PRANG!! Arumi tersentak hebat saat bunyi benda pecah itu terdengar begitu keras. Arumi menutup buku yang sedang dia baca lalu beranjak dari kursi, dia hendak mengecek keadaan di luar kamarnya, bunyi benda pecah tadi berasal dari dapur yang berada dekat dengan kamar itu. Namun, suara ketukan di jendela kamar lebih dulu membuat Arumi tersentak lagi, Arumi meneguk salivanya dalam saat rasa takut menyergapnya. Arumi mengurungkan niatnya keluar dari kamar, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Arumi meraih ponsel lalu menghubungi Harjuna, dia ingin Harjuna datang ke rumah itu, Arumi sungguh takut sekarang. Terdengar langkah kaki seseorang dari luar rumah, terdengar ramai, lebih dari langkah satu orang. Mereka seperti sedang berlarian di luar rumah kecil itu. Tangan Arumi yang sedang memegang ponsel gemetar, pria yang dia hubungi sekarang tidak juga menjawab panggilan masuknya. Tidak ada jawaban dari Harjuna dan sekarang Arumi memilih menghubungi Ina. Sudah mencoba menghubungi kedu
“Aku punya ide deh Mas. Bagaimana kalau kita jebak Arumi dan Radit supaya mereka seolah-olah selingkuh setelah itu kamu laporin deh perselingkuhan Radit ke papa kamu. Pasti setelah itu papa akan membenci Arumi dan meminta Arumi pisah dari kamu.”Senyum mengembang di bibir Kinara saat mengungkapkan rencana buruk yang sudah terbesit sejak dia tahu kehadiran Radit sebagai pengawal pribadi Arumi.Awalnya Kinara tak terima karena perhatian papa mertuanya untuk Arumi terlalu berlebihan, tapi kemudian Kinara melihat peluang untuk memanfaatkan kehadiran Radit.“Kamu setuju ‘kan Mas?” Kinara meraih wajah Harjuna yang tadi melengos menghindari tatapannya, pria itu sedang menoleh menatap jauh ke rumah kecil itu.“Sudahlah Kinara, kamu jangan bicara aneh begitu. Papa bisa membenciku dan semakin tidak menerima kehadiranmu kalau sampai kamu ketahuan menyusun rencana buruk itu,” tolak Harjuna melepaskan kedua telapak Kinara yang tadi memegang wajahnya.Kembali tatapan Harjuna tertuju untuk rumah kec
“Wanita keduaku,” gumam Arumi, matanya berbinar saat menatap Harjuna yang sedang menjelaskan materi perkuliahan.Arumi menopang wajah dengan satu tangan, dia tenggelam dalam momen semalam saat Harjuna menyentuhnya dan mengatakan “wanita keduaku”.“Perhatikan dan dengarkan baik-baik materi yang sedang saya sampaikan. Jangan ada yang melamun!”Suara Harjuna yang tegas itu tidak cukup untuk menyadarkan Arumi, tatapannya memang tertuju untuk Harjuna, tapi tidak dengan pikiran Arumi yang terpusat untuk momen semalam.Harjuna terbatuk keras saat melirik Arumi yang sedang tersenyum-senyum saat menatapnya, dia menaikkan satu alisnya heran menatap wanita itu.“Arumi, kamu kenapa sih?” Novita menyenggol lengan Arumi, dia menangkap ada yang tidak beres dari temannya itu.Arumi tersadar salah tingkah, dia memperbaiki posisi duduk dan merapikan kuciran rambutnya yang sebenarnya masih rapi sejak tadi.‘Duh … bisa-bisanya aku bengong mikirin yang semalam. Lagian Pak Harjuna bikin aku bingung, dia ma
Arumi belum bisa terlelap meski waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, dia beberapa kali melihat ke arah pintu kamar sedang berharap Harjuna muncul dari sana dan menemaninya tidur malam ini.Sadar tidak seharusnya berharap seperti itu, Arumi membuang jauh-jauh keinginannya.Arumi bangkit dari posisi berbaring kemudian menuju meja belajar, dia meraih salah satu buku yang berdiri di antara buku lainnya yang tersusun rapi di atas meja belajar.Arumi berharap setelah membaca buku dia akan mengantuk.Kini sayup-sayup terdengar oleh Arumi suara seseorang yang sedang bernyanyi, Arumi yakin itu bukan suara Harjuna.“Apa Radit yang sedang nyanyi malam-malam sambil main gitar?” Arumi mengernyit, dia meletakkan buku yang tadi dia baca itu ke sampingnya, Arumi akan mengecek langsung siapa yang sedang bernyanyi malam ini.Suara pria yang sedang bernyanyi itu memang merdu ditambah dengan permainan gitarnya menjadi perpaduan yang sangat pas.“Radit.”“Eh Nyonya belum tidur. Maaf say
“Benar dugaanku, kamu di sini bersama wanita kuno itu!”Harjuna menjatuhkan sendok dalam genggaman tangan kanannya setelah selesai meluncurkan makanan ke dalam mulut Arumi saat mendengar kemarahan Kinara tadi.Dia kemudian bangkit dari tempat duduk diikuti Arumi yang ikut bangkit dari pangkuan Harjuna.Mulut Arumi masih penuh dengan makanan saat mendengar kemarahan Kinara dan sekarang wanita itu sudah mendekat ke arahnya ditemani Mika yang mendorong kursi roda Kinara.“Hebat ya kamu Arumi. Makin pinter aja kamu menguasai Mas Harjuna!” Kinara maju pelan untuk meraih gelas berisi minuman yang berada di atas meja makan lalu akan menyiram Arumi dengan air itu, tapi Harjuna lebih dulu menghalangi hingga air itu mengenai wajah dan pakaian Harjuna.Kinara mengamuk karena tindakan kasarnya tadi dihalangi Harjuna, tangannya mengacak-acak apa pun yang berada di dekatnya hingga piring dan gelas yang berada di atas meja makan itu berjatuhan di lantai ruang makan.“Aku bisa jelasin Sayang!” Harjun
“Kamu pikir saya akan tergoda setelah melihatmu mengenakan lingerie itu, Arumi?!” Suara tegas pria itu membuat wanita yang sedang berdiri di depan cermin mengenakan lingerie berwarna rose gold dengan hiasan renda-renda kecil menggemaskan di bagian depannya yang menampakkan belahan dada, punggung mulus dan paha putih wanita itu melonjak. Arumi Dyah Erika, wanita berusia 20 tahun itu menyesal sudah nekat mencoba lingerie hadiah dari kakaknya untuk pernikahannya dan lupa mengunci pintu kamar saat mencoba baju kurang bahan itu. Sekarang pria pemilik suara tegas itu, Harjuna Ringga Bumi, pria berusia 35 tahun yang berprofesi sebagai dosen di salah satu kampus swasta ternama di Jakarta sekaligus pebisnis sukses di bidang kuliner dan fashion, masih berdiri mengintainya dengan tatapan merendahkan. Pria yang Arumi kenal arogan itu merupakan dosen Arumi dan kini telah sah menjadi suaminya, hari ini tepat menjadi hari pertama Arumi menjadi istri kedua pria itu. Bahkan sekarang adalah malam p
Pergi ke kampus menggunakan sepedanya yang Harjuna sebut “butut” itu jauh lebih membahagiakan untuk Arumi daripada satu mobil dengan Harjuna dan tidak terlintas sedikit pun Arumi ingin pergi bersama pria itu.Brugh!“Aw!!”Arumi merintih cukup keras saat dirinya jatuh di pinggir jalan dan sepeda yang dia kendarai itu menimpa tubuhnya.Terlalu banyak yang Arumi pikirkan terutama memikirkan nasibnya yang sudah menjadi istri kedua Harjuna hingga Arumi tak fokus saat mengendarai sepedanya.Arumi menunduk, meringis sedih saat menatap rok midi yang dia kenakan di bagian lututnya robek, pun melihat kaki dan telapak tangannya yang sedikit terluka.“Ya ampun, aku harus cepat-cepat ke kampus. Kalau sampai telat Pak Harjuna bisa mengusirku!” Arumi memekik, dia hampir melupakan hal penting itu.Meski kakinya masih terasa nyeri setelah terjatuh tadi, Arumi segera mengayuh sepedanya cepat-cepat menuju kampus, dosen yang mengajar mata kuliah pagi ini adalah Harjuna!Dosen yang terkenal arogan.“Kelu
Malam ini Arumi datang ke pesta ulang tahun Soraya—wanita yang dia kenal baik sejak SMA hingga kuliah di kampus dan jurusan yang sama dengannya.Datang ke pesta malam ini sekaligus menjadi pelarian Arumi untuk bisa melupakan kejadian tadi siang, saat dia mengatakan hal lancang itu di depan Harjuna.“Sungguh memalukan!” Arumi merutuk untuk dirinya sendiri, tidak mampu melupakan ucapannya tadi siang yang sangat memalukan.Memasuki keramaian di pesta ulang tahun itu penampilan sederhana Arumi dipandang sinis oleh banyak tamu yang sudah lebih dulu datang. Pakaian yang mereka kenakan tampak mewah, kekinian dan terlihat mahal berbeda dengan dress vintage sederhana yang Arumi kenakan.Di mata mereka penampilan Arumi ketinggalan zaman, kuno dan cupu.Pesta ulang tahun itu semakin ramai, Arumi memandang bahagia temannya yang mengadakan pesta malam ini, di atas stage kecil itu, Soraya sedang bernyanyi dengan kekasihnya lalu menenggak minuman berwarna merah itu secara bergantian.Arumi melihat k