Home / Fantasi / Warisan Artefak Kuno / Bianglala Kematian diIstana Yousha.

Share

Bianglala Kematian diIstana Yousha.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2024-11-18 20:56:48

Ketika Han Yinglong, dengan keberanian dan penuh percaya diri, mengayunkan Tombak Kemuliaan, tusukannya melesat cepat menuju jantung lawan yang mengenakan jubah putih bersih, yang melayang di udara.

Rembulan rediup, dan cahaya bintang-bintang malam membuat sosok jubah putih terlihat seperti iblis yang mengerikan, menatap dengan remeh kearah lawan.

“Tindakan bodoh!” dengusnya dingin.

Dan, tiba-tiba saja seberkas cahaya menyilaukan memancar dari pedang berapi-api di tangan lawannya. Sinar itu membelah kegelapan malam, menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan mencolok.

“Apa itu?!” teriak Han Yinglong. Suaranya meluap oleh keheranan dan kekhawatiran.

Ia merasakan tekanan dari energi yang bersumber dari cahaya putih itu. Tekanan tersebut menindih dan membekapnya, membuat napasnya terengah-engah seolah ditindih batu sebesar gunung yang paling berat.

“Ini – ini...” desis Han Yinlong mulai takut.

Dalam sekejap, aura menakutkan dari pedang lawan si jubah putih mengalir bagaikan arus tak te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
semakin seru
goodnovel comment avatar
David Gautama Putra
jawaban ya di episode selanjutnya sabar ya penonton
goodnovel comment avatar
Wahyu M
benarkah kekuatannya sudah pulih 100% ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Warisan Artefak Kuno   Ilusi Kematian.

    Di puncak bubungan Istana Kekaisaran Yousha, Rong Guo menatap dingin ke arah lima sosok yang terpuruk tak bernyawa di bawah kakinya. Wajahnya tak menunjukkan sedikit pun rasa penyesalan.“Ini bukan salahku, melainkan kalian sendiri yang mencari kematian,” desisnya dengan datar, suaranya penuh ketidakpedulian memecah keheningan malam. “Aku harus berburu dengan waktu, mencuri salinan cetak biru mesin penghimpun energi Qi.”Sejurus kemudian, Rong Guo melesat dengan cepat, kakinya berlari di atas bubungan istana yang luas, seolah tiada ujung. Gerakannya sangat cepat dan gesit, sosoknya menyatu dengan kabut malam yang menyelimuti istana yang megah itu.Dengan ingatannya yang tajam, ia dengan mudah mengingat peta istana yang dipelajarinya saat di Qi Tu Dalu. Dalam sekejap mata, ia telah sampai di depan sebuah bangunan besar yang tinggi menjulang, terkesan angker.Di atasnya terpampang tulisan kaligrafi indah: “Gudang Harta Kekaisaran Yousha.”Rong Guo mendengus dingin, matanya bersinar lici

    Last Updated : 2024-11-19
  • Warisan Artefak Kuno   Menyembunyikan Kekuatan.

    Setelah berhasil mengalahkan Cerberus—anjing berkepala tiga yang menakutkan itu—Rong Guo segera bergegas masuk ke dalam aula Gudang Harta. Dengan langkah yang sigap, ia langsung menuju ruang khusus yang menjadi tempat penyimpanan salinan blueprint mesin penghimpun energi Qi yang sangat berharga.Melihat gulungan blueprint yang terbingkai dalam sebuah pigura, ia mendengus kesal. “Karena benda ini, aku terpaksa mempertaruhkan nyawaku di dimensi lain dunia ini!” Gerutunya penuh kemarahan. Dengan kasar, ia merenggut blueprint itu dan menyimpannya ke dalam lengan baju yang ia kenakan.Sejurus kemudian, Rong Guo merasa masih memiliki waktu sebelum portal terbuka. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, berusaha mengamati setiap sudut ruang tersebut.“Setengah jam tersisa sebelum Shikong Jing-jing membuka portal. Sebaiknya aku memanfaatkan waktu ini untuk melihat-lihat di dalam gudang harta ini. Siapa tahu bisa menemukan barang berharga lainnya,” gumamnya dengan penuh harapan.Dengan sema

    Last Updated : 2024-11-19
  • Warisan Artefak Kuno   Portal Yang Tak Berujung.

    BAM!Rong Guo terhempas keluar dari Shikong Jing-jing dengan tubuh yang hampir tak mampu menopang dirinya sendiri. Ia terhuyung sebelum akhirnya tersungkur di kaki Kaisar Hei Tian, penguasa Qi Tu Dalu, yang menatapnya tanpa emosi.Di hadapannya, Cermin Penjelajah Ruang dan Waktu masih memancarkan percikan energi seperti api biru, tanda bahwa alat itu baru saja bekerja keras memindahkannya dari dimensi lain. Sisa energi yang ada berdesis, seolah menjadi saksi perjalanan maut yang baru saja dilalui Rong Guo.“Kau mendapatkan blueprint itu, bukan?” tanya Kaisar Jue Tian Yuan dengan nada dingin, tanpa menunggu Rong Guo bangkit dari posisinya.Rong Guo tersadar kalau ia berada dibalairung istana. Ia dikelilingi petinggi kekaisaran, juga jago-jago Hei Tian. Semua menatapnya, seolah-olah dia benda asing. Perasaan aneh menjalar di hatinya, namun ia abaikan.Dalam hatinya ia benar-benar mendongkol. “Bukannya bertanya apakah aku masih hidup setelah perjalanan ke neraka itu, dia malah langsung m

    Last Updated : 2024-11-20
  • Warisan Artefak Kuno   Sang Pencuri di Alam Kematian – Bagian Pertama.

    Xing Chen Dalu adalah dunia yang suram dan menyesakkan. Tanahnya berwarna gelap kehitaman, seperti jelaga yang menyelimuti bumi. Retakan-retakan besar menganga di permukaannya, memperlihatkan semburat merah menyala seperti bara api yang tak pernah padam.Di sela-sela celah tersebut, lava dan magma yang membeku tetap memancarkan panas menyengat, seolah ingin memperingatkan bahwa tempat ini adalah neraka dunia.Tak ada kehidupan hijau yang menyegarkan mata. Hanya bebatuan hangus dan cadas terjal yang menjadi pemandangan.Jika pun ada pepohonan, batang-batangnya sudah kering dan rapuh, daunnya menghitam seperti arang. Semua ini menegaskan satu hal: Xing Chen Dalu adalah Netherland, perbatasan antara dunia fana dengan alam kematian.Di tengah kesunyian yang mencekam, sesosok bayangan berkelebat cepat di antara cadas dan bebatuan. Rong Guo, yang sudah berada di Xing Chen Dalu selama lebih dari tiga hari, berlari dengan gesit.Langkahnya lincah, seperti angin yang menari di antara jurang ke

    Last Updated : 2024-11-20
  • Warisan Artefak Kuno   Sang Pencuri di Alam Kematian – Bagian Kedua.

    Alih-alih membunuh seorang prajurit yang mengawalnya, ia hanya memukul pria itu hingga pingsan. Ketika prajurit itu sadar dan mendapati setengah isi gudang telah kosong, ia segera menyalakan alarm."Tolong! Tolong!" Prajurit itu berteriak kepayahan, wajahnya pucat oleh kemarahan dan rasa bersalah. "Makhluk kecil itu bukan sosok suci! Dia iblis berhati batu! Dia telah mencuri harta kekaisaran!"Berita itu menyebar dengan cepat.Dalam waktu singkat, Rong Guo resmi menjadi buronan nomor satu Kekaisaran Ling Hei. Hampir seluruh penghuni istana, dari prajurit biasa hingga jenderal tingkat tinggi, dikerahkan untuk menangkapnya.Yang paling mengejutkan, Kaisar Mo Shuren sendiri turun tangan. Dengan murka yang tidak terbendung, ia bersumpah akan memburu Rong Guo sampai ke ujung dimensi. "Aku akan mencabik-cabik tubuhnya dengan tanganku sendiri!" geram sang kaisar.+++Rong Guo terus dikejar para ahli bela diri tingkat tinggi yang haus darah. Namun, di tengah tekanan itu, ia tetap menyusun ren

    Last Updated : 2024-11-20
  • Warisan Artefak Kuno   Blueprint Untuk Keabadian.

    Rong Guo tiba di Istana Kekaisaran Hei Tian, disambut dengan ekspresi harap-harap cemas dari Kaisar Jue Tian Yuan. Dengan langkah tergopoh-gopoh, Kaisar itu mendekatinya, seolah setiap detak jantungnya mengandung harapan dan kecemasan yang menyatu."Cepat katakan, apakah kamu berhasil? Jangan bilang dirimu gagal!" desis Kaisar Jue Tian Yuan, berusaha menunjukkan ketabahan di depan para bawahannya, meski wajahnya tak bisa menyembunyikan kegelisahan yang menggelora.Melihat sikap sang kaisar yang penuh antusiasme, namun tetap berusaha mempertahankan wibawanya, para menteri licik dan jenderal istana yang mahir dalam menjilat dengan cepat menemukan momen untuk melakukan pemujaan, menambah kepalsuan dalam suasana."Benar, budak bodoh!" teriak salah seorang menteri dengan nada menyengat. "Jangan kira karena bisa melakukan perjalanan antar dimensi, lalu statusmu akan meningkat di hadapan Kaisar. Cepat katakan jika kamu berhasil!"Yang lain pun menambahkan tanpa malu, "Potong saja tangannya j

    Last Updated : 2024-11-21
  • Warisan Artefak Kuno   Dimensi Dunia Es.

    Masa liburan mewah tiga hari yang diberikan oleh Kaisar Jue Tian Yuan menjadi ironi bagi Rong Guo. Di dalam gelapnya penjara istana, kesempatan tersebut ia manfaatkan dengan cara yang tak pernah terbayangkan oleh siapa pun.Dengan penuh kehati-hatian, Rong Guo memastikan tidak menarik perhatian menunggu. Dalam posisi bersila, ia mulai menyerap energi dari Kalung Bintang Abadi yang tersembunyi di balik jubah kusamnya. Energi dari artefak itu mengalir perlahan, menyatu dengan tubuhnya, membawa kehangatan yang menggantikan dinginnya lantai batu penjara di bawahnya.Hari berganti dengan cepat, dan langit senja mulai menyelimuti istana. Ketika Rong Guo akhirnya berhasil menyelaraskan energi dari Kalung Bintang Abadi, sebuah fenomena tak terduga muncul. Penjara yang selama ini suram berubah menjadi terang benderang oleh kilauan cahaya pelangi yang terpancar dari tubuhnya, memantul dan menyinari seisi ruangan.“Apa-apaan ini? Dari mana datangnya cahaya ini?” seru salah seorang prajurit penja

    Last Updated : 2024-11-21
  • Warisan Artefak Kuno   Dimensi Terakhir.

    Rong Guo merasakan kekecewaan mendalam mengguncang batinnya.Dari semua dimensi yang telah ia jelajahi, menghadapi bahaya maut, dan menahan derita melintasi dunia-dunia asing, kenyataan ini terasa menghancurkan.Seseorang secara misterius ternyata telah lebih dahulu mengambil cetakan blueprint di Lian Yu Dalu."Mungkinkah dia berasal dari dimensi yang pernah kukunjungi?" pikir Rong Guo, tatapannya suram."Kekuatan sosok itu sekilas terasa berada di puncak Banxiang, energinya mencolok dan jauh melampaui kemampuanku." Ia bergidik mengingat sisa aura yang tertinggal, aroma kekuatan yang begitu mendominasi hingga membuat bulu kuduknya meremang.Namun, seiring dengan keputusasaan yang perlahan mereda, pikirannya menangkap sebuah ide baru."Jika aku sudah di sini, mengapa tidak memanfaatkan situasi? Siapa tahu, ada barang-barang berharga lain yang bisa kugunakan."Tanpa membuang waktu, Rong Guo mulai menelusuri sudut demi sudut gudang harta Istana Bingshan.Tempat itu memang dipenuhi kemega

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Warisan Artefak Kuno   Kebangkitan Baru.

    “Apakah Tuan berdua dari Benua Podura?” tanya An Luo Xing. Suaranya bergetar halus, mencerminkan campuran rasa takut dan harap yang bersarang di hatinya.Tatapannya tak berani menatap lurus ke arah kedua pria asing itu, yang berdiri tegap dengan aura yang menekan. Ia menunggu jawaban dengan jantung berdebar kencang.Pria asing yang mengenakan zirah gelap itu mengerutkan alisnya. Pandangannya tajam seperti bilah pedang saat ia menjawab dingin,“Anda siapa? Kami hanya ingin bertemu Tuan An Lushan.”Kata-kata itu menghantam An Luo Xing seperti gelombang badai. Sejenak pikirannya terasa kosong, napasnya tercekat. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu? Ayahnya, An Lushan, telah tewas bertahun-tahun lalu dalam perang besar melawan dataran tengah.“Bukankah ayah tewas demi membela mereka, Benua Podura? Bagaimana bisa mereka tak tahu hal ini? Ada sedikit rasa tidak senang dihat An Luo Xhing.Sementara pikirannya berusaha mencerna situasi, ia merasakan kemarahan membara di dadanya.Namun, ia seg

  • Warisan Artefak Kuno   Kehebohan Di Kota Puncak Matahari.

    Diatas kapal roh yang bergerak menuku Benua Longhai, dua orang prajurit berdiri sigap, namun dengan wajah yang mengeras.Sebenarnya, bukan karena Balaghun tidak penasaran. Ia pun terbungkus rasa ingin tahu yang mendalam, namun ia tahu betul bahayanya.Khagan adalah sosok yang bengis, penuh rahasia yang terkadang lebih mematikan dari pedang. Siapa pun yang mencoba menggali rahasia-rahasia itu akan berisiko kehilangan nyawa.Keheningan kembali melanda, hanya angin musim gugur yang berdesir di sekitar mereka. Di tengah malam yang dingin itu, keduanya berdiri tegak, berusaha mengusir rasa dingin yang mulai merayap ke tubuh mereka melalui celah-celah zirah.Secara refleks, mereka bergerak sedikit, mencoba menghangatkan tubuh dengan gerakan olah raga sederhana.Namun, tiba-tiba, dengan suara lebih lembut, Balaghun memanggil Orhan."Kemari, anak muda." Suaranya kini terdengar lebih hati-hati, berbeda dari nada keras sebelumnya. "Sebenarnya... aku juga penasaran dengan benda itu."Balaghun me

  • Warisan Artefak Kuno   Domain Bangau Kaki Satu.

    Mahluk legendaris Bangau Berkaki Satu segera membungkus Rong Guo dalam cahaya yang begitu cerah. Sekelilingnya seketika memudar, dan dalam sekejap, ia mendapati dirinya berada dalam sebuah domain yang terpencil, sunyi, dan seolah terlepas dari waktu.Ruang itu tidak seperti dunia luar—begitu hening, begitu murni, seakan tidak ada yang bisa mengganggu kesempurnaannya.Langit di atasnya berwarna putih keperakan, tanpa awan, tanpa matahari, seakan berada di luar batasan dunia. Udara terasa begitu ringan dan segar, namun ada kekosongan yang aneh, seperti udara yang kehilangan bobotnya.Di bawah kakinya, tanah terasa halus dan dingin, namun bukan tanah biasa. Permukaannya seperti kristal, berkilau lembut dengan cahaya yang datang entah dari mana.Tidak ada suara angin, tidak ada binatang, hanya sebuah kesunyian yang menenangkan namun menakutkan.Rong Guo bisa merasakan setiap detil di sekelilingnya, setiap partikel cahaya yang bergerak perlahan di udara, membentuk pola yang tidak bisa dije

  • Warisan Artefak Kuno   Bangau Kaki Satu.

    Namun, betapa terkejutnya Sima Cheng ketika ia tiba di lokasi kejadian. Keadaan yang seharusnya penuh hiruk-pikuk kini sunyi sepi. Tak ada keramaian sama sekali, hanya ada seorang pemuda yang berdiri tegak, memegang pedang yang masih berlumuran darah segar.Wajah pemuda itu tampak muram, penuh kebencian dan kekesalan. Di bawah kakinya, tergeletak sosok Raja Kera, makhluk spiritual peringkat Transcendent yang seharusnya sangat sulit untuk ditaklukkan.Aura berbahaya yang menyelimuti jasad makhluk itu masih menguar, menyelubungi udara di sekitar mereka dengan ketegangan yang menakutkan. Bahkan, Sima Cheng merasakan degup jantungnya semakin cepat, menjadi sebuah ketegangan yang sulit diabaikan.“Hunter Guo?” tanya Sima Cheng dengan nada penuh keheranan, suaranya bergetar. “Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu membunuh makhluk spiritual peringkat Transcendent ini?”Rasa gelisah memenuhi hati Sima Cheng. Dalam pikirannya, ia merasa marah sekaligus bingung. Mahluk kontrak peringkat Transcend

  • Warisan Artefak Kuno   Raja Kera Peringkat Transcendent.

    Sima Cheng, pemimpin Organisasi Tangan Besi, duduk dengan wibawa di atas tandu mewah yang dipikul oleh empat anak buahnya. Setiap langkah mereka terdengar ringan namun kokoh, menggema di jalanan sempit dan berliku dalam hutan yang remang-remang.Tandu tersebut, dilukis dengan warna emas dan merah, dihiasi ukiran naga dan phoenix yang melambangkan kekuasaan dan keabadian. Cahaya rembulan yang menembus celah-celah dedaunan menerangi ukiran tersebut sehingga tampak hidup.Di sebelah tandu, Zhang Fen, anggota elit organisasi, menunggang seekor harimau iblis.Hewan besar itu melangkah dengan anggun, membuat Zhang Fen tidak perlu repot mengeluarkan tenaga untuk berjalan atau berlari. Bulu harimau yang berkilauan di bawah sinar rembulan memberikan kesan yang sangat intimidatif dan megah."Saudara Zhang," suara Sima Cheng terdengar, memecah keheningan hutan yang hanya sesekali diisi oleh suara serangga dan hembusan angin malam. Meski terdengar tenang, ada nada khawatir yang tersirat di dalamn

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part II.

    Mao Shen adalah pemimpin Organisasi Rajawali Iblis. Nama Rong Guo telah ia dengar sejak dari lantai pertama, namun tak sekalipun ia menyangka akan bertemu langsung dengan pria itu."Bagaimana Anda bisa tahu aku? Kita baru pertama bertemu, bukan?" Mao Shen akhirnya bertanya, suaranya masih terdengar serak setelah batuk-batuknya mereda. Dalam hati, ia menyesal telah meremehkan seni Tapak Angin Puyuh yang nyaris membuatnya muntah darah tadi.Meskipun merasa malu, Mao Shen mencoba menyembunyikan perasaan itu di balik tatapan datar. "Kamu memiliki kemampuan yang cukup hebat," katanya perlahan. "Bisa mengeksekusi Tapak Angin Puyuh—seni bela diri peringkat rendah—menjadi sesuatu yang luar biasa seperti tadi. Itu jelas bukan hal yang mudah."Rong Guo hanya tertawa. Suaranya menggema di antara desiran angin malam dan gemerisik dedaunan, menciptakan suasana penuh tekanan."Dari mana aku tahu Anda?" Rong Guo membalas dengan nada santai, namun sorot matanya tajam menusuk. "Mengapa tidak bertanya

  • Warisan Artefak Kuno   Perburuan Malam – Part I.

    "Ayo masuk, sama-sama kita mencari makhluk kontrak!""Hei! Biarkan aku masuk dulu!""Apa-apaan ini? Mengapa menyerobot?"Suara-suara protes dari para hunter menggema di depan pintu portal. Kerumunan mereka penuh sesak, dengan masing-masing orang berusaha mendahului yang lain. Riuh rendah suara itu memekakkan telinga, menciptakan suasana penuh ambisi dan ketegangan.Namun, ketika Rong Guo melangkah melewati portal itu, semua kegaduhan seketika lenyap. Dunia yang baru saja ia masuki begitu sunyi, seolah waktu di dalamnya berjalan dengan cara yang berbeda.Di kiri dan kanan, pohon-pohon ek yang besar dan menjulang tinggi menyambut pandangannya. Cabang-cabangnya membentang lebar, menciptakan bayangan gelap yang hampir menutupi langit. Di bawahnya, akar-akar besar mencengkeram tanah dengan kokoh, membentuk lanskap yang terasa kuno dan penuh misteri.Suara gemerisik lembut terdengar saat angin bertiup di antara dedaunan, menciptakan harmoni alami yang menenangkan.Rong Guo memperhatikan sek

  • Warisan Artefak Kuno   Bukaan Portal Hutan Larangan.

    Sementara itu, Ayong dan Yizhan masih sibuk menyelesaikan duyung-duyung terakhir yang tersisa. Mereka bekerja sama dengan baik hingga tak satu pun musuh berhasil melarikan diri. Ketika suasana kembali tenang dan bayangan dungeon mulai memudar, Rong Guo mendekati kedua kawannya.“Kita langsung pulang saja,” katanya tegas, suaranya terdengar serius. “Kalau kalian ingin merayakan kemenangan dengan minum arak, silakan. Tapi aku punya urusan penting yang harus kuselesaikan.”Ayong dan Yizhan saling melirik dengan raut wajah penuh tanda tanya. Meski penasaran, mereka memilih untuk tidak bertanya lebih jauh. Mereka tahu Rong Guo jarang menjelaskan rencananya, dan mendesaknya hanya akan membuang waktu.Ketiganya berpisah di pintu keluar dungeon. Rong Guo melangkah cepat menuju tempat peristirahatan di perkampungan hunter. Tangannya menggenggam erat Kalung Bintang Abadi, satu-satunya benda yang telah lama ia cari. Benda itu terasa hangat, seolah memancarkan energi misterius.Apakah dalam semal

  • Warisan Artefak Kuno   Reward Kejutan.

    Setelah beberapa waktu berlalu... setelah Rong Guo melewati dungeon ganda yang menimbulkan rasa cemburu bagi setiap hunter, akhirnya Festival Perburuan Malam dimulai.Namun, ada suatu kejadian yang mengejutkan terjadi, membuat Rong Guo sangat bahagia.Hari ini, tepat sehari sebelum festival dimulai, Rong Guo bersama dua kawannya – Ayong dan Yizhan – masuk ke dalam dungeon.Dungeon yang mereka masuki kali ini berwujud lautan yang maha luas.Lawan mereka adalah kaum duyung yang sangat merepotkan. Selain sakti dengan rata-rata keahlian setara Pendekar Naga Giok, kemampuan sihir para duyung benar-benar luar biasa.“Jangan tergoda dengan nyanyian mereka!” kata Rong Guo tegas. Tangan kanannya melambaikan Pedang Phoenix dan Naga, sementara tangan kirinya merapalkan Teknik Cakra Tengkorak Putih.“Nyanyian duyung mengandung magis, dan bisa membuat jiwa kalian terikat!” tambahnya. “Jika tak kuat, pakailah penutup telinga!”Rong Guo berkelebat cepat, pedangnya meliuk-liuk seperti naga yang menga

DMCA.com Protection Status