang ahli mencapai tingkat kultivasi tertinggi—dikenal sebagai Yongheng atau Abadi—suatu saat nanti mereka akan meninggalkan dunia ini untuk menjelajahi dimensi yang lebih tinggi, atau nirwana.Hal ini terjadi karena tubuh fisik mereka sudah tidak lagi sejalan dengan keberadaan dunia fana yang mereka huni. Energi Qi yang mengalir di dunia fana tidak lagi cocok untuk seorang abadi. Hanya tinggal menunggu waktu saja, sampaimereka mengalami kenaikan ke nirwana, bergabung dengan para abadi.Biasanya, para ahli tingkat Abadi ini akan meninggalkan kenangan yang berharga bagi para kultivator dunia fana, agar orang-orang atau para ahli tetap mengingat kehadiran dan pengaruh mereka yang agung di masa lalu.Cermin Shikong Jing Jing adalah peninggalan seorang Abadi yang pernah bertahta dan berdiri dipuncak dunia pers

    Last Updated : 2024-11-13
  • Warisan Artefak Kuno   Malam Di Istana Kekaisaran Yousha.

    Yin Zhi Dalu, di Istana Kekaisaran Yousha.Rembulan menggantung indah di cakrawala malam, bulat sempurna, dikelilingi oleh lingkaran halo yang mempesona. Di atas sana, langit tampak mulus tanpa noda, tak ada seorangpun awan yang berani mengganggu keindahan malam.Sesuai dengan namanya, Kekaisaran Yousha memang terkenal di seluruh penjuru Yin Zhi Dalu, bukan karena kedamaian atau kemakmuran.Hampir semua orang di kekaisaran ini membawa watak yang jahat, sifat serakah, dan egois yang tinggi. Hal ini tercermin dalam situasi yang tegang dan suasana mencekam di seluruh kekaisaran Yousha, di mana intrik dan pengkhianatan bersembunyi di balik senyuman.Saat ini, waktu telah menunjukkan periode xhou shi, yang ditandai dengan bunyi kentongan kedua yang baru saja berbunyi, mengumumkan pergantian malam.Tiba-tiba, kesunyian malam pecah oleh suara dentuman yang bergema, mengguncang keheningan Istana Kekaisaran.BAM!Sekumpulan asap putih mengepul ke udara setelah bunyi keras tersebut. Sejenak, ar

    Last Updated : 2024-11-13
  • Warisan Artefak Kuno   Langkah Awal Menuju Takdir.

    Kuil Malaikat Api – Yin Zhi Dalu.Ketika dini hari tiba, sebelum matahari pagi memperlihatkan sinarnya di ufuk timur, suasana di kuil penyembahan Malaikat Api yang reyot dan usang terasa dingin dan sunyi.Rong Guo bersembunyi di tempat itu, jauh dari jangkauan pengamatan Lima Jagoan Istana Yousha, membuat kemungkinan untuk terdeteksi di sini sangat kecil.Di tengah kuil yang hampa, api unggun yang menyala memancarkan cahaya, menandakan ada makhluk hidup lain yang hadir di sana. Di sekelilingnya, beberapa kelompok pengemis dan peminta-minta berkumpul dalam kesederhanaan, berbagi cerita dan kehangatan meskipun dalam kemiskinan.“Tahukah kau? Pada pelelangan yang akan diadakan besok, Lembaga Pelelangan Dadu Kembar akan menjual salah satu artefak paling langka, Kalung Bintang Abadi!” suara pengemis bernama Shan tiba-tiba bergema, penuh semangat saat menyampaikan berita itu kepada temannya.“Kalung Bintang Abadi?” Gu, sesama pengemis, melirik dengan skeptis. “Apa yang begitu istimewa darin

    Last Updated : 2024-11-14
  • Warisan Artefak Kuno   Pelelangan Dimulai.

    Rong Guo mengacak rambutnya secara panik, mencoba menutupi sebagian wajahnya untuk memberi kesan tersamar. Dengan gerakan Qinggong yang sempurna, ia melayang dan tiba-tiba muncul di depan dua sosok, tuan muda dan pelayan yang sedang menunggangi kuda putih itu.“Berhenti!” teriak Rong Guo dengan suara keras, berusaha terdengar menakutkan. “Serahkan semua isi kantongmu padaku, jika tidak ingin mengalami celaka! Jangan harap aku segan mengambil nyawa kalian berdua jika kalian melawan!”Namun, karena tidak terbiasa melakukan aksi jahat dan kurangnya pengalaman sebagai perampok, suara Rong Guo malah terdengar ragu dan tak meyakinkan.Tuan muda Ouyang menatapnya dengan wajah melongo, tak percaya melihat Rong Guo berlagak seperti perampok. Ia memandang pelayannya, dan tak lama kemudian, mereka berdua meledak dalam tawa terbahak-bahak.Rong Guo yang sebelumnya berusaha menunjukkan sikap bengis kini merasa kehilangan kekuatan. “Aku memang payah. Tak layak jadi penjahat,” batinnya dengan penuh

    Last Updated : 2024-11-14

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status