Share

Bab 74. Cibiran.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2024-11-04 16:55:23

“Iya, Kia masih kecil, jadi masih peka. Nah, itu dia sedang menatapku marah karena memberi tahu keberadaan dia pada kalian,” ucap Joko lagi. Dia balik menatap nyalang ke arah pintu. Aku bergidik ngeri.

“Mungkinkah sakit Mas Danu ada hubungannya dengan ini semua, Mas?” tanyaku penasaran. Pasalnya Mas Danu sakitnya aneh.

“Bisa iya, bisa juga tidak! Intinya kita harus waspada. Minum air putih yang sudah diruqyah mandiri, Dan,” saran Joko, Mas Danu mengiyakan.

Malam ini kamar kami sebentar panas sebentar dingin. Kia menangis terus mungkin dia tidak nyaman akhirnya diambil alih oleh Mamah Atik dan diajak tidur bersamanya.

Mas Danu tidurnya pun gelisah dan selalu berkeringat. Sedang aku sama sekali tidak bisa tidur padahal sudah jam 11 malam.

Kuambil HP untuk sekedar melihat-lihat saja karena sudah beberapa hari ini aku tidak sempat.

Ada banyak sekali obrolan di grup-grup WA. Bahkan grup WA RT kami sudah ada 1500-an obrolan. Ada beberapa yang ngetag namaku, tapi tidak mungkin aku manjat unt
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 75. Ulah Novi lagi.

    “Toloooong!” teriak Mbak Asih. Bu Jum dan Bu Romlah justru tertawa melihat ibu mertuaku dan Mbak Asih saling bekejaran.Mbak Asih masuk rumah Bu warung tanpa permisi. Kami tentu saja panik.“Olahraga pagi, Yu. Dudududu ... bikin sehat,” ujar Bu Jum disambut gelak tawa Bu Romlah. Aku kesal sekali pada mereka berdua. Sama sekali tidak punya rasa simpati.“Ada apa, Bu? Kok, Mbak Asih lari ketakutan gitu?” tanyaku pada ibu setelah ibu sampai. Beliau ngos-ngosan.“Asih bangun tidur ngomel-ngomel enggak jelas, Ta. Ibu suruh mandi malah ngamuk. Ibu ikut emosi eh, malah dia lari-lari sambil teriak-teriak enggak mau diruqyah padahal Ibu sama sekali tidak bilang itu pada Asih.” Cerita ibu seraya mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.“Minum dulu, Bu.” Kuambil sebotol Aqua dari rak dagangan Bu Warung. Hebat sekali minum langsung habis setengah.“Haus, Yu? Ha ha ha kasihan sekali dikerjain anak,” ejek Bu Jum lagi.“Eh, Yu, Asih itu lama-lama ngeri loh, masukin rumah sakit jiwa saja,” ucap Bu Jum l

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 76. Tak mau diruqyah.

    "Apa, iya? Ibu malah enggak tahu, Ta. Kalau begitu berarti Asih ada kemajuan, Ta. Dia bisa lupa sama Roni.”“Tapi, tetap tidak boleh, Bu. Mbak Asih kan, lagi hamil anak orang. Takutnya hanya dimanfaatkan saja. Seperti yang sudah-sudah itu di berita yang selalu viral.”“Duh, Ibu jadi khawatir, Ta. Apa ponsel Asih disita saja, ya?”“Jangan, Bu. Nanti malah makin repot yang penting kita awasi terus Mbak Asihnya.“Lah, itu Asih lagi main air, astaghfirullah!” Ibu lari sekuat tenaga lalu mematikan kran air. Mbak Asih persis bocah cilik yang dengan senangnya basah-basahan main air. Apa itu bawaan bayi, ya? Jadi, Mbak Asih suka aneh.“Ibu, apa-apaan, Sih! Aku ini kan, lagi mandi. Tadi Ibu nyuruh aku mandi, kan?” protes Mbak Asih, dia terlihat sangat marah.“Iya, tapi, mandinya enggak di sini, Sih! Mandi di dalam kamar mandi. Lihat itu badanmu ngecap sana-sini. Ayo, pulang!” Ibu menjewer kuping Mbak Asih persis anak kecil.Mbak Asih menurut dan ikut pulang. Lega sudah hati ini.“Belanja di J

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 77. Kabur.

    "Mbak bentar lagi sampai loh nanti aja ya, kita pipisnya di rumah yang kita tuju,” cegahku agar Mbak Asih tidak bersikeras untuk turun dari mobil.“Enggak bisa gitu Ita, aku sudah kebelet pipis banget. Masak aku mau putus di mobil ini mana jalannya jelek cepetan berhenti! Danu hentikan mobilnya!” teriak Mbak Asih.Mau tidak mau akhirnya Mas pelam menepikan mobil. Aku pun ikut turun bersama Mbak Asih. Aku harus menjaganya agar dia tidak kabur.Kami menumpang di sumur warga dan aku menunggu Mbak Asih di luar lama sekali sampai Mas Danu meneleponku.“Dik, lama amat sudah setengah jam loh buruan, ah!” ucap Mas Danu.“Astagfirullah ... iyakah Mas? Ya sebentar aku ketok pintunya dulu ya, masih lama juga ini sepertinya Mbak Asih tidak hanya buang air kecil. Mungkin dia buang air besar,” jawabku.“Ya, sudah, Mas tunggu ya, ini enggak enak juga kan, kita janjian sudah mau mepet waktunya.”“Iya, Mas tunggu, ya?”Kuketuk pintu kamar mandi sampai beberapa kali. Mbak Asih pun tidak menyahut. Apaka

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 78. Sampai rumah.

    “Baiklah kalau begitu terima kasih kami permisi dulu ya, Pak, Bu,” pamit Mamah Atik.Kembali kami masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang sangat kecewa Mbak Asih benar-benar menguji kesabaran kami.Aku tidak enak pada Ustaz yang akan meruqyah Mbak Asih karena kami sudah janji hari ini.“Lebih baik kita tetap datang ke rumah Ustaz kalau kita tidak sampai ke sana takutnya beliau kecewa pada kita,” usul Mas Danu.“Iya, bener yang dikatakan Danu. Ya sudah kita gegas ke rumah Ustaz dulu nanti kita car Asih lagi semoga saja anak itu benar-benar pulang ke rumah,” jawab Mama Atik.Aku setuju saja dan aku tahu Mas Danu juga Mamah Atik sangat kecewa pada Mbak Asih.“Nanti kita minta saja pada Ustaz untuk datang ke rumah kita untuk meruqyah Mbak Asih,” ucap Mas Danu“Iya, Mas, nanti kita minta tolong sama ustaz nya saja untuk datang ke rumah kita Mbak Asih ini sudah benar-benar meresahkan mana dia sedang hamil aku yakin Mbak Asih itu tidak bawa uang. Bagaimana bisa dia pulang ke rumah?” jawa

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 79. Datang masalah lagi.

    “Ada apa Mbak Ita, sepertinya terjadi sesuatu?” tanya ustazah.“Ya, Usatzah, tadi Mbak Asih ikut kami dan turun di jalan. Mungkin Mas Danu dan Mamah Atik sudah menjelaskan pada Ustazah. Herannya yang membuat tidak diterima oleh akal sehat adalah Mbak Asih sudah sampai rumah,” jelasku.Mas Danu tentu saja tampak kaget, tapi ustazah hanya tersenyum.“Kita tunggu suami saya pulang setelah ini kita berangkat ke rumah Mbak Ita. Sepertinya memang saudara Mas Danu tidak bisa dibawa ke sini maka nanti saya dan suami insya Allah ikut pulang ke rumah Mas Danu. Saat ini ustaz sedang mengisi ceramah di majelis taklim masjid samping rumah. Kita tunggu saja Insya Allah nanti sekitar jam menjelang asar sudah selesa,” ucap ustazah.“Alhamdulillah .... terima kasih Ustazah atas pengertiannya dan juga atas waktunya,” jawab Mas Danu.“Ya, sudah saya tinggal sebentar ke belakang untuk menyiapkan segala sesuatunya. Maaf ini Mbak, Mas bukannya dicuekin,” pamit ustazah.“Iya, Ustazah tidak kenapa-kenapa sil

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 80. Proses ruqyah.

    "Iya, Mah, aamiin. Terima kasih Mamah.”“Mas, coba nanti kita tanyakan pada sstaz tentang siapa yang ngirim pesan misterius itu di HP-mu siapa tahu Ustaz Ari bisa tahu,” saranku.“Pak Ustaz ahli ruqyah, Dik, bukan ahli IT. Ya, jelas beliau tidak tahu,” jawab Mas Danu seraya terkekeh.“Ya, barangkali aja, kan, beliau tahu tidak ada salahnya kan, kalau kita tanya”.“Iya, nanti Mas coba tanyakan, setelah beliau selesai meruqyah Mbak Asih karena Mbak Asih adalah prioritas utama kita. Kalau mbak Asih sudah sembuh maka dunia kita terasa aman sekali. Kasihan Mbak Asih jika terus-terusan begitu rasanya aku tidak tega meskipun Mbak Asih selalu saja jahat pada kita, tapi kita tidak boleh jahat dan juga semena-mena padanya,” ujar Mas Danu lagi.Benar yang dikatakan Mas Danu. Prioritas kami adalah Mbak Asih, dia harus sembuh dulu. Apalagi sekarang Mbak Asih sedang hamil kalau dia terus-terusan begitu kasihan juga anaknya nanti.Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga Pak ustaz sudah selesai me

    Last Updated : 2024-11-04
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 81. Tingkah aneh.

    Belum juga ruqyah dimulai Mbak Asih sudah mulai meraung-raung minta dilepaskan. Aku segera menyuruh ibu untuk pergi dari ruang tengah ini kasihan Kia kalau melihat semua adegan yang akan terjadi nanti.“Asih, tenanglah ada Ibu di sini. Kamu tidak diapa-apain hanya didoakan saja sama Ustaz,” ucap ibu mertuaku.“Tidak mau Bu, aku bisa melakukannya sendiri. Aku bisa berdoa sendiri kenapa Ibu minta orang lain untuk mendoakanku memangnya aku orang mati,” jawab Mbak Asih.“Sudah biarkan saja Bu, itu yang berbicara bukan Asih jiwanya sudah dirasuki Ibu pegang saja tangannya,” sahut ustazah.Kami semua yang ada di sini membantu proses jalannya ruqyah Mbak Asih.Baru saja dibacakan ayat kursi dan juga ayat terakhir dalam surat Al-baqarah Mbak Asih sudah menggeliat-geliat bak cacing kepanasan.Mbak Asih berontak dan tenaganya pun sangat kuat sehingga membuat aku, ibu, dan Mamah Atik terjengkang ke belakang.Mbak Asih melepas jilbabnya dan hendak melepas gamisnya secepat kilat ustazah mengambil

    Last Updated : 2024-11-05
  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 82. Bereaksi.

    "Jadi ruqyahnya masih tetap berlanjut ya, Ustazah?” tanyaku lagi.“Tentu saja, prosesnya itu tidak hanya sekali dua kali pasien langsung sembuh bahkan ada yang sampai 40 kali baru sembuh kasusnya memang beda-beda semoga saja Asih nanti beberapa kali diruqyah bisa lekas sembuh,” jawab ustazah.“Insya Allah ... Ustazah bantu doanya juga untuk kesembuhan anakku kasihan sekali dia entah siapa yang sudah membuatnya begini. Kenapa harus anakku yang jadi sasaran,” keluh ibu.“Sabar, Bu ... semua yang terjadi pada hidup kita baik itu yang enak maupun tidak semua sudah takdir Allah tugas kita adalah menjalaninya dengan ikhlas. Semoga dengan begitu hidup kita akan jadi lebih damai dan juga lebih tenang,” jawab ustazah.“Jadi, Ustazah, kapan dilanjutkan ruqyahnya lagi?” tanya Mamah Atik.Begitu mendengar kata ruqyah Mbak Asih langsung melihat ke arah Mamah Atik dengan tatapan yang sangat-sangat menakutkan.“Insya Allah ... nanti ba'da isya kita lanjutkan lagi. Kalau sekarang biarkan tubuh Asih

    Last Updated : 2024-11-05

Latest chapter

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 168. Siapa?

    [Aku tidak peduli, pokoknya cepat kembalikan uangku! Aku sudah benar-benar marah padamu, aku sudah tidak percaya lagi padamu. Terserah kamu masih mau berteman denganku atau tidak karena itu sama sekali tidak membuatku rugi.][Iyalah baik, aku ke sana, tunggu!]Dengan senang hati aku menunggu kedatangan Novi, semoga saja kali ini dia tidak berbohong dan tidak banyak alasan. Kalau sampai dia tidak datang ke sini maka aku yang akan datang menghampiri ke rumahnya. Dia yang memulai, dia pun yang harus mengakhiri.Brak! tiba-tiba saja kacaku kembali dilempar oleh seseorang dengan batu yang sangat besar, kami yang sedang asyik bersantai di ruang TV pun bergegas lari ke depan.Tidak ada siapa-siapa hanya ada batu bata besar dengan bungkusan plastik hitam. Bapak lari ke jalan dan celingak-celinguk mencari apakah ada orang yang patut dicurigai.“Mbak Asih dari mana?" tanyaku pada Mbak Asih. Dia sepertinya dari minimarket karena menenteng plastik berlogo minimarket terkenal dengan segala isinya

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 167. Tak terima.

    Setelah selesai sarapan aku segera beres-beres rumah. Hari ini rencananya akan berbelanja untuk acara esok yang akan kami adakan 5 hari lagi.Ting!WA dari Novi.[Ita maksudmu apa nulis status begitu, kamu menyindirku?Kamu tidak ikhlas menolongku. Oke, aku, kembalikan uang kamu, tapi tolong dong, kamu nggak usah bikin status-status begitu! Kamu merendahkan sekali. Jadi manusia baru kaya begitu saja sudah sombong.][Sepertinya kamu harus berkaca pakai kaca yang besar, kalau tidak ada datanglah ke rumahku sini. Berkaca di sini kamu kan, yang memulainya duluan, Nov! Kamu update status menyinggung aku bahwa aku ini berutang padamu subuh-subuh padahal kan, kamu yang hutang sama aku, jadi manusia itu jangan suka memutarbalikkan fakta. Ingat dosa, ingat mati, memangnya aku tidak tahu apa yang kamu lakukan di belakangku? Banyak orang yang laporan padaku.] balasku berapi-api, kalau dia benar-benar mengajak perang maka aku akan ladeni.[Eh, fitnah itu, siapa yang bilang begitu. Aku tidak ada u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 166. Nasihat.

    “Iya, Mah, Bu. Terima kasih sudah mengingatkan aku, tapi aku sudah kadung bikin status unek-unek di story WA.”“Ya, sudah tidak apa-apa biar kamu merasa puas kali ini Ibu maklum, tapi lain kali jangan kamu ulangi lagi, ya, Nak? Ibu tidak mau loh anak Ibu yang Ibu banggakan ini terpengaruh oleh lingkungan yang kotor.”“Astaghfirullahaladzim ... Iya, Bu, insya Allah aku tidak akan mengulangi lagi. Terima kasih Mama dan Ibu sudah selalu mmenasihatiku.”“Iya, kan, ini memang sudah tugas orang tua untuk selalu mengingatkan anaknya jika anaknya tersesat di jalan yang salah. Sudah kamu makan saja dulu. Lupakan masalahmu kalau kamu makan sambil mengingat-ingat kejadian yang bikin kamu emosi tidak akan pernah jadi daging makanan yang kamu telan itu,” jawab mamah Atik.“Iya, Mah. Terima kasih, ya, sudah masakin nasi goreng yang super enak ini kalau kita buka restoran dan ada menu nasi gorengnya, Mama wajib yang masak, rasanya enak banget. Pasti laris dan keuntungannya juga banyak,” pujiku pada

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 165. Balasan SW.

    [Dasar manusia tidak tahu diri, tidak bersyukur tidak tahu diuntung, sudah dibantu malah memutar balikan fakta. Semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang sifatnya sama denganmu. Pagi-pagi datang memohon-mohon meminjam uang setelah dapat bukanya mengucapkan terima kasih malah mengatakan yang tidak-tidak tentang aku.]Kutulis status di WA-ku panjang lebar agar semua orang-orang yang ada di sini, tetangga-tetanggaku bisa membacanya. Aku sudah benar-benar gerah dengan sikap Novi Yang keterlaluan padaku.Kutinggalkan ponselku di atas nakas lalu membantu Mama Atik dan ibuku untuk masak. Sebentar lagi pasti Mas Danu akan pulang.“Kamu kenapa, Ta, kok senyum-senyum begitu?” tanya ibu penuh selidik.“Tidak apa-apa, Bu, hanya ingat kejadian lucu tadi di warung,” jawabku.“Kejadian apa itu? Ibu, jadi kepo, nih! Duh bahasanya sudah kayak Si Nopi saja kepo,” ujar ibu.“Jadi ceritanya, Bu, tadi pagi subuh-subuh Novi itu datang ke sini pinjam uang sama aku satu juta katanya uangnya untuk be

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 164. Mulut comberan.

    “Wak, aku, bukan tipe orang yang suka melupakan jasa orang lain. Ya, terserah awak saja mau percaya atau tidak. Yng jelas aku tidak ada uutang dengan Novi," jawabku kesal lalu ikut mengantri untuk belanja.“Nih, Wak, dimakan! Biar itu mulut nggak pedes kayak cabe setan!" sahut Ibuku lalu memasukkan segenggam cabe caplak jawa yang kata orang cabe setan ke mulut Wak Jum yang sedang menganga karena menertawakanku.“Apa-apaan sih, kamu, Wak, jelek-jelekin menantuku! Bibirmu itu lama-lama nanti double dan dosamu menumpuk. Ingat, dosa woi! Jangan sampai kamu menyesal nantinya. Menantuku itu orang baik tidak mungkin dia berhutang kepada orang lain," bela ibu mertuaku.“Iya, betul tuh masih aja ada yang percaya sama mulutnya Novi. Dia itu kan, ember dan juga mulut comberan. PAgi-pagi sudah bikin orang ribut saja!" sahut Mbak Fitri yang ternyata dia ada di sini belanja sayuran juga.“Sudah jangan ribut perkara uutang orang lain nggak baik. Dasar itu aja mulutnya comberan mau ikut campur aja u

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 163. Dicela.

    “Assalamualaikum permisi! Assalamualaikum permisi! berkali-kali kuulangi panggilan dan menggedor pintu Novi, tetapi tetap juga tidak dibukakan olehnya. Benar-benar memang dia sudah keterlaluan! Oke baiklah Novi aku akan pakai caramu!Dia benar-benar sudah tidak menghormati aku sebagai tetangga dan tidak menganggapku teman lagi. Padahal tadi pagi subuh-subuh dia memohon-mohon padaku untuk meminjamkan uang padanya. Lalu dia menyindirku lewat status WA. Aku datangi dia tidak berani nongol! Maunya apa? Kenapa dia bersikap seperti itu padaku? Padahal aku merasa tidak pernah punya salah pada dia.Bukankah seharusnya jika sudah mengenalku dari kecil, menganggapku teman, dan sekarang kami bertetanggaan, sikapnya harusnya lebih baik padaku bahkan menganggapku lebih dari saudara. Seperti aku menganggapnya begitu. Dasar saja Novi ternyata sifatnya sejak dulu tidak pernah berubah.Aku telusuri jalanan di depan rumahku dengan perasaan dongkol dan kesal. Astagfirullah pagi-pagi aku tidak boleh beg

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 162. Putar balik fakta.

    Astaghfirullahaladzim ... kubaca status WA-nya Novi.“Pagi-pagi buta sudah ada orang datang ke rumah pinjam uang. Kelihatannya sih, kaya raya, rumahnya gede, bagus, ke mana-mana naiknya mobil ternyata pagi-pagi sudah pinjam uang. Yaa, elah, berarti dia lebih miskin dari aku, dong!”Aku geram sekali membaca status WA-nya Novi. Kenapa dia memutarbalikkan fakta seperti itu? Ini orang pagi-pagi sudah membuat kepalaku mendidih.Apa iya, aku harus mengikuti saran Mbak Fitri untuk melabrak dia, tapi meskipun Novi nulis status WA begitu itu, tapi tidak ada orang yang percaya dengan status dia buktinya Mbak Fitri malah marah-marah pada dia. Kalau meladeni Novi tidak akan pernah habisnya dan itu sangat buang-buang waktuku.Hidupku bukan hanya untuk mengurusi urusan orang lain. Lebih dari itu, tapi kalau dia tidak dikasih pelajaran dia bakalan selamanya menginjak-nginjak harga diriku. Salah apa aku ini pada Novi? Perasaan aku sudah selalu berbuat baik padanya, tapi masih saja dia menjelek-jelek

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 161. Kurang kerjaan.

    “Mas, sepertinya dia ini manusia benar-benar tidak punya pekerjaan. Bayangkan saja dia meneror kita setiap hari, setiap waktu dengan kata-kata serupa, tapi dia tidak berani menunjukkan actionnya selain mengirimi kita makhluk-makhluk halus begitu ya, enggak sih, Mas?” ucapku kepada Mas Danu.“Iya, betul, Dik, itulah kenapa Mas, selalu berpesan padamu dan juga yang lainnya agar selalu hati-hati karena lawan kita tidak kasat mata. Jika manusia di depan kita hendak mencelakai, kita, bisa melawannya, tapi kalau makhluk halus begitu kita tidak melihat bagaimana kita akan melawan mereka selain dengan doa dan kehati-hatian kita. Kamu paham kan, maksudku?” ujar Mas Danu.“Iya, Mas, aku paham, maka dari itu aku pun selalu mewanti-wanti Ibu, Mama, Ibumu, untuk selalu waspada. Apalagi Mbak Asih kan, sekarang dia sudah bertaubat memperbaiki diri, menutup, aurat, banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah. Intinya yang pasti sudah tidak ada lagi media yang bisa digunakan untuk menteror kita dengan m

  • Wanita yang Kau Hinakan. Season 2.   Bab 160. Minta kerjaan.

    "Ada, Nov. Alhamdulillah ini aku kasih jangka waktu sampai suamimu gajian, ya? Oh, ya suamimu gajiannya tanggal berapa, Nov?” tanyaku seraya memberikan uang yang aku pegang kepada Novi.“Gajiannya akhir bulan, Ita, ini kan masih tanggal 5 masih lama. Ya, makanya aku harus hemat uang satu juta ini sampai tanggal 25 nanti, ya, sudah terima kasih ya, Ta, nanti kalau suamiku sudah gajian pasti akan aku bayar,” ucap Novi senang.“Iya, Nov, santai aja pakai aja dulu pokoknya begitu suamimu gajian, kamu langsung aja datang ke rumah. Aku tidak mau menagih padamu, Nov, selain tidak enak aku juga menjaga privasimu takutnya pas aku lagi nagih, eh, ada tetangga kita atau yang lain atau ada teman kamu, jadi kan, mereka tahu kalau kamu punya utang. Jadi, aku minta tolong kamu cukup tahu diri aja ya, Nov. Kalau sudah gajian langsung ke rumah,” kataku to the point. Orang seperti Novi memang harus ditegasin. Kalau tidak dia akan menganggap remeh.“Oh, jelaslah itu. Kamu enggak usah khawatir. Ya, kalau

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status