"Apa yang kamu lakukan?"Shiera berkata, "Rachel, aku rasa kita tidak perlu menyembunyikannya lagi!"Dia mau berkata jujur agar mendapat keringanan hukuman?‘Keringanan hukuman' dua kata ini mungkin bisa berlaku untuk orang lain, tetapi tidak untuk Alex ... itu mustahil!Rachel menambahkan, "Situasi saat ini belum bisa dipastikan, kamu jangan terburu-buru mengambil keputusan untuk berkata jujur.""Alex cepat atau lambat pasti akan melihat video tersebut! Aku merasa lebih baik mengakui kesalahanku saja."Saat ini, Shiera tidak mengunakan 'berkata jujur' dua kata, melainkan 'mengakui kesalahan!'Rachel memukul keningnya dengan marah, "Apa kamu pikir Alex orang yang sangat baik?"Shiera menggelengkan kepala lalu menjawab, "Tidak!"Rachel kembali bertanya, "Apa kamu pernah melihat dia memaafkan orang sebelumnya?"Shiera kembali menggelengkan kepalanya, "Tidak juga!"Kata maaf ini, tidak ada akan pernah masuk dalam kehidupan Alex.Berinisiatif mengakui kesalahan ataupun diketahui Alex, sebe
Dengan demikian, Shiera dan Rachel kembali mengambil kesepakatan bersama, padahal mereka belum memastikan apakah Alex sudah mengetahui kebohongan yang Shiera lakukan atau belum.Keputusan terakhir Shiera dan Rachel adalah tidak akan mengakui kesalahan yang terjadi di Tangerang pada malam itu.Dengan kata lain, meskipun Alex curiga, sebelum ada bukti yang otentik di depan mata, jangan mengakui perbuatan itu, bahkan disiksa sekalipun.Apapun yang terjadi, Shiera tidak akan memberi Alex cela untuk mengusirnya, karena Shiera sudah bersusah payah menetap di Cilegon.Rachel pun telah pergi.Shiera seperti seorang terpidana yang sedang menunggu keputusan hukum yang akan diberikan Alex.Akhirnya, saat jam makan siang, Shiera bukannya melihat Alex kembali ke kantor, melainkan yang datang adalah orang dari kediaman Keluarga Blackthorne.Orang yang berkunjung adalah Ibu tiri dari Alex yaitu Widya Hansley.Kuku Widya yang dicat dengan warna merah darah sangat sepadan dengan ruas jari putihnya, ter
Namun, karena ada keuntungan yang Shiera dapatkan dari pernikahan ini membuatnya merasa ketakutan.Contohnya, saat Shiera masih sekolah. Shiera adalah anak yang pemalu dan takut dengan gurunya karena khawatir melakukan sesuatu yang salah, yang bisa menyebabkan Shiera dikeluarkan dari sekolah. Shiera takut tidak bisa memenuhi keinginan terakhir neneknya sebelum meninggal.Saat pergi mengunjungi Keluarga Blackthorne, Alex mengungkit masalah rumahnya yang ada di Cilegon dan pinjaman dari bank.Shiera takut kehilangan pekerjaannya. Shiera takut tidak bisa lagi tinggal di Cilegon karena menyinggung Alex.Sekarang, walaupun Widya berstatus sebagai Nyonya Grup Blackthorne, Alex dan Widya tidak memiliki hubungan darah.Widya yang marah, langsung berdiri dan melihat Shiera dengan pandangan sinis, lalu berkata, "Kalau begitu, kamu tidak akan meminum bir ini?""Nona Widya tidak perlu mengancam saya."Shiera mengangkat kelopak matanya, menatap Widya dengan pandangan tak acuh.Widya yang mendengar
Setelah mengakhiri panggilan, Alex melanjutkan kembali melihat hasil rekaman pada malam itu, tidak memikirkan Shiera yang memarahi Widya lebih lanjut.Karena Alex sama sekali tidak memercayainya ....Tidak ada keanehan yang tampil pada rekaman itu. Suasana di dalam rekaman itu sunyi, yang malah membuat Alex merasa aneh. Berdasarkan hasil rekaman itu, setelah Shiera membawanya kembali ke kamar, tidak ada seorang pun yang masuk lagi ke kamar Alex. Akan tetapi, yang lebih anehnya lagi adalah, Alex tidak melihat Shiera keluar dari kamar malam itu!Makin mendekati akhir rekaman, wajah Alex makin suram.Mengambil ponselnya, Alex menelepon seseorang dan berjalan keluar. Tidak berapa lama, orang yang ditelepon oleh Alex menjawab, "Tuan Alex.""Keluarkan berita mengenai pernikahanku," kata Alex dingin.Alex tidak akan memberikan kesempatan untuk orang yang berniat buruk!Pada saat yang sama, Shiera yang berada di Perumahan Taman Eden tiba-tiba menggigil dan tanpa sadar menyelimuti dirinya.Bib
Alex kembali berkata, "Suruh orang untuk membawa Bibi Zora pergi. Lain kali, kalau kamu tidak bisa mengatur bawahanmu dengan baik, kamu bisa ikut keluar dengan mereka."Selesai berbicara, Alex menutup teleponnya.Alex membanting ponselnya ke atas meja makan, membuat makanan yang ada di mulut Shiera hampir keluar.Makanan yang dimasak kakaknya selalu nikmat.Namun, sekarang Shiera merasa kalau makanan yang dia makan itu adalah lilin kayu!Memang benar, gaji tinggi itu susah untuk didapatkan.Shiera benar-benar takut melihat Alex sekarang. Takut tatapan Shiera akan menyulut api kemarahan Alex.Bibi Zora segera mendapatkan telepon dari Lusman. Dalam keadaan panik, Bibi Zora mengangkat panggilan itu lalu menjawab, "Tuan Lusman."Tidak tahu apa yang dikatakan oleh Lusman, Bibi Zora terus meminta maaf.Bibi Zora yang tidak berani menatap Alex, langsung berlalu pergi.Sekarang, hanya tersisa Alex dan Shiera yang ada di dalam rumah itu. Shiera makin merendahkan kepalanya untuk menyembunyikan d
Berbicara tentang rumahnya, Shiera merasa sangat bangga bisa memiliki rumah ini.Shiera merasa tidak sia-sia hanya makan roti kukus dalam waktu yang lumayan lama.Dia menganggukkan kepalanya dengan puas dan berkata, "Iya, tahun lalu aku telah membelinya. Aku baru menerima kuncinya pada bulan ini."Sekarang, hanya tinggal mencari uang dan merenovasi rumah.Alex menatap wajah mungil Shiera saat membicarakan tentang rumahnya, ekspresi mata Shiera tampak berbinar-binar. Melihat reaksinya, Alex sangat mengerti kalau rumah itu sangat berharga bagi Shiera.Pantas saja, Shiera yang begitu penakut berani melawan Widya pada saat itu.Ruas jari Alex mengetuk meja makan dengan berirama. Setelah Shiera menyadari sikap Alex, jantungnya kembali berdegup kencang.Nada bicara Alex yang selalu begitu serius, membuat orang di sekitarnya sulit menebak apa yang sedang dia dipikirkan.Terutama kasus video itu, hal yang membuat hati Shiera sangat tertekan.Alex sebenarnya mau bertanya atau tidak? Setidaknya
Namun saat menghadapi pertanyaan Alex, Hati Shiera terlalu bergetar dan tidak tenang sama sekali.Terutama saat kedua mata Alex yang tajam menatapnya, semua ini menjadi tidak gampang untuk berterus-terang."Aku ... aku," kata Shiera terhenti. 'Aku apa?' batinnya berpikir keras.Karena Shiera panik, dia lupa pesan yang disepakati antara dia dan Rachel untuk tidak akan pernah mengakui kesalahannya.Lagi pula Shiera takut dengan pandangan mata tajam Alex, saking takutnya Shiera pun tidak tahu apa yang mau dia katakan.Alex mendesak, "Kamu apa? Katakan!"Nada suaranya makin tajam.Shiera dapat merasakan dengan jelas, bahaya telah datang megancam saat ini. Apabila dia langsung berterus-terang, pasti akan berakhir dengan sangat buruk.Sangat mengerikan!Shiera takut sampai seluruh badannya gemetaran, lalu dia berkata, "Aku, aku telah keluar.""Kapan?" tanya Alex."2,5 jam kemudian!" jawab Shiera."Waktu spesifiknya kapan?" tanya Alex lagi.Shiera terdiam, "..."Waktu spesifiknya kapan? Kapa
Saat ini, Shiera merasa dirinya tidak berdaya. Dia merasa jadi orang, seharusnya tidak boleh berbohong sesuka hati.Karena kedua ingatan yang berbeda antara asli dan palsu, bisa menyebabkan pikiran Shiera menjadi kacau.Berhadapan dengan sepasang mata Alex yang sedang menunggu jawaban darinya, Shiera merasa ingin sekali menangis.Shiera mengambil napas, lalu berkata, "Tiga kali!"Kevin juga orang yang sangat sensitif. Kalau ada sesuatu yang janggal, pasti akan menanyakannya secara terperinci.'Membersihkan tiga kali muntahan itu dalam waktu dua jam, seharusnya cukup masuk akal, 'kan?'Shiera berpikir dalam hati.Kata telah diucapkan.Alex memandangnya dengan tatapan yang lebih berbahaya dari sebelumnya.Perasaan Shiera menjadi tambah berat.Habislah! Apa dia salah bicara? Apakah sebelum dia kembali tadi, Alex telah mencocokan pengakuan dengan Tuan Kevin?Shiera ketakutan sampai tidak bisa berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang. Kalau tahu begitu, sejak awal dia akan mengakuinya s