Lana masih tak menyangka dengan pertanyaan yang dikatakan oleh ibu dari bosnya itu. Bisa-bisanya ibu dari sang bos meminta dirinya untuk menjadi menantunya. Padahal selama ini tak ada yang tahu tentang hubungan tersembunyi diantara mereka berdua atau jangan-jangan Mommynya Dante tahu tentang hubungan gelap diantara mereka berdua?"Maaf saya masih tak mengerti maksud ibu. Tadi ibu mengatakan jika ingin menjadikan saya menantu ibu yang berarti saya harus menikah dengan pak Dante?" tanya Lana memastikan. Saat ini Lana dan Wanda berada di restoran untuk makan siang dan secara tak terduga Mommynya Dante mengatakan hal yang benar-benar tak ia sangka. Bisa-bisanya Mommynya Dante meminta dirinya menjadi menantunya. Hal tergila yang Lana dengar hari ini adalah seorang ibu dari bos dimana ia bekerja tiba-tiba ia menginginkannya menjadi menantunya. Tentu saja Lana sangat tak menyangka akan hal itu. "Tadi saya tanya sama kamu apakah kamu sudah punya pacar dan kamu bilang jika kamu belum punya p
Lana berjalan dengan sangat cepat untuk menuju ke ruang kerjanya karena ia kembali ke kantor sudah lewat jam makan siang. Mau bagaimana lagi ia tak bisa menolak ajakan dari ibu pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Dan sekarang ia yakin pasti sang bos sudah kembali ke ruang kerjanya. "Lana kamu dari mana saja dari tadi pak Dante sudah mencari kamu," kata Fira salah teman kerjanya. "Thanks Fira aku langsung ke tempatnya pak Dante," jawab Lana yang semakin mempercepat langkah kakinya. Hari ini benar-benar hari yang tak menyenangkan bagi Lana karena tadi tiba-tiba ibu pemilik perusahaan ini meminta dirinya untuk menjadi istri dari putranya yang sekaligus adalah bosnya sendiri. Dan sekarang ia harus terlambat datang ke kantor setelah tadi makan siang bersama ibu Wanda. Lana tak tahu hukuman apa yang ia dapat ketika nanti ia bertemu dengan bosnya. Sesampainya di meja kerjanya ia langsung membawa buku notenya dan bersiap untuk masuk ke ruang kerja sang bos. Sebelum masuk Lana mencoba m
Lana sedang dalam perjalanan ke suatu tempat bersama seseorang yang beberapa waktu yang lalu selalu saja ia tolak ketika orang itu mengajaknya untuk keluar. Dan akhirnya hari ini Lana memberikan kesempatan untuk bisa makan malam bersama dengan laki-laki yang tadinya menjemputnya. "Maaf dokter Fandi karena beberapa kali saya menolak tawaran dari dokter Fandi untuk bisa mengobrol dan makan bersama karena saya memang sedang sangat sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan," kata Lana merasa tak enak. "Tidak apa-apa saya bisa mengerti kalau kamu banyak pekerjaan sehingga menolak ajakan saya untuk bertemu. Saya seharusnya mengatakan terima kasih karena kamu mau menyempatkan waktu kamu hari ini," jawab dokter Fandi dengan ekspresi yang senang. Lana dulu memang sudah berjanji kepada dokter Fandi akan menerima ajakan dokter Fandi untuk makan bersama. Tapi akhir-akhir ini Lana memang sedang sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang diberikan oleh sang bos serta ia juga sepulan
Dante baru saja di rumahnya dengan perasaan yang kesal dan juga kesal setelah tadi ia melihat Lana jalan dengan laki-laki yang tak Dante kenal. Selama ini Lana tak pernah dekat dengan laki-laki manapun karena hampir seluruh harinya bersama dengan Dante tapi tadi tiba-tiba ada yang menjemput Lana dan entah kenapa membuat Dante merasa sangat kesal. Dengan langkah yang lelah Dante masuk kedalam rumahnya dan disana ia disambut oleh sang Mommy. "Kamu sudah pulang sayang. Kamu udah makan malam? Mau Mommy siapkan makan malam buat kamu?" tanya Wanda dengan lembut. "Aku gak ingin makan malam karena sedang tak ingin makan malam," jawab Dante yang tampak tak nyaman. Wanda melihat ekspresi sang putra terlihat aneh seperti sedang mengalami suatu masalah. "Kamu kenapa Dante? Apa ada masalah di kantor?" tanya Wanda dengan khawatir. Dante yang memang dalam suasana hati yang tak baik-baik saja pun memilih untuk menjawab pertanyaan dari sang Mommy dengan seadanya. "Gak ada masalah apa-apa aku han
Air mata jatuh dari mata indah Lana ketika mendengar perkataan dari Dante yang benar-benar menyakitkan hatinya. Ia tahu jika dirinya sudah menyerahkan tubuhnya kepada Dante tapi bukan berarti jika Dante bisa mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat sakit hati dibuatnya. "Aku sangat sadar diri jika kamu sudah membeli tubuh aku dan kamu bebas memakainya jika kamu inginkan. Tapi bukan berarti kamu bisa mengambil kehidupan aku dengan seenaknya. Selama ini aku tidak pernah membantah ketika kamu menginginkan aku untuk melayani kamu walaupun keadaan aku sedang sakit pun aku tetap melakukan tugas aku untuk melayani kamu tapi bukan seenaknya sendiri kamu menganggap aku wanita murahan. Aku bukan wanita yang seperti ada di pikiran kamu karena aku benar-benar menjaga tubuh aku dengan sangat baik dan tak pernah terlintas di pikiran aku untuk memberikan tubuh aku untuk laki-laki lain. Bahkan ketika ada laki-laki baik yang ingin mengajak aku untuk menjalin hubungan yang lebih serius pun aku to
Lana masih tak bisa berkata apa-apa lagi ketika mendengar pernyataan dasi laki-laki yang sudah menikmati tubuhnya selama ini sekaligus bosnya di tempatnya bekerja. Dan baru saja bosnya ini mengatakan kepada Lana untuk mengajarinya dirinya bagaimana cara mencintai. Benar-benar hal yang tak bisa Lana prediksi sama sekali. "Tunggu dulu maksud kamu apa Dante?" tanya Lana yang masih terlihat bingung. Dante pun menarik tubuh Lana untuk mendekat kearah dirinya untuk bisa melihat Lana lebih dekat dengan dirinya. "Aku gak tahu apa yang aku rasakan saat ini tapi yang aku tahu jika aku merasa kesal jika ada laki-laki lain mendekati kamu bahkan ketika kamu mengatakan ingin mengakhiri hubungan ini membuat emosi aku tiba-tiba timbul. Melihat kamu nantinya bersama dengan orang lain bahkan laki-laki menyentuh tubuh kamu membuat aku merasa tak suka akan hal itu. Aku tak tahu apa yang aku rasakan karena aku tak pernah lagi merasakan apa itu cinta. Yang aku tahu aku tak akan membiarkan kamu pergi dar
"Untuk saat ini aku tidak bisa memberikan jawaban sama kamu karena aku masih terlalu bingung dengan keadaan yang mendadak seperti ini. Jadi beri aku waktu untuk memikirkannya. Dan aku minta jangan mencoba mendesak aku ataupun melakukan berbagai macam cara agar aku menerima kamu. Kalau sampai itu kamu lakukan maka aku akan sangat marah sama kamu dan menghilang dari pandangan kamu," kata Lana memperingatkan Dante. Saat ini Lana sedang memakai bajunya lagi setelah tadi ia membersihkan dirinya setelah kembali mengulang aktivitas panas bersama dengan Dante. Berhubung ini masih jam kerja maka Lana harus tetap harus kembali bekerja. "Kenapa kamu berbicara seperti itu sama aku? Apa yang aku katakan sama kamu tadi masih kurang sehingga kamu membutuhkan waktu urbk memikirkan semuanya lagi?" tanya Dante yang berdiri sambil bertelanjang dada. Dante benar-benar tak mengerti dengan jalan pikir wanita yang ada di hadapannya itu. Padahal ia sudah mengatakan tentang perasaannya tapi Lana masih memb
Sudah hampir 10 menit mobil Dante berhenti tak jauh dari rumah Lana. Dan selama itu juga mereka berdua hanya diam seribu bahasa tanpa ada yang memulai pembicaraan hingga akhirnya Lana yang lebih dulu membuka suara. Ia tak mungkin berlama-lama disini karena sang ibu pasti sudah menunggu dirinya. "Dante aku harus segera pulang kalau kamu terus meminta aku disini kapan aku pulang?" tanya Lana dengan suara yang lelah. "Apa perlu aku menemui ibu kamu secara langsung dan memperkenalkan diri kalau aku saat ini dekat dengan putrinya bahkan aku juga akan mengatakan kepada ibu kamu kalau aku akan menikahi kamu?" tanya Dante tiba-tiba. "Enggak," tolak Lana tegas. Lana tak habis pikir mendengar perkataan Dante hari ini yang benar-benar tak Lana mengerti. Tadi Dante tiba-tiba mengatakan perasaannya dan sekarang Dante mengatakan ingin menemui ibunya bahkan ingin mengatakan tentang perasaannya dengan Lana serta mengatakan kalau hubungan mereka sangat serius. Bagaimana bisa Dante berkata seperti