Malam yang panjang benar-benar harus dilewati oleh Lana semalaman karena ia lagi-lagi harus melayani nafsu dari calon suaminya yang benar-benar tak pernah ada puasnya. Bahkan sekarang rasanya badan Lana remuk redam karena benar-benar hampir semalaman ia harus terus memadu kasih dengan laki-laki yang dari luar terlihat kejam tapi pada dasarnya sangat lembut. Terkadang bahkan laki-laki itu terlihat sangat manja kepada dirinya. Sampai detik ini Lana masih benar-benar tak menduga bisa menjadi lebih dekat dengan sosok yang dulunya membeli tubuhnya. Sosok yang begitu kejam dan kasar itu secara terang-terangan mengatakan kepada Lana bahwa saat ini Lana adalah milik Dante. Dan bahkan Dante sudah melamarnya sebanyak 2 kali agar Lana tetap menjadi miliknya. Walaupun awalnya Lana sempat ragu menerima Dante karena Lana sadar diri dengan segala hal yang terjadi diantara mereka berdua di masa lalu serta latar belakang yang mereka miliki membuat Lana sempat ragu. Tapi di satu titik Lana bertanya pad
Lana benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi ketika mereka hampir saja ketinggalan pesawat karena ulah Dante yang sangat susah diajak bangun. Setelah mereka kembali mengulang aktivitas panas mereka lagi akhirnya karena kelelahan mereka menjadi kelelahan hingga ketiduran. Dan sekarang mereka hampir saja ketinggalan pesawat tapi untungnya semuanya berjalan dengan lancar hingga mereka sampai di pesawat dan tinggal menunggu lepas landas juga. "Sayang aku sudah bilang maaf sama kamu kan kenapa muka kamu masih ketus gitu," kata Dante mencoba membujuk Lana. "Jangan pegang-pegang tangan aku segala. Aku masih marah sama kamu karena sikap mesum kamu itu kita hampir saja ketinggalan pesawat. Bisa gak sih sifat mesum kamu itu dikurangi. Dan jika bisa lihat kondisi juga," jawab Lana dengan nada yang ketus. Dante tentu saja perkataan dari Lana tak membuat Dante merasa marah karena apa yang dikatakan oleh Lana benar adanya. Ketika ia bersama dengan Lana rasanya sifat mesumnya tak bisa hilang be
Lana masih menatap kearah laki-laki asing yang ada dihadapannya itu dengan tajam. Ia benar-benar tak tahu siapa laki-laki itu karena yang Lana tahu jika ibunya merasa tak nyaman ketika ada orang asing. "Ibu gak apa-apa kan?" tanya Lana yang khawatir. Dahlia menggelengkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang putri. Ia masih kaget melihat kedatangan sang putri yang tiba-tiba datang. Tadinya ia pikir sang putri masih akan datang beberapa saat yang lagi tapi tiba-tiba sang putri sudah datang dan melihat sosok laki-laki asing yang memang beberapa waktu terakhir sering datang ke rumahnya. "Sayang sebaiknya kamu masuk saja biar ibu bicara sama orang ini dan ibu tahu kamu pasti sangat lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang," pinta Dahlia. "Enggak Bu. Lana mau ada disini sama ibu. Dan Lana ingin tahu siapa laki-laki itu sebenarnya dan ada urusan apa laki-laki itu datang kesini?" tanya Lana kepada sang ibu. Dahlia seharusnya tahu jika sang putri pasti akan menolak apa yang ia
Dante menyugarkan rambutnya kesal karena teleponnya tak diangkat oleh Lana. Entah kenapa Dante merasakan perasaan yang tidak enak. Mungkin karena tadi Dante baru saja mendengar perkataan dari Ryan jika Alicia sudah kembali yang berarti akan ada masalah baru yang datang. Bukan berarti Dante masih memiliki perasaan kepada Alicia tapi Dante hanya takut jika Alicia bisa melakukan hal-hal yang buruk kepada Lana dan Dante tak mau sampai itu terjadi. Sepertinya ia harus segera bertindak jika Alicia melakukan hal yang buruk. Berhubung beberapa tahun bersama Alicia membuat Dante setidaknya tahu sifat Alicia yang pastinya tak ingin Dante biarkan terjadi pada Lana. Baginya Lana saat ini adalah orang yang paling berarti bagi Dante. Dante pun memilih untuk mandi karena itu yang sangat ia butuhkan sambil ia memikirkan cara yang tepat untuk membuat Alicia jauh-jauh dari hidupnya. Karena Dante sudah tak mau berurusan lagi dengan Alicia lagi. Jadi Dante benar-benar harus berpikir secara jelas agar bis
Lana masih betah berada di pelukan Dante tanpa mengatakan apapun. Tadi ketika berada di rumah Lana sedang tak ingin berbicara dengan sang ibu tapi di lain sisi ia butuh seseorang saat ini dan yang terlintas di kepala Lana adalah sosok Dante. Jadi tanpa pikir panjang ia langsung pergi ke rumah Dante karena ia tahu Dante memang berada di rumah. Tak ada pikiran apa-apa di kepala Lana kecuali ia hanya ingin bisa bertemu dengan Dante dan hanya ingin memeluk tubuh Dante. Karena hanya nama Dante yang terlintas di kepala Lana saat itu. Sedangkan Dante sendiri membiarkan Lana memeluknya. Entah alasan apa yang membuat Lana tiba-tiba datang menghampiri dirinya. Tapi untuk saat ini Dante akan membiarkan Lana melakukan apapun yang diinginkan."Are you Ok now sayang?" tanya Dante yang masih memeluk tubuh Lana.Lana hanya menganggukkan kepalanya mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Dante karena ia sedang malas untuk berbicara. Banyak hal yang Lan
"Sayang look at me," pinta Dante.Lana yang masih berada di rumah Dante pun langsung menatap kearah seorang Dante Alfonso."Apapun yang terjadi nanti tangan ini aku gak akan pernah lepas. Ataupun aku tak akan pernah membiarkan mereka merebut kamu dari aku. Walaupun seperti yang kamu bilang tadi jika keluarga dari ayah kamu menginginkan kamu untuk pindah ke Canada tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi sayang," janji Dante kepada Lana.Lana sendiri kembali menatap kearah Dante dengan penuh perhatian karena jujur saja ia juga tak ingin berpisah dari Dante. Selain itu ia juga belum mengenal keluarga dari sang ayah jadi mana mungkin ia bisa pindah begitu saja."Sebenarnya tadi aku sempat kesal karena selama ini ibu merahasiakan semua ini dari aku tapi lagi-lagi aku berpikir jika ini juga bukan sepenuhnya salah ibu. Ibu hanya ingin melindungi aku dari orang-orang yang memiliki pe
Mobil yang membawa Dante dan juga Lana sudah berada di pinggir gang dimana Lana tinggal dan mereka sudah ada di mobil lebih dari 10 menit dan belum juga turun."Dante kamu yakin mau ketemu sama ibu sekarang dan juga mengatakan tentang hubungan diantara kita berdua kepada ibu? Apa kamu yakin jika membawa hubungan kita berdua ke jenjang yang lebih serius lagi?" tanya Lana memastikan lagi.Jujur saja Lana sendiri masih merasa ragu dengan hubungannya dengan Dante. Bukan karena ia tak percaya dengan Dante tapi ia tak tahu bagaimana lingkungan melihat hubungan diantara mereka berdua."Sayang look at me. Kamu percaya sama aku kan?" tanya Dante ketika melihat kearah Lana."Bukannya aku gak percaya sama kamu. Aku sangat percaya sama kamu yang aku takutkan adalah reaksi lingkungan kita tentang hubungan diantara kita. Reaksi mereka itu mungkin nantinya akan membuat kamu malu atau mungkin
Suasana di rumah Lana benar-benar sangat tenang dan tak ada yang membuka suara sama sekali karena baru saja Dahlia menolak permintaan Dante untuk menikahi Lana. Mereka pikir awalnya akan butuh waktu untuk bisa menjelaskan kepada Dahlia tentang hubungan diantara mereka berdua tapi sayangnya sebelum ia bisa menjelaskan semuanya ibunya Lana sudah menolaknya secara langsung. "Kenapa ibu langsung bilang tidak dengan hubungan aku dan Dante?" tanya Lana yang juga ikut kaget. "Ibu tak mau setuju dengan hubungan kamu dengan bos kamu ini. Apa kamu mau peristiwa yang terjadi dengan ibu terjadi juga dengan kamu? Kita tahu jika bos kamu berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang sedangkan kita hanya berasal dari keluarga yang biasa bahkan dari keluarga yang lebih kekurangan. Jika kamu bersama dengan dia apakah orang tuanya akan menerima? Apakah keluarga besarnya akan menerima? Dan juga apakah lingkungan di sekitarnya juga bisa menerima serta tak memandang rendah kamu jika kalian benar-benar