Share

Bab 19

Dering ponselnya berbunyi, Namun diabaikan saja oleh Hanna. Pandangan matanya masih memandang lurus pada foto pernikahannya yang terpajang di meja kerjanya.

Hanna menyandarkan punggungnya di kursi, rasa lelah kini menderanya. Perlahan tangannya lembut memijat kedua bahu secara bergantian, hingga bahunya merasakan sedikit kenyamanan disana.

Harum aroma terapi yang menguar di dalam ruangan membuat suasana hatinya sedikit lebih baik, tak lama salah satu tangannya meraih frame foto pernikahannya lalu menyimpannya ke dalam laci mejanya yang paling bawah.

"Kau sudah menjadi masa laluku, mas." Hanna bergumam lirih memandang sayu pada foto tersebut sebelum akhirnya menutup laci meja itu kembali.

Pembicaraannya dengan Aldo tadi pagi tak terlalu mengganggu pikirannya, hatinya sudah ikhlas jika memang perceraian adalah jalan keluar terbaik. Bukan karena ia sudah tidak mencintai Aldo, tapi rasa sakit dikhianati dan juga karena tak ingin terluka lebih dalam lagi, membuat Hanna merasa bahwa perpisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status