Saat ini Dante dan Lana sedang berada di bathup bersama-sama setelah tadi mereka melakukan aktivitas panas di pagi hari. Sebenarnya Dante yang menginginkan mereka kembali mengulang kembali aktivitas panas mereka karena lagi-lagi Dante tak bisa menahan gairahnya ketika bersama dengan Lana sedangkan Lana sendiri seperti biasa hanya pasrah saja ketika sang bos menginginkannya. Tapi walaupun begitu Dante memperlakukan Lana dengan lembut dan tak terlalu memaksakan kehendaknya. "How you feeling now?" tanya Dante yang masih memeluk Lana di bathup. Lana yang memejamkan matanya karena merasa rileks berada di bathup hanya menjawab pertanyaan dari Dante dengan seadanya saja. "Aku baik-baik saja," jawab Lana sambil memejamkan matanya. Dante yang tahu jika Lana saat ini sedang merasa rileks pun membiarkan saja apa yang diinginkan oleh Lana. Ia tak banyak berbicara lagi untuk saat ini. Ini juga salahnya juga tak bisa menahan gairahnya bila berada di sekitar Lana padahal jelas-jelas Dante tahu j
Lana masih tak menyangka dengan pertanyaan yang dikatakan oleh ibu dari bosnya itu. Bisa-bisanya ibu dari sang bos meminta dirinya untuk menjadi menantunya. Padahal selama ini tak ada yang tahu tentang hubungan tersembunyi diantara mereka berdua atau jangan-jangan Mommynya Dante tahu tentang hubungan gelap diantara mereka berdua?"Maaf saya masih tak mengerti maksud ibu. Tadi ibu mengatakan jika ingin menjadikan saya menantu ibu yang berarti saya harus menikah dengan pak Dante?" tanya Lana memastikan. Saat ini Lana dan Wanda berada di restoran untuk makan siang dan secara tak terduga Mommynya Dante mengatakan hal yang benar-benar tak ia sangka. Bisa-bisanya Mommynya Dante meminta dirinya menjadi menantunya. Hal tergila yang Lana dengar hari ini adalah seorang ibu dari bos dimana ia bekerja tiba-tiba ia menginginkannya menjadi menantunya. Tentu saja Lana sangat tak menyangka akan hal itu. "Tadi saya tanya sama kamu apakah kamu sudah punya pacar dan kamu bilang jika kamu belum punya p
Lana berjalan dengan sangat cepat untuk menuju ke ruang kerjanya karena ia kembali ke kantor sudah lewat jam makan siang. Mau bagaimana lagi ia tak bisa menolak ajakan dari ibu pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Dan sekarang ia yakin pasti sang bos sudah kembali ke ruang kerjanya. "Lana kamu dari mana saja dari tadi pak Dante sudah mencari kamu," kata Fira salah teman kerjanya. "Thanks Fira aku langsung ke tempatnya pak Dante," jawab Lana yang semakin mempercepat langkah kakinya. Hari ini benar-benar hari yang tak menyenangkan bagi Lana karena tadi tiba-tiba ibu pemilik perusahaan ini meminta dirinya untuk menjadi istri dari putranya yang sekaligus adalah bosnya sendiri. Dan sekarang ia harus terlambat datang ke kantor setelah tadi makan siang bersama ibu Wanda. Lana tak tahu hukuman apa yang ia dapat ketika nanti ia bertemu dengan bosnya. Sesampainya di meja kerjanya ia langsung membawa buku notenya dan bersiap untuk masuk ke ruang kerja sang bos. Sebelum masuk Lana mencoba m
Lana sedang dalam perjalanan ke suatu tempat bersama seseorang yang beberapa waktu yang lalu selalu saja ia tolak ketika orang itu mengajaknya untuk keluar. Dan akhirnya hari ini Lana memberikan kesempatan untuk bisa makan malam bersama dengan laki-laki yang tadinya menjemputnya. "Maaf dokter Fandi karena beberapa kali saya menolak tawaran dari dokter Fandi untuk bisa mengobrol dan makan bersama karena saya memang sedang sangat sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan," kata Lana merasa tak enak. "Tidak apa-apa saya bisa mengerti kalau kamu banyak pekerjaan sehingga menolak ajakan saya untuk bertemu. Saya seharusnya mengatakan terima kasih karena kamu mau menyempatkan waktu kamu hari ini," jawab dokter Fandi dengan ekspresi yang senang. Lana dulu memang sudah berjanji kepada dokter Fandi akan menerima ajakan dokter Fandi untuk makan bersama. Tapi akhir-akhir ini Lana memang sedang sangat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang diberikan oleh sang bos serta ia juga sepulan
Dante baru saja di rumahnya dengan perasaan yang kesal dan juga kesal setelah tadi ia melihat Lana jalan dengan laki-laki yang tak Dante kenal. Selama ini Lana tak pernah dekat dengan laki-laki manapun karena hampir seluruh harinya bersama dengan Dante tapi tadi tiba-tiba ada yang menjemput Lana dan entah kenapa membuat Dante merasa sangat kesal. Dengan langkah yang lelah Dante masuk kedalam rumahnya dan disana ia disambut oleh sang Mommy. "Kamu sudah pulang sayang. Kamu udah makan malam? Mau Mommy siapkan makan malam buat kamu?" tanya Wanda dengan lembut. "Aku gak ingin makan malam karena sedang tak ingin makan malam," jawab Dante yang tampak tak nyaman. Wanda melihat ekspresi sang putra terlihat aneh seperti sedang mengalami suatu masalah. "Kamu kenapa Dante? Apa ada masalah di kantor?" tanya Wanda dengan khawatir. Dante yang memang dalam suasana hati yang tak baik-baik saja pun memilih untuk menjawab pertanyaan dari sang Mommy dengan seadanya. "Gak ada masalah apa-apa aku han
Air mata jatuh dari mata indah Lana ketika mendengar perkataan dari Dante yang benar-benar menyakitkan hatinya. Ia tahu jika dirinya sudah menyerahkan tubuhnya kepada Dante tapi bukan berarti jika Dante bisa mengatakan kata-kata yang membuat Lana sangat sakit hati dibuatnya. "Aku sangat sadar diri jika kamu sudah membeli tubuh aku dan kamu bebas memakainya jika kamu inginkan. Tapi bukan berarti kamu bisa mengambil kehidupan aku dengan seenaknya. Selama ini aku tidak pernah membantah ketika kamu menginginkan aku untuk melayani kamu walaupun keadaan aku sedang sakit pun aku tetap melakukan tugas aku untuk melayani kamu tapi bukan seenaknya sendiri kamu menganggap aku wanita murahan. Aku bukan wanita yang seperti ada di pikiran kamu karena aku benar-benar menjaga tubuh aku dengan sangat baik dan tak pernah terlintas di pikiran aku untuk memberikan tubuh aku untuk laki-laki lain. Bahkan ketika ada laki-laki baik yang ingin mengajak aku untuk menjalin hubungan yang lebih serius pun aku to
Lana masih tak bisa berkata apa-apa lagi ketika mendengar pernyataan dasi laki-laki yang sudah menikmati tubuhnya selama ini sekaligus bosnya di tempatnya bekerja. Dan baru saja bosnya ini mengatakan kepada Lana untuk mengajarinya dirinya bagaimana cara mencintai. Benar-benar hal yang tak bisa Lana prediksi sama sekali. "Tunggu dulu maksud kamu apa Dante?" tanya Lana yang masih terlihat bingung. Dante pun menarik tubuh Lana untuk mendekat kearah dirinya untuk bisa melihat Lana lebih dekat dengan dirinya. "Aku gak tahu apa yang aku rasakan saat ini tapi yang aku tahu jika aku merasa kesal jika ada laki-laki lain mendekati kamu bahkan ketika kamu mengatakan ingin mengakhiri hubungan ini membuat emosi aku tiba-tiba timbul. Melihat kamu nantinya bersama dengan orang lain bahkan laki-laki menyentuh tubuh kamu membuat aku merasa tak suka akan hal itu. Aku tak tahu apa yang aku rasakan karena aku tak pernah lagi merasakan apa itu cinta. Yang aku tahu aku tak akan membiarkan kamu pergi dar
"Untuk saat ini aku tidak bisa memberikan jawaban sama kamu karena aku masih terlalu bingung dengan keadaan yang mendadak seperti ini. Jadi beri aku waktu untuk memikirkannya. Dan aku minta jangan mencoba mendesak aku ataupun melakukan berbagai macam cara agar aku menerima kamu. Kalau sampai itu kamu lakukan maka aku akan sangat marah sama kamu dan menghilang dari pandangan kamu," kata Lana memperingatkan Dante. Saat ini Lana sedang memakai bajunya lagi setelah tadi ia membersihkan dirinya setelah kembali mengulang aktivitas panas bersama dengan Dante. Berhubung ini masih jam kerja maka Lana harus tetap harus kembali bekerja. "Kenapa kamu berbicara seperti itu sama aku? Apa yang aku katakan sama kamu tadi masih kurang sehingga kamu membutuhkan waktu urbk memikirkan semuanya lagi?" tanya Dante yang berdiri sambil bertelanjang dada. Dante benar-benar tak mengerti dengan jalan pikir wanita yang ada di hadapannya itu. Padahal ia sudah mengatakan tentang perasaannya tapi Lana masih memb
5 tahun kemudian....Tahun berganti dan kehidupan Lana serta Dante pun berjalan dengan baik-baik saja. Walaupun dalam perjalanannya tetap saja banyak kendala yang harus mereka hadapi. Tapi tetap saja mereka bisa mendapatkan kebahagiaan yang begitu besarnya. Bagi mereka bisa dapat berkumpul bersama anak-anaknya sudah lebih dari cukup. Seperti hari ini tampak seorang wanita dengan penampilan yang cukup berantakan sedang menyiapkan barang-barang keperluan milik anak-anaknya karena hari ini wanita itu ingin menitipkan anak-anaknya di rumah Mama mertuanya karena malam nanti ia ingin merayakan aniversary pernikahanannya dengan sang suami berdua saja. Maka dari itu ia ingin menitipkan anak-anaknya di rumah mertuanya. "Ibu, Alex menangis lagi," teriak Alden dari arah ruang main. "Hahhhh....."Lana hanya bisa menghela napasnya berat karena menjadi seorang ibu ternyata tak mudah. Apalagi sekarang Lana sudah menjadi ibu dari empat orang anak sekaligus. Anak pertama dan keduanya merupakan anak
Beberapa hari kemudian....Lana sedang melihat penampilannya di cermin. Dan ia merqsa tak percaya percaya dengan bentuk tubuhnya yang belum sepenuhnya kembali dan malam ini ada acara ulang tahun sang Opa sekaligus akan memperkenalkan dirinya sebagai cucu dari keluarga Atmaja. Sebenarnya Lana sudah mengatatakan kepada sang Opa untuk tidak melakukan pesta penyambutan dirinya tapi sang Opa menolak dengan alasan beliau ingin orang-orang tahu jika Lana berasal dari keluarga Atmaja. Dan sekarang Lana bingung harus memakai baju apa karena ia tak membawa gaun apapun kesini. Dan kalau pun membeli baju baru tak ada waktu untuk Lana hanya sekedar untuk membelinya karena ia selalu diikuti oleh kedua putranya yang sepanjang hari selalu mencari keberadaannya. Tapi untung saja sang Opa menunjukkan lemari pakaian milik sang Oma dan setelah Lana mencoba memilih beberapa baju akhirnya ia mendapatkan sebuah gaun yang simple berwarna hitam. Dan sekarang ia merasa tak percaya diri dengan penampilannya."A
Ternyata melakukan perjalanan yang panjang menuju Canada bersama balita sangat tak mudah bagi orang tua baru seperti Dante dan juga Lana. Walaupun mereka sudah memakai class bisnis tapi tetap saja ia mereka harus bergantian menenangkan kedua putranya yang tiba-tiba saja rewel. Tapi sejauh ini baik Dante dan juga Lana menikmati perjalanan ini walaupun harus diikuti dengan banyak hal-hal yang menarik yang bisa dijadikan sebuah kenangan. Jadi baik Lana maupun Dante tak mengeluh sama sekali. Saat ini mereka sudah sampai di di Canada dengan keadaan yang dingin karena sekarang sudah masuk musim dingin. Maka dari itu sebelum keluar dari pesawat Lana sudah memakaikan pakaian yang tebal untuk kedua putranya agar tidak kedinginan. Dan sekarang Lana sedang menunggu Dante untuk mengambil koper mereka. "Kita tunggu Daddy dulu setelah itu kita baru bertemu dengan Opa. Jadi ibu kasih cookies untuk kalian berdua karena sudah bersikap baik selama perjalanan," ucap Lana yang memberikan cookies. "Bu.
"Dante semua koper punya Aiden dan Alden sudah masuk mobil kan?" tanya Lana yang sedang menyiapkan kedua putranya. "Sudah semua sayang jadi kamu gak perlu khawatir," jawab Dante yang sudah bergabung bersama dengan Lana. Saat ini Lana baru saja selesai memandikan kedua anaknya karena hari ini mereka akan terbang ke Canada untuk menghadiri acara ulang tahun sang Opa dan juga untuk mempertemukan Aiden dan juga Alden dengan sang Opa. Hubungan Lana dengan Edwin Atmaja berjalan dengan baik dan sekarang hubungan mereka sudah lebih dekat walaupun butuh waktu untuk bisa menjadi seorang kakek dan cucu. Tapi setidaknya Lana sudah bisa menerima kehadiran sang Opa dan juga Lana sudah setuju untuk menyandang nama Atmaja dibelakang namanya. Maka dari itu sekarang ia akan berangkat kesana untuk bisa bertemu dengan sang Opa. Sebenarnya sang Opa sudah lama ingin bertemu dengan Lana dan juga kedua anaknya tapi karena masalah kesehatan sehingga membuatnya tak bisa melakukan penerbangan jarak jauh. Jadi
Suasana di sebuah rumah yang tadi meriah sekarang berubah menjadi lebih tenang karena para tamu undangan sudah pulang meninggalkan rumah yang besar dan juga mewah milik Dante Alfonso. Dan sekarang mereka sedang duduk santai di ruang keluarga dengan nyaman. "Mommy gak menyangka jika acara tadi sukses dan banyak tamu yang datang juga. Terus Aiden dan juga Alden juga terlihat senang mengikuti acara tadi walaupun tak mengerti," kata Wanda yang terlihat bahagia. Dante menganggukkan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh sang Mommy. "Mommy benar tadi Aiden dan juga Alden terlihat sangat bahagia walaupun belum terlalu mengerti dan sekarang mereka sudah langsung tidur setelah Lana mandikan dan ganti bajunya," jawab Lana yang ikut bergabung dengan Dante dan mertuanya. "Senang Mommy mendengarnya. Rasanya Mommy masih terasa seperti mimpi bisa melihat kamu ada disini dan juga melihat cucu-cucu Mommy dalam keadaan sehat. Dulu sekitar setahun yang lalu Mommy masih ingat bagaimana Mommy
Satu tahun kedepan......Di ruang kerjanya Dante sedang mengerjakan beberapa pekerjaan yang harus segera ia kerjakan sebelum akhirnya ia harus pulang kerja rumah karena ada acara penting yang akan diadakan di rumah. Jadi hari ini ia akan pulang lebih awal dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Dante harus segera jalan sekarang karena ia harus datang keacara penting itu. "Rika, batalkan jadwal saya semuanya dan jika ada pekerjaan yang mendadak maka harus ditunda sampai saya kembali dari melakukan cuti," perintah Dante dengan ekspresi datar. "Baik pak Dante," jawab Rika yang merupakan sekretaris Dante. Setelah mengatakan perintahnya Dante langsung bangkit dari kursi kerjanya dan berusia meninggalkan kantornya. Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Dante sehingga senyum terus mengembang di wajahnya yang tampan. Walaupun usia Dante sudah memasuki kepala tiga tapi tak membuat ketampanannya luntur. Tapi ketampanannya semakin terlihat hingga saat ini. Dengan la
Hampir 24 jam lamanya Dante melakukan perjalanan dari Canada hingga akhirnya ia sampai di Indonesia. Seharusnya ia sudah sampai beberapa jam yang lalu ia sudah sampai di Indonesia tapi ia ketika ia sampai di Dubai pesawatnya sempat delay hampir 2 jam lamanya hingga membuatnya terhambat. Padahal Dante benar-benar ingin bisa mengetahui keadaan dari sang istri. Tadi Dante sudah menghubungi sang Daddy untuk menanyakan keadaan Lana tapi sang Daddy bilang jika Lana sedang menjalani operasi. Dan setelah itu Dante tak tahu lagi dengan keadaan Lana saat ini karena ia sudah harus melakukan penerbangan. Jadi sekarang yang ada di kepalanya benar-benar hanya ada Lana seorang. Ia benar-benar takut terjadi hal yang buruk kepada Lana maka dari itu ekspresi wajah Dante sudah benar-benar terlihat sangat takut. Tak berapa lama Dante sampai juga di parkiran mobil dan ia sudah disambut oleh beberapa pengawal milik keluarga Alfonso. "Selamat malam tuan Dante," sapa salah satu pengawal. "Tunjukkan dimana
Air mata terus mengalir dari mata Wanda ketika melihat kondisi Lana yang sangat mengkhawatirkan. Ia masih ingat bagaimana darah keluar dari sela-sela pahanya dan membuatnya sangat takut terjadi hal buruk kepada sang menantu dan juga calon cucunya. "Sayang, bagaimana jika terjadi hal yang buruk kepada Lana dan calon cucu kita. Seharusnya tadi aku ikut menemani Lana ketika di toilet bukannya malah belanja. Aku benar-benar sangat menyesal," ungkap Wanda menyesal. "Ssssttt....."Tommy mencoba menenangkan sang istri yang dari tadi terus menyalahkan dirinya sendiri. "Ini bukan salah kamu sayang. Dan kamu gak perlu khawatir tentang keadaan Lana. Dokter pasti akan menyelamatkan Lana dan calon cucu kita. Jadi kamu berhenti menyalahkan diri kamu sendiri," pinta Tommy menenangkan dirinya sendiri. Wanda hanya bisa menangis dalam pelukan sang suami sambil menunggu Lana sedang dilakukan tindakan diluar sana. Tadi ketika Lana ditemukan tak sadarkan di toilet dengan cepat Lisa pengawal pribadinya
Lana berjalan dengan perlahan dengan Mama mertuanya setelah mereka pergi dari rumah sakit. Dengan perlahan sang Mama mertua mengandeng tangan Lana karena beliau melihat jika dirinya memang sudah agak susah jalan cepat karena memang perutnya yang sudah membesar. "Lana sayang kamu pasti capek jalan dari depan lobby tadi. Apa perlu Mommy carikan kursi roda untuk kamu?" tanya Wanda penuh perhatian. "Gak usah Mom. Aku juga ingin banyak jalan biar nanti ketika melahirkan bisa lebih nyaman. Lagipula dokter meminta aku untuk banyak olahraga biar kondisi aku tetap stabil jadi tak akan masalah kalau cuma jalan seperti ini," tolak Lana sambil tersenyum. "Ya udah kalau kamu maunya gitu. Kalau gitu kita cari makan dulu baru kalau kamu mau beli yang lain baru kita cari lagi," kata Wanda mengambil keputusan. Lana menganggukan kepalanya setuju dengan apa yang dikatakan oleh mama mertuanya. Mereka pun kembali melangkahkan kakinya sambil mencari restoran yang tepat yang akan dijadikan makan siang m