Lana masih menatap wajah Dante yang diam seribu bahasa ketika tadi bertanya apakah Dante cemburu ketika Lana membahas soal dokter Fandi. Padahal tadi yang dibicarakan oleh sang ibu hanya sekedar memberikan informasi saja tapi sepertinya laki-laki yang ada di sampingnya ini salah mengartikan apa yang ia dan sang ibu bicarakan. "Mana mungkin aku gak cemburu ketika ada laki-laki yang masih berusaha untuk mengejar cinta kamu. Aku sangat mengerti bagaimana watak seorang laki-laki yang suka dengan seorang wanita dan aku gak mau sampai kecolongan sama sekali untuk hal itu," jawab Dante dengan ekspresi yang kesal. Lana sebenarnya sudah bisa menebak jawaban dari Dante tapi tetap saja ia masih tak bisa menyangka jika reaksinya seperti saat ini. "Dante Alfonso bukannya kamu mau belajar untuk percaya. Kenapa sekarang kamu gak percaya sama aku? Kamu tentu sudah sangat mengenal aku kan? Aku gak mungkin menyakiti hati orang lain dan juga mengingkari janji aku. Ketika aku sudah berkomitmen dengan
Dahlia baru saja menyelesaikan pesanan membuat roti bolu pandan yang dipesan oleh tetangganya sebanyak 15 loyang yang katanya mau dibagikan kepada teman sekolah anaknya. Tentu saja Dahlia sangat senang mendapatkan pesan roti bolu pandan ini karena setidaknya ia memiliki kegiatan selama di rumah. Walaupun keuntungan yang didapat oleh Dahlia tapi ia sudah senang karena setidaknya ia bisa menghasilkan sedikit uang untuk putrinya dan dirinya. Dahlia tahu jika sang putri sudah memberikan uang untuk biaya kehidupan mereka berdua tapi rasanya Dahlia juga ingin sedikit membantu dalam mencari uang dan ia merasa memulai bisnis kue ini sangat membantunya. Selain ia bisa menyibukkan diri ketika berada di rumah tapi juga ia bisa menghasilkan uang sedikit. Tentu saja sebelum Dahlia menerima pesanan ini ia sudah berbicara dengan Lana walaupun sang putri sempat setuju ketika Dahlia ingin mengambil pesanan ini tapi setelah ia memberikan penjelasan akhirnya sang putri pun bisa menerimanya dan setuju den
Dahlia masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi pada dirinya. Di hadapannya ada seorang laki-laki asing yang memperkenalkan diri sebagai anggota keluarga Atmaja. Dahlia tentu saja tak pernah lupa dengan nama keluarga Atmaja yang memang dulunya ia pernah tinggal dan juga bekerja di rumah keluarga kaya itu bahkan ia bisa merasakan apa arti mencintai dari sosok laki-laki yang merupakan putra dari keluarga kaya serta pewaris kekayaan keluarga itu. Dan gara-gara perbedaan status sosial diantara dirinya dan juga suaminya membuat sang suami harus meninggalkan segala kemewahan yang ia miliki. Dan saat ini dihadapannya ada laki-laki yang mengatakan jika dirinya berasal dari keluarga Atmaja dan hal itu membuat Dahlia masih bingung dengan keadaan yang ada. "Boleh saya masuk?" tanya Mark yang melihat Dahlia diam seribu bahasa. Dahlia yang tadi masih terdiam pun mulai sadar dengan apa yang terjadi. Mau bagaimana pun juga Dahlia harus bersikap tenang. "Silahkan masuk," jawab Dahlia mencoba
Lana masih diam seribu bahasa ketika mendengar pertanyaan yang tiba-tiba dari Nia. Ia pikir hubungannya dengan Dante akan baik-baik saja dan aman karena tak ada yang mengetahuinya tapi sekarang teman kantornya mengetahui tentang hubungannya dengan Dante. Padahal rencana Lana akan tetap diam sampai mereka sama-sama bertemu dengan orang tua masing-masing tapi jika begini Lana tak punya pilihan lain. "Nia aku gak tahu mulai darimana bercerita sama kamu tapi aku minta tolong jangan sebarkan apa yang kamu lihat kemarin," pinta Lana kepada Nia. Nia sendiri ikut bingung mendengar jawaban dari Lana yang secara gak langsung mengiyakan pertanyaannya tentang adanya hubungan diantara Lana dan juga bos mereka. Dan secara tidak langsung juga bisa sekarang jadi tahu jika Lana itu adalah wanita yang sedang menjalin hubungan yang serius dengan sang bos. "Jadi semua berita yang beredar itu benar. Sejak kapan kamu punya hubungan dengan pak Dante?" tanya Nia pemasaran. "Untuk saat ini aku gak bisa ba
"Apa?"Nia tak kuasa menahan teriakannya ketika mendengar penjelasan dari Lana. Ia benar-benar tak menyangka mendapatkan informasi yang pastinya akan membuat semua orang merasa iri dengan Lana. Tapi saat ini ia mendengar secara langsung dari orang yang ternyata menjadi sumber gosip akhir-akhir ini. "Nia bisa gak kamu gak usah pakai teriak segala aku malu dilihat banyak orang disini," kata Lana benar-benar merasa malu. Walaupun saat ini di coffeshop hanya ada beberapa orang saja tapi tetap saja Lana merasa malu ketika beberapa orang melihat kearah mereka. "Sorry," jawab Nia yang menyadari kesalahannya. Mereka pun sama-sama meminum minuman yang di pesan sebelum akhirnya kembali melanjutkan obrolannya. "Aku benar-benar tak menyangka jika pak Dante dan kamu memiliki hubungan yang khusus sehingga ketika kamu menjelaskan tadi aku gak kuasa berteriak. Tapi yang masih aku bingungkan gimana bisa pak Dante yang terlihat sangat misterius dan jarang terlibat hubungan dengan seorang wanita bi
Sudah hampir setengah jam lamanya Lana sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan juga Dante. Hari ini memang Lana dan juga Dante libur kerja karena besok mereka akan pulang. Mungkin nanti Lana akan pergi ke tempat yang jual oleh-oleh yang akan ia belikan untuk sang ibu. Setidaknya ia memanas sedikit buah tangan untuk sang ibu karena hampir satu Minggu terakhir Lana harus meninggalkan sang ibu sendiri jadi ia ingin sedikit membuat sang ibu senang. Pagi ini Lana membuat sarapan yang lumayan lengkap karena ia memasak cream soup dan juga garlic bread. Jadi untuk memasak semua itu ia membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan semuanya. Maka dari itu Lana tadi bangun lebih pagi daripada biasanya. Walaupun begitu Lana harus bersusah payah untuk bisa bangun lebih awal karena lagi karena Dante Alfonso yang melarangnya untuk bangkit dari ranjang jadi butuh waktu sedikit lebih lama untuk bisa bangun dan sekarang menyelesaikan sarapan paginya. Dan untung saja dengan tangan teramp
Beberapa barang yang Lana beli untuk oleh-oleh sudah berada di kamarnya dan sekarang Lana sedang bersiap untuk menatap semua barang yang akan dibawanya pulang karena besok ia akan pulang dan kembali bertemu dengan sang ibu. Seharian ini Lana memang banyak menghabiskan waktu bersama dengan Dante karena memang mereka libur hari ini jadi Lana meminta Dante untuk mengantarkannya membeli beberapa oleh-oleh yang ingin Lana berikan kepada ibunya dan beberapa teman kantornya ketika ia sudah kembali ke kantor. Dan sekarang Lana hanya tinggal membereskan semua kekacauan yang ada di kamarnya bersama dengan Dante. Tak hanya harus membereskan barang miliknya tapi ia harus membereskan barang milik Dante yang ternyata malas kalau disuruh packing. Ternyata selama ini yang sering packing semua barang milik Dante adalah pelayan di rumahnya jadi tak heran jika Dante bilang jika ia tak tahu apa-apa jika diminta untuk beres-beres. Jadi sekarang Lana yang melakukan tugas itu. Pelan-pelan Lana mulai memasuk
"Ibu...."Lana kembali memanggil ibunya ketika tadi sang ibu bertanya tentang nama sebuah keluarga yang tak ia kenal sama sekali. "Iya sayang," jawab Dahlia ketika mendengar panggilan dari sang ibu. "Ibu kok malah diam aja. Tadi ibu tanya sama Lana apakah mengenal tentang keluarga Atmaja terus aku bilang jika aku sama sekali ga mengenal nama keluarga itu. Maka dari itu aku bertanya maksud ibu tapi ibu malah diam aja," kata Lana menjelaskan kepada sang ibu.Dahlia benar-benar tak menyangka bisa sampai kelepasan mengatakan tentang keluarga Atmaja. Walaupun nanti pada akhirnya ia akan menjelaskan semuanya kepada sang putri tapi tetap saja bukan saat ini. "Ga apa-apa kok sayang tadi ibu lihat di telivisi ada nama keluarga Atmaja dan ibu pikir kamu kenal sama keluarga itu," jawab Dahlia yang berbohong kepada sang putri.Sebenarnya Lana merasa aneh dengan jawaban yang dikatakan oleh sang ibu tapi Lana memilih untuk percaya dengan sang ibu."Ya udah Bu Lana tutup teleponnya dulu soalnya L