Home / CEO / Wanita Incaran CEO Arogan / BAB 94 ~ BIBIT CEMBURU

Share

BAB 94 ~ BIBIT CEMBURU

Author: R_niThio
last update Last Updated: 2024-01-25 21:00:29

William kegirangan saat mendengar Debby mau memasakkan sesuatu untuknya. Ini kali kedua Debby membuatkan sesuatu untuknya sejak William mulai bertandang ke rumah wanita itu meskipun yang pertama ia tidak melihatnya langsung. Namun, bukannya membantu seperti yang dikatakannya tadi, lelaki itu justru sibuk memeriksa isi dapur setelah mendapat izin dari sang empunya dapur.

“Ya ampun, Pak! Bapak ini kayak lagi inspeksi aja! Buat apa sih?” Wanita yang mulai sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk membuat hidangan makan malam hanya bisa menggelengkan kepala.

“Gak ada apa-apa sih. Cuma pengin tahu letak-letaknya aja. Aku kan jarang ke dapurmu kalau lagi main ke sini. Siapa tahu suatu saat nanti aku harus cari apa gitu di sini waktu kamu gak bisa, ‘kan aku jadi gak bingung?”

“Ck! Nggak usah cari-cari alasan deh, Pak. Memangnya Bapak butuh apa?” tanya Debby dengan tangan terus bergerak lincah. Semua gerak-gerik wanita itu pun ta

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 95 ~ UKURAN SI AYAM JANTAN

    “Siapa sih yang dibicarakan sama mereka? Feeling-ku kok laki-laki, ya,” batin William yang semakin diliputi rasa penasaran. Sekarang, bahkan ada rasa ... tidak suka! “Gak suka?” ulang William dalam hati. Ia sudah tidak berusaha untuk menguping pembicaraan antara ayah dan anak itu lagi. “Benar. Kalau yang mereka bicarakan itu laki-laki, ya ampun, aku benar-benar merasa iri,” keluh William dalam hati. Ia lalu mendesah. “Ya ampun, Will! Kamu itu apa-apaan sih? Bisa-bisanya kamu iri! Jangan seperti anak kecil! Lagian apa yang mereka bicarakan itu bukan urusanmu. Hah! Belum. Belum jadi urusanku!” tukas William dalam hati. Satu tangannya yang bertumpu pada meja bar memijat pangkal hidungnya. Kedua matanya terpejam erat dengan kerutan menghiasi area di antara kedua alisnya. “Tapi … astaga! Aku benar-benar iri! Siapa pun orang itu! Ya, Tuhan. Aku benar-benar gak suka sama situasi ini. Kenapa aku merasa buruk berad

    Last Updated : 2024-01-28
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 96 ~ KEBAKARAN

    Lagi-lagi telinga William langsung menangkap pekikan sebal dari bibir mungil Debby. “Pak!”William rela jika telinganya bakal terus berdenging sepanjang malam ini asalkan bisa melihat lagi ekspresi yang baru saja diperlihatkan oleh Debby. Jiwa usilnya sudah kegirangan seperti anak kecil mendapat hadiah.William terus mengamati wanita itu. Ia bahkan bisa melihat mata sipit Debby mengintip dari sela-sela jari tangannya. Ia semakin terkekeh.“Jangan menatapku kayak gitu, Pak!” protes Debby seraya memutar tubuh dan menjauh.“Eh, kamu mau ke mana, Baby? Jangan pergi dulu! Obrolan menarik kita belum selesai. Aku kan pengin tahu jawabanmu, Baby,” seru William semakin jahil.Meskipun menjauh, Debby ternyata tidak meninggalkan dapur. Ia kemudian menyahut dengan nada sebal, “Ya ampun, Pak! Kenapa topiknya jadi menyerempet ke sana

    Last Updated : 2024-01-31
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 97 ~ BUKA KARTU

    “Kalau seperti ini terus sih, mungkin memang sebaiknya aku pulang aja deh,” pikir William. Ia sangat frustrasi. Setelah membisu beberapa saat, akhirnya Debby berkata, “Aku nggak suka, ya, Bapak curi-curi kesempatan kayak tadi! Sudah beberapa kali Bapak kayak gitu, lo! Kalau Bapak masih kayak gitu terus, mending Bapak nggak usah ke sini lagi!” “Baby!” potong William dengan kaget. Jantungnya berasa langsung terjun bebas ke perut. Debby mengangkat tangan dan menghentikan segala protes yang hendak dilontarkan William. “Bapak tadi bilang kita sama-sama belajar, ‘kan? Aku belajar memercayai Bapak. Bapak belajar sabar dan menahan diri. Tapi ini apa?” beber Debby sambil membuka satu telapak tangan di atas meja. Debby mendengkus sebal. “Belum juga lewat 24 jam, lo, Pak,” kritik Debby lebih lanjut. “Kalau Bapak kayak gitu terus, gimana aku mau memercayai Bapak? Hah, kayaknya aku sudah nggak bisa nerima Bapak di rumah ini lagi! Bapak nggak usah lagi menghubungiku! Hubungan kerja kita toh jug

    Last Updated : 2024-02-03
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 98 ~ HUKUMAN

    “Hah! Bukan cuma karena itu, Pak!” sahut Debby dengan sewot. Semburat merah lagi-lagi muncul meski hanya di pipi. “Bapak ini selalu aja membalikkan keadaan, tahu! Berapa kali aku menolak atau mengusir Bapak, tapi Bapak selalu berhasil membalik keadaan lewat kata-kata Bapak! Menyebalkan!”William terkekeh. “Aku kan sudah bilang gak akan melepasmu, Baby. Jadi, bagaimana?”Lagi-lagi lelaki itu harus menunggu. Dalam hati, ia berdoa supaya Debby menyetujui usulnya dan mau terbuka padanya. Ia menanti dengan sabar meski dalam hati sudah ketar-ketir.“Hah, aku nggak bisa jawab sekarang, Pak,” ucap Debby pada akhirnya. “Beri aku waktu buat berpikir.”William menimbang-nimbang sejenak. “Baiklah kalau itu yang kamu butuhkan, Baby. Aku akan kasih waktu sebanyak yang kamu butuhkan, tapi jangan terlalu lama. Aku bisa semakin gila k

    Last Updated : 2024-02-06
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 99 ~ DITUNGGU CAMER

    Debby melebarkan daun pintu pagar. Rasa isengnya yang muncul sejak lelaki itu mendeklarasikan perasaan cemburunya masih bertahan hingga sekarang. Sambil tersenyum manis dengan niat menggoda, wanita itu berujar, “Karena Bapak sudah sering bikin aku nggak nyaman, apalagi malam ini sudah bikin aku malu sampai beberapa kali. Sekarang, giliran Bapak yang merasakan. Adil, ‘kan?” Selesai berbicara, Debby langsung membuka telapak tangannya ke arah jalan raya.“Ya, Tuhan! Baru kali ini, aku lihat sisimu yang ini. Ternyata kamu pendendam, ya?” William terkekeh.“Oh, itu khusus buat Bapak. Baru tahu?” Debby berbicara seolah-olah itu hal biasa, bukan sesuatu yang buruk, dan tetap menampilkan senyum manis.William langsung terbahak-bahak. “Haruskah aku tersanjung?”Debby hanya mengangkat bahu dengan senyum tetap terkembang dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

    Last Updated : 2024-02-09
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 100 ~ TAKUT

    Netra Debby langsung melebar mendengar pertanyaan sang papi. Namun, detik berikutnya, bibir Debby langsung mengerucut.“Ish! Papi ini, lo! Aku tahu maksud Papi!” protes Debby sambil menggelayut manja pada lengan lelaki paruh baya di sampingnya. Keduanya lantas berjalan bersisian ke dalam rumah. “Masa anak sendiri pulang yang ditanya malah anak orang lain sih?”Gunawan sontak terbahak-bahak. “Lo, kamu kan sudah di depan Papi. Buat apa Papi tanya kamu lagi? Lagian kondisimu juga terlihat baik-baik saja.“Kalau Papi tanya anak orang lain, itu kan karena Papi sudah mengingatkan kamu supaya mengajak anak itu ke rumah. Tapi sampai sekarang malah gak kelihatan batang hidungnya. Jadi, wajar ‘kan kalau Papi menanyakan keberadaannya?”Gunawan semakin terkekeh ketika Debby semakin memberengut. Kepala berambut hitam lurus dengan banyak uban di sana sini itu lantas menggeleng-geleng pelan.“Duh, anak Papi! Ya, sudah! Ya, sudah! Gimana kabarmu? Capai, gak? Ayo, sini duduk dulu.” Gunawan menarik Debb

    Last Updated : 2024-02-12
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 101 ~ BUKAN CINTA MONYET

    “Tebakan Papi betul. Aku dulu menyukainya, Pi. Sangat-sangat menyukainya. Dia juga selalu baik sama Debby. Papi ingat jepit rambut kupu-kupu yang ada satu set itu? Itu pemberian darinya. Tapi … satu saat, tiba-tiba dia menghilang.” Debby langsung menunduk. Gunawan semakin curiga. “Jangan bilang kalau gara-gara kejadian itu, kamu jadi takut berpacaran.” Debby kembali menghela napas. “Kurang lebih memang kayak gitu, Pi.” “Astaga! Papi pikir cuma cinta monyet. Waktu itu, kamu memang sering nangis, tapi karena lambat laun kamu kembali ceria, Papi pikir kamu sudah melupakannya.” Debby menggeleng dengan pelan. “Ya, Tuhan! Jadi, gara-gara itu juga sampai kamu gak mau menikah? Dan sekarang ini, kamu juga lagi ketakutan kalau kejadian itu terulang lagi?” Debby lagi-lagi hanya mengangguk. “Ya, Tuhan!” Keheningan

    Last Updated : 2024-02-15
  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 102 ~ KEPIK OH KEPIK

    William tengah duduk di ruang kerjanya di apartemen pribadinya. Punggung dan kepalanya bersandar dengan santai di sandaran kursi. Salah satu tangannya tengah memegang ponsel yang diangkat cukup tinggi di atas kepala. Tangannya yang lain memeluk ringan sebuah guling yang diletakkan di atas tubuhnya. Sebuah guling ukuran standar berwarna kuning dan oranye dengan salah satu ujungnya berbentuk kepala singa yang tampak imut. Bagian kepalanya berada di atas dada William, sedangkan ujung yang lain dijepit di antara kedua pahanya. Meskipun tubuhnya santai, tidak demikian halnya dengan raut mukanya. Kerutan menghiasi wajah tampannya di antara kedua alisnya. Tatapannya juga terarah lurus pada ponselnya. “Kamu kenapa, Baby? Kenapa aku merasa kalau kamu lagi menghindariku lagi? Rasanya seperti kembali ke awal lagi.” William mengembuskan napas panjang. Tangan yang memeluk guling mengusap-us

    Last Updated : 2024-02-18

Latest chapter

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 198 ~ PROTES SI SULUNG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Bukannya berhenti, sang istri justru berpindah ke titik sensitif lainnya.“Baby, please,” desis William lagi dengan gelisah.Tangannya kini mencengkeram pergelangan sang istri. “Koko gak mau sampai lepas kendali.”“Ssst! Kalau gitu, jangan ditahan-tahan, Ko. Aku sengaja kok mau kasih kompensasi buat Koko,” terang Debby sambil tangannya memainkan salah satu kepik tak bersayap milik William. “Jadi, Koko rileks aja. Serahkan semuanya sama aku. Aku bakal kasih servis yang memuaskan malam ini.”“Tunggu, tunggu! Kompensasi buat apa?” tanya William di antara giginya yang kembali bera

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 197 ~ SIKSAAN MENYENANGKAN

    William menunggu sejenak hingga anak perempuannya memusatkan perhatian padanya.“Ya, Pi,” sahut Grace.“Cici bantuin Papi sama Mami jagain Dedek Ello sementara waktu, ya.”“Siap, Pi,” sahut Grace dengan antusias. Kepalanya manggut-manggut dengan cepat.“Anak pintar,” puji William sambil mengacungkan ibu jari. “Ya sudah, kalian bobo sekarang. Papi sama Mami sayang kalian. Peluk cium buat kalian berdua. Selamat bobo dan mimpi indah, malaikat-malaikat kecil kesayangannya Papi sama Mami.”“Oh, Tuhan! Aku sudah kangen sama anak-anak, Ko,” ucap Debby begitu panggilan video terputus.“Bukan cuma kamu aja, Baby,” timpal William. Sesaat, ia jadi teringat ketika siang tadi, ia dan sang istri mengantar anak-anak ke rumah ka

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 196 ~ MALAIKAT KECIL

    “Happy wedding anniversary, Baby!” ucap William dengan sangat mesra. Lelaki itu mencium punggung tangan sang istri dengan sangat lembut.Mereka baru saja selesai makan malam romantis yang sengaja disiapkan oleh William. Sayangnya, kebahagiaan William bercampur dengan rasa jengkel setiap kali ada pria yang memandang istrinya hingga dua kali. Tak ingin membagi pesona sang istri dengan orang lain, William pun buru-buru mengajak wanita itu untuk kembali ke kamar suite yang khusus dipesan untuk momen istimewa ini.William tak bosan-bosannya memandangi sang istri. Hingga detik ini, ia masih dan selalu saja terpukau dengan sosok sang istri yang tak banyak berubah selain bertambah cantik sejak ia menikahinya, apalagi malam ini. Berbalut busana malam warna merah menyala dengan bahu terbuka dan belahan gaun setinggi setengah paha yang menampilkan lekuk tubuh di tempat-tempat yang tep

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 195 ~ CELETUKAN ASAL BIKIN KAGET

    “Koko kenapa? Masuk angin?” tanya Debby dengan panik. Wanita itu tahu-tahu sudah ada di sampingnya. Satu tangan memijat-mijat tengkuknya sementara tangan yang lain meraba keningnya.Perutnya kembali bergolak. Namun, William mencoba mengabaikannya. Tak berani membuka mulut, lelaki itu hanya bisa menggeleng sembari menghentikan apa pun niat Debby saat ini dengan isyarat tangan.Ketika Debby menyingkir, William sedikit merasa lega. Ia menghirup napas dalam-dalam sambil bertumpu pada dinding. William mengerutkan kening dengan perasaan tak enak.Setelah perutnya berhenti bergolak, William melangkah ke wastafel. Ia menatap sekilas pantulan dirinya di cermin, lalu membasuh wajahnya. Saat menegakkan tubuh, sang istri kembali muncul di sisinya dengan membawa botol minyak kayu putih.“Gak perlu, Baby. Koko gak apa-apa kok,&rdquo

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 194 ~ GANGGUAN PENCIUMAN

    “I love you too, Baby. My Love. My Wife. Now and forever,” sahut William dengan senyum mesra terpampang di wajah. Lelaki itu pun balas mencium Debby di beberapa titik di wajah.Setelah mendapatkan ciuman di kening, kedua pipi, dan bibir, Debby lantas menghirup napas dalam-dalam sambil memejamkan mata sejenak. Saat membuka mata, ada kebulatan tekad dan keberanian yang bersemayam di hati.“Aku percaya sama Koko. Kalau sikap Koko kayak gitu, mana mungkin aku tega membuat Koko berharap lama-lama. Aku nggak bakal minta Koko buat nunda kehamilan. Kalau Tuhan kasih kepercayaan itu sama kita sekarang, aku bakal menerima dan menjalaninya.”“Oh, Baby! Kamu serius? Kamu benar gak apa-apa?”Debby mengiyakan dengan mantap. Kepalanya ikut mengangguk untuk meyakinkan suaminya.&ldqu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 193 ~ MAKIN CINTA

    Seringai jahil sang suami semakin lebar saja. Lelaki itu kemudian bertanya, “Apa kamu sadar, Baby, kalau nanti ada yang kebakaran lagi seperti dulu, sekarang sudah gak perlu bingung-bingung lagi buat cari pemadamnya?”“Ish! Koko ini, lo!” pekik Debby. Tangannya pun langsung mencubit daging terdekat.William sontak mengaduh kesakitan dan menggosok-gosok dada kirinya. “Astaga, Baby! Jarimu pedas juga, ya.”“Hmm! Siapa suruh godain terus?” rajuk Debby. Namun, sesaat kemudian Debby kembali berujar, “Tapi sori, ya, Ko, aku baru bisa kasih semalam.”“Hush! Kamu ini omong apaan sih! Setelah pemberkatan di gereja dan resepsi dengan segitu banyak tamu, kita kan sama-sama kecapaian, Baby. Kamu jangan omong gitu, ah. Meskipun Koko pengin, Koko juga gak mau ma

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 192 ~ OBROLAN PAGI HARI

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****Selagi Debby menerka-nerka siapa sosok yang dengan lancang berani memanggil-manggil nama suaminya, tiba-tiba suara William yang terdengar parau menembus gendang telinga Debby. “Lepaskan, Baby. Lepaskan.”“Ko Billy!” jerit Debby putus asa. ‘Ah! Kenapa suara yang keluar sama dengan yang tadi? Apa tadi itu suaraku sendiri?’“Ya, Baby, ya. Ayo, jangan ditahan lagi. Koko pengin lihat kamu, Baby,” ucap William terus menyemangati.Tak ingin mengecewakan lelaki itu, Debby berusaha menuruti kata-katanya. Dengan sedikit takut, dorongan yang semula ia tahan-tahan kini ia biarkan lepas mengalir begitu sa

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 191 ~ GELOMBANG PASANG

    Warning!!! Episode ini mengandung adegan dewasa yang mungkin tidak cocok atau membuat tidak nyaman bagi sebagian pembaca.Harap kebijakannya dalam membaca episode ini.*****“Umm!” gumam Debby sambil menggeliat. Namun, jerit tertahan langsung menyusul detik berikutnya. Tubuh wanita itu langsung mematung kaku. Kelopak mata tanpa lipatan yang semula susah dibuka seperti habis diberi lem pun langsung terbuka lebar-lebar.Kerutan halus muncul tak lama kemudian di antara kedua alis hitam melengkungnya. Saat Debby mencoba untuk kembali meregangkan tubuh, suara desisan panjang langsung meluncur dari bibirnya. Otaknya pun langsung menggali ingatan.“Oh, Tuhan!” seru Debby begitu berhasil mengumpulkan semua memori tentang semalam. Ia langsung menarik selimut hingga menutupi seluruh wajahnya yang kini terasa panas.Suara kekehan maskuli

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 190 ~ JUNGKIR BALIK TANGKAP INCARAN

    Jantung William tak bisa berhenti berdebar kencang. Meskipun ia sudah mengatur napas sedemikian rupa, tetap saja jantungnya masih bertingkah dengan brutal. Keempat jari tangan kanannya pun tak berhenti berderap di atas meja. Sebentar-sebentar netra sipitnya melirik arlojinya.“Ya, Tuhan! Kenapa kamu belum sampai juga, Baby?” desah William untuk ke sekian kalinya sejak lima menit yang lalu.Selain melirik arloji, lelaki itu juga berkali-kali menatap ke arah pintu. Pemandangan 360 derajat di sekelilingnya yang menampilkan gemerlap lampu ibu kota dari atap gedung tak mampu mengalihkan perhatian William.“Ya, Tuhan! Kalau tahu akan seperti ini, Koko gak akan mau menuruti permintaanmu tadi, Baby. Argh! Kenapa kamu gak mau Koko jemput aja sih?” gerutu William.Setelah gelisah hingga lima menit kemudian, akhirnya sosok yang dinanti-nanti tiba juga. William buru-buru bangkit berdiri sambil tersenyum semringah meski langsung berusaha ia redam. Ia masih tak tahu pasti apa yang akan terjadi malam

DMCA.com Protection Status