Namun, sekarang Joanna ...."Perempuan itu membuatmu marah?" Widya tidak memercayainya.Akan tetapi, saat memikirkan ibunya yang baru saja kembali setelah bertemu Shiera, Widya merasa yakin kalau Shiera membuat ibunya seperti ini.Widya juga yakin alasannya adalah Shiera.Joanna menarik napas dalam-dalam dan melihat Widya dengan raut wajahnya yang kelelahan dan penuh dengan isak tangis!Pada saat itu juga, Widya merasa hatinya berdenyut sakit. Dia langsung bangun dari ranjang rumah sakit dan menghampiri Joanna.Widya lalu meraih dan memegang erat tangan Joanna, lalu berkata, "Ibu ... Ibu kenapa?"Widya tidak pernah melihat Joanna menangis, bahkan terlihat sedih pun jarang sekali.Namun, pada saat ini aura yang dikeluarkan Joanna penuh dengan kesedihan!"Ibu, ngomong sama aku. Ibu kenapa?" Widya makin mendesak Joanna saat Widya tidak mendengar jawabannya.Joanna lalu menurunkan kedua tangannya dan melihat Widya dengan matanya yang memerah.Widya lebih terkejut dengan tatapan kesedihan J
Widya melihat anggukkan Joanna dan genggaman tangannya menguat. "Di mana Ibu melihatnya?"Nada suaranya sedikit bergetar!Tidak ada yang tahu seberapa berantakannya dunia Widya saat ini!Widya benar-benar ingin tahu di mana anak itu, tetapi kenyataan membuatnya sedikit ketakutan.Namun, pada saat ini Joanna berhenti berucap, hanya melihat Widya dalam diam dan penuh kesedihan!"Ibu ngomong dong!"Widya mendesak lagi.Joanna memejamkan matanya dan berkata, "Kalau sudah tahu kamu mau apa? Apa kamu mau membawanya ke Keluarga Blackthorne?""..." Widya terdiam.Benar, kalau sudah tahu, apa yang akan Widya lakukan?Semuanya sudah berubah. Sekarang Widya adalah Nyonya Grup Blackthorne, keluarga nomor 1 di Cilegon.Sedangkan anak itu adalah noda di dalam hidup Widya!Walaupun begitu, Widya tetap bertanya, "Apa karena itu aku tidak bisa mengetahui di mana dia sekarang?"Joanna kembali terdiam.Joanna jauh lebih tenang dibandingkan Widya. Dia bisa mengetahui dan menimbang pengaruh anak itu di keh
Shiera tidak terbiasa berdiam diri dan tidak bekerja.Alex pun berkata, "Kamu tunggu di ruang santai dulu saja.""Oh, baiklah." Shiera menganggukkan kepala.Shiera tidak lagi mengganggu Alex bekerja. Dia membalikkan badannya dan pergi menuju ruang istirahat.Alex melihat Shiera yang terlihat sebagai seorang istri kecil, senyuman Alex makin terlihat dan suasana hatinya pun makin baik.Sesaat setelah Shiera masuk ke dalam ruang istirahat, panggilan telepon Sovia masuk pada ponselnya.Di telepon, Sovia berkata pada Shiera untuk jangan mengkhawatirkan dirinya. Sovia pun berkata kalau dia bisa mulai bekerja di Samudera Grup mulai besok.Walaupun Shiera sudah tahu dari awal, tetapi saat dirinya mendengar langsung dari Sovia, tetap membuatnya senang. Shiera berkata, "Sungguh bagus!"Sovia, "Aku akan mentransfer uang 10 juta padamu. Aku sudah mempunyai pekerjaan dan uang itu sudah tidak aku butuhkan lagi.""Setelah menemukan pekerjaan, tetap masih dalam masa percobaan. Gaji pun diberikan per b
Tidak berapa lama, Alex masuk mengikuti Shiera.Saat Alex melihat wajah Shiera yang merona tadi, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau Shiera itu malu?Perbedaan perilaku Shiera saat berhadapan dengan orang seperti Widya dan Alex berbanding jauh!Saat berhadapan dengan orang seperti Widya, Shiera memberikan perasaan yang tidak takut apa pun. Namun, saat berhadapan dengan Alex, Shiera pasti malu atau ketakutan.Alex melangkah mendekati Shiera dan mengangkatnya, meraihnya masuk ke dalam pelukannya. "Kamu mencariku?"Shiera menganggukkan kepalanya, "Iya!"Senyuman di wajah Alex makin terlihat. Alex lalu berkata, "Kenapa kamu mencariku?"Wajah kecil Shiera mengetat!Alex, "Hmm?"Baru pada saat ini, Shiera mengingat apa yang ingin dia katakan pada Alex sebelumnya.Shiera berkata dengan ragu-ragu, "Em, Karina sudah ada di depan pintu perusahaan. Kemungkinan dia sedang membuat keributan!""Ya, aku tahu.""Kamu sudah tahu?" Shiera terkejut!Karina baru saja menelepon Shiera. Bagaimana bisa Al
Alex mengangkat alisnya, "Kamu tidak suka?""..." Suka atau tidak?Shiera tidak pernah mempertimbangkannya.Namun, pertanyaan Alex sekarang membuat hati Shiera menegang.Ini bukanlah masalah suka atau tidak. Shiera tidak bisa terus-terusan seperti ini, 'kan?Saat Shiera memikirkan malam di Tangerang waktu itu, dia tahu betapa buruknya saat melakukan kesalahan."Sudahlah. Aku tidak menggodamu lagi."Alex akhirnya melepaskan Shiera setelah dia melihat raut wajah Shiera yang kesusahan.Alex menempatkan Shiera di atas kasur secara perlahan. Alex lalu bangkit berdiri dan melihat jam yang ada di tangannya, lalu berkata, "Sebentar lagi rapat. Sepertinya kita akan pulang agak malam hari ini.""Oh, baiklah." Shiera dengan patuh menganggukkan kepalanya.Alex sangat puas dengan kepatuhan Shiera. Dia lalu berbalik dan keluar dari ruang istirahat.Setelah Alex keluar, Shiera menepuk pelan dadanya, merasa ketakutan.Sebenarnya, maksud Alex itu apa sih?Hari ini, sudah dua kali Alex berbuat seperti d
Mobil Polisi melaju meninggalkan gerbang kantor Blackthorne.Vincent dan Surya masih berpelukan. Mereka berdiri di depan gerbang Grup Blackthorne sampai sekujur tubuh mereka terasa kaku.Kerumunan telah bubar, satpam berjalan ke arah mereka sambil mendengkus. "Apa kalian masih ingin membuat onar?"Surya terpaku.Vincent juga terpaku.Berbuat onar?Mereka telah melihat dampak dari insiden ini, siapa yang masih berani berbuat onar?Ekspresi wajah Vincent terkesan kaku saat melihat ke arah Ayahnya, Surya yang segera menggelengkan kepalanya, sambil tertawa berkata pada satpam, "Kami bukan datang untuk berbuat onar. Semua ide dari wanita itu, tidak ada hubungannya dengan kami!"Surya memang gemar berjudi. Walaupun terkesan seperti seorang berandalan, dia tetap memperlakukan anaknya dengan baik.Vincent kesal dengan Surya karena tadi tidak membantu, tetapi saat melihat keadaan sebenarnya dia juga tidak mampu menyangkalnya."Pergi, cepat pergi!" kata Satpam dengan nada tidak senang.Walaupun
"Kamu mengira aku akan memedulikan hal ini?""Bukan begitu, Shiera! Apa maksudmu?" kata Vincent dengan cemas.Bukankah Shiera telah mengakui kesalahannya? Apa artinya itu sekarang? Apakah Shiera berniat melepaskan ibunya atau tidak?Shiera, "Tidak apa-apa, jangan telepon aku lagi kelak." "Kamu pikir aku ingin meneleponmu, tapi aku jijik mendengar setiap perkataanmu itu!"Shiera tetap membisu."Itu semua karena ibu kita!" teriak Vincent.Shiera mencibir. "Merasa jijik, jadi kenapa kamu meneleponku sebelumnya?"Gaya yang seperti ini, untuk diperlihatkan pada siapa?Vincent memikirkan perkataan sebelumnya, raut wajahnya langsung berubah dan menjadi marah.Vincent berujar, "Aku tidak peduli, kamu harus segera melepaskan Ibu!""Bukan aku yang menangkapnya, tidak ada gunanya mencariku!""Bukan begitu .... Shiera!""Kalau dia tidak bersalah, dia akan dibebaskan!" Shiera mendengkus dingin dan menyela Vincent.Lalu, mematikan ponselnya.Vincent mengetahui telepon telah dimatikan, dia pun menja
Vincent tidak pernah menyangka Sovia menjadi begitu dingin. Di dalam hati Vincent, Sovia adalah seorang wanita yang lemah lembut.Bahkan uang bisa didapatkan dengan mudah dari Sovia.Jadi apa pun masalahnya, asal mencari Sovia pasti masalah bisa terselesaikan.Meskipun Sovia mengabaikan mereka, itu karena sikap ibunya yang sudah keterlaluan.Sudah lama tidak bertemu, seharusnya Sovia lebih tenang, 'kan?Namun kenapa nada ucapan Sovia kedengaran .…Vincent sangat kaget mendengar ucapan yang dilontarkan Sovia segera berkata, "Kak Sovia, Dia adalah ibu kita!""Itu ibumu!" jawab Sovia dengan nada dingin.Ibu? Saat Sovia masih berada di Keluarga Tambunan, Sovia selalu menganggap Karina sebagai ibunya.Bahkan, uang belanja yang diberikan Yanto padanya selalu disisihkan untuk Karina. Namun pada akhirnya ....Apa yang Sovia dapatkan dari semua itu? Bagaimana perlakuan Karina padanya dan juga putrinya?Sekarang Sovia melihat dengan saksama, hanya Vincent merupakan anak satu-satunya di dalam ha