Gadis itu melesat bagaikan kilat, menembus kegelapan malam dengan kecepatannya yang begitu sulit diikuti oleh mata orang biasa.Dia adalah Ning Xueyi, salah satu kultivator papan atas, dari Sekte Langit Merah.Dia baru saja dikejutkan oleh bentrokan tak terduga dengan seorang pemuda asing di Pasar Hantu. Kecemasan merayap di benaknya sejak pertemuan itu, tetapi tidak menghentikannya untuk terus berlari, mencari tempat berlindung.Setelah berlari sekian lama dalam kegelapan malam, Ning Xueyi akhirnya memilih berlindung di sebuah biara tua yang sudah lama ditinggalkan penghuninya.Dia melangkah masuk ke aula yang bocor, dengan dinding-dinding rapuh dan jendela-jendela yang rusak. Ning Xueyi merasa tempat ini cukup aman untuk sementara waktu.“Ini hanya kesialan. Kebetulan buruk saja bertemu seorang ahli di Pasar Hantu,” gumamnya pelan, mencoba menenangkan diri. "Tapi aku tidak akan membiarkan ini menghentikan rencanaku untuk menebar kekacauan di Dataran Tengah.”Tangannya mengepal erat,
Pagi di Pasar Hantu, Kota Tainzhou.Tok – tok – tok.“Permisi! Adakah yang bisa menerima surat undangan Majelis Kilatan Pedang?”Seorang kurir berpakaian seragam dari sekte yang asing, mengetuk pintu Toko Obat Guihua Tang.Kurir itu adalah Tang Gu, seorang praktisi tingkat menengah dari Puncak Qingxue.Perjalanan panjang dari Utara telah ia tempuh, hanya demi menyerahkan undangan Majelis Kilatan Pedang. kepada sosok misterius yang katanya tinggal di Pasar Hantu Kota Tianzhou.“Katanya, dia menduduki peringkat tiga dalam daftar para Datuk dunia. Tapi mengapa tinggal di tempat bobrok seperti ini? Pintu daunnya saja disambung-sambung?” pikir Tang Gu dalam hati, matanya tak bisa menyembunyikan rasa meremehkan.Meski begitu, ia tidak berani bertindak kurang ajar.Tugasnya harus diselesaikan dengan sopan, tak peduli seberapa anehnya situasi yang dihadapinya.Dari dalam toko, suara seorang anak muda terdengar samar. “Siapa?” tanyanya dengan nada biasa, tanpa antusiasme.“Undangan untuk Majel
Pada awal bulan pertama di Musim Semi berikutnya, Sekte Fenglin di Gunung Gu Zi tampak dipenuhi kesibukan.Pertemuan Majelis Kilatan Pedang tahun ini diadakan di sekte tersebut, sebuah kehormatan besar yang datang setelah Pimpinan Puncak Qinxue yang misterius, Mei Zhenkang, secara pribadi meminta kepada pemimpin Sekte Fenglin untuk menjadi tuan rumah.Meskipun Mei Zhenkang—Pemimpin Puncak Gunung Qinxue—tidak masuk dalam daftar seratus kultivator terkuat, kehebatannya bukan terletak pada kekuatan fisik, melainkan informasi yang dikuasainya.Organisasinya terkenal karena selalu memberikan informasi akurat mengenai perkembangan dunia persilatan. Hal inilah yang menjadikan dirinya dan Gunung Qinxue disegani di seluruh Benua Longhai.“Saya tidak mau ada kesalahan!” kata Li Gang, pemimpin Sekte Fenglin, dengan nada penuh wibawa saat memberi pengarahan kepada murid-murid kunci sekte."Murid yang ditugaskan sebagai penerima tamu di kaki gunung harus benar-benar paham tentang dunia persilatan.
Semakin Rong Guo tersenyum lembut, disertai batuk kecil yang terdengar samar, semakin besar ketakutan yang menyelimuti hati Yan Wu dan Yan Hai.Mereka menduga bahwa senyum hangat dan batuk-batuk halus itu merupakan pertanda bahwa sang Imam akan mengambil tindakan, dengan kekuatan luar biasanya dan menghukum mereka.Para kultivator tingkat Grandmaster memang gemar menyembunyikan kepandaiannya di balik sikap yang terlihat lemah.Contohnya Rong Guo, yang sering batuk-batuk dan tampak lemah. Namun, siapa yang menyangka bahwa ia telah mencapai ranah Banxiang, sebuah tingkat yang sangat tinggi.Merasa takut dan terancam, kedua pemuda Klan Yan itu lantas mendekati Rong Guo dengan tubuh gemetar. Tanpa perlu diminta, mereka berlutut dan segera memohon ampun.“Guru Tao Guo, maafkan kelancangan kami. Kami bersaudara tidak melihat Gunung Tai Shan di depan mata. Kami berjanji, di masa depan, tak akan lagi sembarangan mengumbar kata-kata hinaan seperti tadi!”Plak!Tanpa ragu, mereka menampar pipi
Dua hari kemudian, keramaian mewarnai gelanggang arena Sekte Fenglin.Sebagai salah satu sekte Bintang Lima, fasilitas gelanggang Sekte ini termasuk yang terbaik di seluruh Benua Longhai.Arena berada di tengah-tengah gelanggang, dikelilingi deretan kursi yang tertata rapi membentuk tribun.Di bagian VIP terdapat tempat duduk khusus dengan atap penutup, memberi kenyamanan bagi tamu terhormat agar terhindar dari panas terik."Silakan duduk di kursi paling depan, Guru Tao. Saya harap Anda menikmati tontonan nanti," ujar Li Gang sambil membungkuk penuh hormat, mempersilakan Rong Guo duduk di deretan sepuluh kursi utama yang terletak paling depan.Kursi-kursi ini merupakan simbol bagi sepuluh kekuatan besar yang menguasai Benua Longhai."Terima kasih," jawab Rong Guo dengan tenang, lalu memilih kursi ketiga dari kanan, sesuai peringkatnya.Dua kursi di sebelah kanannya masih kosong, sementara kursi peringkat empat hingga sepuluh sudah terisi penuh oleh para tokoh yang menduduki peringkat
Ketika semua mata tertuju pada kedatangan Pemimpin Sekte Xuandu yang menciptakan keributan, tidak seorang pun menyadari sosok lain yang tiba-tiba melayang dari langit.Dengan gerakan yang elegan, sosok tersebut mendarat dengan lembut di atas panggung arena, seolah-olah tidak menyentuh permukaan yang keras.“Harap semua perhatian ditujukan ke panggung arena, karena akan terjadi perebutan kursi untuk peringkat lima belas, Datuk Dunia Persilatan!” Suara Mei Zhenkang menggema di seluruh gelanggang, memaksa semua mata kembali tertuju pada arena di tengah keramaian.Di tengah arena, sosok itu berdiri tegak, menampilkan postur tubuhnya yang jangkung dan menonjol. Rambutnya berwarna emas mengkilau, tampak berkibar ditiup angin, menambah aura misterius yang mengelilinginya. Dengan sengaja, ia mengeluarkan auranya, dan dalam sekejap, semua orang menahan napas, merasakan sesak di dada mereka.“Seorang ahli di tingkat Banxiang? Mengapa dia tidak tercatat di dalam peringkat Puncak Qingxue?”“Apaka
Jurus Pedang Immortal adalah salah satu seni pedang peringkat Yueying (Bayangan Bulan), hanya satu tingkat di bawah Peringkat Tianli (Kekuatan Langit), yang menjadikannya sebagai salah satu teknik pedang tertinggi dalam dunia persilatan.Jadi... dapat dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan Jurus Pedang Immortal ini jika dieksekusi oleh ahli tingkat Banxiang seperti Lei Yunfeng, pemimpin Sekte Xuandu.Di tangan Lei Yunfeng, pedang itu berubah menjadi seberkas cahaya putih yang memancar, seolah menciptakan tirai yang mengaburkan pandangan lawannya.WUSH!Pandangan Wangdue ahli dari Podura, pun terhalang bayangan pedang. Rasanya sulit baginya menentukan arah serangan yang sesungguhnya.Setelah berteleportasi dalam jarak pendek berulang kali untuk menghindari serangan pedang, Wangdue menjadi tertantang.“Jurus pedang yang indah dan mematikan. Tapi kamu salah memilih lawan!” Wangdue berteriak, matanya penuh semangat.Sudah lama sejak kedatangannya di benua ini, Wangdue kesulitan menemukan
"Pemimpin Li Yunfeng!" teriak beberapa praktisi yang mengenalnya dengan baik.Mereka berhamburan ke arah tubuh Li Yunfeng yang terbaring tak sadarkan diri, lalu membawanya ke pinggir arena.Di pinggir arena, ada beberapa tabib ahli telah berkumpul. Salah satunya tampak seperti seorang senior – Tabib Feng namanya.Dengan wajah serius, ia segera memeriksa keadaan Li Yunfeng, kemudian memasukkan sebuah pil ke dalam mulut pria yang kini sudah tak bergerak, dengan wajah seputih kapas itu.Setelah pil itu masuk kedalam mulut dan ditelan, tak lama kemudian, warna merah mulai muncul di wajah Li Yunfeng yang pucat seputih kapur, perlahan menggantikan rona pucat diwajahnya.Para tabib lainnya yang hadir di sana tampak menghela napas lega. "Syukurlah Tabib Feng ada di sini. Keselamatan Pemimpin Li dapat diselamatkan," kata salah satu dari mereka.Namun, Tabib Feng hanya menggelengkan kepalanya, wajahnya terlihat muram. Dengan suara pelan penuh beban, ia berkata,"Jangan senang dulu kawan. Pil in
Tiga bulan telah berlalu sejak peristiwa besar yang mengguncang dunia persilatan. Di Puncak Wudang, keramaian tak biasa memenuhi setiap sudut.“Pemimpin Sekte Wudang akan menikah!” teriak seseorang di kerumunan dengan semangat.“Mari kita saksikan! Ini peristiwa yang jarang terjadi!” sahut yang lain, ikut terbawa antusias.“Pemimpin Rong akan menikahi Penatua Xiao, sahabat semasa kecilnya!”Kabar ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri, membuat semua orang berbondong-bondong datang, meskipun tanpa undangan.Setelah kemenangan besar melawan Kekaisaran Matahari Emas, reputasi Sekte Wudang berada di puncaknya. Dipimpin oleh Rong Guo, seorang Abadi, Sekte ini kini menjadi pusat dunia persilatan.Pagi itu, Puncak Wudang terasa hidup. Murid-murid sibuk mempersiapkan segala sesuatu dengan teliti, sementara tokoh-tokoh dari dunia persilatan turut hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini. Para pemimpin sekte aliran putih, datuk sekte sesat, dan praktisi independen berkumpul, meningga
Peristiwa pertarungan itu menyisakan kepedihan yang mendalam. Bau darah masih memenuhi udara, bercampur dengan aroma tanah basah yang terhantam ledakan energi.Langit di atas Puncak Gunung Wudang kini mulai cerah, namun suasana di bawahnya tetap mencekam.Sosok Khaganate dari Benua Podura terbaring diam di atas tanah yang hancur.Armornya yang hitam pekat kini penuh retakan, memancarkan kilau redup seperti batu obsidian yang kehilangan cahayanya.Tubuhnya yang sebelumnya memancarkan aura menakutkan kini terlihat rapuh, seperti sisa abu dari api besar yang telah padam.Dalam sekejap mata, Rong Guo melesat, gerakannya begitu cepat hingga hanya meninggalkan bayangan samar di udara.Ketika orang-orang mengedipkan mata, ia sudah berdiri di sisi jasad Khagan, seperti bayangan yang muncul dari kehampaan.Semua ahli di puncak Wudang segera berkerumun, namun tidak ada yang berani terlalu dekat.Mereka berhenti beberapa langkah di belakang Rong Guo, mata mereka penuh dengan rasa ingin tahu berc
Getaran ledakan meruntuhkan tebing-tebing di kejauhan, sementara retakan-retakan dalam menjalar liar di tanah, melahap apa saja yang dilewatinya.“Langit akan runtuh! Kita semua akan mati!” teriak seorang pria tua, tubuhnya gemetar ketakutan.“Lari! Jangan lihat ke atas!” jerit seorang ibu sambil menarik anaknya yang menangis, wajahnya penuh kecemasan.Penduduk berlarian kacau, beberapa terjatuh akibat guncangan, sementara yang lain terus mencari tempat berlindung.Percikan energi dari ledakan di langit jatuh seperti hujan meteor, membakar apa saja yang disentuhnya.Di langit, tubuh kedua Abadi itu terlempar jauh ke belakang akibat dampak besar serangan mereka. Rong Guo tersungkur ke tanah, tubuhnya memar dan dipenuhi luka.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya, tubuhnya bergetar karena energi yang hampir habis.Napas Rong Guo tersengal, darah mengalir di sudut bibirnya. Tubuhnya tampak melemah, tetapi auranya tetap menguasai langit. Ia melayang dengan stabil di u
Langit tampak seperti tercabik-cabik, retakannya menjalar seperti guratan api yang membakar langit malam.Setiap lapisan atmosfer bergetar hebat, seolah tak mampu lagi menahan kekuatan dahsyat dari dua ahli peringkat Abadi yang bertarung di cakrawala.Matahari memerah, cahayanya memudar seperti nyala lilin yang hampir padam.Dunia seolah berubah menjadi tua.Udara dipenuhi energi gelap dan terang yang saling bertabrakan, menciptakan ledakan menggema yang membuat tanah retak dan sungai meluap.Dua sosok raksasa, perwujudan energi mereka, melesat berpindah-pindah. Ke Utara, Selatan, Barat, dan Timur, setiap langkah mereka mengguncang bumi dan menghancurkan gunung.Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menebar teror yang membuat semua makhluk di bawah langit merasa kecil dan tak berdaya.Di seluruh penjuru Benua Longhai, penduduk keluar dari rumah mereka.Wajah-wajah pucat pasi mendongak ke langit, menatap pemandangan apokaliptik yang terjadi di atas mereka.Napas mereka tertahan, dad
Secara alami, pertarungan antara dua Abadi di cakrawala adalah sesuatu yang sangat luar biasa.Pertarungan yang terjadi antara Rong Guo dan Khagan dari Benua Podura mengguncang cakrawala. Kedua sosok abadi itu bertarung dengan kekuatan luar biasa, memecah langit dan menggoncangkan bumi di sekitar mereka.Kedatangan Rong Guo yang terlambat membuatnya terkejut, melihat apa yang terjadi di puncak Gunung Wudang.“Terlambat! Kita terlambat,” tangis Biarawati Fear tak tertahankan.Ia merunduk di tanah puncak gunung, sambil menangisi satu demi satu jenazah murid-murid dari Sekte Gurun Gobi yang tergeletak kaku.Sementara Rong Guo hanya diam.Meski emosinya bergejolak, namun dengan tingkat kultivasi yang telah mencapai puncak dunia, yaitu Yongheng—atau abadi—dia tidak mudah hanyut dalam perasaan sedih yang mendalam.Sambil memindai dengan energi spiritualnya yang tajam, Rong Guo menemukan jejak aura ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas yang menyebar di Puncak Terlarang.Sedetik sorot mata
"Apa yang terjadi?" suara seseorang bergetar memecah keheningan."Siapa yang melakukan ini? Siapa yang menghabisi semua tentara Matahari Emas?"Tidak ada yang mampu menjawab. Keheningan kembali menyelimuti, berat dan penuh tanda tanya.Zhang Long Yin memandang pemandangan itu dengan dahi berkerut tajam. Ia mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi, tapi pikirannya dipenuhi kebingungan. Siapa yang memiliki kekuatan sebesar ini, yang mampu menyingkirkan ribuan tentara dalam sekejap?Xiao Ning menggigit bibir, emosinya bercampur aduk.Keajaiban ini mungkin telah menyelamatkan mereka, tetapi muncul pertanyaan besar: keajaiban macam apa yang terjadi di Puncak Terlarang malam tadi?>>> Di langit...Dua sosok bertarung dalam bentuk yang melampaui nalar manusia.Pemuda berbaju putih longgar berdiri di udara dengan ketenangan yang menusuk, seperti puncak gunung es yang tersembunyi.Senjata di tangannya adalah sebuah payung istimewa yang memancarkan aura magis. Angin berputar di sekelilingny
Malam yang panjang berlalu dengan cepat.Di dalam array Puncak Terlarang, semua orang terdiam, menutup mata, berusaha mengabaikan hiruk pikuk di luar. Ada yang tenggelam dalam meditasi, ada pula yang sibuk mencoba menyembuhkan luka dengan sisa obat seadanya.Kesibukan itu membuat tak seorang pun memperhatikan keanehan yang muncul di luar.Di langit yang kelam, sebuah kilat tiba-tiba menyala, hanya sekejap. Namun, efeknya sungguh menggetarkan.Saat kilat itu lenyap, ribuan tentara Kekaisaran Matahari Emas tergeletak, saling bertumpuk di atas tanah Puncak Terlarang.Tubuh-tubuh mereka tidak bergerak tak bernyawa, nyaris menyatu dengan ribuan jasad yang sudah lebih dulu menjadi korban perang.Tak lama kemudian, matahari mulai bersinar lembut.Cahayanya menyelinap melalui celah array, menyentuh permukaan tanah yang dingin dengan kehangatan samar.Zhang Long Yin, pemimpin Sekte Wudang, membuka mata perlahan setelah semalaman bermeditasi untuk memulihkan energi Qi-nya.Di dekatnya, Xiao Nin
Jauh sebelum perang ini pecah, dalam sebuah diskusi, Zhang Long Yin pernah mengungkapkan bahwa mereka masih memiliki tempat persembunyian, jika keadaan mendesak.“Aku akan bersiul sebagai kode, dan semua orang harus segera bergegas menuju Puncak Terlarang Sekte Wudang. Di sana, kita akan aman!” ujarnya dengan tegas, suaranya penuh keyakinan.Namun, siapa yang bisa membayangkan bahwa saat ini, kata-katanya akan menjadi kenyataan yang mengerikan?“Array dan formasi sihir di Puncak Terlarang sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembusnya jika kita berlindung di sana!” jelas Zhang Long Yin lebih lanjut, seperti mengingatkan dirinya sendiri bahwa satu-satunya harapan adalah puncak terlarang itu.Para pemimpin sekte, bersama datuk-datuk dunia persilatan, bahkan telah melakukan simulasi tentang cara evakuasi ke Puncak Terlarang jika keadaan semakin genting.Namun, mereka tidak menyangka bahwa hari itu akan datang dengan begitu cepat.“Tapi semoga ini tak terjadi. Kita akan berperang mati-matia
Di belakang Sekte Wudang, terdapat satu puncak yang belum pernah tersentuh oleh siapapun. Puncak itu dikenal sebagai "Puncak Terlarang", dan hanya pemimpin sekte yang diperbolehkan menginjakkan kaki di sana.Desas-desus beredar bahwa di puncak daerah terlarang tersebut terdapat sebuah jurang yang sangat dalam, yang disebut-sebut sebagai neraka dunia.Jurang itu mendapat juluka "Neraka Dunia" karena di sanalah para praktisi Sekte Wudang yang sesat dan melanggar aturan golongan putih dibuang.Tempat itu menyimpan penderitaan yang tak terbayangkan, dan tak seorang pun yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.Pagi mulai menjelang, cahaya matahari menyemburat lembut di ufuk timur, namun pertempuran yang berkecamuk tak juga mereda.Di atas Puncak Sekte Wudang, bukanlah pemandangan yang biasanya terlihat—sekarang lebih tepat disebut puncak pemakaman daripada puncak sekte dari dunia persilatan aliran putih. Lantaran darah yang berceceran, dan tubuh yang berserakan, udara terasa begit