Share

Ketika Cinta Harus Memilih

Bian mengantar Tatiana langsung ke kantornya. Sepanjang perjalanan Tatiana tidak banyak bicara dan lebih memilih memandang jalan. Jujur saja sejak bangun tidur tadi perasaannya mulai tidak enak. Tapi Tatiana terus mencoba berpikir positif dan menepis semua pikiran buruk yang mencoba mengisi penuh kepalanya.

“Mikirin apa lagi, Tia?” tegur Bian pada Tatiana yang menyimpan suara sejak tadi. Setiap kali dia menoleh, Tatiana masih tak lepas memandang jalan.

“Nggak mikir apa-apa,” jawab Tatiana sembari menyembunyikan keresahan hatinya jauh-jauh.

“Kamu mual lagi? Pusing? Atau pengen muntah?” tebak Bian mengira-ngira.

Tatiana menggelengkan kepala. “Nggak kok,” jawabnya seraya tersenyum guna meyakinkan Bian kalau dia baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Bian tersenyum kecil dan mencoba percaya, lalu kembali memusatkan perhatian pada lalu lintas di depannya. Terbersit rencana untuk mengajak Tatiana makan siang bareng. Namun kemudian berbagai agenda kerjanya hari ini melintas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status