Setelah dua hari Momy El kembali ke rumahnya. Beberapa orang kepercayaannya melaporkan apa yang terjadi di sini. Wanita gendut itu terkejut dan mulai khawatir dengan uangnya. Ia pun buru-buru datang ke bank untuk menjaga keamanannya ia tak mau seluruh uangnya diambil.
Tepat jam 07.00 malam dua pria yang selalu berseteru pun datang ke tempat Momy El. Glen dan Anggara tak pernah bisa akur dan akan selalu menjadi rival. Kini keduanya mengincar Azalea.
Melihat keduanya Azalea bingung mana yang harus ia pilih. Keduanya sama-sama tampan. Baik Glen atau Anggara sudah bersiap membayar mahal untuk Azalea.
Saat dua orang itu ada tak ada yang berani mendekat pada Azalea. Dua penguasa itu di takuti oleh beberapa pria yang biasa datang ke tempat Momy El yang selalu menyambut kedatangan keduanya.
Keyra dan Linda pun mendekati Azalea yang bingung memilih keduanya.
"Sudah sikat saja keduanya," goda Keyra pada Azalea.
<Hampir dua jam Santi menunggu di stasiun. Wanita separuh baya ini merasa kesal karena putrinya tak muncul juga ia sudah kepanasan karenanya menunggu terlalu lama.Beberapa saat kemudian Amaya pun datang mengunakan mobil mewah sampai Santi pun tak mengenali putrinya sendiri."Ayo, masuk," ajaknya setelah ia membuka kaca mobilnya.Seketika Santi pun masuk ke dalamnya. Ini pertama kalinya masuk ke dalam mobil mewah. Santi sangat kampungan sekali sampai membuat putrinya merasa malu dengan kelakukan ibunya."Wah, Kamu hebat sekali bisa memiliki mobil mewah seperti ini," puji Santi merasa sangat bangga dengan pencapaian putrinya.Amaya masih fokus menyetir dan merasa bingung harus mulai dari mana. Selama ini ia belum memberitahu ibunya tentang dirinya yang sudah menikah dengan pengusaha kaya yang memiliki satu anak perempuan.Santi masih mengangumi kemewahan mobil yang dimiliki Amaya. Wanita matre itu pun malaha
Santi dan Amaya pun sampai di rumahnya begitu terkejutnya Santi saat melihat rumah yang ditempati anaknya begitu besar dan mewah. Wanita separuh baya itu tak pernah membayangkan kalau Amaya akan tinggal di sini.Begitu Amaya datang seorang anak perempuan pun langsung menyambut kedatangannya."Ibu," panggil Mecca.Seketika Amaya pun merangkul anak perempuan dan mencium keningnya. Santi melihat anak perempuan itu yang dikatakan oleh putrinya. Dia sangat cantik membuat Santi pun berpikir setampan apa suami dari putrinya.Amaya sudah mengatakan semuanya pada Santi untuk mengikuti apa yang ia katakan. Santi pun menurut saja yang penting ia tak tau tinggal di desa lagi.Suara mobil pun berhenti di depan rumah mewah itu seketika Amaya dan Santi pun menoleh. Seorang laki-laki berparas tampan dan rupawan pun turun dari mobil itu. Dia begitu dingin dan cuek saat melihat Amaya ia langsu
Glen pergi begitu saja sudah benar-benar muak berada di rumah. Rasanya ia tak ingin kembali ke rumah dan meninggalkan semuanya tapi, jika dipikir lagi ia masih punya Mecca.Laki-laki itu pun berpikir untuk mempertemukan Mecca dan Azalea akan tetapi, bagaimana membujuk putrinya agar mau jalan-jalan tanpa ada Amaya. Lama ia berpikir sampai Glen pun sampai di rumah Momy El.Glen pun memarkirkan mobilnya dan tanpa sadar ia bertabrakan dengan Anggara. Keduanya saling mengerutkan keningnya dan Anggara terlihat cuek karena ia sedang mengandeng Keyra.Glen memperhatikan rivalnya itu dan masuk ke dalam rumah."Wah, Tuan Glen selamat datang," sambut Momy El begitu Glen datang.Glen pun tersenyum."Tunggu sebentar, Aku akan panggil Jeny ke sini!" hardiknya.Laki-laki itu pun mengangguk dan duduk di ruang tengah tempat para orang biasa menunggu.Wanita gendut itu mencari sekitar tak ada Azale
Kalau bukan karena Mecca yang menelponnya Glen tak akan pulang ke rumah. Pagi-pagi sekali Glen sudah pulang, pada pagi itu juga Mecca langsung menyambutnya."Ayah," panggilnya.Glen pun langsung mengendong anak perempuan yang berusia lima tahun itu dan mencium keningnya."Ayah, hari ini Aku ingin mandi sama Ayah !" hardiknya."Tumben?" Glen mengerutkan keningnya."Karena sekarang hari pertama Aku masuk sekolah," ucapnya bersemangat."Benarkah! Ayo Kita mandi," ajak Glen langsung melepaskan baju tidur yang Mecca kenakan.Saat bersama putrinya Glen seorang yang lembut dan penyayang dan selalu memanjakannya. Dari balik pintu Amaya tersenyum melihat Glen dan Mecca."Ibu, Ayo mandikan Aku juga," pintanya sambil tersenyum.Glen pun menoleh dan bersikap dingin saat Amaya datang. Glen memang tak pernah menunjukan sikap bencinya di depan Mecca. Glen selalu ramah setiap kali ad
Seorang membukakan pintu ruangan Glen yang terlihat sedang membuka beberapa berkas."Maaf Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," ucap Sekretaris Sindi."Siapa?" tanya Glen sembari melihat ke arah Sindi.Sindi pun mempersilahkan seseorang untuk masuk ke ruangannya."Anggara," panggilnya mengerutkan keningnya.'mu -laki itu pun masuk dan terus saja menoleh pada Sindi yang berpamitan keluar untuk kembali ke tempatnya. Anggara pun duduk di hadapan Glen."Ada apa?" tanya Glen sinis."Aku hanya ingin berkunjung saja ke sini apa tak boleh," jawabnya santai."Sudah tak perlu basa-basi ada apa?" balik tanyanya."Ngomong-ngomong sekertaris mu cantik juga," gumannya tak menghiraukan pertanyaan dari rivalnya ini.Glen pun menghembuskan napas panjang. Ia tau benar sifat Anggara seperti apa? Seorang badboy yang kurang ajar karena tak hanya satu wanita saja yang per
Tak ada yang sadar kalau Alvi sudah tak pulang sampai tiga hari. Tak ada yang menanyakan ke mana Alvi. Semenjak ia pergi dengan pria pincang itu setelah itu tak ada kabar lagi.Tiba beberapa polisi pun datang dan mengejutkan wanita yang biasa di panggil Momy El. Kedatangan beberapa polisi ini benar-benar di luar dugaan sampai mengejutkan pemilik rumah."Selamat siang, bisa bertemu dengan pemilik rumah?" tanya salah satu polisi yang datang ke rumah Momy El."Yah, Saya sendiri. Ada apa?" balik tanya wanita gendut itu."Tadi pagi di perbatasan jalan tol kami menemukan seorang mayat wanita berusia sekitar 20-22 tahun. Keadaannya penuh luka di sekujur tubuhnya itu yang menyebabkan korban tewas sekitar sehari yang lalu," ucap Polisi yang bernama Rian.Wanita gendut itu pun mengerutkan keningnya dan bingung dengan ucapan polisi itu. Polisi itu pun membawa mayat itu ke rumah Momy El. Polisi itu juga mengatakan kalau mayat itu
Tepat pada malam hari dengan jalan terpincang-pincang Adiko pun pulang ke rumahnya setelah seminggu pergi entah ke mana? Pria ini sudah tak mengurus perusahaannya namun, ia masih memegang kendali penuh atas perusahaan yang ia miliki.Putra semata wayangnya Glen tak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya mengolah saja tak memegang kendali penuh. Tetap saja semuanya atas izin darinya.Adiko masih belum memberikan kewenangan 100 persen pada putranya karena pria ini masih belum mempercayai Glen. Putranya itu tak pernah sepaham dengannya maka dari itu ia masih belum mempercayainya.Adiko melangkah pelan dengan penuh cairan merah entah apa itu? Mungkin darah karena berbau amis. Di lantai rumahnya banyak ceceran cairan merah yang membekas di sepatu yang ia pakai.Tiba-tiba saja lampu yang tadinya gelap pun kini menyala. Seketika Adiko pun tekejut dan menoleh ke belakang."Dari mana Ayah sampai pulang mengendap-endap?" tanya Gle
Samar-samar Glen membuka matanya saat sekertaris nya membangunkannya."Pak... Pak,..." panggil Sindi mencoba membangunkan Glen sedari tadi sampai 15 menit Sindi memcoba sampai akhirnya Glen pun beranjak bangun."Maaf, Pak! Saya lancang membangunkan Bapak akan tetapi, Bapak sudah ditunggu untuk rapat direksi pada pagi ini," ucap Sindi sambil menunduk takut Bos-nya ini marah.Glen mengangguk dengan setengah sadar dan beranjak bangun. Ia pun ke kamar mandi di ruangannya untuk membersihkan wajahnya agar terlihat fress kembali.Glen menatap cermin yang ada di kamar mandi sekarang ia sudah terlihat segar. Semalaman ia tak bisa tidur karena ayahnya dan juga Amaya.Dua orang itu terus saja menggangu hidupnya sampai membuat hidupnya sangat muak sekali. Beberapa kali ia menghembuskan napas panjang dan setelah itu ia keluar kamar mandi. Terlihat Sindi masih berada di ruangannya.Setelah itu Glen dan Sindi pun keluar dari r
Dengan terpaksa Adiko pun menyetujui syarat pembebasannya. Karena tak ingin suaminya di sel tahanan. Yesi pun sengaja membayar polisi agar bisa bersama Adiko si kantor polisi untuk menemaninya satu malam ini."Kamu pulang sendiri?" tanya Anggra saat melihat Ardyan sendiri."Iya Kak, ibu bersih keras tak mau pulang. Dia ingin menemani Om Adiko," jawab Ardyan kesal."Jadi kasusnya bagaimana?""Yah, bebas bersyarat saya sudah meminta bantuan pengacara untuk membantu Om Adiko. Tapi, tetap saja karena Om Adiko memang bersalah dalam kasus ini," jawab Ardyan kesal."Karena itu setelah menikah kamu jangan biarkan Tari di sini," ungkap Anggara tiba-tiba."Oh iya, kenapa kakak selalu melarang Tari untuk tinggal di sini? Aku penasaran saja?""De, kakak sangat mengenal Adiko seperti apa? Dia seseorang yang li
Kayra membasuh wajahnya dengan air di wastafel. Ia tak menyangka kalau ia akan bertemu kembali dengan Anggara.Awalnya ia tak pernah menyadari perasaannya karena ia sendiri mencintai laki-laki lain walau hubungannya pun kandas dengannya."Kenapa malah seperti ini?" tanyanya sendiri.Wanita itu pun menatap wajahnya di cermin. Di kota ini tak ada yang tau masa lalunya. Karena Kayra sudah meninggalkannya di kota itu sebelum ia memutuskan untuk tinggal di sini. Ia sudah tak memakai nama itu lagi.Kayra sudah memakai nama aslinya yaitu Nindya Rahayu. Saat seseorang memanggilnya dengan nama Kayra, entah kenapa ia tak menyukainya.Nama itu sesuatu hal yang menurutnya sangat menjijikan karena dengan nama itu ia menjual dirinya.Tanpa sadar ia pun meneteskan air matanya dan kembali membasuh wajahnya dengan air.
"Saya perhatian kamu selalu memperhatikan Dokter Mulan?" tanya Anggra pada laki-laki yang ada di depannya."Ma-maafkan saya, Mas! Jika itu sangat menganggu hubungan kalian saya tak akan memperhatikan Dokter Mulan lagi," jawabnya serius.Anggara mengerutkan keningnya. "Sepertinya wajahmu tak asing? Mirip-mirip siapa yah?" balik tanyanya.Sekarang giliran laki-laki ini yang mengerutkan keningnya."Wajah kamu itu mirip Surya Gumilang!""Surya Gumilang memang ayah saya Mas! Saya putra bungsu Surya Gumilang, Alinaru Gumilang.""Pantas saja wajahmu tak asing. Saya diundang ke pesta pernikahan Kakakmu Serin dan Barca, satu tahun yang lalu kalau enggak salah.""Rupanya Mas mengenal keluarga saya dengan baik.""Yah, saya dan ayahmu pernah menjalin kerja sama dalam satu proy
Anggara masih mengikuti mobil yang ada di depannya dan ternyata menuju rumah sakit yang sama seperti tujuannya. Laki-laki itu pun menggelengkan kepalanya ternyata tujuannya sama.Ia melihat sekitar dan mulai mencari wanita yang ada di dalam mobil yang ia ikuti tadi."Ke mana dia pergi? Cepat sekali menghilangnya," gumamnya sendiri.Anggara pun melangkah memasuki rumah sakit. Semenjak Ayahnya memberikan saham rumah sakit padanya, membuatnya harus sering bolak-balik ke rumah sakit."Kak Anggra, sudah di tunggu di ruang meeting," ucap Mulan adik dari ayah kandungnya satu ayah beda ibu."Yah, sudah kumpul semua?""Ada beberapa yang sudah hadir.""Kamu, mau ke mana?" tanyanya karena berjalan berlawanan arah."Aku mau meriksa pasien."
Suara ketukan pintu pun membuyarkan semuanya yang sedang sarapan bersama. Semuanya saling melihat tak tau siapa yang datang?"Tamu siapa sih? Pagi-pagi sudah bertamu!" seru Yesi menggerutu karena ini terlalu pagi untuk berkunjung."Maaf, Nyonya di luar ada dua polisi mencari Pak Adiko," ucap Maid yang membuka pintu rumahnya."Polisi? Mau apa mereka?" tanyanya sendiri beranjak bangun dari tempat duduknya.Seketika wajah Adiko pun pucat pasi. Begitu istrinya pergi, ia juga buru-buru pergi dari sana. Terlihat Anggara dan Ardyan saling melihat yang terlihat bingung itu Ardyan karena ia tak tau masalahnya apa?Yesi pun berjalan ke arah pintu terlihat dua polisi sudah berdiri di depan pintu."Ada apa Pak, mencari suami saya?" tanya Yesi bingung."Bapak Adiko nya ada? Ada pelaporan terhadap Bapak Adiko,
Juan sudah memperbolehkan Amaya untuk pulang. Santi membereskan barang-barang yang ada di ruang Amaya.Wajah Santi terlihat sedih karena setelah ia keluar dari rumah sakit ia dan putrinya Tan tau akan tinggal di mana?Amaya memperhatikan kesedihan dari wajah Santi."Ibu, jangan sedih harusnya Ibu senang karena aku akan pulang!" seru Amaya."Pulang ke mana? Kita sudah tak punya apa-apa? Akan tinggal di mana Kita," jawab Santi berkaca-kaca merasa sangat sedih.Sebenarnya Amaya tak tega tapi, mau bagaimana lagi? Ia tak mau tinggal di sini terus-menerus. Jika di sini, tak hanya biaya saja yang terus membengkak ia juga akan merasa sakit tak sembuh-sembuh.Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Amaya dan Santi yang langsung menoleh ke arah pintu.Juan pun membuka pintu. "Kalian sudah siap?" tanyanya.
Amaya terus saja melakukan terapi psikologi untuk dirimu sendiri dan itu benar-benar ampuh membuat dirimu merasa rileks dan tenang.Secara berkala keadaannya mulai membaik. Rasa sakit kepala yang selalu ia derita pun secara perlahan sudah tak terasa sakit.Juan memeriksa kondisi Amaya hari ini dan dokter muda ini pun tersenyum."Kondisimu sekarang cukup baik jika seperti ini besok atau lusa bisa pulang," ucap Juan tersenyum."Benarkah?" tanyanya sumeringah.Saat ini tak ada yang membuatnya bahagia selain pulang. Akan tetapi, seketika wajah pun murung.Dokter Juan memperhatikan ekspresi Amaya yang seketika berubah."Kamu kenapa? Bukankah harusnya kamu senang pulang ke rumah?" tanya Juan penasaran masih memperhatikan Amaya."Entahlah, apakah aku punya rumah?" balik tanya A
Berkat penanganan dokter, Azalea pun bisa pulang cepat. Beberapa luka di wajahnya sudah mulai sembuh.Kali ini Glen tak akan meninggalkan istrinya lagi sekalipun itu rapat penting. Ia akan melakukannya di rumah.Karena kejadian ini juga beberapa karyawan di perusahaannya mulai bergosip dan mereka mulai mencari tau masa lalu dari istri Glen."Apa tak berlebihan aku dikawal bodyguard?" tanya Azalea pada suaminya karena Glen merekomendasikan beberapa orang untuk menjaganya."Tidak, Sayang ... aku tak mau jika sampai kejadian ini terulang lagi. Aku tak akan tenang," jawab Glen khawatir.Azalea tersenyum. "Ini terlalu berlebihan aku kan bersamamu di rumah kenapa bodyguardnya sebanyak ini?""Sudahlah, Ratuku kamu menurut yah ini demi kebaikanmu," ucap Glen sembari mengecup keningnya.Azalea menghembus n
Glen pun menelpon seseorang untuk menyelidiki semua gerak-gerik Adiko. Ia ingin mengetahui apa yang akan pria itu lakukan setelah ini?Setelah hampir tiga jam ia tertidur. Azalea pun sadar."Sayang, bagaimana kandunganku?" tanyanya pelan."Anak kita baik-baik saja, Sayang. Kamu tak perlu khawatir! Aku tak akan membiarkan dia hidup dengan tenang setelah apa yang dia lakukan padamu," jawab Glen dengan marah yang begitu besar.Azalea menghembus napas panjang. Merasa lega karena janin dalam kandungannya selamat. Tiba-tiba saja air matanya keluar lagi."Sayang, kamu kenapa?" tanya Glen sembari mengusap air matanya."Dia yang menyakitiku dulu, Mas ...! Karena dia aku merasakan rasa sakit yang teramat sangat saat semuanya di renggut olehnya," tutur Azalea mengingat kembali rasa sakit yang tak pernah bisa ia lupakan.