Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Istana Musim Panas Bai Feng.

Share

Istana Musim Panas Bai Feng.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-10-31 12:31:53

Setelah keributan yang ditimbulkan oleh orang-orang dari Kekaisaran Bai Feng di Pasar Hantu, dan setelah mereka menderita kekalahan dengan begitu mudah di tangan anak muda dari Toko Obat Guihua Tang, Jendral Wan beserta para pengikutnya pun meninggalkan kawasan itu.

Mereka pergi dengan langkah berat, diiringi tatapan mengejek dari penghuni pasar yang melihat mereka dengan campuran rasa amarah dan kesenangan.

Sementara Rong Guo berdiri tegak di tepi jalan, menatap kepergian orang-orang Bai Feng yang kini dipenuhi rasa malu.

Sebuah terdengar dari belakang, menegurnya. “Lalu apa tindakanmu selanjutnya? Ini tidak akan berhenti sampai di sini. Kemungkinan besar, mereka akan mengirim ahli-ahli lain dari pihak Kekaisaran Bai Feng untuk meminta agar kau pergi ke Negeri itu!”

Tiba-tiba, Tabib Dewa Huang Zhiruo muncul di sampingnya, ikut menyaksikan kepergian orang-orang yang terlihat lesu akibat kekalahan mereka.

Tanpa melirik sedikit pun, Rong Guo menjawab pertanyaan Tabib Huang dengan tenang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ain Ardiah
1 bab tertinggal laa boss
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin misterius
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Penyelidikan Di Pulau Cangshi.

    Waktu menunjukkan tengah malam, saat mana pada jam seperti itu, orang-orang sudah terlelap nyaman di balik selimut tebal mereka, berusaha menghindari dinginnya udara yang menusuk.Namun, sosok misterius itu berlari dengan sangat cepat, bahkan terlalu cepat untuk dapat diikuti oleh mata telanjang orang biasa. Jika bersliweran dengan orang lain, mereka hanya bisa merasakan tamparan angin dingin yang menyapu wajah mereka saat sosok itu melintas.Seandainya adegan itu diputar dalam slow motion, kaki sosok yang melaju menembus Hutan Zhulin dekat Hurun Hadarac terlihat melayang, tak menyentuh tanah. Dalam sekejap, kesan bahwa sosok tersebut sedang terbang muncul di benak siapa pun yang melihatnya.Gerakannya begitu agung, seolah-olah adalah gerak-gerik orang suci atau dewa-dewi yang melintasi dari Kahyangan.Sejak pertemuannya dengan Kaisar di Istana Bai Feng, Kota Awan Bijaksana, ketertarikan Rong Guo yang sebelumnya minim terhadap tawaran sang Kaisar perlahan mulai muncul.Ketika itu, Kai

    Last Updated : 2024-11-01
  • Warisan Artefak Kuno   Menuju Benua Podura.

    “Katakan padaku, di mana posisi sang ahli yang memimpin penyerbuan ini dan menguasai Pulau Cangshi,” kata Rong Guo dengan suara dingin. Telunjuk dan jari tengahnya sudah mengarah tajam ke titik kematian di leher pemanah itu, seakan menanti jawaban yang bisa menentukan nasibnya.Kembali ia teringat kata-kata Kaisar Yuhuan. “Ada seorang prkatisi diranah Banxiang, yang memimpin penyerangan di Pulau Cangshi. Itulah sebabnya, hanya Tuan Guru Tao yang kami hubungi, pantas menjadi lawan ahli dari Podura itu!”Kembali ke jalan cerita...Saat itu suasana semakin tegang di tepi pantai. Angin laut yang berhembus membawa rasa dingin yang menggigil hingga ke tulang, dan Rong Guo menatap tak berkedip, menunggu jawaban pemanah itu.Tiba-tiba, suara dentuman keras menggema dari tengah pulau.PANG!Getaran hebat seketika mengguncang seisi pulau, dan asap putih mulai mengepul tinggi ke udara.Langit malam di Pulau Cangshi seketika dipenuhi dengan kabut tipis, menghapus warna biru kelamnya. Wajah si pem

    Last Updated : 2024-11-01
  • Warisan Artefak Kuno   Kota Kaejin.

    Perjalanan dengan menggunakan kapal spiritual menuju Benua Podura ternyata memerlukan waktu yang cukup lama, yaitu hampir satu minggu perjalanan penuh.Meskipun kapal spiritual ini memiliki ukuran yang sangat besar dan tampak megah, kenyataannya, sekitar tujuh puluh lima bagian dari ruang di dalam kapal tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan untuk berbagai barang, terutama sumber daya yang dikuras habis dari Pulau Cangshi dan dibawa ke Negeri Matahari Emas.Selama perjalanan, Rong Guo berusaha menyatu dengan kelompok pekerja tambang yang diangkut bersamanya.Dalam waktu singkat, ia berhasil beradaptasi sebagai buruh kasar di dalam kapal, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dari siapapun.Dalam berbagaikesempatan berbicang dengan para pekerja, ia berhasil memperoleh informasi yang sangat berharga.“Sebagian besar isi kapal spiritual ini terdiri dari Logam Fenggang yang sangat berharga. Tak ada yang tahu pasti alasan mengapa Negeri Matahari Emas dari Benua Podura berniat mengur

    Last Updated : 2024-11-02
  • Warisan Artefak Kuno   Kota Kaejin – Bagian Dua.

    Bangunan yang menjulang di Kota Kaejin – Negeri Matahari Emas – sangatlah berbeda bentuk dan gaya arsitekturnya dibandingkan dengan rumah-rumah yang ada di Benua Longhai.Jika di Longhai, rumah-rumah biasanya dibangun dengan kerangka kayu yang kokoh, jendela-jendela berkisi-kisi yang elegan, serta atap genteng berbentuk meruncing yang khas, maka di Benua Podura, perumahan umumnya terbuat dari tumpukan batu bata yang disusun rapi dalam bentuk kotak, dengan bubungan atap yang rata, memberi kesan stuktur yang lebih kuat dan tahan lama.Perumahan di Kota Kaejin sangat padat dan kumuh, dengan jalan-jalan kecil di depan rumah yang lebih mirip dengan lorong sempit yang saling menghubungkan setiap bangunan, membentang dari utara ke selatan, serta dari barat ke timur, melalui jalur berkelok-kelok yang seolah tiada ujungnya.Pada pagi yang cerah ini, Rong Guo melangkah dengan penuh semangat menuju pasar kota. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi penting yang mungkin berguna baginya.La

    Last Updated : 2024-11-02
  • Warisan Artefak Kuno   Penyiksaan Yang Kejam.

    Toghemur merupakan sosok yang dikenal sebagai petinggi di Kekaisaran Matahari Emas, khususnya dalam bidang Teknologi dan Sumber Daya.Keahlian bela diri Toghemur sangat tinggi dan mengesankan. Ia telah mencapai ranah kultivasi Pendekar Lotus Emas, suatu tingkat yang diidam-idamkan banyak orang di Kerajaan Matahari Emas.Beragam ilmu bela diri yang ia kuasai adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi, juga hadiah dari pihak penguasa sebagai pengakuan atas jasa-jasanya yang sangat berharga bagi kerajaan.Namun, pada suatu malam di jalanan sepi, ketika sosok misterius bertopeng putih mencengkram kerah bajunya dengan kuat dan dengan gesit menyentuh titik akupunktur di lehernya, kemampuan tinggi Toghemur segera ditaklukkan.Dalam sekejap, tubuhnya menjadi kaku, tak bisa bergerak sedikit pun.WUSHBelum sempat ia mencerna situasi, sosok misterius tersebut membawanya terbang tinggi, membelah dinginnya malam yang sunyi.Saat dunia mulai kabur akibat kecepatan luar biasa, dan ketika dinginnya

    Last Updated : 2024-11-03
  • Warisan Artefak Kuno   Rahasia Besar

    Pada malam yang sunyi, di puncak menara, Toghemur, sosok yang biasanya mendapat penghormatan dari banyak orang, kini terjebak dalam situasi yang merendahkan. Ia terpaksa menghadapi hinaan dan ejekan dari sosok misterius bertopeng putih, yang tampak menikmati penderitaannya.Setelah mengalami penyiksaan yang tiada henti, dilempar ke bawah lalu diangkat kembali dengan kekuatan tak terlihat, Toghemur merasa harga dirinya hancur.Air mata kebanggaan dan ketakutannya bercampur menjadi tangisan meminta belas kasihan, sementara si Topeng Putih terus berusaha menakut-nakutinya. Ketakutan yang tak tertahankan menyerang batinnya, menghimpitnya dalam kegelapan.“Kamu pernah mendengar tentang teknik ilusi atau menyusup ke dalam benak lawan?” tanya si Topeng Putih, suaranya dingin seperti angin malam yang menusuk.“A—apa maksudmu?” jawab Toghemur, suara gemetar dan tubuhnya bergetar saat angin dingin menusuk tulangnya, membuatnya merasa semakin tak berdaya.Si Topeng Putih tertawa keras, tawa ters

    Last Updated : 2024-11-04
  • Warisan Artefak Kuno   Pangkalan Militer Matahari Emas.

    Tiba-tiba, tangan si Topeng Putih bergerak dengan cepat dan gesit. Dalam sekejap, dua jarinya—telunjuk dan jari manis—sudah menempel di titik tepat di antara alis Toghemur.Suaranya bergetar, menandakan ancaman yang mendalam,“Ceritakan semua yang kamu ketahui tentang ruang rahasia yang dibangun menggunakan logam Fenggang itu. Beritahu aku, di mana blueprint desain Ruang Pengumpul Energi Qi itu disembunyikan? Kali ini aku tidak main-main; nyawamu ada di jari jariku! Jika kamu salah menjelaskan, kmaka kematian adalah bagianmu!”“A—ampun!” teriak Toghemur, kesakitan.Jika sebelumnya rasa sakit di kepalanya hanya sedikit mengganggu, namun kali ini nyeri di bebaknya itu menghujam lebih dalam, seolah isi kepalanya terjepit dalam cengkeraman yang tak kasat mata. Ternyata, saat ini si Topeng Putih sudah benar-benar menyelami benaknya, dan kini ia berada di ambang pintu gerbang pikirannya, siap mengobrak-abrik semua kenangan Toghemur.Dengan ketakutan menyelimuti hatinya dan dalam keadaan s

    Last Updated : 2024-11-05
  • Warisan Artefak Kuno   Kehancuran Dua Maha Karya.

    GONG!Ketika tengah malam tiba, suara gong yang bergema menembus keheningan malam, mengubah suasana serius menjadi lebih rileks. Sejumlah ahli penempa di pangkalan militer, yang sebelumnya terlihat giat bekerja untuk menyelesaikan kapal spiritual yang megah, secara serentak menghentikan kegiatan mereka.Mereka merespons dentang yang menandakan akhir dari waktu kerja yang melelahkan.“Ayo, beristirahatlah. Periksa semua peralatan sebelum meninggalkan bengkel pangkalan militer!” teriak Hulegu, sang pemimpin, dari atas panggung.Suaranya yang tegas dan penuh wibawa memecah kebisingan dan menarik perhatian para penempa yang lelah.Ruangan yang sebelumnya dipenuhi bunyi dentingan besi dan desisan api yang membara berubah mendadak sepi.Keributan yang terjadi kini tergantikan oleh suara percakapan, tawa, dan langkah-langkah teratur para ahli penempa yang mulai meninggalkan bengkel, bergegas pulang ke barak untuk beristirahat setelah jam kerja yang panjang.Dengan rasa tanggung jawab yang me

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   EPILOG.

    Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga

  • Warisan Artefak Kuno   Sosok Dibalik Topeng.

    Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part II.

    Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u

  • Warisan Artefak Kuno   Pertempuran Final – Part I.

    Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad

  • Warisan Artefak Kuno   Awal Kejadian.

    Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata

  • Warisan Artefak Kuno   Keajaiban di Cakrawala.

    "Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny

  • Warisan Artefak Kuno   Fenomena Aneh.

    Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Kedua.

    Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia

  • Warisan Artefak Kuno   Puncak terlarang - Pertama.

    Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status