***Kasih tersenyum menatap design yang dia buat tadi di cafe, sangat indah... dan juga saat dia menggambar cincin pernikahan yang indah, hatinya pun tenggelam. Mungkin dia tidak akan pernah merasakan perasaan bahagia seperti sang pengantin wanita.Saat ini dia hanya wanita simpanan bukan? Wanita yang tidak diakui dan juga wanita yang tidak akan pernah jadi satu-satunya di hati pria itu. Perasaannya yang jatuh cinta pada Arthur dengan cepat membuatnya bertanya-tanya, kenapa bisa hatinya mudah goyah setelah hatinya dijatuhkan sangat patah oleh Bryan?Kasih tahu kalau dia sudah jatuh cinta pada pria yang salah. Tapi, bersamanya... dia merasa hangat dan merasa dibutuhkan. Sentuhan Arthur selalu saja membuat dia menjadi yang berharga, meski dia tahu kalau Arthur menyentuhnya hanya menginginkan tubuhnya saja.Kasih menghela napas panjang, dia sudah menerima takdir seperti ini. Demi balas dendamnya, demi adiknya, Zayn. Dia ingin kehidupan Zayn lebih baik lagi.
***Arthur tidak bisa tidur nyenyak, dia masih memikirkan apa yang Kasih katakan padanya tadi. Dia merasa bersalah karena pernah membuat Kasih berpikiran kalau dia menganggap wanita itu sampah. Dia langsung menatap wajah itu... wajah wanita yang selama ini dia cari keberadaannya... wanita yang selalu jadi bunga dalam mimpinya.Arthur pun tersenyum karena sampai saat ini dia bisa menatap wajah itu... wajah yang ingin selalu dia tatap tanpa henti.Pria itu membelai wajah Kasih yang sedang tertidur nyenyak. Sangat lucu, wanita itu sungguh imut dengan matanya yang terpejam.“Kamu bukan lalat atau sampah bagiku, Kasih. Kamu adalah wanita yang ditempatkan paling tinggi di hatiku. Aku sudah lama mencari keberadaanmu, dan saat tahu ternyata kita dekat... aku tidak mau kehilangan jejakmu lagi. Aku sudah menemukanmu dan aku tidak akan membiarkan kamu pergi atau tak terlihat dari pandanganku. Selamanya kamu harus ada di sisiku,” gumam Arthur tersenyum.
***Kasih pun diam-diam datang ke perusahaan Arthur. Dia datang secara sembunyi-sembunyi lewat lift khusus. Sebenarnya hari ini dia berencana datang ke klinik kandungan, ia dari semalam muntah tiada henti. Tidak ada makanan yang masuk ke perutnya, meski dia memaksakannya, semua sia-sia.Kasih sudah duduk di ruangan khusus di ruangan CEO.“Kamu sudah datang,” ucap Arthur. Dia menutup pintu dan menguncinya.Kasih mengernyitkan keningnya, dia melihat sikap Arthur yang tampak berbeda. Ada apa dengan pria itu? Jangan-jangan Arthur meminta jatahnya?Oh!NO!!Kasih sedang tidak mood untuk melayani pria itu, apalagi sepagi ini! Tubuhnya sudah tidak ada tenaga lagi, bagaimana dia bisa mengimbangi birahi pria yang saat ini ada di sampingnya?“Kenapa?” tanya Arthur.Pertanyaan pria itu otomatis membuat Kasih tersadar. “Ada apa?”“Kenapa?”“Kamu selalu bertanya ‘kenap
“Kamu hanya perlu tunggu di sini sampai pekerjaanku selesai!” Arthur mengatakannya dengan senyum yang samar.Kasih mematung. Dia tidak tahu bagaimana pria yang saat ini berada di depannya bersikap seolah dia harus ada berada di sisi pria itu. Dia harus menunggu di sini? Selama itu?“Kamu bisa memakai ruangan ini untuk beristirahat, di sini pun terasa nyaman,” ucap pria itu lagi.Kasih masih belum bisa mencerna apa yang Arthur katakan padanya. Dia hanya menatap pria itu dengan runtutan pertanyaan yang banyak sekali ingin dia tanyakan.“Aku hanya ingin memastikan anakku baik-baik saja, aku tidak mau calon anakku kenapa-kenapa.” Arthur menambahkan.Kasih tersadar, dia akhirnya sadar kalau Arthur melakukan semua itu hanya karena calon anaknya yang berada di rahimnya.Kasih harusnya jangan percaya diri dengan semua sikap Arthur yang berubah seratus delapan puluh derajat. Jelas... Arthur tidak memberikan s
Rose masih saja duduk melamun di kamarnya. Dia memperhatikan beberapa lembar foto saat Arthur dan wanita asing tampak bersama. Dia tidak bisa melihat wajah wanita yang bersama suaminya.Rose semakin khawatir saat dia ingat apa yang Arthur katakan padanya, satu minggu yang lalu...Flashback... “Ini apa? Kamu berselingkuh di belakangku?” tanya Rose. Dia melempar semua bukti foto itu di depan wajah Arthur.Arthur hanya menatap lembaran foto itu sekilas dan tersenyum sinis. “Ternyata kamu diam-diam mengikutiku, Rose.”“Kenapa? Kamu tidak mau kalau aku tahu saat ini kamu mempunyai wanita lain?”“Hmm... lalu, apa bedanya kamu dan aku? Bukankah kamu diam-diam telah bermain curang dariku?”Rose tertegun. “Apa yang kamu katakan?”“Jangan berpura-pura di depanku! Aku sudah mengetahui semua akal busukmu! Kamu dengan Sanders selalu berhubungan, dan dia lah yang membuatmu sampai bisa menjadi selebritis top saat ini! Kamu memberikan tubuhmu sebagai balasannya.”Rose terkejut. Dia tidak tahu kenapa
***Dalam ruang kerja di dalam penthouse yang dipenuhi dengan berbagai alat desain dan catatan kreatif, Kasih tenggelam dalam dunianya sendiri. Di hadapannya terhampar kertas-kertas desain yang penuh dengan sketsa perhiasan. Setiap goresan pensilnya menyatu dengan keunikan dan keindahan yang hanya dimiliki oleh Kasih.Tatapan matanya fokus pada kertas, dan jemarinya meluncur dengan ringan di atas permukaan kertas. Desain perhiasan terbaru tengah dia ciptakan dengan penuh inspirasi. Tidak sadar bahwa dirinya tengah menjadi pusat perhatian, Kasih terus berkonsentrasi memercayakan setiap imajinasi dan kreativitasnya ke atas kertas.Tetapi di sisi ruang itu, Arthur menyaksikan Kasih dengan tatapan penuh kagum. Senyum kecil terukir di wajahnya ketika melihat bagaimana Kasih bisa menangkap keindahan dan mengubahnya menjadi desain yang luar biasa. Mata Arthur dipenuhi rasa bangga dan rasa cinta yang tumbuh seiring waktu."Kasih, desainmu benar-benar luar biasa,"
***Rose dan Sanders berbaring di atas ranjang, hembusan napas mereka saling beradu setelah momen cumbuan panas yang baru saja mereka lalui. Meskipun masih dipenuhi kehangatan, perasaan lelah menghantui Rose. Dia memejamkan mata, mencoba meredakan denyutan jantungnya yang masih berdegup kencang.Sanders tersenyum puas, "Kau tahu, Rose, kita selalu memiliki keajaiban bersama di atas ranjang."Rose hanya mengangguk lemah. "Ya, itu memang selalu luar biasa, dan kamu selalu memberiku kepuasan yang panas," ucapnya sambil meraba-raba melepaskan pelukan Sanders.Namun, seiring dengan perasaan kenyamanan yang merayap, Rose mengingat janji yang harus dipegangnya. "Sanders, aku harus tidur sekarang. Besok ada acara keluarga, dan aku tidak bisa terlambat."Sanders menunjukkan ekspresi kecewa, "Tapi, Rose, kita belum selesai. Aku ingin lebih banyak lagi."Rose menggeleng pelan, "Sudah cukup, Sanders. Aku butuh istirahat.""Kau tahu, ini adalah pe
***Sinar pagi menyusup lewat tirai kamarnya, membuat Kasih merasa hangat saat dia berbaring di tempat tidur. Tetapi, pikirannya tetap terbelah oleh misteri yang dihadapi kemarin pagi. Ucapan-ucapan Arthur masih terngiang-ngiang di telinganya seperti teka-teki yang belum terpecahkan."Mereka mengatakan bahwa beberapa kenangan memang kadang-kadang tidak dapat dihapus, meskipun terkadang kita lupa."Kasih memandang langit-langit kamarnya, mencoba menyusun potongan-potongan teka-teki itu. Dia meraba-raba di dalam benaknya, mencari clue apa pun yang bisa menjelaskan kenapa Arthur terasa begitu dekat dengannya. Dan mengapa, di dalam hatinya yang samar-samar, Arthur dianggapnya sebagai seseorang yang berharga."Dulu mungkin kita pernah bertemu, Kasih. Kita berdua mungkin punya sejarah yang tak terlupakan."Apa yang dimaksud Arthur dengan itu? Mengapa dia merasa takut kehilangan Arthur, bahkan ketika dia sama sekali tidak tahu tentang hubungan mereka di m
***Di dalam kegelapan parkiran yang sepi, Alice menyusup dengan diam, menunggu dengan penuh kebencian. Pisau yang tersembunyi di balik jaketnya menjadi senjata gelap yang siap ia gunakan. Alice membayar mahal seseorang untuk memantau aktifitas Kasih dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk menyingkirkan Kasih."Kasih, kau takkan selamat kali ini. Mari kita hancur bersama!" gumam Alice penuh dengan kebencian.Dalam kegelapan, detik demi detik berlalu, dan akhirnya, sosok yang ditunggu-tunggu muncul: Kasih.Kasih keluar dari pintu dan langkahnya terhenti mendadak ketika ia melihat Alice, sosok yang penuh dendam berdiri di hadapannya."Alice? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kasih dengan nada yang terkejut.Alice tak menggubris pertanyaan Kasih. Dengan langkah mantap, ia mendekati Kasih sambil mengacungkan pisau."Kasih, kau akan mati!" teriak Alice dengan api amarah yang menyala di dadanya.Kasih membeku di tempatnya, matanya memperhatikan setiap gerakan Alice dengan ketakutan ya
*** Bintang Utama Group… Suasana di perusahaan menjadi kacau balau saat wartawan mendatangi gedung itu dengan kamera dan pena mereka yang siap mencari berita baru. Semua karyawan memang terkejut, namun mereka tahu siapa orang yang dituju oleh para wartawan itu. Berita tentang hubungan Kasih dan Arthur memang masih menjadi hot topic dan dibicarakan dimana-mana. Sedangkan, Kasih, ia tidak menyangka kalau para wartawan datang ke perusahaannya dalam jumlah yang luar biasa, ia terkejut dan panik, segera menghubungi Arthur dalam keadaan khawatir yang jelas terdengar dalam suaranya. Kasih memegang ponselnya dengan gemetar, menunggu sambungan sampai terhubung. Ia ingin Arthur bertanggung jawab atas apa yang telah pria itu lakukan. “Sayang, ada apa? Sepagi ini kamu sudah menghubungiku, kamu merindukanku?” tanya Arthur. Kasih menghela napas pendek karena ucapan Arthur malah membuatnya tambah sakit kepala. "Arthur, kamu harus cepat datang dan meredakan segala situasi di perusahaan! Ada ba
***Di tengah sorotan media yang menggema, sebuah berita mengejutkan mencuat ke permukaan, memicu kehebohan di seluruh negeri. Pembatalan pernikahan antara Arthur Romeo dan Rose Marry menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, menimbulkan beragam spekulasi dan tanya jawab.Suasana di salah satu kantor media cetak pun tak kalah heboh.“Apakah kalian mendengar berita terbaru tentang Arthur dan Rose? Siapa yang bisa membayangkan, setelah lima tahun, pernikahan mereka hanyalah pura-pura belaka!” tanya wartawan 1 dengan nada terkejut.“Tapi kenapa mereka bersikap seperti itu? Dan mengapa Arthur setuju dengan pernikahan palsu itu? Bukankah itu bukan sikap dari pria gentle sepertinya?” wartawan 2 bertanya balik dengan penasaran.Di ruang redaksi media massa, para jurnalis sibuk menulis laporan dan artikel, mencoba mengurai teka-teki di balik drama rumah tangga yang terungkap.“Kabarnya, Arthur tidak pernah menyentuh Rose selama lima tahun pernikahan mereka. Apakah ini karena sikap matre Rose
***Dalam apartemennya yang mewah, Rose duduk di sofa dengan wajah yang penuh kemarahan. Di tangannya, ia memegang ponselnya, sementara layar terang memantulkan kilatan kekesalannya.Rose membaca semua itu dengan suara gemetar, “Tidak mungkin! Semua kontrak dibatalkan? Filmku... iklanku... semuanya! Semuanya hancur dalam sekejap? Semuanya tak bersisa? Tidak ada yang bisa kupertahankan satu pun?”Dia memukulkan ponselnya ke sofa dengan geram, merasa seakan dunianya runtuh dalam sekejap. Pekerjaannya sebagai selebritis papan atas, yang dibangunnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, hancur dalam sekejap. Ia bahkan sudah merelakan tubuhnya untuk dinikmati dengan pria-pria itu, tapi kenapa bisa semuanya hancur dan sia-sia?Rose langsung berteriak frustrasi, “Kenapa ini terjadi padaku? Ini semua salah Kasih! Dia ingin menghancurkanku! Kedatangannya membuat mimpiku hancur! Dia yang telah merebut Arthur dan juga mencuri tempatku. Wanita jalang itu harus hancur! Dia tidak boleh menang
***Arthur duduk di ruang kerjanya, pandangannya terfokus pada layar monitor yang menampilkan berbagai laporan keamanan. Willy, asistennya, berdiri di sampingnya, siap menerima instruksi. Ia juga selalu menunggu laporan tentang keberadaan Alice yang saat ini belum diketahui keberadaannya.“Willy, aku ingin kamu memperketat keamanan di sekitar Kasih. Keberadaan Alice masih belum diketahui, dan aku tidak ingin ada risiko baginya. Alice sangat berbahaya, apalagi saat ini dia sudah hancur dan tak mempunyai apa-apa lagi,” ucap Arthur.Willy mengangguk tegas, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Arthur.“Baik, Tuan. Saya akan segera menyiapkan tim keamanan tambahan untuk mengawasi Nona Kasih, Tuan. Kami akan memastikan dia selalu dalam perlindungan yang maksimal. Saya pasti tidak akan membiarkan Nona Kasih dalam bahaya.”Arthur menarik napas dalam-dalam, ekspresinya gelisah. Hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran akan keselamatan Kasih. Ia tahu saat ini banyak ancaman baginya, apalagi
*** Pagi itu, suasana di ruang makan villa mereka terasa damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari meja makan, menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan. Kasih duduk di seberang Arthur, tetapi ada ketegangan yang terasa di udara. Dia menatap pria yang dicintainya itu dengan cemas, menunggu momen yang tepat untuk mengungkapkan keinginannya. "Arthur," panggilnya perlahan, menahan ketegangan di dalam dadanya. Arthur menatapnya dengan penuh perhatian. "Ada apa, Sayang?" Kasih menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mengucapkan kata-kata yang telah ia persiapkan dengan cermat. "Aku ingin meminta izin padamu untuk pergi ke Singapura Minggu depan. Adikku, Zayn, ulang tahun kemarin dan aku merasa bersalah kemarin tidak mengucapkannya, dan aku sudah berjanji untuk menjenguknya." Arthur mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan permintaan Kasih. "Jika aku menolaknya, apakah kamu akan tetap pergi ke Singapura?” Kasih merasa kecewa. Dia ingin sekali bertemu dengan adiknya, t
*** Arthur duduk di ruangannya dengan ekspresi puas yang sulit disembunyikan. Berita tentang skandal panas antara Rose dan Sanders telah menyebar dengan cepat di dunia hiburan, memenuhi semua media massa dan menjadi topik utama pembicaraan di seluruh negeri. Baginya, ini adalah pembalasan yang pantas bagi apa yang telah dilakukan Rose, terutama setelah dia mengetahui bahwa foto-foto Sean dan Kasih yang dikirimkan padanya adalah ulah anak buah Bang Bew yang disuruh oleh Rose. Kejahatan itu telah menyebabkan dia hampir melukai Kasih secara tidak sengaja. Kebencian dan rasa amarahnya semakin memuncak dan ia ingin sekali menghancurkan hidup Rose tanpa ampun."Demi Tuhan, Willy," Arthur berkata pada asistennya dengan nada penuh kepuasan, "sebarkan semua video dan foto tak bermoral itu secara luas. Biarkan semua orang tahu siapa sebenarnya Rose Marry dan Sanders Ivan."Willy menatap bosnya dengan ekspresi yang sedikit khawatir. "Apakah ini tindakan yang tepat,
***Kasih memasuki kantor dengan langkah yang ragu, wajahnya terlihat penuh penyesalan dan ketidakpastian. Dia segera disambut oleh ekspresi lega dari rekan-rekan kerjanya yang telah khawatir karena absennya beberapa hari terakhir."Dapatkah kita membantumu dengan sesuatu, Bu Kasih?" tanya salah satu rekan kerjanya dengan ekspresi perhatian.Kasih tersenyum lembut, merasa bersyukur atas perhatian mereka. "Maafkan saya karena tidak memberikan kabar, semuanya. Beberapa hari terakhir ini saya sedang sakit dan ponselnya mati dan saya hanya istirahat saja," jelasnya dengan suara yang lembut.Rekan-rekan kerjanya segera memberikan senyuman pengertian. Mereka senang melihat Kasih kembali dengan selamat dan sehat.Namun, Tomy menarik Kasih ke ruangannya untuk berbicara secara pribadi. Kasih bisa merasakan atmosfer tegang di udara saat mereka duduk berdua di depan meja Tomy."Tadi pagi, kami menerima kabar bahwa Vita telah masuk penjara. Dan dengan posisi direktur utama kosong, semua dewan di
*** Arthur duduk di ruang tamu villa, wajahnya tegang dan pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang mengganggu. Angelia, dokter keluarganya sekaligus sahabat baiknya, adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai saat ini."Apakah kamu tahu bahwa Sean jatuh cinta pada Kasih?" tanya Arthur, matanya mencari kepastian di wajah Angelia.Angelia mengangguk perlahan. "Ya, aku tahu. Aunty Wilhelmina menceritakan semuanya kepadaku saat kami bertemu dan juga pada saat itu aku juga terkejut jika Aunty Wilhemina mengatakan kalau ia pun sangat menyukai Kasih dan mendukung Sean untuk mengejar Kasih."Arthur merasa dadanya terasa sesak saat mendengar konfirmasi itu. Rasanya seperti sebuah pukulan ke jantungnya. "Apa yang harus aku lakukan, Angelia? Aku merasa ketakutan saat Sean jatuh cinta dengan wanita yang sama, aku takut jika kelak Kasih pun jatuh cinta padanya," ucapnya dengan suara yang penuh kebingungan.Angelia menatap Arthur dengan tatapan yang penuh pengertian, Arthur yang selalu kua