Beranda / Romansa / Wanita Penghibur Berkelas / 16. Hidupmu Adalah Milikku!

Share

16. Hidupmu Adalah Milikku!

Penulis: Mustacis
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-08 07:40:09

Tanjung ingat betul, waktu itu umurnya masih lima tahun. Ia sangat suka bermain mobil-mobilan. Malam itu dia menerima mobil balap dengan stik remot yang bisa ia kendalikan sepuasnya sebagai hadiah ulang tahun dari Ayah yang tidak bisa hadir.

Teman-temannya sudah pulang. Di ruang tengah berhamburan sisa balon dan pita-pita hiasan. Piring-piring kecil bekas kue berjejeran di atas meja, juga masakan Ibu yang tandas dilahap teman-temannya.

Kado-kado juga bertumpuk di atas sofa hijau lumut itu. Satu-satunya hadiah yang dia sentuh adalah hadiah dari sang ayah. Dia sangat senang, senyuman tak pernah luntur dari wajah lugu Tanjung kecil.

Ibu bolak-balik mengangkat piring kotor ke dapur. Ia ingat wajah sang ibu yang tersenyum bahagia melihatnya. Senyumnya dibingkai dengan dua lesung kecil di sudut bibir. Mata itu bersinar cerah, kendati ia menahan kecewa karena sang suami lagi-lagi tak menepati janji.

Ibunya tidak menuntut apa-apa kepada Ayah, meskipuni ia tahu bahwa dirinya adalah yang kedua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Penghibur Berkelas   17. Harus Kuapakan Wanita Itu?

    Satu jam kemudian, Tanjung akhirnya masuk ke kamarnya. Ruangan yang didominasi serba hitam itu menyambutnya dengan aroma yang berbeda, wangi lily yang menenangkan memenuhi indra penciumannya sesaat setelah ia membuka pintu.Dan di sana, di depan lemarinya berdiri Serina dengan kaos kebesaran dan boxer longgar miliknya. Tanjung mengerjap saat wanita itu berbalik menatapnya. Pemandangan itu samar-samar dalam penglihatannya. Wajah Serina tidak begitu jelas.Serina melesat cepat ke tempatnya dengan raut yang panik. Tanjung tidak mengerti apa yang membuatnya cemas. Saat wanita berambut gelap mengkilap itu menyentuh dahinya, jari lentiknya tahu-tahu dipenuhi oleh darah.“Kau berdarah,” gumam Serina, kedua mata indahnya sedikit melotot.Tanjung memegang dahinya sendiri. Ah, berdarah lagi. Merepotkan. Ia menghela napas bosan.“Apa yang dia lakukan padamu?”Tanjung hanya menggerakkan kepala tak acuh. “Seperti biasa.”Sudah biasa baginya menerima cangkir yang melayang, entah itu ke kepala, dada

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-08
  • Wanita Penghibur Berkelas   18. Pelacur di Meja Makan

    Genderang perang sudah ditabuh secara diam-diam. Serina yakin Narumi telah menetapkan dirinya sebagai target, seperti kucing liar yang akan mencabik-cabik mangsanya.Pagi ini ia bersenandung sambil keluar dari kamar, tali bathrobe-nya ia kibaskan. Menyusuri rumah yang sepi seolah tidak berpenghuni. Langkahnya memasuki ruang makan di mana sudah ada tiga orang yang duduk di meja makan dan Risa yang berdiri sambil menunduk di belakang meja.“Waw, sarapan ala keluarga konglomerat. Aku tidak menyangka akan menghadirinya.” Celetukan yang tiba-tiba itu membuat tiga kepala yang sedang makan menoleh padanya.Serina bersiul sambil mendekat dan menarik kursi di samping Tanjung. “Kenapa tidak membangunkanku, Sayang?” tanyanya mesra, sambil mencium pipi Tanjung sebelum menghempaskan tubuh pada kursi.Sedang yang dicium tiba-tiba menegang dan tak mampu merespons balik akting Serina.‘Ah, payah!’ Ia berseru kecewa dalam hati.Suasana itu sudah tegang jauh sebelum Serina datang, dan kemunculan wanit

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Wanita Penghibur Berkelas   19. Narumi yang Sangat Berbahaya

    Sarapan yang mencekam itu akhirnya berakhir. Hanya Serina yang menghabiskan isi piringnya tanpa terganggu sedikit pun. Mereka baru saja akan keluar dari ruang makan ketika tatapan Narumi menyapu penampilan Serina. Serina ikut menunduk melihat bathrobe-nya yang sedikit kebesaran. “Aku langsung ke sini setelah mandi. Ada masalah, Madam?”“Pelacur akan selalu bertingkah seperti pelacur. Mulai besok aku tidak ingin melihat tampilan murahan itu lagi di meja makanku, atau kau akan kuharamkan menginjak ruang makan.”“Berarti hari ini bisa?” “Punyalah etika sedikit. Aku sudah mengizinkanmu tinggal di rumahku, jadi patuhi aturanku atau kau akan kuseret keluar dengan cara yang tidak pernah kau bayangkan.”Adu pandang itu berlangsung sengit ketika senyum di wajah Serina memudar. Mau tak mau Serina mengakui, bahwa wanita itu sangat hebat. Perlu kekuatan mental yang tidak main-main untuk berhadapan dengannya. Serina berani bertaruh jika Narumi bahkan mampu membungkam mulut presiden sekalipun.T

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-11
  • Wanita Penghibur Berkelas   20. Pelacur Berlevel Tinggi

    Narumi sangat muak dengan semua jenis wanita murahan di dunia ini. Kebanyakan dari mereka tidak tahu diri dan tak punya urat malu. Ada banyak perempuan seperti itu yang sudah dia singkirkan, dan wanita di depannya akan masuk ke dalam daftar itu sebentar lagi. Pelacur bernama Serina ini sungguh di luar ekspektasi Narumi. Ia mampu menguasai seluruh keadaan dan juga Tanjung. Serina jelas berada di level yang berbeda. Harus dengan apa dia menyingkirkan wanita ini? Karena firasatnya mengatakan Serina bukanlah tikus yang bisa dilenyapkan dengan mudah. Ia seperti belut, licin dan mampu menyusup masuk ke rumah ini dengan cara yang licik. “Madam … pelacur ini sudah berada di dunia malam yang gelap selama bertahun-tahun, dan aku bisa bertahan dengan kekuatanku sendiri. Tak perlu Tanjung untuk mempertahankan nyawaku sendiri.” Mata Narumi memicing. Sudah dia duga, wanita ini terlalu berani. “Beraninya kau. Pelacur sepertimu menikahi putra tunggalku? Mestinya kau diam saja di ranjang sewaan d

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Wanita Penghibur Berkelas   21. Ada Ibu yang Membunuh

    Setelah menutup pintu kamar, ketenangan Serina menghilang. Tubuhnya bergetar hebat dan ia segera berlari ke kamar mandi.Tangan lentik yang bergetar itu mengisi bath up dengan air, lalu mulai masuk setelah menghidupkan pancuran shower. Tak peduli jika ia belum melepas bathrobe-nya.Serina telungkup di dalam bath up, menyembunyikan dirinya entah pada siapa. Segalanya berantakan. Perasaannya kacau balau. Dibiarkannya bath up itu penuh sampai airnya meluber tumpah. Dia izinkan air yang menderas dari pancuran shower memberondong tubuhnya tanpa ampun.Serina mengigit bibir kuat-kuat. Membiarkan air menembus paru-parunya dan mengisi jantungnya. Ia terus di sana, untuk menghilangkan getaran yang membabi buta itu.“Dia bukan Ibu. “ Gumamannya tenggelam di dasar bath up. “Bukan Ibu.”Dicekik seperti tadi bukanlah yang pertama kali bagi Serina. Ia sudah mengalami berbagai macam bahaya, tapi yang satu ini tidak pernah bisa ia lupakan. Umurnya 15 tahun, tepat pada sebelas tahun yang telah lalu.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-14
  • Wanita Penghibur Berkelas   22. Serina dan Bath up

    Tanjung baru saja keluar dari lift ketika ia menemukan Vita berdiri di depan meja sekretarisnya. Ketika gadis itu menyadari keberadaannya, dia langsung berlari menghampiri dengan wajah cemberut.“Kenapa baru datang? Mas ke mana saja? Kau tidak datang selama dua hari. Apa yang terjadi? Mas juga terlambat hari ini.”Tanjung melirik arlojinya, mengabaikan pertanyaan pertama Vita. “Aku rasa belum. Masih lima menit lagi sebelum pukul delapan.”“Bukannya kita sudah sepakat akan datang satu jam sebelum jam masuk kantor? Aku sudah menunggumu dari tadi, tapi sekretarismu tidak mengizinkanku masuk. Aku melakukan hal ini selama dua hari.” Vita menunjuk Gary, sekretaris Tanjung yang diutus oleh Narumi.Tanjung menarik napas panjang. Ia bahkan lupa dengan kesepakatan itu. “Maafkan aku.”“Sekarang aku boleh masuk, kan? Ayo, aku sangat merindukanmu.”Tanjung berusaha keras menyembunyikan ringisan ketika Vita bergelayut di lengannya. Luka bekas operasi tembakan itu masih sakit.“Ini sudah jam masuk,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Wanita Penghibur Berkelas   23. Sisi Lemah Serina

    Waktu itu kakaknya datang. Pria berumur 20 tahun yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran itu mematung memandangi Renata yang memeluk jasad Ibu. Renata bersimbah air mata dengan pupil yang mengeras kosong. “Tolong … Ibu mengiris nadinya, Kak.”Seolah segalanya terulang kembali, sosok Tanjung yang ada di hadapannya terlihat seperti sang kakak. Menatapnya ngeri. Serina tahu ia sedang kehilangan kesadarannya. Tubuhnya masih bergetar hebat kala kedua tangan itu meraih bahunya.Ia tenggelam dalam dada bidang yang hangat itu. Setelah sekian lama, Serina kembali merasakan pelukan yang tulus dan hangat. Ia meringkuk semakin dalam—meski ia tahu, tak seharusnya ia menunjukkan kelemahannya pada lelaki ini.Tanjung memberinya usapan pada belakang kepala dan turun ke punggung. Serina mengeratkan pelukannya. Basah dari tubuhnya berpindah ke seluruh kemeja Tanjung.“Tidak apa, aku di sini.”Tidak. Dirinya tidak boleh lemah. Serina bukan lagi Renata. Dia bukan lagi gadis kecil yang lugu dan naif. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Wanita Penghibur Berkelas   24. Sisi Iblis Serina

    Setelah itu, kondisi rumah Maulana tampak tenang. Tak ada yang mencari gara-gara, juga tidak ada yang akan marah dan memaki. Segalanya kembali seperti semula.Di meja makan pun tidak ada percekcokan. Sudah lima hari sarapan dan makan malam rutin dilakukan. Serina berpakaian rapi dan sopan, sementara Narumi tidak pernah lagi mengkritik apa pun yang dilakukan Serina.Namun, ketenangan itu membuat siapa pun merasa sesak, seolah sebuah bom berkekuatan besar sedang dirakit secara diam-diam dan menunggu waktu untuk diledakkan.Serina tak pernah bercanda dan mengejek lagi. Ia makan dengan tenang dan pelan. Raut wajahnya berubah menjadi datar sejak lima hari terakhir. Makan malam itu berakhir dengan damai, dan Serina bahkan tidak repot-repot meminta izin untuk kembali ke kamarnya bersama Tanjung.“Kau tidak melakukan apa pun padanya ‘kan, Rumi?” Harun memulai percakapan di ruang makan yang kini hanya tersisa dirinya dan Narumi.Seperti biasanya, Narumi hanya akan melakukan dua hal. Mengabaik

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17

Bab terbaru

  • Wanita Penghibur Berkelas   62. Menara Rapunzel

    Yang tertangkap saat Serina membuka mata adalah cahaya remang-remang. Lampu besar di tengah kamar mati dan yang menyala hanyalah lampu tidur di atas nakas. Suasananya tidak seterang saat ia dan Tanjung memasuki kamar. Wangi parfumnya dan parfum Tanjung menyatu dan menyebar di seluruh ruangan. Meski pendingin ruangan tetap menyala seperti tadi, tapi rasanya tidak dingin sama sekali, sebab ada tubuh yang merangkumnya dengan cara yang sangat hangat. Punggung telanjangnya menempel pada dada bidang yang terasa keras namun lembut. Serina menggerakkan kepala, menoleh dan menemukan Tanjung yang terpejam dengan damai. Tak ada kegelisahan di wajah maha tampan itu dan Serina menyukainya. Ia bahkan baru menyadari jika sejak tadi jari jemari mereka menyatu di depan dadanya. Serina tak ingin menanyakan apa yang terjadi pada perasaannya dan mengapa jantungnya berdebar halus namun penuh antusias. Untuk pertama kalinya ia tidak merasa jijik saat mendapati seorang lelaki telanjang di atas ranjangny

  • Wanita Penghibur Berkelas   61. Berada di Sisimu

    Tangan kokoh itu mendekap pinggangnya, terasa kuat namun seolah tengah mencari kekuatan. Serina terbawa suasana, pada embus napas Tanjung yang melemah, hangat tubuhnya, serta irama jantungnya yang berdetak cepat. “Aku akan menemanimu.” Serina mengucapkannya bukan karena merasa kasihan, sebab hatinya ingin memberitahukan pada lelaki ini, bahwa dia, “… akan berada di sisimu.”Tanjung tak menjawab. Hatinya merasa senang sekaligus pedih. Haruskah ia percaya pada Tuhan dan membiarkan wanita ini berada di sisinya? Sebab ia tak menemukan jaminan Serina akan selalu baik-baik saja dalam tampungan atap istana Maulana. “Sudah tengah malam. Bawa dia ke kamarmu, Serina.” Ucapan tegas itu memotong dari arah belakang. Sebelum Tanjung mengangkat wajah dan hendak menengok ke belakang, Serina mendekap kepala lelaki itu dan kembali menenggelamkannya di dadanya. “Tidak, dia harus pulang, Izora.” Meski suara berat itu samar, tapi masih bisa ditangkap oleh telinga. Nada keberatan, lalu menghilang seol

  • Wanita Penghibur Berkelas   60. Rahayu

    Wanita itu masih ada di hadapannya. Kondisinya masih sama—menyedihkan, seperti mayat hidup yang enggan mati, tak jua bisa dikatakan hidup. “Dua puluh dua tahun aku mengurungmu di sini, itu belum cukup, Rahayu.”Rahayu yang tak lagi terlihat manis dan menawan itu menatapnya dengan bola mata yang melotot, mengerti perkataan Narumi, tapi tak punya susunan kata untuk membalasnya. Bibir pucat dan pecah-pecah itu berat untuk terbuka. “Dan selama itu pula, anakmu ada di tanganku. Kusiksa dan kumanfaatkan sesukaku.” Ucapan itu memantik keseluruhan diri Rahayu. Ia memberontak, hendak maju menerjang Narumi, tapi terhalang oleh rantai dan pasung. Rambut yang berantakan tak terurus, tubuh kurus kerempeng hingga tulang-tulangnya menyembul, pakaian yang seadanya dan sudah robek-robek serta warnanya tak lagi terlihat, luntur, dan kumal. Dia tak lagi bisa disebut manusia. “Ingat ini, Rahayu. Karena dosa-dosamu di masa lalu, anakmu jadi menderita.” Narumi ikut terbawa perkataannya sendiri. Piki

  • Wanita Penghibur Berkelas   59. Anjing Pemberontak

    Meski sudah 22 tahun berlalu tanpa melihat sang ibu, Tanjung hafal betul wajah yang kerap kali tersenyum lembut padanya. Ia menanamnya di kepala selama ini selagi ia bertarung di rumah Maulana. Mungkin ibunya juga akan terlihat kurus dan tidak terawat, tapi jelas wanita ini bukanlah ibunya. Tinggi tubuhnya, sorot matanya, proporsi wajah, dan sentuhannya. Segalanya berbeda. “A-apa maksudmu?” Serina amat terkejut mendengar pengakuan Tanjung. Wanita itu bukan ibunya? Jelas-jelas perempuan itu adalah satu-satunya orang yang berada di tempat yang diam-diam selalu Narumi kunjungi.“Aku ibumu! Anakku!!” Wanita itu kembali mendekap Tanjung, tapi Tanjung mengurainya dengan kasar. “Anda bukan ibu saya!”Kekesalan di wajahnya benar-benar tercetak dengan jelas. Lebih daripada itu, ia amat kecewa. Harapannya melambung tinggi, tapi lagi-lagi ia terjatuh ke dasar jurang yang sangat dalam. Mungkin ini adalah pertama kalinya, Serina melihat wajah itu benar-benar mengerut penuh kekesalan. Bibirnya

  • Wanita Penghibur Berkelas   58. Bertemu Ibu Kandung

    Haruskah Serina mengakui jika dia juga menyukai cara lelaki ini menatapnya? Lembut, penuh penghormatan, dan rasa rindu yang dalam. Ia tak berani menyimpulkan terlalu jauh, sebab setiap lelaki yang mengaku tertarik padanya, tak pernah mencintainya. Mereka hanya terobsesi pada kecantikan seorang Serina, tapi lelaki ini berbeda. Matanya memandang dengan cara yang berbeda dari para lelaki bajingan itu. “Aku sudah banyak menyakitimu. Aku ingin melihatmu lagi, tapi tidak di rumah itu, tidak di tempat di mana Ibu akan mengancammu setiap hari.”Ah, dia sangat baik. Serina akhirnya bisa merasakan perasaan terenyuh. Untuk pertama kalinya, ada pria yang menatapnya khawatir di atas ranjang. “Lalu, haruskah kita kabur saja? Tinggal berdua di rumah lain?”Ide yang diucapkan secara asal-asalan itu mampu membuat hati Tanjung berdenyut perih. Bisakah ia melakukannya? Ia menginginkannya, tapi tidak untuk sekarang ketika Narumi sanggup menemukannya ke mana pun dia pergi. Serina meletakkan tangan di

  • Wanita Penghibur Berkelas   57. Gendong ke Ranjang Saja

    “Kalian sama. Dia perempuan yang merebut–”“Hentikan, Ibu.” Belum sempat jawaban yang ditunggu-tunggu semua orang itu terucap, Tanjung naik ke panggung diikuti oleh beberapa pengawal. “Bawa Ibu ke kamar 718. Biarkan dia istirahat.”Dua pengawal langsung memapah Narumi turun dari panggung. Orang-orang mungkin mengira wanita itu tengah mabuk, tapi hanya Tanjung yang tahu bahwa obat yang dia berikan pada minuman Narumi sudah bekerja. Sayangnya, rencananya gagal. Ia tak tahu apa yang direncanakan Serina malam ini, tapi kehadiran Serina membawa sesuatu yang beda. Ia menatap wanita itu, intens dan cukup lama. Diambilnya mikrofon dari tangan Serina lalu dia buka jasnya untuk disampirkan ke bahu Serina. Sesaat setelah napasnya terembus pendek, ia menyelipkan tangan ke bawah lutut dan punggung Serina. Wanita yang basah karena siraman wine itu dia bawa turun dari panggung. Serina mengerjap ketika tubuhnya terayun-ayun. Apa yang sedang dilakukan Tanjung di tengah orang-orang yang berbisik-b

  • Wanita Penghibur Berkelas   56. Saya Istri Tanjung Maulana

    Dalam sekejap, seisi ballroom dipenuhi rahang-rahang yang terbuka, mengagumi sosok indah di atas panggung yang bersinar dengan gaun pastelnya. Terbuka di sepanjang bahu dengan potongan lengan yang menjuntai ke bawah bagai sayap yang tertutup.Rambut kelamnya yang bagai malam pekat tercepol dengan anak-anak rambut yang terjatuh, menonjolkan kulit bahunya yang mulus bak porselen. Suaranya melantun indah menyebutkan nama Maulana.Tanjung terperangah. Bukan hanya pada kecantikan sempurna yang dipamerkan Serina di atas sana. Namun, pada kehadiran tiba-tiba wanita itu. Mengapa Serina kembali?“Saya istri dari Tanjung Maulana.”Semakin senyap dan kian tegang. Dari ekor matanya, Tanjung melirik ekspresi Narumi yang tak tertebak. Bibirnya tak mengetat seperti biasanya, seolah kedatangan Serina kembali bukan masalah besar baginya.Atau justru … Narumi memang menunggu kedatangan Serina.Tanjung meremang. Tidak. Ia harus memulangkan Serina lagi. Dia hendak bangkit dari duduknya ketika senyum mani

  • Wanita Penghibur Berkelas   55. Rencana Kejutan

    Ballroom hotel bernuansa emas dan gelap, khas Maulana. Aroma mawar yang sedikit menyengat mendominasi udara di dalam ruangan maha luas itu. Saat kepala mendongak, puncak langit-langit yang dikelilingi lampu-lampu mewah seolah seperti langit yang sesungguhnya. Amat tinggi dan menyilaukan. Setiap tahun Tanjung menyiapkan acara megah seperti ini. Tiap tahun pula ia mesti mengumpulkan semua kolega, karyawan, dan petinggi perusahaan dalam satu ruangan. Lalu yang duduk di takhta tertinggi dan menerima semua pujian adalah Narumi Maulana, putri tunggal Maulana yang berhasil mempertahankan bisnis Maulana dan membentuknya menjadi kerajaan makanan yang besar. Wanita hebat yang berhasil mendidik pewaris hebat sepertinya.Wanita bergaun maroon gelap itu berdiri di tengah orang-orang penting dan menjadi pusat perhatian. Orang-orang berebut ingin menjalin relasi dengannya. Para pegawai di perusahaan memanfaatkan acara ulang tahun perusahaan untuk mendapatkan perhatiannya. Tanjung menjauh dari ker

  • Wanita Penghibur Berkelas   54. Kilas Balik Narumi

    Helaan napas pelan itu berembus mendominasi dinding lift yang dingin. Tak sedikit pun Narumi melunturkan wajah angkuhnya meskipun hanya ada dirinya di dalam ruangan besi yang sempit ini. Seperti apa menantu yang dia inginkan? Pertanyaan itu sudah muak ia dengar. Telah berulang kali ia dapatkan dari berbagai macam orang. Narumi tak pernah menjawabnya. Meskipun yang bertanya adalah sosok presiden sekalipun.Karena ia tak butuh menantu. Dia tak menginginkan sosok menantu di rumahnya. Tak akan ia biarkan anak dari perempuan jalang itu menikah dan memiliki keluarga seperti ibunya. Narumi ingin melihat anak itu tumbuh menjadi sosok yang dia inginkan. Sosok yang dia manfaatkan habis-habisan dan sosok yang akan menjadi orang paling kesepian di dunia ini, bahkan lebih dari yang dia rasakan. Tanjung akan menjadi pionnya, aset, dan boneka yang akan dia gunakan sepuasnya. Karena anak itulah dia kehilangan cintanya, keluarga, dan seluruh hidupnya. Ia kembali mengingat saat dirinya jatuh cinta

DMCA.com Protection Status