Beberapa barang yang Lana beli untuk oleh-oleh sudah berada di kamarnya dan sekarang Lana sedang bersiap untuk menatap semua barang yang akan dibawanya pulang karena besok ia akan pulang dan kembali bertemu dengan sang ibu. Seharian ini Lana memang banyak menghabiskan waktu bersama dengan Dante karena memang mereka libur hari ini jadi Lana meminta Dante untuk mengantarkannya membeli beberapa oleh-oleh yang ingin Lana berikan kepada ibunya dan beberapa teman kantornya ketika ia sudah kembali ke kantor. Dan sekarang Lana hanya tinggal membereskan semua kekacauan yang ada di kamarnya bersama dengan Dante. Tak hanya harus membereskan barang miliknya tapi ia harus membereskan barang milik Dante yang ternyata malas kalau disuruh packing. Ternyata selama ini yang sering packing semua barang milik Dante adalah pelayan di rumahnya jadi tak heran jika Dante bilang jika ia tak tahu apa-apa jika diminta untuk beres-beres. Jadi sekarang Lana yang melakukan tugas itu. Pelan-pelan Lana mulai memasuk
"Ibu...."Lana kembali memanggil ibunya ketika tadi sang ibu bertanya tentang nama sebuah keluarga yang tak ia kenal sama sekali. "Iya sayang," jawab Dahlia ketika mendengar panggilan dari sang ibu. "Ibu kok malah diam aja. Tadi ibu tanya sama Lana apakah mengenal tentang keluarga Atmaja terus aku bilang jika aku sama sekali ga mengenal nama keluarga itu. Maka dari itu aku bertanya maksud ibu tapi ibu malah diam aja," kata Lana menjelaskan kepada sang ibu.Dahlia benar-benar tak menyangka bisa sampai kelepasan mengatakan tentang keluarga Atmaja. Walaupun nanti pada akhirnya ia akan menjelaskan semuanya kepada sang putri tapi tetap saja bukan saat ini. "Ga apa-apa kok sayang tadi ibu lihat di telivisi ada nama keluarga Atmaja dan ibu pikir kamu kenal sama keluarga itu," jawab Dahlia yang berbohong kepada sang putri.Sebenarnya Lana merasa aneh dengan jawaban yang dikatakan oleh sang ibu tapi Lana memilih untuk percaya dengan sang ibu."Ya udah Bu Lana tutup teleponnya dulu soalnya L
Lana masih tak bisa berkata apa-apa lagi ketika melihat apa yang ada dihadapannya. Dimana dihadapannya ada seorang laki-laki tampan sedang berlutut sambil menyodorkan cincin yang dulu pernah digunakan untuk melamarnya. Dan sekarang cincin itu digunakan oleh laki-laki itu untuk melamar dirinya. Laki-laki yang sama yang awalnya hanya ingin merusak hidupnya sekarang berubah menjadi laki-laki yang akan menjaga dirinya sepanjang usia dan laki-laki itu adalah Dante Alfonso yang merupakan bos di tempatnya bekerja. "Sayang aku butuh jawaban kamu," kata Dante yang sudah menunggu jawaban dari Lana. Lana pun segera meletakkan bunga yang diberikan oleh Dante dan tanpa menunggunya lama lagi Lana meminta Dante untuk berdiri lalu tanpa pikir panjang langsung mencium bibir Dante dengan penuh kelembutan seakan-akan mengatakan jika ia menerima lamaran dari Dante. Dante yang awalnya kaget mendapatkan ciuman yang tiba-tiba dari Lana pun semakin menarik tubuh Lana untuk lebih mendekat kearah tubuhnya ba
Malam yang panjang benar-benar harus dilewati oleh Lana semalaman karena ia lagi-lagi harus melayani nafsu dari calon suaminya yang benar-benar tak pernah ada puasnya. Bahkan sekarang rasanya badan Lana remuk redam karena benar-benar hampir semalaman ia harus terus memadu kasih dengan laki-laki yang dari luar terlihat kejam tapi pada dasarnya sangat lembut. Terkadang bahkan laki-laki itu terlihat sangat manja kepada dirinya. Sampai detik ini Lana masih benar-benar tak menduga bisa menjadi lebih dekat dengan sosok yang dulunya membeli tubuhnya. Sosok yang begitu kejam dan kasar itu secara terang-terangan mengatakan kepada Lana bahwa saat ini Lana adalah milik Dante. Dan bahkan Dante sudah melamarnya sebanyak 2 kali agar Lana tetap menjadi miliknya. Walaupun awalnya Lana sempat ragu menerima Dante karena Lana sadar diri dengan segala hal yang terjadi diantara mereka berdua di masa lalu serta latar belakang yang mereka miliki membuat Lana sempat ragu. Tapi di satu titik Lana bertanya pad
Lana benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi ketika mereka hampir saja ketinggalan pesawat karena ulah Dante yang sangat susah diajak bangun. Setelah mereka kembali mengulang aktivitas panas mereka lagi akhirnya karena kelelahan mereka menjadi kelelahan hingga ketiduran. Dan sekarang mereka hampir saja ketinggalan pesawat tapi untungnya semuanya berjalan dengan lancar hingga mereka sampai di pesawat dan tinggal menunggu lepas landas juga. "Sayang aku sudah bilang maaf sama kamu kan kenapa muka kamu masih ketus gitu," kata Dante mencoba membujuk Lana. "Jangan pegang-pegang tangan aku segala. Aku masih marah sama kamu karena sikap mesum kamu itu kita hampir saja ketinggalan pesawat. Bisa gak sih sifat mesum kamu itu dikurangi. Dan jika bisa lihat kondisi juga," jawab Lana dengan nada yang ketus. Dante tentu saja perkataan dari Lana tak membuat Dante merasa marah karena apa yang dikatakan oleh Lana benar adanya. Ketika ia bersama dengan Lana rasanya sifat mesumnya tak bisa hilang be
Lana masih menatap kearah laki-laki asing yang ada dihadapannya itu dengan tajam. Ia benar-benar tak tahu siapa laki-laki itu karena yang Lana tahu jika ibunya merasa tak nyaman ketika ada orang asing. "Ibu gak apa-apa kan?" tanya Lana yang khawatir. Dahlia menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang putri. Ia masih kaget melihat kedatangan sang putri yang tiba-tiba datang. Tadinya ia pikir sang putri masih akan datang beberapa saat yang lagi tapi tiba-tiba sang putri sudah datang dan melihat sosok laki-laki asing yang memang beberapa waktu terakhir sering datang ke rumahnya. "Sayang sebaiknya kamu masuk saja biar ibu bicara sama orang ini dan ibu tahu kamu pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang," pinta Dahlia. "Enggak Bu. Lana mau ada disini sama ibu. Dan Lana ingin tahu siapa laki-laki itu sebenarnya dan ada urusan apa laki-laki itu datang kesini?" tanya Lana kepada sang ibu. Dahlia seharusnya tahu jika sang putri pasti akan menolak apa yang ia
Dante menyugarkan rambutnya kesal karena teleponnya tak diangkat oleh Lana. Entah kenapa Dante merasakan perasaan yang tidak enak. Mungkin karena tadi Dante baru saja mendengar perkataan dari Ryan jika Alicia sudah kembali yang berarti akan ada masalah baru yang datang. Bukan berarti Dante masih memiliki perasaan kepada Alicia tapi Dante hanya takut jika Alicia bisa melakukan hal-hal yang buruk kepada Lana dan Dante tak mau sampai itu terjadi. Sepertinya ia harus segera bertindak jika Alicia melakukan hal yang buruk. Berhubung beberapa tahun bersama Alicia membuat Dante setidaknya tahu sifat Alicia yang pastinya tak ingin Dante biarkan terjadi pada Lana. Baginya Lana saat ini adalah orang yang paling berarti bagi Dante. Dante pun memilih untuk mandi karena itu yang sangat ia butuhkan sambil ia memikirkan cara yang tepat untuk membuat Alicia jauh-jauh dari hidupnya. Karena Dante sudah tak mau berurusan lagi dengan Alicia lagi. Jadi Dante benar-benar harus berpikir secara jelas agar bis
Lana masih betah berada di pelukan Dante tanpa mengatakan apapun. Tadi ketika berada di rumah Lana sedang tak ingin berbicara dengan sang ibu tapi di lain sisi ia butuh seseorang saat ini dan yang terlintas di kepala Lana adalah sosok Dante. Jadi tanpa pikir panjang ia langsung pergi ke rumah Dante karena ia tahu Dante memang berada di rumah. Tak ada pikiran apa-apa di kepala Lana kecuali ia hanya ingin bisa bertemu dengan Dante dan hanya ingin memeluk tubuh Dante. Karena hanya nama Dante yang terlintas di kepala Lana saat itu. Sedangkan Dante sendiri membiarkan Lana memeluknya. Entah alasan apa yang membuat Lana tiba-tiba datang menghampiri dirinya. Tapi untuk saat ini Dante akan membiarkan Lana melakukan apapun yang diinginkan."Are you Ok now sayang?" tanya Dante yang masih memeluk tubuh Lana.Lana hanya menganggukkan kepalanya mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Dante karena ia sedang malas untuk berbicara. Banyak hal yang Lan