Burung-burung berkicau, terik matahari masuk di sela-sela horden. Seorang wanita cantik telah bangun dari tidurnya, masuk ke dalam kamar mandi. Selesai itu, dia bersiap, dia akan ke Indonesia menjenguk kekasihnya. Kemarin, setelah mengetahui kebenarannya. Azela ingin menjenguk Ferro, tapi Kakek dan Neneknya menyuruhnya berangkat esok hari. Sedangkan Alexander langsung kembali ke Indonesia, dia ditawarkan untuk menginap tapi dia menolak. Dia tidak ingin meninggalkan istri dan anaknya begitu lama. Setelah bersiap dia turun ke bawah, dia tidak membawa koper, dia hanya membawa tas mungil yang dia jinjing. Dia hanya akan menyuruh asistennya di Indonesia menyiapkan beberapa pakaian selama dia berada di sana. Azela menghampiri Kakek dan Neneknya yang telah sarapan. Azela mencium kedua pipi Kakek Neneknya. Setelah itu duduk dan mengambil selembar roti di olesi dengan selesai coklat. Memakannya dan meminum susu. "Kek, Nek, Azela akan berangkat sekarang" ucap Azela. "Kamu hati-hati d
Deringan ponsel dari tadi memecahkan keheningan di pagi hari. Namun, sang pemilik tidak terganggu oleh deringan ponselnya. Sudah 5 kali ponselnya berdering tapi Azela tak juga bangun. Beberapa saat kemudian, Azela membuka mata dengan pelan, bersamaan itu ponselnya kembali berdering. "Halo" jawab Azela dengan suara lembut khas bangun tidurnya. "Azela, kamu baru bangun ?" yang menelpon dari tadi adalah Ferro. "Iya aku baru bangun" "Kamu tengah malam tidur ?" "Tidak juga, aku tidak tau kenapa aku merasa tidurku sangat enak, membuatku tidak bisa bangun" "Tapi sekarang sudah jam 8 pagi" "Iya aku bangun sekarang. Aku tutup dulu, aku mau mandi dan bersiap kerumah sakit" lanjut Azela. "Jangan di matikan sayang, biar aku menunggu" "Baiklah" Azela turun dari ranjang, berjalan masuk dalam kamar mandi. Sedangkan Ferro yang sedang menunggu, mengombrol dengan Mommynya. "Apa kamu mau keluar rumah sakit hari ini ?" tanya Risa. "Iya Mom, aku sudah membaik" jawab Ferro. "S
Langkah seorang pria tampan berjalan memasuki loby apertemen yang masih sangat sepi. Masih jam 5 pagi tapi seorang pria yang tidak bisa jauh dengan kekasihnya datang menghampiri kekasihnya di apertemen. Pria tampan keluar dari lift, berjalan di mana unit apertemen kekasih yang di jaga oleh 2 pengawal di depannya. "Tuan" sapa para pengawal itu menundukkan kepala saat melihat Ferro datang. "Apa ada yang datang ?" tanya Ferro. "Tidak ada Tuan, semuanya aman" ucap salah satu pengawal itu. Setelah mendengar jawaban pengawalnya. Ferro memasukkan kata sandi apertemen. Dari mana Ferro mengetahui kata sandi apertemen Azela yaitu semalam Ferro meminta kode sandinya ke Azela dan Azela langsung memberinya. Pintu apertemen terbuka, menampilkan ruangan apertemen yang luas dan mewah. Ferro masuk ke dalam, ini yang kedua kalinya Ferro memasuki apertemen Azela. Pintu kamar Azela terbuka menampilkan kamar yang agak gelap hanya ada lampu tidur yang menyirangi kamar ini, Ferro melangkah m
Ferro dan Azela turun dari mobil sport mewah milik Ferro. Ferro menggenggam tangan Azela berjalan masuk ke dalam perusahaan. Penjaga keamanan di loby seketika menunduk melihat atasannya datang, tapi ada yang membuat mereka terkejut, melihat wanita yang berada di samping atasannya yang memeluk pinggang wanita itu dengan erat. Semua mata yang berada di loby memandang mereka penuh kagum dan terkejut. Sebab atasannya yang di katakan anti wanita sekarang malah menggandeng wanita dengan mesra. Tapi yang membuat mereka heran adalah karena mereka tidak bisa melihat wajah wanita yang di bawah oleh atasannya. "Tuan Ferro bersama wanita" "Tuan Ferro menggandeng wanita dengan mesra, siapa wanita itu yaa" "Pasti wanita itu sangat cantik, terlihat dari tubuhnya yang bagus, dan kulitnya putih" "Apakah wanita itu yang Tuan Ferro katakan waktu ulang tahun perusahaan" Bisik-bisik mereka. Ferro dan Azela mendengar semua tapi mereka cuek saja dan melangkah masuk dalam lift. Pintu lift terbuka,
Azela kini sekarang berada dalam mobil menuju ke butiknya. Azela di ikuti oleh 2 orang pengawal yang berada di belakang mobil Azela. Sampai di butik, Azela turun. Para pengawal mendekat ingin mengikuti Azela. "Kalian tunggu saja di sini, aku tidak mau menjadi pusat perhatian" ucap Azela. "Baik Nona" jawab para pengawal itu. Azela lalu melanjutkan kakinya masuk ke dalam. Setelah masuk Azela melihat banyak sekali orang sedang memilih pakaian, ada juga yang sedang antri membayar. Azela melangkah masuk lebih dalam, menaiki lift ke lantai atas. Saat keluar dari lift, Azela berpapasan dengan Mala. "Miss Azela" sapa Mala. "Ikut aku ke ruangan" Mala melangkah mengikuti Azela masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk mereka duduk dengan saling berhadapan. "Aku ingin kamu tambahkan bagian pembayaran, aku melihat yang kedua kalinya mereka antri membayar di kasir" ucap Azela. "Miss, butik tidak pernah sepi dan di bagian pembayaran memang selalu antri Miss" ucap Mala. "Makanya itu t
Azela yang sudah berada dalam apertemen sedang asyik makan ice cream. Dia ingin mendinginkan kepalanya yang panas setelah bertemu dengan Rena dan beberapa orang yang ingin menculiknya. Ponselnya dari tadi berdering, namun Azela mengabaikannya, dia tetap memakan ice cream sampai 3 bungkus dia habiskan. Pintu apertemen terbuka tiba-tiba, Ferro berjalan masuk dengan tergesa-gesa, raut wajah yang khawatir terlihat jelas di wajahnya. "Azela, apa kamu baik-baik saja ?" tanya Ferro duduk di samping Azela, langsung memeriksa tubuh Azela dari atas sampai bawah. Azela yang melihat Ferro seperti itu mengerutkan keningnya, dia lalu menahan tangan Ferro yang sibuk memeriksa. "Aku baik-baik saja, Ferro" ucap Azela. "Tadi kamu melawan beberapa orang, apa ada yang terluka sayang ?" tanya Ferro yang masih terlihat cemas. Azela terkekeh, memegang pipi Ferro sambil tersenyum menatapnya. "Sekali lagi aku katakan, aku baik-baik saja, aku tidak terluka sedikitpun" ucap Azela, setelah it
Seorang pria melangkah masuk ke dalam lift dalam waktu yang masih sangat pagi, dia tidak sendiri, dia bersama asistennya yang dari tadi menguap yang masih ingin tidur tapi perintah bosnya tidak bisa dia abaikan.Keluar dari lift, berjalan menuju dimana apertemen Azela. Dua pengawal menunduk hormat saat melihat bossnya datang. Ferro tanpa berucap apapun dia membuka apertemen Azela dan masuk ke dalam. "Kalian dari tadi malam di sini atau sudah berganti dengan yang lain ?" tanya Hedy pada pengawal. "Kami dari tadi malam Tuan" jawab salah satunya. "Ya sudah, kalian hubungi teman kalian untuk datang ke sini untuk mengganti kalian" ucap lagi Hedy. "Tapi ada Tuan Ferro di dalam Tuan" "Tidak masalah, bukannya peraturannya kalian harus ganti, apa kalian tidak ingin tidur ?" "Mau Tuan" jawab mereka bersamaan. "Ya sudah telpon mereka sekarang, Tuan Ferro tidak akan mempermasalahkannya kalau kalian cepat ganti jam" "Baik Tuan" Salah satu dari pengawal itu lalu menelpon temannya untuk men
"Halo sayang" jawab Ferro. "Dalam 10 menit kamu tidak turun, aku akan pergi" "Maksud kamu apa, Azela ?" "Azela, Azela.." Sambungan telpon ternyata Azela matikan secara sepihak. Mengingat kembali perkataan Azela mengatakan 10 menit tidak turun, Ferro langsung berlari keluar ruangan rapat. Sejak tadi semua pasang mata di ruangan rapat menatap Ferro dengan aneh. "Maaf, rapat di tunda, Tuan Ferro memiliki kepentingan mendadak" ucap Hedy pada semua peserta rapat, setelah itu dia ingin menyusul Ferro. Azela yang baru saja menelpon Ferro menatap kembali pada Fina, Azela tersenyum smirk. "Aku akan pergi ketika Ferro sudah datang" ucap Azela dan berbalik ingin menuju sofa tunggu. Tiba-tiba, tangannya di cegah oleh Fina, Azela memegang tangan Fina untuk melepas tangan Fina dari tangannya dengan menggenggam kuat membuat Fina meringis, Azela dengan sengaja menancapkan kukunya di kulit Fina. "Sakit sialan" ucap Fina lalu mendorong Azela. "KELUAR" ucap lagi Fina dengan ber
Hari-hari telah berlalu, sudah 5 hari Ferro belum pulang ke mansion, bahkan dia juga belum menelpon Azela. Selama itu, jika bukan menginap di perusahaan, Ferro akan menginap di markas. Ferro tidak sadar, bahwa Azela selalu gelisah setiap hari menunggu kepulangannya. Waktu itu, terhitung 3 hari Ferro tidak pulang ke mansion. Azela memberanikan dirinya untuk datang ke perusahaan Horace Group. Namun, yang Azela dapatkan, Ferro tidak ada diperusahaan, dia ada pertemuan dengan klien di luar, Azela merasa kecewa dan akhirnya pulang kembali ke mansion. Bahkan saat itu juga, Azela mencoba menelpon Ferro beberapa kali, Namun Ferro tidak menjawab nya sama sekali. Pernah juga tanpa segaja, Azela datang ke restorannya, saat dia ingin pulang di depan pintu masuk, Azela berpapasan dengan Ferro, hati Azela sakit Ferro hanya melihatnya saja tanpa mau menyapanya sedikitpun. Segala hal Azela pikirkan, dari sebuah kiriman video dari nomor yang tidak di kenal. Awalnya Azela tidak percaya, karena dia y
Pukul 10 malam, Ferro berjalan keluar ruangannya di ikuti Hedy di belakangnya. Ferro ingin ke markas dia ingin melihat wajah Delon seperti apa setelah melihatnya datang.Di perjalanan, ponsel Hedy bergetar tanda ada pesan masuk dari Azela. Dengan ragu Hedy mengatakan pada Ferro."Tuan, Nyonya Azela mengirim pesan padaku" ucap Hedy. "Apa yang dia katakan ?" tanya Ferro. "Nyonya bertanya apakah anda akan pulang ke mansion nanti atau tidak" "Katakan saja kalau aku tidak pulang" "Baik Tuan" Hedy lalu membalas pesan Azela. Semua pertanyaan Azela dia jawab semua tanpa ada kebohongan. Di dalam pesan itu juga, Azela meminta Hedy untuk memperhatikan kesehatan Ferro, makanannya dan memintanya jangan sampai Ferro telat makan. Sebenarnya, Hedy merasa heran pada Tuannya. Jika di lihat Ferro sekarang sudah baik-baik saja dan kenapa tidak pulang ke mansion untuk menemui istrinya. Tapi Hedy tidak mau ikut campur, Hedy hanya berharap pernikahan Ferro dan Azela tetap utuh apalagi sekarang Azela s
Terik matahari muncul di sela-sela horden. Ferro membuka matanya, perlahan dia merasakan sakit di kepalanya, dia lalu bersandar di sandaran ranjang.Ferro melihat sekelilingnya, kalau dia ternyata menginap di perusahaan. Ferro memegang kepalanya dan berusaha turun dari ranjang ingin masuk dalam kamar mandi. Setelah 15 menit membersihkan tubuh, Ferro membuka lemari, mengambil satu set pakaiannya lalu dia pakai. "Sepertinya Ini efek aku minum banyak kemarin jadi kepalaku sakit" lirih Ferro, diam dan mengingat semuanya.Ferro lalu berjalan keluar ruangan pribadinya, duduk di kursi kebesarannya, membuka ponselnya dan langsung menekan panggilan pada asistennya. "Halo Tuan" "Pesankan aku sarapan sekarang juga" "Baik Tuan" Kemudian mematikan telpon, Ferro membuka laptopnya dan mulai melakukan pekerjaannya. Ferro seolah-olah melupakan Azela yang berada di mansion. Di mansion, Azela berdiri merenung di balkon kamar. Hatinya gelisah setelah mengetahui dari Bibi Wawa kalau Ferro tidak pul
Semenjak kepergian Azela, Ferro tidak bekerja. Dia hanya diam memejamkan matanya, bersandar di kursinya. Ferro tidak tidur, dia hanya ingin menenangkan pikirannya saja yang kalut, menghilangkan amarah dalam dirinya yang tadi mencuak tapi tidak bisa di keluarkan. Akhirnya, Ferro tidak tahan, jam sudah menunjukkan jam pulang kerja. Dia meminta asistennya Hedy membawakan minuman yang beralkohol tinggi. Ferro lama-lama menghabiskan banyak minuman alkohol itu. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Ferro belum juga ingin pulang. Dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sejak siang tadi. Semua pegawai sudah pulang, tidak ada pegawai yang lembur malam ini dan Hedy masih setia menunggu Ferro di depan ruangan Ferro. Satu jam kemudian, Hedy berjalan masuk ke dalam ruangan Ferro. "Tuan mari kita pulang, sudah jam 9 malam" ucap Hedy dengan hati-hati."Pekerjaanku belum selesai, kau bisa pulang duluan" jawab Ferro tanpa melihat Hedy. "Baiklah, Tuan. Saya akan menunggu anda sampai selesai" ucap
Di perusahaan Horace Group, Ferro baru saja selesai melakukan rapat dari klien luar negeri. Kini dia sekarang berada di ruangannya. Diasudah membeli ponsel baru dan akan menelpon istrinya nanti siang setelah dia mengecek semua berkas laporan.Setelah pekerjaan Ferro sudah selesai, dia akan menelpon istrinya tapi pintu di ketuk tiba-tiba. TOKTOK"Masuk" ucap Ferro.Yang mengetuk pintu adalah Hedy."Ada apa ?" tanya Ferro."Maaf Tuan, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Hedy dengan ragu. "Apa ? Cepat katakan" ucap Ferro."Saya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal dan ini Tuan" ucap Hedy sambil menyerahkan ponselnya pada Ferro.Ferro mengambil ponsel itu, seketika dia mengeraskan rahangnya, mencengkram erat ponsel itu. Beberapa detik kemudian dia melemparkan ponsel itu dan untung saja ponsel itu jatuh di sofa dan tidak membuat pecah. Hedy terkejut dan bernafas lega ponselnya masih aman, karena posel itu masih baru dan harganya juga mahal. "Selidiki siapa yang mengirim gambar
Jam menunjukkan pukul 11 siang, Azela bersiap ingin pergi menghadiri ajakan makan siang Delon. Azela ragu meminta izin, dia tau pasti suaminya tidak akan mengizinkannya. Tapi jika dia tidak menghadiri ajakan makan siang Delon dia tidak akan tau apa yang akan di rencanakan Delon selanjutnya.Dengan terpaksa Azela akhirnya harus menyembunyikan atau jika nanti Ferro mengetahuinya Azela siap akan menerima resikonya. Setelah bersiap Azela turun ke bawah."Bibi Wawa" panggil Azela."Ya Nyonya, ada yang bisa saya bantu" tanya Bibi Wawa menghampiri Azela. "Oh tidak, aku hanya mau bilang jika suamiku bertanya padamu katakan padanya jika aku ke butik" ucap Azela."Baik Nyonya" jawab Bibi Wawa.Kemudian Azela pergi dari mansion menuju restoran yang di maksud Delon. Setelah 30 menit, Azela sampai dan langsung masuk dalam restoran."Selamat siang Nona" sapa salah satu pelayan restoran."Meja atas nama Delon" ucap Azela."Mari Nona saya antar" ucap pelayan itu.Ternyata Delon belum datang. Azela d
"PENGUSAHA NOMOR SATU DI NEGARA INI FERO ALEXANDER MEMASUKI RESTORAN BINTANG LIMA BERSAMA SEORANG WANITA, MEREKA TAMPAK MESRA. APAKAH WANITA ITU KEKASIH FERRO ALEXANDER ?""ALEXANDER BERSAMA ISTRINYA RISA BERKUNJUNG KERUMAH SAKIT BERSAMA SEORANG WANITA CANTIK. MEREKA JUGA JALAN BERSAMA KE MALL, DI DUGA WANITA ITU ADALAH CALON MENANTU KELUARGA ALEXANDER. BAGAIMANA DENGAN KEKASIH FERRO ALEXANDER ? SIAPA YANG AKAN DI PILIH FERRO ALEXANDER ?Di Singapura, nenek Azela, Nada. Memperhatikan berita yang beredar di sosial media, dia membaca semua berita itu dan ada yang membuatnya merasa heran. "Smit, lihatlah ini, apa wanita ini Azela ?" tanya Nada pada Smit yang baru masuk kamar. "Tentu saja Azela" jawab Smit tanpa melihat berita di ponsel Nada, dia sudah menebak maksud istrinya itu. "Kamu sudah melihat beritanya ?" "Sudah" "Penglihatanku sedikit tidak jernih, sehingga aku tidak bisa mengenali cucuku sendiri" ucap Nada sambil terkekeh. Smit itu terkekeh juga. "Kita sudah tua, wajar ji
Alexander dan Risa sedang dalam perjalanan menuju ke mansion Ferro dan Azela sesuai dengan janji Alexander pada Risa. Sedangkan Ferro dan Azela kini berdebat di dalam kamar karena Ferro tak ingin ke perusahaan."Aku baik-baik saja, kamu jangan khawatir" ucap Azela."Aku takut, keram di perut kamu muncul lagi sayang" ucap Ferro."Ayolah, begini saja aku akan langsung menelponmu jika terjadi sesuatu denganku" ucap Azela membujuk Ferro. "Bukankah, kamu ada rapat penting hari ini" lanjutnya. "Rapat itu bisa Hedy yang mewakiliku, aku tidak mau meninggalkanmu sendiri" ucap Ferro.Azela menghelah nafasnya, lalu berjalah duduk di atas ranjang. TOK TOKSuara ketukan pintu terdengar, Ferro berjalan membuka pintu."Ada apa Bi ?" tanya Ferro ketika sudah membuka pintu."Maaf Tuan mengganggu, ada Tuan besar dan Nyonya besar datang. Sekarang mereka ada di ruangan keluarga sedang menunggu Tuan dan Nyonya" ucap Bibi Wawa."Katakan pada orang Tuaku bi, aku dan istriku akan turun sebentar lagi" uc
Sesuai dengan perkataan Ferro pada Azela saat tadi siang menelpon mereka akan makan malam di restoran. Kini mereka sedang berada dalam mobil menuju restoran bintang lima yang merupakan restoran milik Azela.Mobil sudah sampai di pelantaran restoran, sebelum turun Azela mengambil masker dalam tasnya lalu memakainya. Setelah itu mereka turun dari mobil. Ferro memeluk pinggang Azela memasuki restoran. Semua mata memandang ke arah Ferro dan Azela. Semua orang bertanya-tanya dalam pikirannya siapa wanita yang bersama Tuan Ferro.Ferro dan Azela santai saja dan cuek, terus berjalan memasuki Private Room. Sang Manager dengan cepat memanggil satu pelayan untuk mengikutinya."Selamat datang Tuan Ferro dan Miss Azela" sapa Manager restoran dan pelayan sambil menundukkan kepala."Kalian siapkan makanan favorite istriku" ucap Ferro.Manager dan pelayan terkejut mendengar kata "istri" keluar dari mulut Ferro. Azela yang melihat gelagat penasaran pun berkata."Dia adalah suamiku" ucap Azela."Baik