"Woowww...."Lana tak bisa menyembunyikan seruannya ketika melihat dimana ia akan menginap selama berbulan madu di Maldives bersama dengan Dante. Mereka akan tinggal di sebuah bungalo yang di depannya langsung mengarah ke laut lepas yang begitu indahnya. Bahkan ketika membuka pintu kita bisa langsung berenang. Benar-benar sebuah tempat private yang cocok sebagai tempat berbulan madu. "Dante kita akan menginap disini selama di Maldives?" tanya Lana memastikan. "Iya sayang kita akan tinggal disini untuk beberapa hari. Gimana kamu suka dengan tempatnya?" tanya Dante yang sudah memeluk Lana dari belakang. "Suka banget. Tempat paling indah yang pernah aku lihat sebelumnya," jawab Lana jujur. "Aku memang sengaja memilih tempat yang terbaik untuk kamu bisa menikmati bulan madu yang berkesan sayang. Dan ketika kamu bilang suka dengan apa yang telah aku siapkan membuat aku semakin bersemangat untuk terus memberikan yang terbaik untuk kamu," ucap Dante masih memeluk Lana. Lana pun semakin
Lagi-lagi Lana dibuat tak bisa berkata-kata ketika melihat surprise yang disiapkan oleh sang suami. Dante ternyata sudah menyiapkan makan malam yang romantis dengan pemandangan yang indah di tepi pantai. "Dante kamu yang menyiapkan semua ini?" tanya Lana langsung menatap kearah Dante. "Tak mungkin aku membuat sesuatu yang spesial untuk kamu di bulan madu kita sayang. Sudah aku bilang sama kamu ketika aku sudah memilih kamu menjadi pasangan hidup aku maka sejak itu juga aku akan melakukan banyak hal untuk bisa membuat kamu bahagia. Walaupun aku bukan tipe laki-laki yang romantis tapi aku akan mencoba untuk berbuat romantis ketika bersama dengan kamu sayang karena aku hanya ingin bisa melihat kamu tersenyum seperti itu," jawab Dante sambil membelai wajah Lana. Mata Lana berkaca-kaca ketika mendengar penuturan dari Dante. Sungguh ia benar-benar sangat bersyukur memiliki suami seperti Dante. Dante selalu saja mengusahakan semua hal yang terbaik untuk dirinya. Bahkan tak peduli dengan a
Entah sudah berapa lama Alicia terlelap tidur tapi ketika ia membuka matanya ia merasa asing dengan tempatnya saat ini. Pelan-pelan Alicia mulai mendudukkan tubuhnya untuk mencari tahu dimana dia berada saat ini. Tapi baru saja Alicia mau bangkit dari ranjang tiba-tiba sebuah suara menghentikannya untuk bangun dari ranjang. "Kamu harus tetap berbaring di ranjang sampai kondisi kamu pulih," ucap Zac yang masuk ke kamar. "Zac...."Alicia benar-benar kaget ketika melihat keberadaan Zac ada disini. Jika Zac disini berarti sekarang ia berasal di tempatnya Zac. "Kenapa aku bisa ada disini?" tanya Alicia bingung. "Kamu tidak ingat kemarin kamu tiba-tiba pingsan. Jadi aku membawa kamu ke apartemen aku karena aku gak tahu nomer apartemen kamu. Selain itu aku harus meminta dokter untuk memeriksa keadaan kamu apakah perlu aku bawa ke rumah sakit atau tidak. Tapi ternyata dokter bilang jika keadaan kamu baik-baik saja dan hanya kelelahan saja. Jadi dokter meminta kamu untuk istirahat total,"
Alicia benar-benar tak bisa berkutik sama sekali ketika untuk pertama kalinya Zac terlihat sangat marah kepada dirinya. Di tambah lagi mendengar perintah dari Zac yang tak terbantahkan seperti itu membuat nyali Alicia menciut dan ia memilih untuk berkompromi dengan Zac untuk kali ini. Tapi tentu saja setelah kondisinya benar-benar pulih maka ia akan kabur dari bayang-bayang Zac untuk selamanya. "Good. Jadi wanita yang penurut untuk kali ini. Aku melakukan semua ini bukan untuk aku tapi untuk kesehatan kamu juga. Kalau kemarin aku tak melihat kamu pingsan mungkin kamu tidak mendapatkan perawatan yang baik. Karena dokter yang memeriksa keadaan kamu mengatakan jika kondisi kamu benar-benar buruk. Jika terus seperti ini maka tak mungkin jika kamu akan masuk rumah sakit. Jadi kamu hanya perlu menurut saja dengan semua hal yang aku lakukan untuk kamu karena semuanya demi kebaikan kamu juga," pesan Zac. Alicia tak banyak membantah sama sekali karena ia memang sedang tak mau diajak untuk be
Malam ini Dante membawa Lana untuk menghadiri acara amal dimana Dante menjadi salah satu donaturnya. Tentu saja Lana merasa sangat takut dan juga gugup karena untuk pertama kalinya ia akan menemani Dante bukan sebagai sekretarisnya tapi sebagai istrinya. Jadi wajar saja jika wajah cemas jelas terlihat dari wajah Lana. Dan hal itu tak luput dari pandangan Dante. "Sayang are you Ok?" tanya Dante khawatir. "Aku hanya gugup aja karena harus menemani kamu untuk pertama kalinya sebagai istri kamu. Gak tahu bagaimana pandangan orang-orang diluar sana ketika kamu datang bersama aku. Apakah semuanya akan baik-baik saja nantinya?" tanya Lana kepada Dante. Dante yang memang duduk di samping Lana pun langsung menggenggam tangan Lana dan tak lupa memberikan sebuah kecupan di tangan itu. "Kamu gak usah memikirkan soal yang aneh-aneh seperti itu sayang. Kamu hanya cukup terus berada di samping aku dan tunjukan kepada semua orang disana siapa kamu yang sebenarnya sayang. Jangan biarkan orang-oran
Malam ini Lana baru saja merasakan dunia baru. Dunia orang-orang dari kalangan atas yang sangat beragam. Ada yang sangat baik dan tulus tapi ada juga yang bersikap sombong serta suka memamerkan harta kekayaannya. Padahal jika Lana lihat-lihat tadi diantara tamu undangan yang datang Dante yang merupakan suaminya adalah orang paling kaya tapi sikapnya terlihat biasa saja daripada semua orang. Bahkan ketika para istri dari pengusaha itu tahu jika dirinya adalah istrinya Dante maka sikap mereka berubah. Mereka seakan-akan berlomba-lomba untuk mencoba dekat dengan Lana dan bahkan mencoba mengakrabkan diri dengan Lana. Karena jika bisa dekat dengan Lana maka suatu saat nanti bisa mendapatkan keuntungan yang besar juga. Tapi Lana sendiri bersikap biasa saja dan gak gak mau mencoba dekat dengannya karena ia tahu jika mereka hanya memanfaatkan dirinya saja. Sebisa mungkin Lana hanya akan bersikap ramah saja dan tak mau terlibat terlalu jauh karena jujur saja ia tak nyaman berada bersama dengan
Lana tak memikirkan pikiran yang menganggu dirinya soal dirinya yang saat ini sedang hamil. Ia hanya berpikir jika saat ini ia hanya sedang tak enak badan jadi sering merasa mual seperti ini. Dan berpikiran bahwa nanti keadaannya juga akan baik-baik saja. Lana memilih untuk bersiap-siap untuk jalan ke tempat sang ibu karena memang ia sudah ditunggu oleh sang ibu. Ia pun segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi menemui ibunya. Sementara itu Dante sudah kkenbaku disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan yang sudah ia tinggalkan beberapa hari yang lalu gara-gara ia menikah dan berbulan madu bersama dengan Lana. Walaupun semua pekerjaan kantor dikerjakan oleh Ryan tapi tetap saja ada beberapa pekerjaan hanya bisa Dante sendiri yang melakukannya. Jadi sekarang Dante harus segera menyelesaikan semuanya sebelum nantinya akan ada masalah. Ketika Dante sedang serius dengan pekerjaannya tiba-tiba ponselnya berdering dan ada nama sang istri tertera di layar ponselnya. Tanpa pikir panjang Dant
Entah sudah berapa lama Lana tertidur tapi ia terbangun ketika sang ibu membangunkan dirinya. Dan sekarang ia berada di kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia baru saja membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar karena tadi lagi-lagi ia merasa mual dan bahkan baru saja muntah yang membuatnya merasa tak nyaman. Jadi ia harus membasuh mukanya agar tak terlihat pucat. Setelah memastikan penampilannya baik-baik saja akhirnya Lana pun keluar dari kamar sang ibu untuk menemui sang ibu."Bu maaf kalau gak bisa bantu ibu masak buat makan siang," kata Lana yang langsung duduk di kursi yang ada di meja makan. "Gak apa-apa sayang. Ibu juga yang ingin masak makan siang buat kamu jadi kamu gak perlu membantu. Lagipula ada Ratmi yang bantu ibu juga. Terus gimana keadaan kamu saat ini? Apa masih merasa gak enak badan?" tanya Dahlia khawatir."Sudah lebih baik Bu cuma memang akhir-akhir ini ngerasa kurang enak badan mungkin karena aku juga baru pindahan jadi masih banyak barang yang harus diatur.