Tiga bulan kemudian, masih tidak ada tanda-tanda pergerakan dari pihak Aditya, menurut informasi dari keluarga Dharma, posisi CEO di Prakarsa Wira Kanigara yang dulu dijabat oleh Giyan, kini diisi oleh Bastian yang tidak terjerat kasus skandal video Manda.Manda sendiri masih dilarang meninggalkan rumah, walaupun skandal videonya sudah mulai meredup, ayahnya tetap meminta dia untuk tidak keluar rumah sampai orang-orang melupakan kasus video itu, sedangkan Fiko di kirim Carson ke Jerman untuk berobat dan bersembunyi sementara waktu.Vicky benar-benar dibuat pusing karena hal itu, dia awalnya mengira jika Aditya dan teman-temannya akan melakukan serangan balasan, dan jika itu terjadi, Vicky akhirnya bisa menemukan orang-orang yang selama ini menyerang keluarga ibunya melalui Aditya.Vicky tidak menyangka jika Aditya malah menarik diri dan tidak melakukan pergerakan sama sekali, untuk saat ini dia baru mengetahui satu nama yang berada di belakang Aditya, orang itu adalah Carson Ayah Fiko
Vicky yang sedang mengemudikan mobil tampak sedikit terkejut mendengar pertanyaan Vanya.“Apa kamu belum pernah bertemu mereka?” Tanya Vicky balik.Vanya menggelengkan kepalanya, “Belum... ini pertama kalinya aku akan bertemu mereka, aku tentu saja pernah beberapa kali mendengar cerita tentang mereka dari Kak Nabila dan yang lainnya,” jawab Vanya.Vicky tersenyum, “Mereka berdua orang yang baik dan ramah, kamu pasti akan menyukai karakter mereka.”“Hah... aku juga tahu kalau itu,” ucap Vanya sambil menghela nafasnya pelan.“Tenang saja, kamu pasti akan menyukai karakter mereka,” kata Vicky sambil mengelus kepala Vanya.30 menit kemudian, mereka akhirnya tiba di titik lokasi yang Ivan kirim tadi.Vanya langsung tercengang begitu melihat rumah mewah berukuran yang begitu luas di depannya.Dua orang satpam menghampiri mobil mereka. Setelah Vicky memberitahu maksud kedatangannya, kedua satpam itu langsung tersenyum dan bergegas membuka pintu pagar kediaman Gunnadi.Setelah memarkir kendar
Setelah makan siang bersama, Vanya dan para wanita tampak berkumpul di ruang keluarga, mereka semua sesekali tertawa melihat tingkah lucu, Sean, Gavin dan Elina.Sementara Vicky, Ivan, Jafin dan Billy di ajak menuju ruang meeting yang berada di kediaman Gunnadi. Seperti apa yang tadi Gunnadi ucapkan, dia akan memberitahu Vicky tentang kejadian 26 tahun yang lalu.“Vicky, apa yang kamu ketahui tentang peristiwa 26 tahun yang lalu?” Tanya Gunnadi memulai percakapan.“Tidak banyak Paman, yang aku tahu saat itu ada dua puluh lebih perusahaan besar di Jakarta yang berusaha menghancurkan Dharma Prakarsa Grup milik Kakek Dimas, dan Ayahku datang menghabisi mereka,” jawab Vicky.Ivan, Jafin dan Billy yang juga berada di ruangan itu terlihat sangat terkejut mendengar pembicaraan antara Gunnadi dan Vicky. Mereka tidak menyangka jika keluarga Ibu Vicky pernah di keroyok oleh banyak perusahaan besar.Gunnadi mulai menceritakan kisah mencekam yang membuat Indonesia heboh di tahun itu.“Aku masih m
Keesokan harinya di tempat yang berbeda...Carson baru saja selesai melakukan pertemuan untuk membahas rencana mereka menjatuhkan keluarga Dharma bersama Lingga, Winata dan Aditya secara jarak jauh.Saat ini dia sedang menuju ruang tamunya untuk menunggu beberapa orang yang akan datang ke rumahnya.Dia sedikit kesal karena teman-temannya tidak mendukung keinginannya untuk membalas perbuatan Vicky kepada putranya, karena itu dia diam-diam menghubungi salah satu rekannya yang merupakan keluarga mafia yang cukup di pandang di kota tempat tinggalnya di Italia.Beberapa saat kemudian, dua orang yang mengenakan setelan jas hitam tiba di rumah Carson, mereka berdua adalah orang yang diutus untuk mendengar permintaan Carson.“Jadi siapa yang harus kami lenyapkan?” Tanya salah seorang dari mafia itu.Carson merogoh saku jasnya untuk mengambil foto Vicky, dia lalu meletakkan foto itu di atas meja.“Namanya Vicky, tidak ada yang spesial darinya, latar belakang keluarganya juga biasa saja, aku ra
Keesokan harinya...Vanya yang baru saja selesai meeting tampak sedang memberikan pengarahan kepada beberapa karyawan baru yang akan menjadi tenaga marketing untuk Vivan Cars.Ketika dia sedang memberikan pengarahan, dari pintu masuk showroom, sekitar tiga puluh orang yang terdiri dari pria dan wanita masuk ke dalam showroom. Vanya sontak terkejut melihat pemandangan itu, ketika dia berniat menghampiri orang-orang itu, beberapa wanita yang baru saja masuk langsung berlari menghampirinya.“Tuan Putri akhirnya kita bisa bertemu!” Teriak salah satu wanita.“Tuan Putri?” Vanya sempat menoleh ke belakangnya untuk memastikan jika wanita itu sedang memanggil dirinya dan bukan orang lain.Ketika dia kembali menoleh, wanita yang memanggilnya tuan putri langsung memeluknya, Vanya sedikit canggung ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari wanita yang tidak dia kenali.“Sepertinya kamu tidak mengenali mereka.” Terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing, Vanya langsung menoleh menc
Selama beberapa hari ke depan, Vanya dan Vicky menikmati liburan mereka di Rusia, sampai tiba hari di mana mereka menghadiri pernikahan Widya dan yang lainnya. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, Vanya dan Vicky sedang bersiap menuju kediaman Vladislav tempat acara pernikahan Widya dan 20 wanita lainnya di laksanakan.Vicky tampil gagah dengan setelan tuxedo berwarna hitam, sedangkan Vanya tampil memesona dengan gaun putih renda tanpa lengan yang menampakkan keindahan lekuk tubuhnya."Sayang... Sayang!"Suara Vanya yang sedang memanggilnya membuat Vicky sadar, dia yang sedari tadi terus memandangi Vanya seakan terhipnotis dengan kecantikan Vanya dalam balutan gaun itu.Vanya menatap tajam mata Vicky, alisnya mengernyit, dia lalu berkata, "Apakah kamu berniat untuk berbuat jahil lagi?" Vanya yang terus menerima kejahilan Vicky mulai curiga jika Vicky sedang merencanakan sesuatu.Namun kata-kata yang diucapkan Vicky berikutnya langsung membuat perasaannya terbang ke awan-awan."Tidak sayan
Suasana yang tadi terdengar ramai tiba-tiba menjadi hening, mata semua orang tertuju pada gadis cantik yang baru saja masuk, hal itu yang membuat Vanya juga ikut menoleh."Hah?" Vanya tampak sangat terkejut, dia melihat Vicky yang sedang dipeluk, pipinya dicium dan tangannya langsung di rangkul mesra oleh seorang gadis muda yang sangat cantik.Vanya menoleh ke Arina dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut, "Bibi, itu?" Tanya Vanya.Arina tersenyum, dia berkata, "Gadis cantik itu adalah keponakanku?"Vanya semakin terkejut mendengar jawaban dari Arina, dia tidak mengerti mengapa gadis itu terlihat sangat akrab dan romantis kepada Vicky.Vincent yang mengamati dari kejauhan langsung menepuk jidatnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini."Anak itu... padahal sudah aku bilang untuk menahan diri ketika bertemu dengan Kak Vicky," keluh Vincent.Barry dan Evan tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Nona Muda mereka yang tidak bisa menahan diri, "Tuan Muda Vincent, apa ya
"Vincent, ada apa ini?!" Tanya Vicky.Vincent tertawa kecil, "Kak, ini semua rencana Kakek dan paman Dimitri, kurasa sudah waktunya Kak Vicky menghadap Kakek Vladimir," jawab Vincent."Menghadap Kakek?" Vicky tampak kebingungan dengan jawaban Vincent. Ketika dia kembali ingin bertanya, para mempelai pria sudah menarik tangannya dan membawanya menuju Vladimir.Vicky terus bertanya kepada para mempelai pria yang sedang menariknya, namun mereka tidak memberi jawaban, mereka hanya tersenyum sambil terus menarik tangan Vicky menuju meja Vladimir.Vanya yang juga merasa kebingungan menoleh ke Alyona, "Alyona, ada apa ini?""Kak Vanya akan menerima restu dari Kakek, banyak yang bilang jika pasangan menerima restu dari Kakek, mereka akan hidup langgeng bersama pasangannya," jawab Alyona sembari menuntun Vanya."Tapi....""Kak Vanya, bukankah ini bagus? Siapa tahu Kak Vanya dan Kak Vicky bisa segera menikah setelah menerima restu dari Tuan Vladimir," Kata Widya menimpali.Vanya menjadi dilema,