Share

BAB 4

Penulis: APStory
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-29 22:27:58

"Sialan!" Zach mengumpat. Bola matanya bergulir memandang supir di depan sana. "Kembali ke mansion sekarang," titahnya.

"Laksanakan, Tuan!" Tanpa bicara panjang lebar, supir itu langsung tancap gas menuju ke lokasi yang diinginkan oleh Zach.

"Siapa itu Evelyn?" tanya Stella di tengah perjalanan.

"Anak dari Victor Smith, pemilik SMTV."

"Kau menjadikannya selir baru di mansion?"

Seketika Zach berdecih. "Gadis itu sangat pembangkang dan tidak akan mau dijadikan selir," ujarnya. "Lagipula tubuhnya kurus dan tidak menggiurkan sama sekali. Mana mungkin ada lelaki yang mau tidur dengannya?"

"Lalu?" Stella terus menginterogasi.

"Aku ingin membuat Victor menyesal karena sudah menolak menjadi stasiun televisi yang mendukung resmi Zachary Muller," papar Zach. "Maka dari itu, aku sengaja menculik Evelyn untuk memberinya peringatan."

"Tapi kenapa kau marah saat mendengar Oliver ingin menjadikan gadis itu sebagai teman penghangat ranjang untuknya?" Stella semakin penasaran. "Jangan katakan kalau kau cemburu karena menyukai gadis itu, Zach."

Kalimat tanya yang diajukan Stella membuat Zach menoleh seraya membulatkan mata. "Aku tidak cemburu!" bantahnya. "Aku hanya tidak ingin ada bagian dari keluarga kita yang menyentuh Evelyn, karena itu akan membuat Evelyn semakin sombong dan merasa sok kecantikan. Gadis seperti dia pantasnya menjadi babu pribadi untuk istriku yang manis."

Stella tersipu. Ia memeluk lengan Zach, meletakkan kepalanya di atas bahu kekar sang suami. "Kau membuatku melayang, Zach."

Pria tampan itu hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Stella. Mudah sekali membuat wanita terkesan, bukan? Bahkan hanya dengan kata-kata, semuanya selesai.

***

Di sisi lain, Evelyn baru saja dipaksa masuk ke dalam kamar Oliver setelah membersihkan diri dan mengganti pakaian sesuai dengan pilihan Daissy. Pintu ditutup seketika, lalu dikunci dari luar dan—seperti biasa—para pengawal berdiam diri di depan pintu sampai Oliver memberikan instruksi selanjutnya kepada mereka.

"Jadi, bagaimana perasaanmu, Nona?" Oliver berjalan mendekati Evelyn, menciptakan ketukan pada lantai dari pantofel hitam yang dikenakannya. "Mungkinkah ini hari kesialanmu karena harus terperangkap dan tidak bisa melarikan diri dari sini? Atau justru merasa beruntung karena aku mengundangmu secara cuma-cuma ke kamar ini, hm?"

"Sebenarnya apa maumu? Sudah kukatakan bahwa aku tidak mau tidur dengan siapa pun laki-laki yang menghuni mansion kotor ini!"

"Tenang sedikit ..." kata Oliver. "Aku sedang tidak ingin berdebat. Justru aku ingin memberikan penawaran yang menarik untukmu."

Gadis itu hanya diam, menunggu kalimat apa yang akan dilontarkan oleh Oliver selanjutnya.

"Aku mengurung niat untuk melemparmu ke kandang singa. Daripada kau mati sia-sia, bagaimana jika aku menjualmu ke rumah bordir? Itu jelas lebih menguntungkan, bukan?" Senyuman licik mengakhiri kalimat Oliver. Meski wajahnya tampan, tapi di mata Evelyn, pria itu tak lebih dari sosok monster yang mengerikan.

"Tidak adik, tidak kakak, kalian sama saja! Dasar otak kriminal!" Evelyn mengepalkan kedua tangan dengan geram, seperti ingin melayangkan tinju ke wajah mulus Oliver.

Kali ini Oliver mencengkeram dagu Evelyn dengan kasar, bahkan kukunya yang tajam menembus kulit gadis itu hingga mengeluarkan setitik darah segar. Evelyn meringis menikmati rasa perih akibat perlakuan Oliver.

"Dari sekian banyak wanita yang antre ingin menjadi istriku, bahkan rela menunggu giliran untuk sekadar dijadikan teman tidur, kau adalah salah satu yang paling beruntung karena aku memilihmu tanpa syarat. Seharusnya kau bangga, kau tahu?!" hardik Oliver yang mulai hilang kesabaran.

"Alih-alih merasa beruntung, aku justru merasa sangat sial karena harus dipertemukan dengan keluarga Muller yang licik dan manipulatif!"

PLAK!

Satu tamparan mendarat di wajah mulus Evelyn. Gadis itu lantas memegang pipinya yang perih dan panas, lalu menatap Oliver dengan mata memerah menahan tangis.

"MASIH BERANI MELAWAN?!"

Tubuh Evelyn mulai bergetar. Biar bagaimanapun, ia tetaplah seorang perempuan yang memiliki hati dan perasaan lebih sensitif dibanding laki-laki. Diperlakukan kasar oleh pria jelas membuatnya ingin menumpahkan air mata. Namun, ia tetap berusaha tegar demi tidak terlihat lemah di hadapan lawan.

Walau sebenarnya ingin menjerit minta pertolongan, tapi Evelyn tahu di mana dia berada sekarang. Alih-alih datang bantuan, yang ada dirinya malah dibuang ke sungai A****n oleh para pengawal Oliver.

"Cepat naik ke kasur, sebelum aku melakukan sesuatu yang lebih kasar lagi!" perintah Oliver.

"Tidak mau!" tolak Evelyn mentah-mentah.

Oliver yang sudah kepalang kesal pun segera membopong Evelyn ala bridal, lalu melempar tubuh mungil gadis itu ke atas kasur dengan kasar. Ia mengunci pergerakan Evelyn dengan cara menindih tubuh gadis itu dan memegang kuat-kuat pergelangan tangan Evelyn.

"MENJAUHLAH DARIKU, BRENGSEK!"

"Hanya jika kau menyerah di bawah perintahku," ucap Oliver bernegosiasi.

"Dalam mimpimu," balas Evelyn yang masih tak gentar sedikit pun.

"Sialan!" umpat Oliver. Dengan cepat ia menarik tengkuk Evelyn, ingin mengecup bibir merah muda gadis itu meski dirinya sudah ditolak secara mentah-mentah. Akan tetapi ...

BUGH!

Seseorang datang melepaskan satu pukulan yang mengenai wajah Oliver. Membuat tubuh pria itu terguling ke samping. Saat menoleh, Oliver mendapati Zach dengan wajah marah.

Melihat ekspresi garang Zach seperti sekarang, para pengawal Oliver tentu tak dapat menolak ketika Zach meminta dibukakan pintu. Itulah kenapa Zach bisa masuk ke kamar ini dan akhirnya memukul Oliver.

"Lancang sekali kau menyentuh Evelyn tanpa seizinku!" ucap Zach dengan rahang mengeras serta kedua tangan yang terkepal erat-erat.

"Kenapa? Memangnya hanya kau saja yang ingin menikmati tubuh gadis ini? Aku juga mau merasakannya, kau tahu?" Oliver berusaha bangkit sembari mengusap tepi bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah.

"Aku membawa Evelyn kemari bukan untuk dijadikan wanita simpanan, melainkan untuk diberi hukuman dan siksaan yang lebih sadis karena ayahnya sudah bersikap kurang ajar terhadapku!" beber pria berusia tiga puluh lima tahun tersebut. Membuat Oliver terdiam karena tidak berani mendebat perkataan sang kakak.

Di keluarga Muller, sosok Zach memang menjadi yang paling dominan dan menakutkan. Tak ada yang berani melawan jika emosi Zach sudah mencapai ubun-ubun. Sebab, Zach tidak akan segan-segan menghabisi siapa pun orang yang menghalangi jalannya—bahkan jika itu adalah saudara kandungnya sendiri.

Zach meraih tangan Evelyn, menarik gadis itu dan mengamankannya dari tatapan liar Oliver yang memandang dengan hasrat penuh. "Jika kau berani menyentuhnya sekali lagi, aku akan membunuhmu dengan kedua tanganku sendiri. Mengerti?!" ancamnya yang terdengar tidak main-main, membuat tubuh Oliver bergetar dan kehilangan kata-kata.

Evelyn terbungkam. Di satu sisi ia berterima kasih karena Zach sudah menyelamatkannya dari terkaman Oliver. Namun, di sisi lain, ia juga tidak mungkin lupa bahwa pria yang baru saja menolongnya ini tak kalah brengsek dari Oliver. Lalu apa yang harus Evelyn lakukan sekarang?

Evelyn terkesiap saat Zach menarik dirinya pergi meninggalkan kamar Oliver. Entah pria itu mau membawanya ke mana, yang pasti Evelyn sangat bersyukur bisa keluar dari kandang singa liar yang sedang kelaparan.

Zach melepas tangan Evelyn begitu mereka berada di depan kamar Oliver. Dan di sini ada para pengawal Zach, pengawal Oliver, juga Daissy yang sejak tadi hanya diam menunggu.

"Kenapa kau menyelamatkanku dari adik sialanmu itu?" tanya Evelyn.

Bab terkait

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 5

    Zach berdecih remeh. "Aku bukan menyelamatkanmu, tapi menyelamatkan adikku dari gadis sampah sepertimu. Mana mungkin seorang kakak tega melihat adiknya menjamah perempuan sejelek dan sekurus dirimu?" ejeknya."Bajingan ...." Evelyn melotot geram. Entah sudah berapa kali ia dihina dan dipermainkan oleh Zach—padahal pertemuan mereka belum sampai satu minggu.Sejenak pria berperawakan tinggi itu memperhatikan wajah Evelyn. Ia melihat ada setitik darah yang keluar dari dagu gadis manis tersebut. Refleks Zach mengangkat tangan dan mengusap luka kecil itu pelan-pelan. Darahnya tampak kering dan membeku. "Apa yang sudah Oliver lakukan padamu?" Kali ini ia memandang serius wajah Evelyn.Sontak Evelyn menyingkirkan tangan Zach dari dagunya, lalu berkata, "Jangan pedulikan aku."Zach mengerling sembari terkekeh gusar. Ia bertolak pinggang, mengembuskan napas panjang karena tidak menyangka akan menerima reaksi seburuk itu dari Evelyn. "Padahal aku berniat mengobati lukamu dan sedikit berbaik hati

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-29
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 6

    Seorang wanita sedang berjalan ke arahnya ketika Evelyn menoleh. Satu hal yang dapat dipastikan, Evelyn yakin sekali bahwa wanita itu adalah salah satu selir yang terjebak di harem. Wajahnya tak asing."Namaku Claudia." Wanita itu mengulurkan tangan, mengajak berkenalan. "Sepertinya kita bisa menjadi teman yang baik," imbuhnya.Meskipun sedikit ragu dan tidak minat, tapi pada akhirnya Evelyn mau berjabat tangan dengan Claudia dan tak lupa menyebutkan namanya. "Evelyn."Caludia menyandarkan tubuhnya pada sisi wastafel. Kemudian, melipat kedua tangan di bawah dada. "Jadi, seberapa panas permainan yang kau lakukan di atas ranjang, sampai-sampai Tuan Zach tidak membiarkan pria lain menyentuhmu?" Jujur, ia sangat penasaran sekuat apa daya tarik Evelyn, sehingga Zach tega memukul Oliver hanya karena adik kandungnya itu ingin menjadikan Evelyn sebagai selir."Sialan! Aku bukan jalang," bantah Evelyn. Jika orang lain berpikir bahwa dirinya telah melewati malam yang panas dengan Zach, jelas it

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 7

    Kabar tentang menghilangnya Victor dan Evelyn benar-benar membuat gempar. Beritanya heboh, semua orang sibuk membahas dan berdiskusi di mana-mana. Terutama Lucas, laki-laki berusia dua puluh delapan tahun yang sudah menyusun rencana untuk menikahi Evelyn dua hari lagi.Isi kepala Lucas nyaris meledak memikirkan di mana Evelyn dan calon ayah mertuanya berada sekarang. Beruntung dia tidak sampai sakit jiwa. Terlebih lagi keluarga besarnya terus menuntut jawaban mengenai bagaimana keputusan Lucas dalam menghadapi hari H.Apakah Lucas harus membatalkan acara yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan tersebut?Sedangkan, undangan telah tersebar di mana-mana. Gedung pernikahan, suvenir, beberapa bintang tamu yang merupakan penyanyi kelas internasional, gaun dan jas, mahar dan masih banyak lagi. Bisa dibilang segalanya telah dipersiapkan dengan tingkat kematangan mencapai sembilan puluh lima persen. Sisanya hanya tinggal menggelar pesta di hari yang ditentukan.Itu semua jelas mengur

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 8

    Evelyn tidak bisa melawan ketika Zach menyeret paksa dirinya menuju ruang tahanan. Tanpa ampun, laki-laki tak berperikemanusiaan itu mendorong tubuhnya hingga terambau ke lantai semen."Coba saja melarikan diri sekali lagi, aku pasti akan menjadikanmu menu makan malam untuk hewan peliharaanku," ancam Zach yang terkesan tidak main-main.Evelyn mendongak, menatap wajah tegas pria itu dengan perasaan yang sangat kacau. "Mau sampai kapan kau mengurungku? Aku mohon, bebaskan aku ...." Kali ini ia mengalah. Mungkin dengan menurunkan ego dan memohon, pintu hati Zach yang keras dan beku bisa diruntuhkan dengan lebih mudah. Itu pun jika Zach memang benar-benar masih manusia."Tidak ada adegan bertekuk lutut?" tantang Zach seraya memandang rendah sosok Evelyn.Evelyn terbungkam. Selain licik dan manipulatif, rupanya Zachary Muller juga merupakan sosok yang gila hormat. Kalimat permohonan Evelyn dengan segala kerendahan dirinya, ternyata masih belum cukup menggugah hati Zach."Aku hanya ingin mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 9

    Hari semakin gelap. Pada waktu di mana orang lain mungkin sedang terlelap bersama mimpi indahnya, Evelyn terisak diam-diam. Meringkuk seorang diri di atas lantai semen ruang tahanan. Tak ada bantal, selimut, apalagi kasur. Ia telah terjerembap di penjara kecil ini.Dunia sangat jahat dan tidak adil bagi seorang gadis tak bersalah yang hanya ingin bertemu sang ayah dan menikah dengan kekasihnya.Evelyn merasa lapar dan haus. Sejak tubuhnya dilempar ke tempat pengap dan gelap ini tadi siang, tak ada secuil pun makanan yang masuk ke perutnya. Bahkan setetes air pun tidak. Tadi pagi ia juga tidak ikut sarapan bersama para selir karena belum merasa lapar. Jika saja tahu akhirnya akan begini, pasti ia sudah mencuri beberapa makanan di dapur selir.Bukankah orang-orang itu sangat tidak berperikemanusiaan, sehingga tega membiarkannya terkurung seperti anak ayam? Bahkan nasib anak ayam jauh lebih baik karena masih diberi makan dan minum oleh orang yang memeliharanya. Tidak seperti Zach yang kej

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 10

    "Aku tidak memilih keduanya," jawab Aldrick seraya membalas tatapan Zach dengan sorot mata yang tak kalah mematikan. "Tapi aku juga tidak akan membiarkan diriku menjadi abu-abu, apalagi sampai menyakiti orang lain," sindirnya.Kalimat terakhir yang diucapkan oleh Aldrick membuat Zach terkekeh sumbang, sebelum akhirnya kembali memandang serius ke arah pria berusia tiga puluh tujuh tahun tersebut. "Kau terlalu naif jika menganggap dirimu tak pernah menyakiti orang lain," ucapnya sambil menunjukkan ekspresi seperti menyimpan luka yang menganga lebar di ulu hatinya. Bahkan tak pernah terobati hingga sekarang."Kau mungkin tidak sadar pernah membuat seorang anak kecil kehilangan harapan dan merasa sangat kesepian di tengah ramainya lingkungan," ucap Zach penuh arti. Kenangan pahit yang ia lalui saat masih berusia delapan tahun telah menyisakan cerita gelap dan pilu yang tak terukur kedalamannya."Tentang perayaan ulang tahunku yang kesepuluh?" Aldrick membawa memorinya untuk kembali menging

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 11

    Evelyn menarik kedua tangannya menjauh dari rahang yang ditumbuhi bulu-bulu halus tersebut. Entah kenapa ia menjadi salah tingkah, apalagi setelah menyelami bola mata Zach yang dalam dan tajam. Akan tetapi, ia mencoba untuk tetap bersikap netral."Pergilah! Aku tidak ingin melihatmu," ucap Evelyn mengusir secara terang-terangan. Ia sudah mengubah posisi menjadi berdiri.Zach mengerling gusar, lalu ikut berdiri dan semakin mendekat ke arah Evelyn, membuat jantung gadis itu berdegup dua kali lebih cepat karena merasa was-was dan curiga."Akui saja kalau kau memang menginginkanku." Zach kembali merapatkan tubuh Evelyn ke sisi tembok, mengunci pergerakan gadis itu dengan kedua tangannya. "Sekeras apa pun usahamu menyangkal, aku tetap bisa mencium aroma kebohongan yang kau sembunyikan."Postur tubuh Evelyn yang hanya sebatas dadanya membuat Zach harus menundukkan kepala saat menatap wajah mungil gadis itu."Hey! Apa yang kau lakukan?" Evelyn tidak berdaya ketika tangan kekar pria itu menaha

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 12

    Terdengar teriakan seorang wanita dari kejauhan, membuat Evelyn dan Claudia sangat terkejut. Mereka menoleh, lalu mendapati sosok Daissy yang melangkah semakin dekat."Gawat! Apa yang harus kita lakukan?" tanya Evelyn panik.Claudia belum sempat menggubris kalimat tanya yang Evelyn ajukan. Karena, saat ini Daissy sudah berdiri tepat di hadapannya."Pantas saja aku cari di mana-mana tidak ada, ternyata kau sedang berbagi makanan dengan Evelyn!" omel Daissy sambil melotot, lalu tanpa belas kasihan ia menjambak kuat-kuat rambut Claudia. "Rasakan akibatnya sekarang!"Claudia meringis menahan sakit, sedangkan Evelyn tidak bisa melakukan apa-apa karena terhalang oleh jeruji."Kau membuatku berada dalam bahaya," ucap Daissy dengan nada marah. Sebab, kalau Zach tahu ada seorang selir yang memberi makanan dan minuman kepada Evelyn, orang pertama yang akan disalahkan tentu adalah dirinya."Ampun! Aku tidak akan mengulanginya lagi," ujar Claudia sambil terisak pelan. Ia berusaha melepaskan tangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20

Bab terbaru

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Rencana S2

    Halo, Semuanya!Aku mau nanya, kira-kira ada gak yang masih mau baca novel ini kalau aku bikin S2?Tapi di S2 ini pemeran utamanya bukan Evelyn & Zach, melainkan karakter lain di dalam cerita ini. Nah, kalian mau aku bikin cerita lanjutan tentang perjalanan kisah siapa nih?Ada beberapa pilihan yang bisa kalian pertimbangkan—tentunya dengan konflik berbeda yang nggak kalah seru dan bikin senyum-senyum sendiri.1. Oliver2. Aldrick3. Bryan4. Fathe5. Florez6. Freya7. Atau ada request?Btw, terima kasih banyak buat yang udah baca S1—baik yang baru baca beberapa BAB atau udah sampe selesai. Semoga rezekinya selalu lancar dan berkah, biar bisa top up banyak-banyak dan ikutin terus karya-karya aku yang lain, hehehe. Luv♥️

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 4

    “Apa yang kau lakukan pada adikku?!”Suara bocah laki-laki dari arah lain berhasil mengalihkan perhatian Bastian dan Freya, membuat keduanya menoleh ke sumber suara, lalu terkejut mendapati Fathe yang sedang menghampiri dengan raut marah tercetak jelas di wajahnya.“Fathe!” Freya bergumam, merasa bala bantuan sudah datang kepadanya.Di belakang Fathe, tampak Florez membuntuti dengan ekspresi khawatir.Ketika Bastian menurunkan kedua tangannya dari sisi tembok, Freya langsung memaanfaatkannya untuk berlari kecil dan bersembunyi di balik punggung Fathe.Fathe menatap tajam Bastian. Satu jarinya terangkat, menunjuk-nunjuk wajah Bastian. “Kau ... jangan sekali-sekali mengganggu adikku lagi, atau aku akan mematahkan kakimu!” ancamnya dengan suara kesal.Bastian terlihat ketakutan. “Ti–tidak, Fathe. Aku tidak berniat mengganggu Freya.” Lutut kakinya terasa lemas sekarang.“Pergi sana, sebelum aku benar-benar akan menghajar wajahmu!” gertak Fathe sambil mengangkat kepalan tangannya.Bastian y

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 3

    “Kenapa harus menunggu pulang sekolah? Kau bisa mengatakannya sekarang juga. Kebetulan sedang tidak ada Fathe,” ucap Revano.“Benar juga. Ayo! Kau bisa melakukannya, Bastian." Kenzo menyemangati.Bastian diam saja. Namun, isi kepalanya tidak benar-benar diam. Dia sedang berpikir mengenai apa yang harus dilakukan saat ini.“Apa kau takut ketahuan Fathe?” tanya Revano. “Kau dan Freya bisa berteman dulu. Tidak harus langsung menjalin hubungan.”“Bukan,” bantah Bastian yang tidak terima dibilang takut. “Aku hanya khawatir Freya tidak mau berteman denganku.”Revano mengibaskan telapak tangan di depan wajah Bastian. “Tidak mungkin. Aku perhatikan, Freya itu anak yang sangat baik dan berhati lembut. Dia pasti mau berteman dengan siapa saja,” ucapnya mengompori.“Revano benar. Aku bahkan tidak sengaja pernah menabrak Freya, tetapi malah dia yang menyesal dan minta maaf,” beritahu Kenzo.Karena terus didesak oleh kedua temannya, Bastian pun merasa tertantang untuk maju mendekati gadis berpipi c

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 2

    “Mami, Mami, tadi Fathe mengatakan kalau dia mau memukul orang jahat,” adu Florez yang sedang dipakaikan dasi oleh Evelyn.“Iya, Mami. Papi juga malah mendukung, bukannya menegur,” tambah Freya. Seperti biasa, dia selalu menjadi orang pertama yang selesai mengenakan seragam dibandingkan kedua kakaknya.“Bukan begitu, Mami.” Fathe yang sedang memegang rompi merah itu langsung buka suara, tidak terima atas tuduhan yang telah dilayangkan Florez dan Freya kepadanya. “Aku hanya ingin memukul orang-orang yang bersikap jahat pada mereka.”“Ih, tapi, Mami ... bukankah kita tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain? Nanti Tuhan yang akan membalasnya,” ujar Florez. “Iya, ‘kan, Mi?” tanyanya memastikan.Evelyn menghela napas sejenak. Sudah biasa baginya mendengar perdebatan atau keluh kesah putra-putrinya di pagi hari, dan itu tidak pernah membuatnya merasa kesal.“Iya, betul. Kita memang tidak boleh membalas perbuatan jahat orang lain, tetapi bukan berarti kita harus diam saja pada saat di

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   Extra Part 1

    Sinar mentari menembus jendela kamar ketika Evelyn menyibak tirai gorden. Sejak pukul setengah lima pagi, dia sudah bangun untuk mandi dan menyiapkan sarapan.Ini adalah hari Senin. Ketiga anak kembarnya akan beraktivitas seperti biasa, yaitu mengikuti program prasekolah yang sudah mereka jalani sejak usia tiga tahun. Jadi, tidak heran kalau Evelyn akan lebih sibuk dibandingkan di tanggal merah.Selain mengurus anak-anak mungil itu, Evelyn juga tidak lupa dengan kewajiban sebagi istri yang harus menyiapkan segala keperluan suami yang juga akan berangkat kerja pagi ini.Masing-masing seragam sudah Evelyn letakkan dengan rapi di atas kasur, lengkap dengan dasi, topi dan kaos kaki, sedangkan beberapa pasang sepatu dia taruh di lantai.Sekarang Evelyn kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan.Sementara itu, di dalam toilet ....“Papi, aku ingin duduk di sana.” Freya, gadis kecil yang masih memakai baju tidur dengan rambut ikalnya yang sudah berantakan, baru saja mendongak ke arah pria ber

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 113

    “Siapa yang mau sandwich?” Terdengar suara dari arah lain, dan ternyata itu adalah Alice yang baru saja datang membawakan beberapa sandwich di atas piring.“Aku mau! Aku mau!” Ketiga anak itu berseru, lalu berlari dengan riang gembira menghampiri Alice.Melihat itu, Bryan ikut berlari ke arah Alice. “Ibu, aku mau dua! Untuk Fathe, berikan yang paling kecil dan isinya sedikit saja,” ledeknya.Fathe menoleh sambil mengerucutkan bibir dengan tatapan tajam. “Dasar serakah! Nanti perutmu bisa meledak karena terlalu banyak makan,” katanya, terlihat kesal.Bryan menjawab, “Aku tahu kapan waktunya berhenti makan, tidak seperti ikan hias yang makan banyak melebihi kapasitas perutnya yang kecil.”Fathe merasa tersinggung mendengar kata ‘ikan’. Karena, sebelumnya Bryan mengatai dirinya sekecil ikan hias. “Aku tidak pernah makan terlalu banyak,” ucapnya.“Kau menganggap dirimu seperti ikan?” ledek Bryan. “Padahal aku benar-benar sedang membahas ikan hias. Apa kau tidak tahu, ikan akan makan sebany

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 112

    Zach tidak mengerti apa maksud dari ucapan Aldrick. “Apa yang kau bicarakan?”Aldrick tampak kikuk. “Apa kau tidak tahu penyebab kenapa Ayah lumpuh?” Justru dia merasa heran, bisa-bisanya Zach tidak tahu alasan yang melatarbelakangi kelumpuhan kaki Jeremy?“Memang apa penyebabnya?”Jujur, Aldrick terkejut, ternyata Zach benar-benar tidak tahu soal itu.“Ayah, apa boleh aku ceritakan?” Aldrick adalah orang yang tahu etika, sehingga dia meminta izin dulu kepada Jeremy.“Silakan,” balas Jeremy. “Kalaupun aku mengatakan tidak, pasti kau tak bisa tidur nyenyak malam ini, karena Zach akan terus mendesakmu untuk bicara.”Sejenak Aldrick terkekeh, lalu mulai menceritakan, “Saat berusia sebelas tahun, kau menjadi korban penculikan. Ayah dan pengawalnya berusaha menyelamatkanmu. Tapi karena dibius, kau tidak sadarkan diri. Kemudian, komplotan penculik itu mengejar mobil yang ditumpangi Ayah dan beberapa pengawalnya, hingga insiden kecelakaan pun terjadi tanpa disangka-sangka.”Zach menjadi pende

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 111

    Evelyn ikut terharu melihat Zach sudah berbaikan dengan Aldrick. Dia tersenyum manis, bangga kepada anak-anaknya yang telah membuat tembok raksasa pertahanan Zach akhirnya runtuh juga.Setelah itu, Evelyn ikut bergabung dan mereka melangkah bersama-sama menuju taman, mencari keberadaan Jeremy, karena Zach belum meminta maaf pada laki-laki itu.Benar saja. Ternyata Jeremy memang berada di sana, sedang duduk di atas kursi roda sambil memperhatikan Oliver yang sedang memanjat pohon apel, sedangkan Bryan, remaja berusia dua belas tahun itu berdiam diri di bawah pohon apel sambil menyemangati Oliver.“Ayo! Petik apelnya lebih banyak lagi, Paman!” pekik Bryan seraya mendongak memperhatikan setiap gerak-gerik Oliver.“Mami, Papi, bolehkah aku bergabung dengan Bryan dan Paman Oliver?” tanya Florez dengan penuh harap.Evelyn menyahut, “Boleh saja, Sayang, tapi harus minta izin dulu dengan mereka. Jika mereka tidak keberatan, silakan bergabung. Tapi, jika mereka merasa keberatan, kalian tidak pe

  • Wanita Simpanan Mafia Kejam   BAB 110

    Karena didesak ketiga anak kembarnya, mau tidak mau Zach harus menemui kakak dan ayahnya untuk meminta maaf. Karena, sebagai orangtua, dia harus mencontohkan sikap yang baik, benar dan bijaksana.“Ayo, Papiiiiii!” Freya menarik lengan kanan Zach, lalu Florez di sebelah kiri, sedangkan Fathe mendorong tubuhnya dari belakang.Mereka tampak tidak menyerah walaupun Zach memiliki tubuh tinggi besar dan tidak sebanding dengan tubuh miniatur mereka.Zach hanya bisa pasrah menerima perlakuan anak-anaknya. Dia terus berjalan mengikuti ke mana si kembar membawanya pergi.“Paman Aldrick!” Fathe memanggil Aldrick yang sedang berjalan di koridor mansion.Pria itu menoleh, mengernyit melihat ketiga anak itu menghampirinya sambil menyeret Zach dengan tangan mungilnya.Sesekali Aldrick terkekeh geli pada saat menyaksikan Freya dan Florez yang terlihat berjalan mundur untuk bisa menarik tangan Zach dengan tenaga yang lebih besar.“Papi, bisakah berjalan lebih cepat sedikit? Kami hampir kehabisan tenaga

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status