Wajah Vicky dan Vanya tampak kebingungan ketika mereka tiba di lantai dasar, mereka berdua melihat belasan gadis berusia 18 sampai 21 tahun sedang berbicara dengan Aksa di dekat meja resepsionis.Dilan yang berada di belakang mereka berdua menepuk halus pundak Vicky dan berkata, “Bos, mereka adalah anak-anak dari customer yang datang untuk bertemu denganmu.”“Bertemu denganku?” Vicky tampak kebingungan dengan perkataan Dilan.Vanya yang berdiri di samping Vicky juga sama, dia tidak mengerti mengapa belasan gadis itu ingin bertemu kekasihnya.“Ini karena video viral cinta belah ketupat Bos Vicky, mereka semua penasaran ingin bertemu dengan pria yang berbicara di akhir video itu,” kata Dilan menjelaskan.Vanya tertawa mendengar perkataan Dilan, “Bos sayang, selamat menikmati popularitasmu.” Setelah mengatakan itu, Vanya pergi sambil melambaikan tangannya kepada Vicky menuju customer yang sedang melihat-lihat koleksi mobil mewah di tempat itu.“Vanya,” gumam Vicky sambil mengulurkan tang
Tiga bulan kemudian, masih tidak ada tanda-tanda pergerakan dari pihak Aditya, menurut informasi dari keluarga Dharma, posisi CEO di Prakarsa Wira Kanigara yang dulu dijabat oleh Giyan, kini diisi oleh Bastian yang tidak terjerat kasus skandal video Manda.Manda sendiri masih dilarang meninggalkan rumah, walaupun skandal videonya sudah mulai meredup, ayahnya tetap meminta dia untuk tidak keluar rumah sampai orang-orang melupakan kasus video itu, sedangkan Fiko di kirim Carson ke Jerman untuk berobat dan bersembunyi sementara waktu.Vicky benar-benar dibuat pusing karena hal itu, dia awalnya mengira jika Aditya dan teman-temannya akan melakukan serangan balasan, dan jika itu terjadi, Vicky akhirnya bisa menemukan orang-orang yang selama ini menyerang keluarga ibunya melalui Aditya.Vicky tidak menyangka jika Aditya malah menarik diri dan tidak melakukan pergerakan sama sekali, untuk saat ini dia baru mengetahui satu nama yang berada di belakang Aditya, orang itu adalah Carson Ayah Fiko
Vicky yang sedang mengemudikan mobil tampak sedikit terkejut mendengar pertanyaan Vanya.“Apa kamu belum pernah bertemu mereka?” Tanya Vicky balik.Vanya menggelengkan kepalanya, “Belum... ini pertama kalinya aku akan bertemu mereka, aku tentu saja pernah beberapa kali mendengar cerita tentang mereka dari Kak Nabila dan yang lainnya,” jawab Vanya.Vicky tersenyum, “Mereka berdua orang yang baik dan ramah, kamu pasti akan menyukai karakter mereka.”“Hah... aku juga tahu kalau itu,” ucap Vanya sambil menghela nafasnya pelan.“Tenang saja, kamu pasti akan menyukai karakter mereka,” kata Vicky sambil mengelus kepala Vanya.30 menit kemudian, mereka akhirnya tiba di titik lokasi yang Ivan kirim tadi.Vanya langsung tercengang begitu melihat rumah mewah berukuran yang begitu luas di depannya.Dua orang satpam menghampiri mobil mereka. Setelah Vicky memberitahu maksud kedatangannya, kedua satpam itu langsung tersenyum dan bergegas membuka pintu pagar kediaman Gunnadi.Setelah memarkir kendar
Setelah makan siang bersama, Vanya dan para wanita tampak berkumpul di ruang keluarga, mereka semua sesekali tertawa melihat tingkah lucu, Sean, Gavin dan Elina.Sementara Vicky, Ivan, Jafin dan Billy di ajak menuju ruang meeting yang berada di kediaman Gunnadi. Seperti apa yang tadi Gunnadi ucapkan, dia akan memberitahu Vicky tentang kejadian 26 tahun yang lalu.“Vicky, apa yang kamu ketahui tentang peristiwa 26 tahun yang lalu?” Tanya Gunnadi memulai percakapan.“Tidak banyak Paman, yang aku tahu saat itu ada dua puluh lebih perusahaan besar di Jakarta yang berusaha menghancurkan Dharma Prakarsa Grup milik Kakek Dimas, dan Ayahku datang menghabisi mereka,” jawab Vicky.Ivan, Jafin dan Billy yang juga berada di ruangan itu terlihat sangat terkejut mendengar pembicaraan antara Gunnadi dan Vicky. Mereka tidak menyangka jika keluarga Ibu Vicky pernah di keroyok oleh banyak perusahaan besar.Gunnadi mulai menceritakan kisah mencekam yang membuat Indonesia heboh di tahun itu.“Aku masih m
Keesokan harinya di tempat yang berbeda...Carson baru saja selesai melakukan pertemuan untuk membahas rencana mereka menjatuhkan keluarga Dharma bersama Lingga, Winata dan Aditya secara jarak jauh.Saat ini dia sedang menuju ruang tamunya untuk menunggu beberapa orang yang akan datang ke rumahnya.Dia sedikit kesal karena teman-temannya tidak mendukung keinginannya untuk membalas perbuatan Vicky kepada putranya, karena itu dia diam-diam menghubungi salah satu rekannya yang merupakan keluarga mafia yang cukup di pandang di kota tempat tinggalnya di Italia.Beberapa saat kemudian, dua orang yang mengenakan setelan jas hitam tiba di rumah Carson, mereka berdua adalah orang yang diutus untuk mendengar permintaan Carson.“Jadi siapa yang harus kami lenyapkan?” Tanya salah seorang dari mafia itu.Carson merogoh saku jasnya untuk mengambil foto Vicky, dia lalu meletakkan foto itu di atas meja.“Namanya Vicky, tidak ada yang spesial darinya, latar belakang keluarganya juga biasa saja, aku ra
Keesokan harinya...Vanya yang baru saja selesai meeting tampak sedang memberikan pengarahan kepada beberapa karyawan baru yang akan menjadi tenaga marketing untuk Vivan Cars.Ketika dia sedang memberikan pengarahan, dari pintu masuk showroom, sekitar tiga puluh orang yang terdiri dari pria dan wanita masuk ke dalam showroom. Vanya sontak terkejut melihat pemandangan itu, ketika dia berniat menghampiri orang-orang itu, beberapa wanita yang baru saja masuk langsung berlari menghampirinya.“Tuan Putri akhirnya kita bisa bertemu!” Teriak salah satu wanita.“Tuan Putri?” Vanya sempat menoleh ke belakangnya untuk memastikan jika wanita itu sedang memanggil dirinya dan bukan orang lain.Ketika dia kembali menoleh, wanita yang memanggilnya tuan putri langsung memeluknya, Vanya sedikit canggung ketika mendapatkan perlakuan seperti itu dari wanita yang tidak dia kenali.“Sepertinya kamu tidak mengenali mereka.” Terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing, Vanya langsung menoleh menc
Selama beberapa hari ke depan, Vanya dan Vicky menikmati liburan mereka di Rusia, sampai tiba hari di mana mereka menghadiri pernikahan Widya dan yang lainnya. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, Vanya dan Vicky sedang bersiap menuju kediaman Vladislav tempat acara pernikahan Widya dan 20 wanita lainnya di laksanakan.Vicky tampil gagah dengan setelan tuxedo berwarna hitam, sedangkan Vanya tampil memesona dengan gaun putih renda tanpa lengan yang menampakkan keindahan lekuk tubuhnya."Sayang... Sayang!"Suara Vanya yang sedang memanggilnya membuat Vicky sadar, dia yang sedari tadi terus memandangi Vanya seakan terhipnotis dengan kecantikan Vanya dalam balutan gaun itu.Vanya menatap tajam mata Vicky, alisnya mengernyit, dia lalu berkata, "Apakah kamu berniat untuk berbuat jahil lagi?" Vanya yang terus menerima kejahilan Vicky mulai curiga jika Vicky sedang merencanakan sesuatu.Namun kata-kata yang diucapkan Vicky berikutnya langsung membuat perasaannya terbang ke awan-awan."Tidak sayan
Suasana yang tadi terdengar ramai tiba-tiba menjadi hening, mata semua orang tertuju pada gadis cantik yang baru saja masuk, hal itu yang membuat Vanya juga ikut menoleh."Hah?" Vanya tampak sangat terkejut, dia melihat Vicky yang sedang dipeluk, pipinya dicium dan tangannya langsung di rangkul mesra oleh seorang gadis muda yang sangat cantik.Vanya menoleh ke Arina dengan ekspresi wajah yang sangat terkejut, "Bibi, itu?" Tanya Vanya.Arina tersenyum, dia berkata, "Gadis cantik itu adalah keponakanku?"Vanya semakin terkejut mendengar jawaban dari Arina, dia tidak mengerti mengapa gadis itu terlihat sangat akrab dan romantis kepada Vicky.Vincent yang mengamati dari kejauhan langsung menepuk jidatnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini."Anak itu... padahal sudah aku bilang untuk menahan diri ketika bertemu dengan Kak Vicky," keluh Vincent.Barry dan Evan tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Nona Muda mereka yang tidak bisa menahan diri, "Tuan Muda Vincent, apa ya
8 bulan kemudian... Karena permintaan Vladimir, Vicky dan Vanya akhirnya menetap di Rusia sampai tiba waktunya Vanya melahirkan nanti. Bima dan Utari juga tidak mempermasalahkan hal itu, rencananya Vicky dan Vanya baru ke Indonesia begitu usia kandungan Vanya memasuki bulan ke sembilan. Vicky memang sudah berniat agar saat Vanya melahirkan nanti bisa di dampingi oleh kedua orang tuanya. Selama Vicky dan Vanya berada di Rusia, Vincent di kirim ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup. Alyona yang memiliki beberapa perusahaan di Singapura juga turut mengurus Grup perusahaan itu. Berkat kemampuan Kakak beradik ini, hanya dalam waktu enam bulan, Dharma Prakarsa Grup terbang tinggi dan menjadi salah satu Grup perusahaan terbesar di Indonesia. Setara dengan Grup Barata milik Gunnadi, dan juga Grup Adhitama milik Ezra sahabat Arthur dan Laras. Posisi Bimo dan Hendro di Dharma Prakarsa Grup di pulihkan oleh Dimas, ini juga atas permintaan langsung Arthur dan Lar
“Baiklah, kalian tunggu disini saja, biar aku dan Vanya yang menemui Kakek Vladimir,” ucap Bella. “Ayo Vanya,” sambungnya sambil menarik pelan lengan Vanya. Vanya tersenyum dan beranjak dari duduknya, nasib Ivan, Jafin dan Billy sekarang berada di tangan dua wanita cantik itu. Sambil berjalan menuju meja Vladimir dan para orang tua berada, Bella dan Vanya mulai mendiskusikan strategi mereka sambil berbisik, wajah Vanya berubah terkejut dia tampak menutup mulutnya menahan tawa mendengar rencana Bella. “Sekarang kamu paham kan?” Tanya Bella ke Vanya. Vanya menganggukkan kepalanya mereka berdua tampak beradu telapak tangan pelan sebelum menjalankan aksi mereka. Nabila, Olma dan Alexa kompak tertawa kecil melihat tingkah mereka yang menggemaskan, mereka pun menebak-nebak akan seperti apa cara Bella dan Vanya membujuk Vladimir. “Bella yang mengambil kendali, sepertinya kali ini mereka akan berhasil,” ucap Nabila. “Tentu saja, siapa dulu suaminya,” ujar Austin berbangga diri. “Maaf
Arthur, Laras, Vicky dan Vanya akhirnya tiba di Rusia, karangan bunga ucapan selamat untuk kehamilan Vanya berjajar rapi di sepanjang kediaman keluarga Vladislav. Di halaman depan, terilihat Vladimir dan ke empat senior Vicky bersama para istri mereka sudah menunggu kedatangan Vicky dan Vanya. Begitu turun dari mobil, Vicky dan Vanya langsung menghampiri Vladimir yang terus tersenyum bahagia, dengan sopan mereka berdua menyapa Vladimir, lalu menyapa para seniornya. Para bawahan keluarga Vladislav yang mengetahui kabar kehamilan Vanya sebenarnya berniat datang dan ikut merayakan kabar bahagia ini. Namun dengan berbagai pertimbangan, Vladimir akhirnya membatalkan hal itu, salah satu pertimbangan Vladimir karena sadar jika cucu mantunya itu butuh istirahat, jika sampai acara penyambutan besar-besaran di lakukan, bisa di pastikan Vanya akan sibuk menyapa para tamu yang jumlahnya tidak sedikit, dan tentu itu akan berbahaya untuk kandungannya. Nabila, Bella, Olma dan Alexa langsung memi
Karena Vincent sudah setuju dengan permintaannya, Alyona langsung membuka ponselnya hendak menghubungi temannya yang bernama Ghiska Natasha. Setelah kembali ke Rusia besok, Alyona dan Vincent rencananya akan terbang ke Indonesia untuk menggantikan Vicky mengurus Dharma Prakarsa Grup milik Kakek mereka selama Vicky dan Vanya berada di Rusia. Alyona dengan bersemangat mencari nama Ghiska di kontak ponselnya, dia pun langsung menghubungi nomor Ghiska untuk mengatur jadwal bertemu di Indonesia nanti. Tut... Tut.... “Halo....” “Halo Ghiska, ini aku Alyona,” ucap Alyona. “Hmm... Alyona?” Tanya Ghiska. “Astaga kamu jahat sekali karena tidak mengingatku, Alyona di Singapura, kita bertemu setahun yang lalu.” “Ohh.. Iya! Aku ingat si cantik bermata biru! Apa kabar?!” Tanya Ghiska yang akhirnya bisa mengingat Alyona. “Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?” “Sama... aku juga baik-baik saja, hah... aku sudah beberapa kali mencoba menghubungi nomormu yang dulu, tapi tidak pernah tersambu
Vicky, Vanya bersama Arthur dan Laras baru saja tiba di bandara, pagi ini mereka akan kembali ke Rusia menggunakan pesawat pribadi keluarga Vladislav. Empat orang dokter terlihat ikut bersama mereka, para dokter ini adalah dokter yang di rekomendasikan Luke untuk mengawal Vanya kembali ke Rusia. Semalam Arthur yang sangat mencemaskan keadaan menantunya langsung meminta Luke memilih empat Dokter terbaik untuk terbang bersama mereka ke Rusia. “Hahaha! Aku akan jadi Kakek, kamu tidak bisa meledekku lagi seperti kemarin berengsek!” Terdengar suara Arthur yang sedang berbicara melalui telepon dengan sahabatnya, sejak mengetahui kabar menantunya hamil, dia terus-menerus mendapat panggilan telepon dari berbagai negara untuk memberi dia ucapan selamat. Saking senangnya, Arthur bahkan sampai lupa memberitahu Vladimir tentang kabar bahagia ini. Vicky, Vanya dan Laras terus tertawa melihat Arthur yang layaknya anak kecil sedang memamerkan mainan barunya. Sambil menunggu pesawat selesai peng
Arthur dan Laras langsung bergegas menuju hotel tempat Vicky dan Vanya berada setelah mendengar kabar dari Vicky jika Vanya tiba-tiba sakit. Sesampainya di hotel, mereka langsung menuju kamar Vicky, raut wajah mereka terlihat begitu cemas, khawatir jika keputusan mereka mempertemukan Vicky dan Kirana malah berakhir buruk untuk Vanya. Ceklek! Arthur dan Laras langsung membuka pintu kamar Vicky, mereka berdua sontak terkejut begitu melihat Vanya yang baik-baik saja sedang tertawa bersama Kirana di dalam kamar. “Vanya? Bukannya kamu sedang sakit?” Tanya Laras. Vanya dan Kirana kompak menoleh, mereka berdua beranjak dari duduknya dan segera menghampiri Laras. “Aku tadi hanya kelelahan ibu,” jawab Vanya mempersilakan Laras dan Arthur masuk ke dalam kamar. “Jadi kamu baik-baik saja?” Tanya Laras lagi memastikan. “Iya Ibu, aku baik-baik saja,” jawab Vanya sambil tersenyum. “Lalu mengapa tadi Vicky mengatakan....” Arthur terdiam tidak menyelesaikan ucapannya, dia lalu menghela nafasn
Tidak ingin merahasiakan apapun lagi dari Vanya, Vicky akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya kepada Vanya. Mulai dari momen ketika mendapat kabar Kirana meninggal, kabar kematian kedua orang tuanya, dan juga pertunangannya dengan Manda. Setelah itu, Vicky lalu menceritakan momen dimana terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan Vanya karena perbuatan Manda. Wajah Vanya berubah sedih ketika mengingat momen menyakitkan itu, momen dimana dia akhirnya harus menunggu kepulangan Vicky yang tidak jelas kapan waktunya. “Waktu itu aku menjalani misi pelatihan militer keluargaku, aku tidak tahu apakah aku masih bisa pulang dengan selamat, karena itulah aku memilih tidak memberitahu kamu,” ucap Vicky, wajahnya juga terlihat sedih sewaktu menjelaskan tentang hal itu ke Vanya. Vanya tentu sedikit terkejut mendengar ada pelatihan seperti itu di keluarga suaminya, dalam hati dia merasa bersyukur karena Vicky kembali dengan selamat. Vicky kembali melanjutkan ceritanya, Vanya benar-benar
“Vicky... aku masih mencintaimu, bagaimana denganmu? Apakah kamu juga masih mencintaiku?” Tanya Kirana berterus terang dengan perasaannya.Pertanyaan Kirana sontak mengejutkan Vicky, dia tidak menyangka jika mantan tunangannya akan bertanya tentang hal itu.Vicky meraih kedua tangan Kirana, sambil tersenyum dia menatap wajah cantik mantan tunangannya itu.“Kirana... awalnya aku juga sempat bingung dengan perasaanku sendiri ketika pertama kali melihat dirimu, dan aku yakin kamu sedang merasakan hal yang sama saat ini.”“Tapi berkat kamu yang bertanya apa saja yang telah aku alami beberapa tahun terakhir ini membuatku kembali mengingat bagaimana perjuangan Vanya yang tetap setia menungguku kembali dari misi pelatihan keluargaku, begitu banyak airmata yang telah dia tumpahkan untukku, dan begitu banyak pengorbanan yang telah dia lakukan selama menungguku.”“Vanya menghiburku di kala ku sedih, dia merawat hatiku yang terluka dengan cinta yang tulus, kehadirannya membuatku merasa bahagia d
Vanya tersenyum, dengan suara lembut dia berkata, “Kamu sudah menolongku berulang kali, sebagai istrimu, biarkan aku yang menolongmu kali ini, aku tahu hatimu sakit, aku tahu hatimu terluka, Sayang... apa kamu kira aku tahan melihatmu seperti ini.”Vicky terdiam, dia menunduk sambil menghela nafasnya.“Sayang... bukankah aku selalu bilang jika aku percaya kepadamu, dan untuk kali ini aku akan kembali mengatakannya, aku akan selalu percaya kepadamu, dan tak akan pernah meragukanmu sedikit pun, selesaikan urusan kalian secara baik-baik, itu akan menjadi obat terbaik untuk kalian berdua,” sambung Vanya.Vicky mengangkat wajahnya menatap Vanya, dia tersenyum lalu mengusap pucuk kepala vanya, merasa sangat bersyukur karena ditakdirkan menjadi pendamping Vanya.“Terima kasih sayang....” ucap Vicky yang langsung di balas senyuman hangat oleh Vanya.Vanya berjalan menuju tempat Kirana, Luke dan putra mereka berada, Vanya tersenyum lembut menyapa Kirana yang terus meneteskan air mata.Kirana