Hari berikutnya Lana kembali melakukan tugasnya sebagai sekretaris dari CEO perusahaan Alfonso. Sejauh ini ia melakukan pekerjaannya dengan baik mendampingi sang bos melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang sekretaris. Bahkan berkat kehadiran Lana banyak project besar yang berhasil didapatkan oleh bosnya. Lana memang sangat rapi dan juga teliti dalam membuat laporan yang diinginkan oleh Dante sehingga Dante bisa mengerti dan berhasil mendapatkan banyak project besar. Seperti saat ini sang bos sedang ada meeting dengan beberapa orang di ruang meeting untuk membahas project baru mereka. Sedangkan Lana sendiri harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang memang diminta oleh sang bos jadi ia tak ikut meeting. Jadi saat ini Lana berada di meja kerjanya sambil menikmati kue yang dibuat oleh sang ibu tadi. Memang sekarang sudah mau memasuki jam makan siang tapi berhubung sang bos belum menyelesaikan meetingnya maka dari itu Lana belum bisa makan siang. Jadi untuk m
Lana bingung harus bersikap seperti apa dihadapan ibu dari bosnya. Karena saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran yang sangat mewah dan pastinya harga makannya tak murah juga. Sebenarnya tadi Lana sudah menolak untuk ikut bersama dengan Dante serta ibunya tapi ibunya Dante terus memaksa dirinya untuk ikut jadi mau tak mau Lana pun ikut juga dengan ibunya sang bos untuk makan siang bersama. Dan sekarang mereka sedang menunggu makanan yang sudah mereka pesan tadi datang. "Jadi nama kamu Lana?" tanya Wanda kepada Lana. "Iya ibu nama saya Lana," jawab Lana dengan sikap sopannya. Wanda melihat kearah sosok wanita yang menjadi sekretaris baru putranya itu. Entah kenapa Wanda suka dengan sosok wanita yang ada dihadapannya. Walaupun ia terlihat sederhana tapi Wanda suka dengan sikapnya yang sopan serta cara kerjanya yang Wanda bisa tebak sangat profesional. Mungkin sosok wanita yang ada dihadapannya itu bisa menjadi kandidat calon istri untuk Dante. Wanda memang tak pernah meliha
Sesampainya di kantor Lana kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai sekretaris dari seorang Dante Alfonso. Setelah pertengkaran yang terjadi membuat Lana tak banyak bicara lagi. Lebih baik ia kembali bekerja dan tak memperdulikan apa yang diinginkan oleh sang bos itu. Lana tak ingin lagi terlibat dengan sang istri lagi bahkan Lana berharap jika ia bisa segera terbebas dari laki-laki bernama Dante Alfonso karena lama-lama berurusan dengan Dante Alfonso akan semakin membuat dirinya bagaikan terpenjara maka dari itu ia akan berusaha membuat Dante melepaskan dirinya. Hanya satu saja permintaan dari Lana untuk saat ini. Ia hanya ingin bisa terbebas dari Dante dan memulai hidup yang baru bersama dengan sang ibu. Karena baginya itu adalah hal yang paling penting. Lana baru saja menyerahkan laporan pekerjaannya kepada sang bos dan sekarang sedang menuju pantry untuk membuat teh manis hangat untuk dirinya karena tiba-tiba saja Lana merasakan kepalanya pusing jadi ia sangat membutuhkan teh man
"Kamu yakin gak apa-apa aku tinggal sendirian disini?" tanya Fina yang tak tega melihat Lana sendirian di cafe. "Gak apa-apa kok Fin aku sendirian disini kamu pulang aja duluan gak apa-apa," jawab Lana sambil tersenyum kearah Fina. "Apa laki-laki itu meminta kamu pergi bersamanya?" tanya Fina masih menatap kearah Lana. Lana yang menganggukkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan dari Fina. Ia sendiri juga merasa kesal ketika tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Dante dan memerintahkan kepada Lana untuk menunggu di cafe dimana dia berada karena ia ingin mereka pulang bersama atau lebih tepatnya Dante ingin malam ini Lana bermalam di apartemennya. Awalnya Lana menolak dengan perintah dari Dante karena ia ingin segera pulang ke rumah tapi Dante sudah mengatakan jika tak ada yang bisa dibantah lagi dan mengancam Lana jika ia tak menuruti perintah dari Dante maka Dante akan melakukan hal-hal yang tak pastinya tak diinginkan oleh Lana. Mau menolak pun Lana tak bisa karena memang ia be
Lana sedang merapikan pakaiannya setelah tadi Dante mengajaknya untuk melakukan aktivitas panas di dalam mobil dan juga di pinggir jalan. Bisa dibayangkan bagaimana takutnya Lana jika ada orang yang melihat mereka. Tapi untungnya saat itu keadaan jalan sepi sehingga tak ada yang melihat apa yang mereka lakukan. "Setelah aku akan mengantarkan kamu pulang ke rumah dan kamu persiapkan diri kamu untuk pergi ke Singapore bersama aku besok. Dan aku gak mau mendengar bantahan dari kamu lagi," perintah Dante dengan sangat jelas. "Tapi besok masih jam kerja dan juga ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan jadi mana mungkin aku bisa pergi dengan mudahnya. Lagipula kamu tidak ada agenda apapun ke Singapore jadi buat apa kita harus pergi ke Singapore," tolak Lana. Dante benar-benar dibuat kesal oleh wanita yang ada di sampingnya itu. Padahal baru saja Dante memberikan hukuman kenikmatan kepadanya tapi masih saja wanita yang ada disebelahnya terus saja membantah setiap perintah yang Dante
Sesampainya di kamarnya Dante masih mencerna apa yang dikatakan oleh Daddynya. Bagaimana bisa Daddy berkata seperti itu? Daddynya berkata jika jangan pernah menyakiti seorang wanita sampai nantinya kamu kehilangan wanita itu karena jika sampai kehilangan wanita maka hanya penyesalan yang akan dirasakan. Mendengar perkataan dari Daddynya itu membuat Dante berpikir tentang hal itu. Apakah yang Daddynya maksud adalah Lana? Mana mungkin Daddynya tahu soal hubungannya dengan Lana karena Dante benar-benar menjaga rapat-rapat hubungannya dengan Lana. Tapi walaupun begitu perkataan dari sang Daddy benar-benar menganggu pikiran Dante. Jika nanti hubungannya dengan Lana berakhir apakah dirinya akan baik-baik saja? Entahlah Dante benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi dan merasa tak senang dengan kenyataan itu. Daripada Dante pusing memikirkan apa yang dikatakan oleh sang Daddy Dante memilih untuk membersihkan dirinya dan langsung tidur karena besok ia akan pergi ke Singapore bersama dengan L
Sepanjang penerbangan Lana lebih banyak tidur karena ia memang merasa sangat lelah dan mengantuk karena semalam ia sudah tidur larut dan tadi ia bangun lumayan pagi ditambah lagi kemarin lagi-lagi Dante minta dilayani jadi bisa dibayangkan bagaimana lelahnya Lana saat ini. Sedangkan Dante sendiri membiarkan saja jika Lana tidur selama penerbangan dan tak menganggunya sama sekali karena nanti selama mereka berada di Singapore Dante tak akan membiarkan Lana tidur dengan lelap. Dante akan memastikan jika ia akan mengurung Lana di ranjang dan tak akan pernah melepasnya. Dante memilih menyibukkan dirinya dengan menonton film sambil menunggu perjalanan mereka menuju ke Singapore tapi tiba-tiba ia jadi teringat akan sosok wanita yang disebutkan oleh teman lamanya. Ia tak mendengar nama wanita itu sudah lama dan tiba-tiba namanya kembali disebut mulai membuat Dante teringat kenangan buruk itu. Sampai detik ini Dante masih tak bisa memaafkan wanita itu karena dengan teganya sudah menggugurkan
Entah sudah berapa lama Lana tidur karena tadi tiba-tiba ia merasakan rasa sakit di kepalanya dan setelah ia meminum obat sakit kepala ia pun merasa mengantuk hingga akhirnya ia terlelap tidur. Dan saat ini ketika ia membuka matanya pertama kali yang ia lihat wajah tampan Dante yang ikut tidur bersamanya. Untuk beberapa saat Lana hanya memandang wajah Dante yang sedang terlelap tidur karena menurutnya wajah Dante terlihat lebih tampan jika sedang tidur seperti ini tidak ketika ia bangun selalu aja cari-cari masalah. Sejauh ini hubungan diantara mereka berdua hanya sebatas bawahan dan atasan serta pemuas di ranjang saja selebihnya tak ada hubungan lebih diantara mereka berdua. Sampai detik ini Lana masih tak mengerti jalan pikiran dari Dante karena dia masih saja mempertahankan dirinya. Padahal di luar sana banyak wanita yang bersedia melemparkan tubuhnya ke ranjang milik Dante tapi kenapa Dante malah selalu memilih dirinya untuk menghangatkan ranjangnya. Dilihat dari segi fisik Lana j