Hampir seharian ini Dante disibukkan dengan segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang memang harus segera diselesaikan. Pembukaan resort miliknya di Bali memang sudah hampir selesai dan tinggal penyelesaian akhir hingga akhirnya resort ini resmi dibuka jadi Dante harus memastikan semuanya berjalan dengan lancar. Dante juga sudah mengundang beberapa tamu penting untuk datang ke tempat ini. Jadi dari tadi Dante benar-benar sangat sibuk sehingga ia melupakan makan siangnya. Hingga akhirnya Lana mengingatkan dirinya untuk makan siang. Sebenarnya Dante masih merasa kesal dengan permintaan dari tunangannya itu sehingga tak mengajak Lana berbicara karena rasa kesal yang ia rasakan.
"Kamu udah makan siang mau aku pesankan apa untuk makan siang?" tanya Lana yang saat ini di ruang kerja Dante.
"Gak usah kamu pesankan aku makan siang karena aku ada meeting dengan orang sambil makan siang," jawab Dante tanpa melihat kearah Lana.
Setelah melewati siang yang panas akhirnya Dante dan Lana kembali melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda. Dante pergi untuk menemui tamu yang datang untuk menemui dirinya. Memang selama berada disini Dante banyak bertemu beberapa kenalan atau juga orang penting yang nantinya akan membantu dalam bisnisnya. Untuk pembukaan resort barunya di Bali ia juga membuat sebuah acara yang megah agar orang-orang tertarik untuk tinggal di resort ini. Banyak hal yang harus Dante yang lakukan. Termasuk harus menyambut beberapa kenalan yang cantik dan juga seksi. Saat ini Lana memang bersama dengan Dante yang sedang menyambut salah satu putri pengusaha sukses yang datang mewakili papanya yang kebetulan tidak bisa datang. Dan dari pandangan Lana ia bisa melihat jika wanita yang bernama Amanda itu terlihat sangat suka dengan Dante bahkan secara terang-terangan ia menunjukkan rasa tertariknya kepada Dante. Tapi sayangnya Dante tak begitu menggubris semua hal yang dilakukan oleh Amanda dan tetap
Dante masih menatap wajah Lana yang terlihat kesal ketika baru saja Dante menggoda Lana dengan kata-kata yang membuat mata Lana terbelalak dengan besarnya. "Siapa yang bilang aku cemburu? Aku gak pernah cemburu," jawab Lana dengan tegas. Bisa-bisanya Dante berkata jika dirinya cemburu melihat kedekatannya dengan beberapa wanita terutama wanita bernama Amanda yang tadi datang kesini. Ia hanya kesal saja melihat tingkah Amanda yang terlalu berlebihan bukan karena ia cemburu. "Kalau kamu cemburu tak jadi masalah sayang. Aku sangat senang kalau kamu cemburu itu berarti kamu tak suka jika ada wanita lain yang mendekati aku dan juga itu pertanda jika kamu mulai jatuh cinta dengan kamu sayang. Jadi kamu bebas mengatakan apapun yang kamu rasakan bahkan kamu juga boleh marah jika aku melakukan hal yang tak kamu suka karena apapun yang aku lakukan semua itu untuk kamu jadi kamu bisa mengatakan apapun yang membuat kamu gak nyaman," kata Dante yang masih saja memeluk tubuh Lana. Lana yang mau
Setelah pernyataan cinta dari Lana beberapa waktu yang lalu hubungan Dante dan Lana jauh lebih baik daripada sebelumnya walaupun mereka tetap sepakat tak akan mempublikasikan hubungan diantara mereka berdua sampai mereka berbicara dengan orang tua masing-masing. Karena bagi mereka memberitahukan kepada kedua orang tua mereka adalah hal yang paling penting bagi mereka berdua. Maka dari itu mereka berdua setuju dengan pemikiran untuk tetap menyembunyikan hubungan diantara mereka berdua. Dan malam ini akan ada sebuah pesta untuk pembukaan resort milik perusahaan Alfonso. Dan beberapa waktu terakhir baik Dante maupun Lana sudah bekerja keras untuk bisa membuat acara malam ini meriah karena memang yang datang bukan orang biasa karena kedatangan mereka bisa mendapatkan pengaruh yang besar untuk resort ini kedepan maka dari itu baik Dante maupun Lana benar-benar mempersiapkan dengan baik. Dan malam ini Lana akan datang ke acara itu karena ia menjadi salah satu bagian staf yang akan menyambut
Rahang Dante terus mengetat ketika melihat dari jauh banyak laki-laki yang mendekati Lana. Tentu saja Dante bisa membaca pikiran para laki-laki yang dengan terang-terangan melihat kearah Lana dengan pandangan yang lapar dan Dante tak suka akan hal itu. Ingin rasanya Dante ingin menarik tubuh Lana kearahnya dan mengatakan kepada semua orang jika Lana adalah miliknya. Tapi Dante ingat janjinya untuk tak mempublikasikan hubungan mereka sebelum mereka bertemu orang tua masing-masing. Tapi lama-lama Dante merasa sangat kesal ketika ada beberapa laki-laki yang mendekati Lana saat ini. Tak bisa dipungkiri jika malam ini Lana terlihat sangat cantik denger penampilan yang tadi mempesona dirinya. Tapi lagi-lagi Dante benar-benar harus menahan emosinya karena saat ini ia sedang dalam acara yang penting dan tak ingin sampai mengacaukan acara malam ini. Apalagi ketika banyak kenalan orang penting datang ke acara ini. Sehingga Dante benar-benar harus menjaga sikapnya dengan baik. "Pak Dante sekali
Setelah hampir setengah jam Lana memejamkan matanya sekarang ia sudah siap untuk kembali menyapa beberapa tamu dan melihat apakah ada yang kurang dengan acara malam ini. "Sayang jika kamu masih pusing kita pulang aja. Lagipula acaranya juga sudah hampir selesai jadi tak ada kita berdua tak jadi masalah juga," bujuk Dante lagi. "Dante kamu lihat sendiri aku sudah jauh lebih baik daripada tadi dan mana mungkin kita pulang lebih dahulu apalagi kamu juga sebagai tuan rumah yang punya acara jadi gak mungkin jika kamu pergi dari sini lebih cepat daripada sebelumnya," tolak Lana dengan permintaan dari Dante. Dante menyugarkan rambutnya kasar mendengar bantahan dari tunangannya ini. Walaupun Lana mengatakan jika dia sudah baik-baik saja tapi tetap saja wajah Lana yang pucat masih terlihat dan hal itu membuat Dante benar-benar khawatir. Dante tahu jika Lana terlalu memaksakan diri sehingga ia menjadi kelelahan ini karena memang beberapa hari ini Lana sangat intens untuk mempersiapkan malam
Lana masih menatap wajah Dante yang diam seribu bahasa ketika tadi bertanya apakah Dante cemburu ketika Lana membahas soal dokter Fandi. Padahal tadi yang dibicarakan oleh sang ibu hanya sekedar memberikan informasi saja tapi sepertinya laki-laki yang ada di sampingnya ini salah mengartikan apa yang ia dan sang ibu bicarakan. "Mana mungkin aku gak cemburu ketika ada laki-laki yang masih berusaha untuk mengejar cinta kamu. Aku sangat mengerti bagaimana watak seorang laki-laki yang suka dengan seorang wanita dan aku gak mau sampai kecolongan sama sekali untuk hal itu," jawab Dante dengan ekspresi yang kesal. Lana sebenarnya sudah bisa menebak jawaban dari Dante tapi tetap saja ia masih tak bisa menyangka jika reaksinya seperti saat ini. "Dante Alfonso bukannya kamu mau belajar untuk percaya. Kenapa sekarang kamu gak percaya sama aku? Kamu tentu sudah sangat mengenal aku kan? Aku gak mungkin menyakiti hati orang lain dan juga mengingkari janji aku. Ketika aku sudah berkomitmen dengan
Dahlia baru saja menyelesaikan pesanan membuat roti bolu pandan yang dipesan oleh tetangganya sebanyak 15 loyang yang katanya mau dibagikan kepada teman sekolah anaknya. Tentu saja Dahlia sangat senang mendapatkan pesan roti bolu pandan ini karena setidaknya ia memiliki kegiatan selama di rumah. Walaupun keuntungan yang didapat oleh Dahlia tapi ia sudah senang karena setidaknya ia bisa menghasilkan sedikit uang untuk putrinya dan dirinya. Dahlia tahu jika sang putri sudah memberikan uang untuk biaya kehidupan mereka berdua tapi rasanya Dahlia juga ingin sedikit membantu dalam mencari uang dan ia merasa memulai bisnis kue ini sangat membantunya. Selain ia bisa menyibukkan diri ketika berada di rumah tapi juga ia bisa menghasilkan uang sedikit. Tentu saja sebelum Dahlia menerima pesanan ini ia sudah berbicara dengan Lana walaupun sang putri sempat setuju ketika Dahlia ingin mengambil pesanan ini tapi setelah ia memberikan penjelasan akhirnya sang putri pun bisa menerimanya dan setuju den
Dahlia masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi pada dirinya. Di hadapannya ada seorang laki-laki asing yang memperkenalkan diri sebagai anggota keluarga Atmaja. Dahlia tentu saja tak pernah lupa dengan nama keluarga Atmaja yang memang dulunya ia pernah tinggal dan juga bekerja di rumah keluarga kaya itu bahkan ia bisa merasakan apa arti mencintai dari sosok laki-laki yang merupakan putra dari keluarga kaya serta pewaris kekayaan keluarga itu. Dan gara-gara perbedaan status sosial diantara dirinya dan juga suaminya membuat sang suami harus meninggalkan segala kemewahan yang ia miliki. Dan saat ini dihadapannya ada laki-laki yang mengatakan jika dirinya berasal dari keluarga Atmaja dan hal itu membuat Dahlia masih bingung dengan keadaan yang ada. "Boleh saya masuk?" tanya Mark yang melihat Dahlia diam seribu bahasa. Dahlia yang tadi masih terdiam pun mulai sadar dengan apa yang terjadi. Mau bagaimana pun juga Dahlia harus bersikap tenang. "Silahkan masuk," jawab Dahlia mencoba
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m