Share

Wanita Yang Dicintai Suamiku
Wanita Yang Dicintai Suamiku
Penulis: Rira Faradina

Bab 1

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-21 03:15:52

"Biarkan aku menikahi suamimu, Alina, atau tinggalkan dia."

Aku tertegun mendengar apa yang wanita ini katakan. Ia masih menatapku tajam, menunggu jawaban dariku.

"Alina, aku tahu pernikahan kalian hanyalah perjodohan, Mas Bayu juga tidak mencintaimu bukan, lalu, untuk apa kau masih bertahan dengan pernikahan ini?"

Ia terus mendesakku, untuk kedua kalinya, wanita ini meminta hal yang tak masuk akal padaku.

Aku hanya bisa menggeleng pelan dengan permintaannya yang tidak masuk akal itu, entah mengapa sampai sekarang ia masih mengejar suamiku. marah, kesal. jangan ditanya lagi.

Wanita yang berdiri dihadapanku ini adalah mantan kekasih suamiku. Ia dan Mas Bayu telah menjalin hubungan dengan selama empat tahun, bahkan mereka sempat hampir menikah, sayangnya selama mereka berhubungan, ibu mertuaku, tak pernah merestui hubungan mereka.

Pernikahanku dengan Mas Bayu, memang atas dasar perjodohan ibu mertuaku dengan Almh. Mama. Menurut cerita, dulu mereka berdua dulu adalah teman baik, bahkan perjodohan ini pun atas permintaan ibu mertua karena merasa berhutang budi pada keluarga Almh. Mama.

Dua tahun sudah pernikahanku berjalan, akupun mengakui jika Mas Bayu masih terus memikirkan Kania, mantan kekasihnya itu. Bukan sekali dua kali, aku memergoki ia menelepon kekasihnya, hanya saja selama ini aku masih diam dan bersabar karena masih ada Almh. Mama dan ibu mertua yang selalu menjadi pendukungku.

Sejak kematian ibu mertuaku tiga bulan lalu, Kania merasa seolah tak memiliki penghalang lagi untuk masuk kedalam kehidupan pernikahanku, dan pertemuan ini menjadi puncak keinginannya untuk memiliki Mas Bayu.

"Alina, aku bisa saja meminta Mas Bayu menikahiku karena ia masih sangat mencintaiku, tapi hal itu tak kulakukan karena aku masih menghormati keberadaanmu sebagai istrinya. "

Ucapan Kania seperti mengejekku, kuhela napas panjang lalu pergi meninggalkannya tanpa jawaban apapun.

"Alina ... Jika kau menolak tawaranku, maka, jangan salahkan aku jika kurebut suamimu," ancamnya sambil setengah berteriak.

Aku tak memperdulikan ucapannya, dengan mantap kulangkahkan kaki, meninggalkan ia yang masih mengumpatku disana.

****

"Alina, mana dasiku? Ah, maaf, bisa tolong ambilkan sebentar?" pinta Mas Bayu, saat aku tengah berada didapur, menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua.

"Di lemari atas, Mas. Tunggu sebentar nanti aku ambilkan," jawabku.

Aku segera berlalu meninggalkan pekerjaanku sebentar, melangkahkan kaki kekamar, mencari dasi yang akan dipakainya.

Mas Bayu, masih saja bersikap dingin padaku, padahal sudah dua tahun kami menjalani pernikahan ini, tak ada romansa indah yang tercipta selama pernikahan ini berjalan. Membuatku kadang frustasi dan sempat terpikirkan untuk meminta cerai darinya.

Mas Bayu tipe suami yang bertanggung jawab, ia tak pernah lalai akan kewajiban lahiriah padaku, namun, kewajiban batin tak bisa kudapatkan sesuka hati darinya. Ia memberikannya hanya saat ia benar-benar telah berhasrat padaku. Dan itupun kadang membuatku harus menunggu lama untuk mendapatkannya, bahkan bisa saja satu bulan hanya dua kali hak itu kudapatkan darinya.

"Alina, uang bulananmu, sudah ku transfer ke rekeningmu," ucapnya saat aku menyerahkan dasi kepadanya.

"Iya, terima kasih."

"Mas, jika kau ada waktu. Nanti malam aku ingin bicara," lanjutku.

"Bicara saja sekarang, aku akan pulang malam hari ini, dan iya, jangan menungguku untuk makan malam," sahutnya tanpa menoleh.

Aku hanya mengangguk pelan, bukan sekali dua kali ia bersikap seperti ini padaku, terlalu sering ia mengabaikankui, tetap saja aku tak mampu untuk mencegahnya.

"Apa kau akan makan malam bersama Kania?" Tanyaku langsung tanpa basa basi.

Ia menatapku tajam tanpa berkedip, aku mengalihkan pandanganku karena tak nyaman dengan tatapannya, jantungku kini berdegup kencang. Rasa takut pun mulai menjalar di sekujur tubuh.

"Untuk apa kau tanyakan hal itu, Alina?" nada suaranya terdengar kurang nyaman dengan pertanyaanku barusan.

"Aku hanya ingin tahu, apa tidak boleh? lagipula aku masih istrimu, mas ..."

"Kau sudah tahu jawabannya, Alina. Sebaiknya jangan bertanya tentang sesuatu hal yang bisa menyakiti dirimu sendiri," ia langsung menyela.

Aku menggeleng pelan, kurasa aku sudah mendapatkan jawabannya atas pertanyaan Kania padaku kemarin, jika memang mereka berdua masih saling mencintai lalu untuk apa aku harus mempertahankan pernikahan ini?

Aku membuang pandanganku kearah lain, aku kesal karena sikap Mas Bayu masih tetap sama saat pertama kali kami mulai menjalani pernikahan ini, ia masih saja cuek dan dingin padaku. Kehadiranku seperti tak punya arti untuknya.

"Aku menyetujui pernikahan ini karena permintaan mama, Alina. Karena itu jangan menuntut lebih pada pernikahan ini. Kau jangan khawatir, aku akan memberikan hak dan menjalankan kewajibanku padamu, hanya saja jangan mengartikan lebih jika aku bersikap baik padamu."

Kalimat itu yang diucapkannya saat malam pertama kami sebagai pengantin, yang masih kuingat sampai sekarang. Saat itu, aku hanya bisa menangis dalam diam, malam pertama yang yang kuharap menjadi suatu malam yang indah dan berkesan berubah menjadi malam yang kelam untukku karena Mas Bayu lebih memilih mengabaikanku dan tidur di sofa.

"Mas, Kania menemuiku." Akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku.

Ia hanya melirikku sebentar, namun, tak bertanya apapun. Cukup lama aku menunggu reaksinya. namun, ia seolah tak peduli membuatku akhirnya hanya bisa menggigit bibirku, segera saja ku balikkan badan dan berlalu meninggalkannya yang masih terpaku disana.

Andai saja Sang Waktu bisa berputar kembali, mungkin lebih baik saat itu kutolak saja perjodohan ini. Namun, semuanya sudah terjadi, sanggupkah aku bertahan menjalani pernikahan ini?

bersambung

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Hansiana Siregar
Kania,pr tanpa Marwah, Bayu ,ingat janjimu kpd-Nya,akad menjadikanmu hrs bertanggungjawab dunia akhirat kpd Alina,istrimu,apa pun alasannya....
goodnovel comment avatar
Ririez Iskandar
seru... lanjut ah
goodnovel comment avatar
Ete Watutamata
tindakan Kalina sangat menyakiti Alina.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 2

    Sejak pagi perutku terasa mual. Entah sudah berapa kali aku menghirup aroma minyak kayu putih demi meredakan rasa mual ini, kepalaku pusing membuatku hanya bisa terbaring ditempat tidur.Ku raih ponsel yang tergeletak di atas nakas, berniat menghubungi Nisa, untuk sekedar mencari teman bicara.Teleponku tersambung, setelah bertanya kabar tentangnya, kuberitahu keperluanku menelponnya, untuk beberapa saat ia diam, lalu terkekeh geli. [Alina, coba beli test pack, sepertinya kau hamil]Hamil?Mendengar perkataan Nisa membuatku mengerutkan kening. Namun, baru kusadari jika bulan ini tamu bulananku memang tidak datang.Entah lah, aku tak tahu apakah ini kabar gembira atau buruk untukku. Lidahku kelu untuk berkata kata lagi. Aku terlalu takut untuk memikirkan jika ucapan Nisa ini benar.[Selamat ya, aku yakin sekali kau hamil, Alina.]Kucoba untuk menepis ucapan Nisa, namun tak bisa, entah mengapa, hatiku mencoba meyakinkan jika perkataan Nisa adala

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 3

    Beberapa detik aku berdiri terpaku menatapnya. Aku bisa menduga jika ia akan mengajakku membicarakan Kania, wanita yang menjadi duri dalam pernikahan kami selama ini.Wajah itu memandangku dalam. Membuat rasa gugup kini hadir melanda. Kuhela nafas panjang, mencoba untuk tenang menghadapinya."Bicara saja mas, aku tak pernah melarang sesuatu hal apapun padamu," sahutku.Ia menggangguk perlahan, memandangku sambil membuang napas kasar, lalu memilih duduk di tepian ranjang."Duduklah di sini sebentar bersamaku, agar kita bisa bicara," pintanya sambil menepuk pelan ranjang kami.Aku mengangguk pelan, mengikuti keinginannya, jantungku berdegup kencang, aku mulai gugup. Meski demikian, aku masih menguatkan hati dan kaki untuk menghampirinya, lalu mengikutinya duduk ditepian ranjang. tepat berada di sebelahnya.Beberapa detik berlalu dalam diam, hanya terdengar helaan nafasnya dan irama detak jantungku yang kian berpacu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 4

    "Alina, Kenalkan ini Bayu," ucap Mama mengenalkan kami.Pria itu tersenyum datar menatapku,  tubuhnya tinggi dengan berat tubuh yang proporsional, kulit putih yang bersih, dengan jambang tipis diwajahnya, membuatnya terlihat maskulin. Sungguh penampilan yang menarik perhatian kaum hawa. Jujur saja, aku tak menampik pesonanya saat pertama kali kami bertemu. Mas Bayu datang kerumah bersama ibunya, yang merupakan sahabat baik mama. Bahkan menurut cerita mama, Bu Ratih, ibunya Mas Bayu merasa berhutang budi pada keluarga mama, karena keluarga mama yang membantu biaya pendidikannya dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.Dari cerita mama. Sebelum menikah, Bu Ratih adalah seorang yatim yang dibesarkan sendiri oleh ibunya. Persahabatannya yang terjalin dengan mama, membuat kakekku, yang kala itu masih menjabat sebagai seorang perwira polisi, menjadikannya seorang anak asuh, dan membiayai pendidikannya hingga sekolah menengah atas.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 5

    Kutatap wajahku yang pucat dicermin. Sejak tadi mulutku tak bisa menelan apapun karena rasa mual. Morning Sickness ini membuatku tak bertenaga. Yang kulakukan sedari tadi hanyalah berbaring saja. Malas melakukan kegiatan apapun.Mas Bayu sempat bertanya mengapa aku tak menyentuh sarapannya, Namun, aku bisa menyakinkan dirinya jika aku baik baik saja, aku beralasan hanya masuk angin biasa. Entah kenapa, aku masih ingin merahasiakan kehamilanku darinya.Bi Imah, seorang yang bekerja sebagai ART di rumahku, membuatkan ku segelas teh hangat. Bi Imah hanya bekerja setengah hari saja, ia biasa datang pukul tujuh pagi dan akan pulang setelah menyiapkan makan siang. Aku masih duduk menatap pantulan wajah diri di cermin. Ku elus perlahan perutku. Aku berharap ditengah berkecamuknya pikiran dan perasaanku saat ini, tak akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan ku.Pembicaraan dengan Mas Bayu semalam, masih menyisakan rasa sesak didada. Ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 6

    "Mas, maaf aku lupa meminta izin padamu, tadi siang aku keluar menemui seseorang?" Ucapku saat kulihat ia naik ke atas ranjang kami."Iya, tak apa apa, hati hati jika kau keluar sendiri," jawabnya."Humm ...""Aku pergi bertemu Kania," lanjutku.Ia tak menjawabnya, hanya helaan nafasnya saja yang terdengar, aku meliriknya, ia tampak memejamkan mata, entahlah. Mungkin memikirkan Kania."Kau tak ingin tahu mengapa ia menemuiku?" Pancingku."Aku yang memintanya agar menemuimu, Alina." Akhirnya ia bicara."Harusnya, kau tak melakukan hal itu, mas. Kau tahu, aku bahkan sempat menamparnya tadi," lanjutku.Ia tampak tak terkejut. Matanya masih terpejam, membuatku sedikit kesal."Alina, aku memintanya menemuimu agar kalian berdua bisa berdamai. Aku ingin semuanya berakhir baik baik saja. Aku berjanji padamu, Kania tak kan tinggal bersama kita, kalian tak ak

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-21
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 7

    PoV. KaniaSentuhan lembut tangan mama, membangunkanku, perlahan aku membuka mata, tampak jelas wajah mama yang kini tersenyum menatapku."Kau sudah bangun, sayang?" Terdengar mama bertanya.Aku hanya mengangguk lemah, perlahan mencoba bangkit dari tidurku.Kupijat pelan pelipisku, entah mengapa kepalaku masih terasa pusing, kulihat mama menuangkan segelas air, lalu duduk ditepian ranjang ini."Ini minumlah dulu." Mama menyodorkan gelas berisi air itu padaku.Aku mengambil gelas itu dari dalam genggaman tangan mama, lalu segera menghabiskannya."Apa yang terjadi padamu, Kania?" Aku mendengar pertanyaan mama, hanya saja kepalaku masih terasa pusing, aku mengerjap mata beberapa kali, lalu kembali memijat pelipisku."Entahlah ma, kepalaku tiba tiba pusing," jawabku asal.Mama tampak menggelengkan kepala, lalu membantu menaruh bantal dipu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-22
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 8

    Waktu seperti sangat cepat berlalu, tak kusangka acara lamaran Mas Bayu tinggal seminggu lagi. Aku mematung saat melihat kalender dinding ini, berharap bisa menghentikan Sang Waktu berjalan.Tak ada persiapan khusus untuk acara lamaran nanti, semua saudara Mas Bayu, sudah di beri kabar. Mas Adi sudah menyampaikan pesan akan menghadiri acara itu, sedang adiknya, Carissa. Memilih menolak untuk menghadirinya.[Maaf, aku menolak hadir di acara lamaranmu, mas. Sejak ibu masih hidup, ia menolak keras hubunganmu dengan Kania, jika sekarang aku datang ke acara lamaranmu, aku akan merasa amat bersalah pada Almh. Ibu.][Terserah kau, jika ingin marah atau kesal padaku, tapi jika kau tetap menikahi wanita itu, aku tak akan pernah menganggapnya sebagai saudara iparku. Bagiku cuma Mbak Alina dan hanyalah dia saja yang kuakui sebagai kakak iparku.][ ... Kuharap kau tidak memaksaku untuk bersikap baik pada calon istri keduamu itu, maaf,

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-23
  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 9

    PoV. BayuBrakk!Terdengar suara berdebum cukup keras dari arah dapur, disusul suara dentingan beberapa alat makan yang berjatuhan, membuatku terkejut. "Alina ...!"Aku memanggilnya, namun, tak ada jawaban, seketika atmosfir rumah ini terasa hening membuat perasaanku mulai tidak enak.Khawatir terjadi sesuatu pada Alina, aku berjalan cepat kearah dapur, tampak tubuh Alina yang sudah terbaring dilantai, dengan kedua mata yang tertutup rapat."Ya tuhan, Alina!" pekikku.Aku menghampirinya, langsung meraih kepalanya dan meletakkannya di atas pangkuanku, ku tepuk pipinya beberapa kali, mencoba membuatnya sadar, namun, mata itu masih terpejam, seolah usahaku tak berarti. sia sia.Ku gendong tubuh kurus ini menuju kamar kami, dengan perasaan yang tak menentu, kurebahkan tubuhnya perlahan diatas ranjang kami. Wajah itu sangat pucat, seolah tak ada aliran darah disana.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-24

Bab terbaru

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 169 (Ending)

    "Apa ini untukku?" Tanyaku pada Mas Reyhan saat ia memperlihatkan sebuah kunci padaku."Iya, itu untukmu Alina, rumah yang kemarin kau lihat. Itu adalah hadiah dariku atas kehamilanmu ini," jawab Mas Reyhan.Mataku berbinar mendengarnya," benarkah itu mas?" Sahutku meraih kunci itu dari tangannya."Tentu saja, apa kau suka?""Pake nanya lagi, ya tentu saja mas," desisku cemberut.Mas Reyhan tertawa melihat sikapku, segera saja ku cubit lengannya. Tak mungkinlah aku menolak hadiah sebagus itu. Rasanya tak akan ada istri yang akan menolak diberi hadiah rumah mewah berlantai dua oleh suaminya, iya kan?Kadang aku merasa suamiku ini benar-benar absurb."Syukurlah jika kau suka. Sertifikatnya juga sudah ku ubah menjadi namamu," ujar Mas Reyhan."Terima kasih mas, kau sungguh baik," aku memujinya."Ini tidak sebanding dengan hadiah yang kau berikan padaku, sayang. Kau memberikan kebahagiaan dan kehidupan yang sempurna untukku, apapun yang kau minta jika aku mampu, pasti akan kuberikan," uca

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 168

    "Apa tante bersedia tinggal di panti jompo? Maaf tante, aku tidak bermaksud buruk, kupikir daripada tante tinggal disini sendiri, lebih baik di panti jompo, jangan khawatir, aku yang akan menanggung biayanya." Ujarku hati hati karena takut akan menyinggung perasaannya."Alina ...!" mata itu mendelik tajam padaku."Tidak tante, tolong jangan salah paham, aku hanya tidak ingin melihat tante hidup sendiri disini, setidaknya jika di panti, ada teman sekedar untuk bicara dan yang terpenting ada perawat yang akan mengurus." Lanjutku sambil melempar tatapan teduh padanya.***"Tante mengerti, Alina. Terima kasih atas niat baikmu, tapi tante tak ingin tinggal di panti jompo, biarlah di sini saja, lagipula tante malu jika harus menerima bantuan darimu," jawabnya."Mengapa harus malu, tante? yang berlalu biarlah saja berlalu. Yang penting sekarang adalah tante sudah menyadari semuanya dan mau berubah, bagiku itu sudah cukup," ujarku berusaha membujuknya."Kau memang baik, Alina. Tante menyesal

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 167

    Bab 167"Tidak ada aku hanya mampir saja, kebetulan tadi lewat sini dan aku ingat pernah melihat tante di sekitar sini. Sekalian saja aku mampir," ujarku beralasan."Hmm ... Tante, dari tadi aku tidak melihat Erika, dimana dia?" Lanjutku kemudian bertanya.***Mendengar perkataanku seketika wajah Tante Nur berubah murung, entahlah, rasanya tak ada yang salah dengan ucapanku, lagipula bertanya tentang kabar seseorang tidak salah, bukan?Tante Nur nampak gelisah, ekor matanya tampak ingin menghindar dari tatapan mataku, tak lama, kulihat matanya seperti berkaca-kaca.Ah, seharusnya mungkin tadi aku tidak bertanya, tapi, aku juga ingin tahu dimana Erika sekarang. Yah, anggap saja mungkin aku sedang cemburu saat ini.Tante Nur mendesah, lalu menunduk, memainkan jemarinya yang keriput. Untuk beberapa saat tak ada dari kami yang bicara. Membuat keheningan diantara kami seolah menjadi jarak."Erika, dia ...."Hembusan nafasnya terdengar berat, ia menggantung ucapannya sesaat, seakan sedang

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 166

    Kemana Erika? Mengapa ia bisa tega meninggalkan ibunya sendirian?Batinku kini berperang antara ingin melanjutkan perjalanan ini atau berhenti saja. Hingga akhirnya kuputuskan untuk pergi ke gang, menuntaskan rasa penasaran yang sedari tadi menggangu pikiranku.***Aku menatap nanar pada bangunan rumah yang ada dihadapanku, tidak, ini tidak seperti rumah pada umumnya, ini adalah petakan yang hanya terdiri dari tiga sekat saja didalamnya.Langkahku terhenti di petakan empat pintu ini, tampak disana seorang ibu bertubuh gempal dan seorang wanita yang usianya lebih muda sedang menggendong bayi kini sedang memandangiku penuh tanya. Seorang wanita tiba-tiba datang dari arah belakang dan tak sengaja menyenggol lenganku, lalu meminta maaf. Segera saja ku tahan langkahnya dan menanyainya sebentar."Maaf mbak mau tanya, apa benar ibu nur tinggal disini?""Oh si tante sombong itu? Iya ada tuh di petakan paling ujung," jawabnya sambil menunjuk arah petakan yang berada persis disebelah pohon pis

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 165

    Baiklah, kau bisa ikut, nanti aku akan minta Pak Budi mengantar kita berdua, setelah mengantarku, akan kuminta Pak Budi untuk menemanimu, bagaimana?" Ucap Mas Reyhan menyerah."Tapi sebenarnya kau mau pergi kemana?" Pertanyaan Mas Reyhan membuatku seketika menelan ludah, haruskah aku mengatakan bahwa aku ingin tahu keberadaan Erika sekarang?***"Emm itu sebenarnya," ah, sial mengapa tiba-tiba mendadak tubuhku gemetar dan gugup. "Alina?!" Entah mengapa kali ini suara Mas Reyhan yang terdengar menakutkan."A-aku ingin memastikan keadaan Tante Nur," Jawabku gugup.Mata Mas Reyhan menyipit ketika mendengarnya, aku tahu rasanya perkataanku tadi mungkin terdengar konyol dan tidak masuk akal, tapi aku penasaran ingin tahu keberadaan Erika sekarang?Astaga, apakah aku cemburu?Entahlah, aku tak ingin mengakuinya, kurasa mungkin ini karena hormon kehamilanku, ah ... anggap saja begitu."Untuk apa, bukankah kemarin kita sudah melihatnya, ia nampak sehat dan baik baik saja," sahut Mas Reyhan g

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 164

    "Mana?" Mas Reyhan memalingkan wajahnya, mencari arah yang kutunjuk."Itu mas!" Mata Mas Reyhan mengikuti arah pandang yang kutunjukkan."Benar, itu memang dia." Sahut Mas Reyhan membenarkan."Tapi aneh mas, di mana Erika, lagipula lihatlah tangannya, ia hanya membeli sebungkus nasi saja," Ucapku sambil terus memandangi Tante Nur yang kini berjalan memasuki sebuah gang yang tak jauh dari warung makan tadi.***"Mungkin Erika sedang tidak ada di rumah jadi Tante Nur hanya membeli sebungkus nasi untuk dirinya sendiri," timpal Reyhan santai."Masa, rasanya aku tak percaya? Tapi ya mungkin saja."Mas Reyhan tampak tak begitu tertarik, wajahnya kini lurus memandang ke depan, menunggu lampu merah ini berubah hijau.Aku masih memandang gang itu, mengingatnya area ini dalam memori ingatanku. Kurasa tak ada masalah jika sewaktu-waktu aku ingin mengunjunginya. Entahlah, aku penasaran dengan keadaannya, apakah ia baik baik saja sekarang? Meskipun aku tahu bahwa perubahan gaya hidup pasti akan me

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 163

    Sekitar lima belas menit kemudian, Merry pamit, tentunya setelah saling bertukar nomor telepon terlebih dahulu. Tak lama ia pun melangkah dengan anggun keluar dari cafe ini.Melihat tubuh Merry yang telah menghilang dibalik dinding itu, Mas Reyhan yang sedari tadi duduk di meja lain kini beralih duduk di dekatku, dengan pandangan mata yang mengarah pada amplop coklat yang sudah terbuka itu.***"Amplop itu?" Tanya Mas Reyhan lalu meraih amplop coklat itu."Isinya uang dua puluh juta yang dipinjam Risa sebelum ia menghilang," Jawabku cepat."Mas mendengar semuanya kan?"Mas Reyhan menggeleng," tidak semuanya, begitu aku merasakan bahwa wanita tadi tidak akan berniat buruk padamu, aku memutuskan sambungan teleponnya." Terang Mas Reyhan lalu membuka lipatan kertas itu, dan membacanya."Lalu surat ini sudah kau baca?""Surat? Ah iya, isinya hanya permintaan maaf Risa karena ia tidak bisa langsung mengembalikan uang yang dipinjamnya padaku," balasku singkat."Surat ini isinya tidak sepert

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 162

    Sepuluh menit kemudian akhirnya, wanita yang ku tunggu pun tiba. Aku tidak mengerti, ternyata ia sudah mengenalku lebih dulu, terbukti dengan langkahnya yang langsung menuju ke arahku, tanpa menghiraukan pengunjung cafe yang lain."Maaf, saya terlambat Bu Alina."Sapaan itu mungkin terdengar biasa, namun tidak bagiku, ucapannya telah membuktikan jika wanita ini mengenalku cukup baik."Kau mengenalku? Siapa kau?" Spontan aku bertanya padanya.**Aku menyipitkan mataku, memandangnya dengan seksama. Ku coba menggali ingatanku, sungguh, aku merasa yakin belum pernah sekalipun bertemu dengannya.Wanita itu mengenakan kemeja putih yang dipadu dengan rok hitam dan blazer berwarna senada yang gantung di tangannya. Selain membawa sebuah tas 'Hermes Kelly' ukuran 30, ia juga membawa sebuah paper bag berwarna hitam dengan logo sebuah brand ternama.Wajahnya tersenyum ramah padaku, melihat sikap dan bahasa tubuhnya, kurasa ia datang dengan niat baik. Semoga, apa yang ku cemaskan tidak terjadi.Ah

  • Wanita Yang Dicintai Suamiku   Bab 161

    "Dari nomor yang sama, bicaralah dengan hati hati," pesannya.Aku mengangguk, hati hati sekali aku bangkit dan bersandar karena takut menggangu tidur Diyara. Tak lama, Mas Reyhan menyerahkan ponsel berwarna silver itu padaku."Halo!" Aku menyapanya lebih dulu, Namun, hanya suara statis jaringan yang kudengar, hingga tiga kali aku menyapa akhirnya suara seseorang terdengar membalas sapaanku dari ujung sambungan.***"Halo!?""Maaf, dengan siapa saya bicara?" Aku langsung bertanya, sambil mengaktifkan mode loudspeaker pada ponselku, agar Mas Reyhan juga ikut mendengarkan percakapan kami."Perkenalkan nama saya Merry, apakah ini nomor telepon Bu Alina, istrinya Pak Reyhan?""Iya, saya Alina, maaf ada perlu apa dengan saya, Mbak?" Tanyaku bingung sambil memandang Mas Reyhan yang terlihat penasaran."Bisakah saya bertemu dengan anda, bu? Ada sesuatu yang ingin saya beritahu pada anda. Sesuatu yang sangat penting," Dengan sopan, Ia balik bertanya.Untuk sesaat aku diam lalu memandang Mas R

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status