Share

Bunuh Diri

Penulis: Pelita Abadi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-27 01:58:39

"Aku terima nikah dan kawinnya Rebeka Alzelia Yosie dengan mahar uang sebanyak dua ratus ribu rupiah dibayar tunai," ucapan lantang dengan sekali tarikan napas menggema di telinga Rebeka. 

Air mata Rebeka kian deras mengalir melewati pipinya. Dia tidak menyangka, mimpinya untuk menikah terwujud juga, tetapi bukan sama orang yang didamba oleh Rebeka untuk menjadi imamnya. 

"Sah!" suara para saksi pun kini terdengar bak panduan suara.

Hancur bersama penyesalan. Itulah kini yang menghiasi hati Rebeka. Apalagi, sejak tadi dia selalu mengedarkan pandangannya, tetapi kakak tercinta yang biasa selalu ada ketika suka dan duka Rebeka, kali ini tidak menampakkan batang hidungnya untuk menyaksikan betapa rapuhnya Rebeka saat ini.

"Kak, begitu besarkah rasa bencimu padaku saat ini? Aku butuh kamu untuk bersandar mencurahkan segala kehancuranku dan memelukmu untuk sedikit membalut lukaku. Kenapa kamu tidak ada di sampingku ketika badai menghantamku hingga hancur?" Rebeka membatin dalam isakan tangisnya yang begitu pilu.

"Aku butuh kamu, Kak," lirih Rebeka yang kini bersuara dengan pelannya.

 Lamunan Rebeka tersentak ketika pria yang baru saja melantunkan ijab kabul untuknya, menyikut lengan Rebeka. Reflek Rebeka menoleh ke arahnya dan menatap bengis ke arah pria itu.

"Ini, tanda tanganilah." Dia menyodorkan sebuah buku kecil kepada Rebeka dengan posisi telah terbuka.

Rebeka diam sejenak. Tatapannya nanar, ingin rasanya dia mencabik dua buah buku yang ada di hadapannya hingga tak berbentuk. Namun, di sisi lain Rebeka juga tidak mau mempermalukan orang tuanya yang sangat terpandang. Apalagi di sana juga ada teman-teman sosialita mamanya yang senang bergibah.

"Ayo tanda tangan," bisik Defza yang membuat Rebeka muak.

Defza adalah pria yang tidak dikenal asal-usulnya oleh Rebeka. Dia baru saja magang di perusahaan papa Rebeka beberapa minggu lalu, tetapi kini telah menjelma menjadi suami sah untuk Rebeka. Dari postur tubuh, dia memang begitu gagah. Tampang dan rupa Defza juga tidak kalah saing dari Zidan. Akan tetapi, caranya datang ke dalam kehidupan Rebeka sangat salah besar. Dia menghancurkan mimpi yang telah lama Rebeka ukir, dan kehadirannya juga memberi luka teramat dalam untuk Rebeka.

Dengan tangan yang terasa berat digerakkan, Rebeka mengambil pulpen yang sudah ada di atas meja di hadapannya. Tanpa berucap sepatah kata pun, Rebeka mencoretkan tinta hitam ke atas buku kecil sebagai lambang pernikahannya dengan lelaki di sampingnya sudah sah secara agama dan hukum.

Air mata Rebeka kembali berderai. Dia benar-benar tidak berdaya menghadapi kenyataan yang saat ini datang menyapanya. Sekelebat bayangan Alina menyeruak di memori Rebeka. Andai saja Alina ada di sampingnya saat ini, sudah pasti Rebeka akan memeluk erat kakaknya itu dan mencurahkan segala gemuruh yang tertahan di dadanya. Ingin rasanya Rebeka menangis sejadi-jadinya di pelukan sang kakak. Akan tetapi, apa boleh buat. Tempat berpijak dan bersandar Rebeka selama ini telah dihancurkan pula oleh sebuah kekecewaan yang melandanya.

"Kak, peluk aku. Aku butuh kamu!" batin Rebeka berteriak histeris. Air matanya mengucur bak mata air yang tiada henti.

Menit berlalu, jam pun berganti. Siang telah menghampiri senja. Kini tinggallah keluarga inti Rebeka saja. Semua tamu sudah pada pulang dan tidak seorang pun yang masih tertinggal di sana. Mata Rebeka begitu merah dengan daging sekitarnya yang telah membengkak. Dia meringkuk dalam tangis yang tiada henti. Isakannya begitu pilu, menyayat hati orang yang dari tadi mengintip Rebeka dari balik pintu kamar di mana Rebeka berada.

"Sudah, jangan menangis lagi! Ini semua terjadi juga karena ulahmu. Jangan terus-terusan merasa tersakiti di dalam kondisi ini. Mama juga lebih sakit dan kecewa mendapati kenyataan yang harus diterima," bentak mama Rebeka yang entah sejak kapan berada di samping Rebeka.

Rebeka hanya diam. Hanya isakan tangisnya yang kian menjadi. Isakan tangis yang seakan melayangkan protes pada apa yang disampaikan wanita paruh baya di sampingnya. Putus asa memporak porandakan jiwa Rebeka. Dalam tangisnya terlintas ingin bunuh diri ketika nanti dia sudah sendirian.

"Hampir saja kamu menodai nama keluarga kita yang terpandang dengan batalnya pernikahanmu. Untung saja papamu tahu siapa pria yang menjadi gigolomu untuk mengkhianati Zidan. Kamu juga tidak memikirkan mama yang akan menjadi bahan gibahan teman-teman sosialita mama, karena mempunyai anak murahan sepertimu. Sudah jelas ada tunangan yang baik budi pekertinya dan juga sudah mau menikah mengarungi rumah tangga bersama Zidan, masih saja tidur dengan pria lain," bukannya mendapatkan support, Rebeka malah menerima cacian dari sang Mama. 

Lengkap sudah tusukan menyayat hati Rebeka. Keputusannya untuk bunuh diri pun makin bulat. Tidak ada lagi harapan dan pertimbangan untuk Rebeka bertahan hidup. Semua seakan sudah menjadi semu dan tidak akan bisa lagi ada cinta dalam hidupnya. Kini tangis Rebeka tak terdengar lagi. Dia pun bangkit dan menghapus air matanya. Dengan tatapan yang sulit diartikan, Rebeka menatap mamanya dengan saksama. Sedangkan wanita paruh baya yang ditatap Rebeka mendengus sinis dan seolah sedang mengejek Rebeka.

"Terima kasih, Ma," ucapan pertama yang keluar dari mulut Rebeka dan berhasil membuat wanita di depannya menarik sebelah ujung bibirnya ke atas membentuk senyuman yang melecehkan.

"Terima kasih untuk mama yang telah berhasil kamu permalukan?" Sebelah alis wanita paruh baya itu terangkat dengan sorot mata menyampaikan kemarahan.

Wanita paruh baya yang bernama Anita Lenarti Kusuma itu melayangkan sindiran kepada Rebeka. Dia seolah masih belum bisa mencampakkan rasa kecewa yang diberikan Rebeka padanya.

"Terima kasih, Ma. Terima kasih telah menjadi mama untukku. Terima kasih telah membesarkan aku, dan terima kasih atas waktunya selama ini. Semoga ke depannya Mama akan bahagia," Rebeka berbicara lembut tanpa ada lagi air mata yang menemaninya. 

Tenang saat berbicara. Namun, raut kesedihan tidak bisa terusir dari air muka Rebeka. Dia bisa saja terlihat biasa-biasa saja, tetapi sorot matanya tidak bisa berbohong dengan keadaan yang ada. Mamanya bisa melihat itu, tetapi dia seolah mengabaikan pandangan di depan mata. Dia masih saja ingin melayangkan kata-kata yang terus mengusik hati Rebeka untuk terus larut dalam kesedihan.

"Terima kasih juga karena pengorbananku itu kamu balas tunai. Kamu telah berhasil membuat aku kecewa! Kamu anak yang tidak tahu di untung!" balas Anita yang langsung mengunci mulut Rebeka untuk lanjut berbicara.

"Maaf, Ma," hanya itu yang bisa Rebeka sampaikan. Tiada kata lagi yang bisa dia rangkai selain kata Maaf untuk menebus hinaan dari mamanya.

Anita pergi keluar kamar meninggalkan Rebeka yang masih diam mematung. Sekian menit setelah mamanya pergi dari kamar itu, rebeka segera mencari cara bagaimana dia bisa menghilang dari dunia ini. Rebeka ingin mengakhiri yang terjadi hari ini dengan melenyapkan nyawanya sendiri. Rebeka membuka laci dan mengobrak-abrik tempat make up-nya, tetapi tidak ada satu pun barang yang bisa dia gunakan sebagai alat. Kini Rebeka beralih ke lemari pakaiannya, dengan cekatan membuka lemari itu dan langsung saja matanya berbinar ketika netranya menangkap potret syal yang berada di dalam sana.

Rebeka mengambil syal itu dan menatapnya nanar. "Ini dia. Semoga setelah ini tidak ada lagi kesedihan dan kekecewaan pada orang-orang sekitarku."

Tanpa menunda waktu, Rebeka langsung melilit erat lehernya dengan syal miliknya. Rebeka menarik kedua sisi ujung syal yang bagian tengahnya telah melilit leher Rebeka. Kini kerongkongan Rebeka terasa tercekat dan oksigen yang masuk ke paru-parunya terasa berkurang. Sesekali Rebeka terbatuk, tetapi kesadarannya masih utuh. Walau oksigen sudah terasa mulai berkurang, tetapi Rebeka tidak melepaskan tarikannya di ujung syal yang telah menyumbat oksigen masuk ke dalam saluran pernapasannya. Rebeka terus mengencangkan tarikan ujung syal itu, berharap oksigen di tubuhnya cepat habis.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lusia Sudarti
Ya Allah ... aku pernh di posisi itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Hadiah Sebelum Mati

    Rebeka berusaha melenyapkan dirinya sendiri dengan terus menarik ujung syal, agar lilitan di lehernya makin erat. Sepersekian detik, dirinya memang sudah mengalami penurunan oksigen walau belum kehilangan kesadarannya. Di sela aksinya, Rebeka terus berdoa memanggil malaikat maut agar segera menghampirinya. Aksi Rebeka tersentak karena sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Rebeka.Tamparan yang menghasilkan bunyi sangat nyaring seperti anak pramuka yang melakukan tepuk tunggal. Tidak diragukan lagi, tamparan itu berhasil memberikan bekas merah di pipi Rebeka. Rasa panas dan perih menjalar di bagian kulit yang baru saja mendapat hadiah tersebut. Rebeka meringis, karena baru kali ini dia mendapatkan tamparan yang sangat dahsyat seperti itu. Tangan Rebeka sontak melepas ujung syal dan kini jemarinya berpindah menelisik kulit wajahnya yang terasa panas bercampur perih. Rebeka tidak menyangka dia akan mendapatkan sakit lahir batin pada saat hari yang seharusnya dia sangat bahagia. L

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Bunuh Aku

    "Inilah yang dinamakan sakit lahir dan batin. Sudah menderita akibat ujian yang datang seperti badai mengamuk laut, sekarang badanku juga dihajar tanpa ampun," batin Rebeka yang kini menghindari amukan Alina.Alina yang melihat Rebeka menghindar dari amukannya, bukan berhenti dan diam di tempat, tetapi dia tetap berusaha mendekati Rebeka. Bekas di sekujur tubuh Rebeka akibat bogeman Alina jangan ditanya lagi, sudah pasti hampir di setiap inci kulit Rebeka menyisakan bekas."Kak, hentikan! Aku sudah tidak sanggup menerima serangan Kakak," pinta Rebeka yang sudah merasakan remuk di sekujur tubuhnya.Alina terus mendekati Rebeka yang berlari ke sudut kamarnya dan berhenti ketika sudah bersedekap dengan dinding. "Langsung bunuh aku saja, Kak. Aku memang mau mati, tapi jangan aniaya seperti ini sebelum pergi. Badanku sudah remuk. Aku tidak tahan!" pekik Rebeka ketika Alina sudah berada di hadapannya.Tanpa diduga oleh Rebeka yang ketakutan akan dihajar lagi, ternyata Alina malah merangkul

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-03
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Awal Permainan

    Sehari setelah pernikahannya dengan Rebeka, Difza membawa Rebeka pindah dari rumah orang tua istrinya. Rebeka yang biasa hidup bergelimang harta dan tinggal di rumah yang begitu mewahnya, setelah menikah dia harus ikut bersama Difza di rumah sederhana yang begitu asing bagi Rebeka. Rumah yang jauh dari kata elit. Rumah satu lantai yang di dalamnya hanya ada dua kamar tidur dan satu kamar mandi umum. Tidak ada kamar mandi pribadi seperti di rumah Rebeka."Betah ataupun tidak, kamu harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kedepannya. Di sini tidak ada pelayan seperti di rumahmu, dan sudah pasti kedepannya kamu harus mengerti apa tugasmu," Difza berkata dengan angkuhnya.Rebeka hanya diam dan meratapi nasibnya dalam hati. Kenapa hidupnya sesial itu hanya dalam hitungan jam langsung berubah. Rebeka sudah bisa menerka dari situasi dan tempat yang akan dia tempati bersama Difza, untuk kedepannya hidup yang akan dia jalani berubah 180° dari biasanya. Sungguh takdir yang tidak bisa Rebeka ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-07
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Mulai Melawan

    Silau mentari berselimut mendung, telah datang menyibak gelapnya malam. Gemericik hujan masih setia beradu dengan isi bumi, menyembunyikan syair dalam kebisingan. Udara dingin yang seharusnya sudah berganti hangat, tetapi seakan enggan untuk pergi. Dia begitu setia menemani wanita malang yang sedang meringkuk di atas kasur. Badannya menggigil menahan pelukan hawa dingin yang datang menyapa. Entah atas dosa apa yang dia tebus, hingga dirinya harus kehilangan harsa kehidupan dalam sekejap mata. Hanya tangis yang bisa mewakili teriakan lara hati Rebeka. Derap langkah terdengar mendekatinya, tetapi Rebeka masih enggan menengadahkan kepala, walau hanya sekedar mengintip siapa yang datang padanya. Dia masih setia meringkuk dan meratapi luka hati yang sedang menganga. Hidup yang biasa bergelimang harta, kini dia harus hidup berbanding terbalik dengan dunia sebelumnya. Kasih sayang dan perhatian yang selalu dia dapatkan dari sang kakak, sekarang tidak lagi akan dia temui. Rebeka harus terbia

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Rasa Yang Aneh

    "Ternyata wanita sialan itu punya nyali juga. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus waspada dan lebih menekannya lagi, sebelum semuanya hancur." Difza menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang begitu empuk.Difza dan Rebeka tinggal di satu rumah yang sama, tetapi kamar berbeda. Begitu juga tempat beristirahatnya yang jauh berbeda. Rebeka dibiarkan tidur di kasur usang yang sudah keras, tidak ada ranjang untuknya. Kasur yang langsung di biarkan tergeletak begitu saja di atas lantai. Sedangkan di kamar Difza, ada ranjang dan kasur yang begitu empuk untuk memberi kenyamanan pada dirinya saat beristirahat. Niat Difza yang semula mendatangi Rebeka ke kamarnya untuk menekan dan menyakiti wanitu itu, ternyata dia seakan datang untuk membangunkan singa yang sedang tidur. Akhirnya Difza kembali ke kamarnya untuk mencari ide tentang cara selanjutnya balas dendam pada keluarga Rebeka. Satu targetnya sudah masuk perangkap, tinggal menghancurkan yang lain.Dendam Difza yang telah mendarah daging, membu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Sentuhan Rebeka membangunkan Tombak Pusaka

    "Katakan padaku, apa saja yang telah kamu lakukan dengan lawan jenismu sebelumnya?" tanya Difza yang sudah mengungkung Rebeka. Rebeka sekarang sudah berada dalam pelukan Difza dengan posisi dikunci pergerakannya dengan sangat erat. Rebeka yang duduk di depan Difza, bersandar pada tubuhnya, kedua tangan Rebeka dipegang erat oleh Difza, sedangkan kakinya dihimpit oleh kaki Difza. Hingga semua pergerakan Rebeka sudah terkunci dalam kungkungan pria itu. Bernafas pun Rebeka terasa sesak, Difza benar-benar seperti simpul mati yang melilit tubuh Rebeka dan sangat susah untuk dibuka.Rebeka mencoba melepaskan diri, tetapi itu hanya sia-sia. Karena kekuatan tubuh mungil Rebeka sudah pasti kalah oleh tubuh kekar Difza. Satu tangan Difza saja sudah bisa mengalahkan seluruh kekuatan Rebeka. Apalagi saat ini rebeka benar-benar dikungkung dan dikunci pergerakannya."Ayo jawab! Apa saja yang kamu lakukan dengan lawan jenismu sebelumnya?" tanya Difza yang semakin mengeratkan kungkungannya."Kalau in

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Wanita Tidak Punya Harga Diri

    Difza terbuai dan terlena oleh sentuhan demi sentuhan Rebeka yang begitu memabukkan. Hampir saja dia lupa akan misi dan komitmen yang dia jalin sebelumnya. Rencana besar yang telah dikemas sedemikian rupa oleh Difza, terguncang dan hampir saja runtuh berantakan akibat dirinya tidak bisa menguasai kondisi yang saat ini dia alami. Sadar akan sesuatu yang sudah tidak beres dan bisa saja menghancurkan komitmennya, Difza yang sudah mulai terhasut oleh hasrat yang ditimbulkan oleh aksi Rebeka, dia kembali menguasai dirinya dan tidak membiarkan terlena semakin dalam lagi. Dengan deheman yang membuat dirinya kembali terlihat sangar, Difza mendorong tubuh Rebeka hingga terjatuh ke lantai. Sakit … sudah pasti sangat sakit dirasakan oleh pinggul Rebeka. Karena tanpa ada penghalang sedikitpun, tubuhnya mendarat dengan sangat keras ke lantai keramik yang begitu keras. Mata elang Difza memancarkan kemarahan yang sudah berkobar. Tangannya mengepal dengan rahang yang mengeras. Rebeka yang melihat p

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-13
  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Tidak Sabar

    "Sayang, kamu di mana? Aku sudah gak sabar untuk diresmikan jadi pasangan hidupmu," rengek Rebeka dengan manjanya."Iya, Sayang. Ini sudah mau berangkat ke sana," jawab lelaki yang begitu memabukkan hati Rebeka."Aku video call, ya?" Tanpa menunggu persetujuan lawan bicaranya, Rebeka segera menyentuh layar benda pipih yang ada di tangannya, mengubah panggilan biasa menjadi panggilan Video.Tidak berselang lama, hanya dalam hitungan detik, di layar ponsel Rebeka sudah terlihat wajah pria yang begitu gagahnya. Wajah yang selalu membuat rindu membara di hati Rebeka. Senyuman manis Rebeka pun secara otomatis menyambut sambungan video call itu."Ayang," rengek Rebeka dengan air muka yang begitu menggemaskan."Kamu makin cantik bak bidadari. Aku juga sudah tidak sabar ingin menjadikanmu milikku seutuhnya," balas Zidan yang membuat hati Rebeka kian berbunga-bunga."Aku memang bidadari, Sayang. Bidadari di hatimu," ujar Rebeka dengan begitu percaya diri."Kalau itu sudah pasti," jawab Zidan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-17

Bab terbaru

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Wanita Tidak Punya Harga Diri

    Difza terbuai dan terlena oleh sentuhan demi sentuhan Rebeka yang begitu memabukkan. Hampir saja dia lupa akan misi dan komitmen yang dia jalin sebelumnya. Rencana besar yang telah dikemas sedemikian rupa oleh Difza, terguncang dan hampir saja runtuh berantakan akibat dirinya tidak bisa menguasai kondisi yang saat ini dia alami. Sadar akan sesuatu yang sudah tidak beres dan bisa saja menghancurkan komitmennya, Difza yang sudah mulai terhasut oleh hasrat yang ditimbulkan oleh aksi Rebeka, dia kembali menguasai dirinya dan tidak membiarkan terlena semakin dalam lagi. Dengan deheman yang membuat dirinya kembali terlihat sangar, Difza mendorong tubuh Rebeka hingga terjatuh ke lantai. Sakit … sudah pasti sangat sakit dirasakan oleh pinggul Rebeka. Karena tanpa ada penghalang sedikitpun, tubuhnya mendarat dengan sangat keras ke lantai keramik yang begitu keras. Mata elang Difza memancarkan kemarahan yang sudah berkobar. Tangannya mengepal dengan rahang yang mengeras. Rebeka yang melihat p

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Sentuhan Rebeka membangunkan Tombak Pusaka

    "Katakan padaku, apa saja yang telah kamu lakukan dengan lawan jenismu sebelumnya?" tanya Difza yang sudah mengungkung Rebeka. Rebeka sekarang sudah berada dalam pelukan Difza dengan posisi dikunci pergerakannya dengan sangat erat. Rebeka yang duduk di depan Difza, bersandar pada tubuhnya, kedua tangan Rebeka dipegang erat oleh Difza, sedangkan kakinya dihimpit oleh kaki Difza. Hingga semua pergerakan Rebeka sudah terkunci dalam kungkungan pria itu. Bernafas pun Rebeka terasa sesak, Difza benar-benar seperti simpul mati yang melilit tubuh Rebeka dan sangat susah untuk dibuka.Rebeka mencoba melepaskan diri, tetapi itu hanya sia-sia. Karena kekuatan tubuh mungil Rebeka sudah pasti kalah oleh tubuh kekar Difza. Satu tangan Difza saja sudah bisa mengalahkan seluruh kekuatan Rebeka. Apalagi saat ini rebeka benar-benar dikungkung dan dikunci pergerakannya."Ayo jawab! Apa saja yang kamu lakukan dengan lawan jenismu sebelumnya?" tanya Difza yang semakin mengeratkan kungkungannya."Kalau in

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Rasa Yang Aneh

    "Ternyata wanita sialan itu punya nyali juga. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus waspada dan lebih menekannya lagi, sebelum semuanya hancur." Difza menghempaskan tubuhnya ke ranjang yang begitu empuk.Difza dan Rebeka tinggal di satu rumah yang sama, tetapi kamar berbeda. Begitu juga tempat beristirahatnya yang jauh berbeda. Rebeka dibiarkan tidur di kasur usang yang sudah keras, tidak ada ranjang untuknya. Kasur yang langsung di biarkan tergeletak begitu saja di atas lantai. Sedangkan di kamar Difza, ada ranjang dan kasur yang begitu empuk untuk memberi kenyamanan pada dirinya saat beristirahat. Niat Difza yang semula mendatangi Rebeka ke kamarnya untuk menekan dan menyakiti wanitu itu, ternyata dia seakan datang untuk membangunkan singa yang sedang tidur. Akhirnya Difza kembali ke kamarnya untuk mencari ide tentang cara selanjutnya balas dendam pada keluarga Rebeka. Satu targetnya sudah masuk perangkap, tinggal menghancurkan yang lain.Dendam Difza yang telah mendarah daging, membu

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Mulai Melawan

    Silau mentari berselimut mendung, telah datang menyibak gelapnya malam. Gemericik hujan masih setia beradu dengan isi bumi, menyembunyikan syair dalam kebisingan. Udara dingin yang seharusnya sudah berganti hangat, tetapi seakan enggan untuk pergi. Dia begitu setia menemani wanita malang yang sedang meringkuk di atas kasur. Badannya menggigil menahan pelukan hawa dingin yang datang menyapa. Entah atas dosa apa yang dia tebus, hingga dirinya harus kehilangan harsa kehidupan dalam sekejap mata. Hanya tangis yang bisa mewakili teriakan lara hati Rebeka. Derap langkah terdengar mendekatinya, tetapi Rebeka masih enggan menengadahkan kepala, walau hanya sekedar mengintip siapa yang datang padanya. Dia masih setia meringkuk dan meratapi luka hati yang sedang menganga. Hidup yang biasa bergelimang harta, kini dia harus hidup berbanding terbalik dengan dunia sebelumnya. Kasih sayang dan perhatian yang selalu dia dapatkan dari sang kakak, sekarang tidak lagi akan dia temui. Rebeka harus terbia

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Awal Permainan

    Sehari setelah pernikahannya dengan Rebeka, Difza membawa Rebeka pindah dari rumah orang tua istrinya. Rebeka yang biasa hidup bergelimang harta dan tinggal di rumah yang begitu mewahnya, setelah menikah dia harus ikut bersama Difza di rumah sederhana yang begitu asing bagi Rebeka. Rumah yang jauh dari kata elit. Rumah satu lantai yang di dalamnya hanya ada dua kamar tidur dan satu kamar mandi umum. Tidak ada kamar mandi pribadi seperti di rumah Rebeka."Betah ataupun tidak, kamu harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kedepannya. Di sini tidak ada pelayan seperti di rumahmu, dan sudah pasti kedepannya kamu harus mengerti apa tugasmu," Difza berkata dengan angkuhnya.Rebeka hanya diam dan meratapi nasibnya dalam hati. Kenapa hidupnya sesial itu hanya dalam hitungan jam langsung berubah. Rebeka sudah bisa menerka dari situasi dan tempat yang akan dia tempati bersama Difza, untuk kedepannya hidup yang akan dia jalani berubah 180° dari biasanya. Sungguh takdir yang tidak bisa Rebeka ter

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Bunuh Aku

    "Inilah yang dinamakan sakit lahir dan batin. Sudah menderita akibat ujian yang datang seperti badai mengamuk laut, sekarang badanku juga dihajar tanpa ampun," batin Rebeka yang kini menghindari amukan Alina.Alina yang melihat Rebeka menghindar dari amukannya, bukan berhenti dan diam di tempat, tetapi dia tetap berusaha mendekati Rebeka. Bekas di sekujur tubuh Rebeka akibat bogeman Alina jangan ditanya lagi, sudah pasti hampir di setiap inci kulit Rebeka menyisakan bekas."Kak, hentikan! Aku sudah tidak sanggup menerima serangan Kakak," pinta Rebeka yang sudah merasakan remuk di sekujur tubuhnya.Alina terus mendekati Rebeka yang berlari ke sudut kamarnya dan berhenti ketika sudah bersedekap dengan dinding. "Langsung bunuh aku saja, Kak. Aku memang mau mati, tapi jangan aniaya seperti ini sebelum pergi. Badanku sudah remuk. Aku tidak tahan!" pekik Rebeka ketika Alina sudah berada di hadapannya.Tanpa diduga oleh Rebeka yang ketakutan akan dihajar lagi, ternyata Alina malah merangkul

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Hadiah Sebelum Mati

    Rebeka berusaha melenyapkan dirinya sendiri dengan terus menarik ujung syal, agar lilitan di lehernya makin erat. Sepersekian detik, dirinya memang sudah mengalami penurunan oksigen walau belum kehilangan kesadarannya. Di sela aksinya, Rebeka terus berdoa memanggil malaikat maut agar segera menghampirinya. Aksi Rebeka tersentak karena sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Rebeka.Tamparan yang menghasilkan bunyi sangat nyaring seperti anak pramuka yang melakukan tepuk tunggal. Tidak diragukan lagi, tamparan itu berhasil memberikan bekas merah di pipi Rebeka. Rasa panas dan perih menjalar di bagian kulit yang baru saja mendapat hadiah tersebut. Rebeka meringis, karena baru kali ini dia mendapatkan tamparan yang sangat dahsyat seperti itu. Tangan Rebeka sontak melepas ujung syal dan kini jemarinya berpindah menelisik kulit wajahnya yang terasa panas bercampur perih. Rebeka tidak menyangka dia akan mendapatkan sakit lahir batin pada saat hari yang seharusnya dia sangat bahagia. L

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Bunuh Diri

    "Aku terima nikah dan kawinnya Rebeka Alzelia Yosie dengan mahar uang sebanyak dua ratus ribu rupiah dibayar tunai," ucapan lantang dengan sekali tarikan napas menggema di telinga Rebeka. Air mata Rebeka kian deras mengalir melewati pipinya. Dia tidak menyangka, mimpinya untuk menikah terwujud juga, tetapi bukan sama orang yang didamba oleh Rebeka untuk menjadi imamnya. "Sah!" suara para saksi pun kini terdengar bak panduan suara.Hancur bersama penyesalan. Itulah kini yang menghiasi hati Rebeka. Apalagi, sejak tadi dia selalu mengedarkan pandangannya, tetapi kakak tercinta yang biasa selalu ada ketika suka dan duka Rebeka, kali ini tidak menampakkan batang hidungnya untuk menyaksikan betapa rapuhnya Rebeka saat ini."Kak, begitu besarkah rasa bencimu padaku saat ini? Aku butuh kamu untuk bersandar mencurahkan segala kehancuranku dan memelukmu untuk sedikit membalut lukaku. Kenapa kamu tidak ada di sampingku ketika badai menghantamku hingga hancur?" Rebeka membatin dalam isakan tang

  • Wanita Pemilik Gairah Liar   Kepercayaan Yang Terkoyak

    Ponsel Rebeka yang tadinya digenggam untuk mengecek pesan dari calon suaminya, kini jatuh ke lantai begitu saja. Sontak membuat Alina kaget dan bertanya-tanya apa yang terjadi. Pikiran Alina langsung dipenuhi hal-hal negatif yang telah terjadi pada Zidan–calon suami Rebeka."Ada apa, Re? Apa terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?" Tanya Alina sambil mengambil ponsel yang sudah tergeletak di lantai.Rebeka tidak bisa berkata apapun untuk menjawab pertanyaan kakaknya. Dia tidak menyangka cobaan untuk dirinya hadir pada hari yang seharusnya dia sangat bahagia. Mulai dari dia yang memgetahui kebenaran tentang dirinya yang bukan adik kandung Alina, kini datang lagi cobaan yang tidak kalah dahsyatnya menghantam hati Rebeka. "Astaga!" Alina terlonjak kaget ketika melihat foto di layar ponsel Rebeka yang sedang berada di tangannya."Re, ini seriusan?" tanya Alina minta penjelasan dari Rebeka.Rebeka tidak menjawab pertanyaan Alina. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya. Berharap Alina tidak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status