Share

BAB 100 ~ TAKUT

Penulis: R_niThio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Netra Debby langsung melebar mendengar pertanyaan sang papi. Namun, detik berikutnya, bibir Debby langsung mengerucut.

“Ish! Papi ini, lo! Aku tahu maksud Papi!” protes Debby sambil menggelayut manja pada lengan lelaki paruh baya di sampingnya. Keduanya lantas berjalan bersisian ke dalam rumah. “Masa anak sendiri pulang yang ditanya malah anak orang lain sih?”

Gunawan sontak terbahak-bahak. “Lo, kamu kan sudah di depan Papi. Buat apa Papi tanya kamu lagi? Lagian kondisimu juga terlihat baik-baik saja.

“Kalau Papi tanya anak orang lain, itu kan karena Papi sudah mengingatkan kamu supaya mengajak anak itu ke rumah. Tapi sampai sekarang malah gak kelihatan batang hidungnya. Jadi, wajar ‘kan kalau Papi menanyakan keberadaannya?”

Gunawan semakin terkekeh ketika Debby semakin memberengut. Kepala berambut hitam lurus dengan banyak uban di sana sini itu lantas menggeleng-geleng pelan.

“Duh, anak Papi! Ya, sudah! Ya, sudah! Gimana kabarmu? Capai, gak? Ayo, sini duduk dulu.” Gunawan menarik Debb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 101 ~ BUKAN CINTA MONYET

    “Tebakan Papi betul. Aku dulu menyukainya, Pi. Sangat-sangat menyukainya. Dia juga selalu baik sama Debby. Papi ingat jepit rambut kupu-kupu yang ada satu set itu? Itu pemberian darinya. Tapi … satu saat, tiba-tiba dia menghilang.” Debby langsung menunduk. Gunawan semakin curiga. “Jangan bilang kalau gara-gara kejadian itu, kamu jadi takut berpacaran.” Debby kembali menghela napas. “Kurang lebih memang kayak gitu, Pi.” “Astaga! Papi pikir cuma cinta monyet. Waktu itu, kamu memang sering nangis, tapi karena lambat laun kamu kembali ceria, Papi pikir kamu sudah melupakannya.” Debby menggeleng dengan pelan. “Ya, Tuhan! Jadi, gara-gara itu juga sampai kamu gak mau menikah? Dan sekarang ini, kamu juga lagi ketakutan kalau kejadian itu terulang lagi?” Debby lagi-lagi hanya mengangguk. “Ya, Tuhan!” Keheningan

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 102 ~ KEPIK OH KEPIK

    William tengah duduk di ruang kerjanya di apartemen pribadinya. Punggung dan kepalanya bersandar dengan santai di sandaran kursi. Salah satu tangannya tengah memegang ponsel yang diangkat cukup tinggi di atas kepala. Tangannya yang lain memeluk ringan sebuah guling yang diletakkan di atas tubuhnya. Sebuah guling ukuran standar berwarna kuning dan oranye dengan salah satu ujungnya berbentuk kepala singa yang tampak imut. Bagian kepalanya berada di atas dada William, sedangkan ujung yang lain dijepit di antara kedua pahanya. Meskipun tubuhnya santai, tidak demikian halnya dengan raut mukanya. Kerutan menghiasi wajah tampannya di antara kedua alisnya. Tatapannya juga terarah lurus pada ponselnya. “Kamu kenapa, Baby? Kenapa aku merasa kalau kamu lagi menghindariku lagi? Rasanya seperti kembali ke awal lagi.” William mengembuskan napas panjang. Tangan yang memeluk guling mengusap-us

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 103 ~ UNGKAPAN HATI

    Suara terbahak-bahak yang sangat keras langsung terdengar begitu William menunduk ke bawah. Debby semakin sebal mendengarnya, apalagi layar ponselnya sesekali menampilkan sekelebat dada telanjang lelaki itu. Debby akhirnya hanya diam menunggu dengan bibir mengerucut dan wajah dijauhkan dari ponsel. Untung Debby tak perlu menunggu lama sebelum suara terbahak-bahak itu menghilang dalam sekejap dan berganti menjadi suara panik bercampur suara napas yang memburu. “Baby? Baby, kamu di mana? Kok menghilang?” “Gara-gara siapa?” sahut Debby masih sedikit sebal. Kepalanya menoleh ke arah ponsel yang diletakkan di atas matras. Debby sendiri dalam posisi setengah berbaring dengan telapak kaki masih menjejak bumi. “Sudah pakai baju belum?” tanya Debby lagi untuk memastikan sebelum meraih ponsel. “Kepiknya sudah kabur. Kamu gak usah khawatir lagi,” timpal William s

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 104 ~ TIDAK DIPERCAYA

    “Hah! Aku memang nggak respek sama dia kok, Mi! Aku nggak mau sama Ferdi! Jadi, Mami nggak usah repot-repot menjodoh-jodohkan kami lagi.” “Kamu ini ...!” “Sudah, Mi,” potong Gunawan. “Sekali-sekali, dengarkan kemauan anak apa salahnya sih? Lagian kalau anaknya gak mau, ya, jangan dipaksa. Yang bakal menjalani itu mereka bukan kita. Kita punya urusan sendiri nanti. Ya, ‘kan?” Debby lagi-lagi terperangah melihat sang papi kembali merayu maminya. Kedua alis Gunawan naik turun. Namun, saat tangan sang papi hendak meraih tangan maminya, Liliana justru menepuk keras punggung tangan Gunawan. “Papi ini! Jangan genit! Ingat umur, Pi! Dan jangan selalu membela anakmu itu kenapa sih? Debby jadi melonjak, tahu!” protes Liliana. Netra Debby semakin membelalak mendengar nada suara sang mami yang kali ini terdengar lain dari biasanya. Indra pendengaran Debby menangkap nada merajuk sekaligus manja dalam suara sang mami. “Ha? Apa aku nggak salah dengar nih?” batin Debby terkesima. “Dia itu anakmu

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 105 ~ ANDAI KAU DI SINI

    “Kamu kenapa, Baby?”Suara William yang khawatir menyadarkan Debby. Ia langsung menurunkan ponselnya sambil mendesah panjang. Tangannya yang bebas diletakkan di pinggang.“Baby?” Suara William kembali terdengar melalui speaker ponsel.“Sebentar, Pak,” sahut Debby tanpa mengangkat ponselnya.Debby memejamkan mata sejenak sembari mengatur napas dan melemaskan otot wajah. Lagi-lagi ia mengembuskan napas dan menampilkan senyum sebelum membawa ponsel kembali ke depan wajah.“Maaf, tadi ada gangguan. Ada apa, ya, Pak?” Suaranya pun dibuat seceria mungkin.“Harusnya aku yang tanya seperti itu, Baby. Kamu kenapa?” ulang William. “Dan jangan coba-coba bilang gak ada apa-apa, ya! Aku sudah lihat ekspresimu tadi.”Debby menggelembungkan pipi dan menundukkan kepala. Saat kepalanya kembali terangkat, senyum tipis tercetak di wajah. “Habis beda pendapat sama Mami,” sahut Debby seraya mengangkat salah satu bahu.“Hah! Itu terlalu mengecilkan situasi, Deb!” jerit Debby dalam hati.“Apa serius? Kelihat

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 106 ~ BISIKAN MAUT

    Begitu sampai di hotel, William langsung menghubungi Debby lagi. Ada banyak pertanyaan yang menggelitik hatinya sejak dirinya muncul di rumah orang tua Debby. Senyum semringah tak kunjung sirna sejak William meninggalkan rumah besar bercat putih itu.“Baby, bolehkah aku berharap lebih?” tanya William begitu panggilan video diterima di ujung sana.“Ck!” Debby memutar bola matanya. “Bapak sudah sampai di hotel?”Mendengar pertanyaan tersebut membuat William meringis. Ia jadi malu pada Debby dan dirinya sendiri. “Ya ampun, Will! Jadi kelihatan banget ‘kan kalau kamu gak sabar!” rutuk William dalam hati.William berdeham. “Iya, barusan sampai. Hotelnya gak jauh-jauh amat kok dari rumah orang tuamu.” William kembali tersenyum. “Jadi, bagaimana? Pertanyaanku tadi belum dijawab, Baby,” tuntut William.&nbs

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 107 ~ HUJAN KEJUTAN

    Hati William sudah melambung hingga entah ke langit yang ke berapa. Seandainya ada istilah yang melebihi langit ketujuh mungkin William akan menggunakan istilah itu. Malam ini, ia baru saja kembali dari makan malam bersama dengan kekasihnya. Kekasihnya! William masih tidak percaya dengan status baru mereka saat ini meskipun hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh mengingat niatnya sejak awal mendekati wanita itu. Hanya saja, sejak pertemuan pertama mereka hingga kini, ia tetap saja masih tidak bisa menduga tindakan, respons maupun sikap wanita itu. William tak bisa menghentikan senyum lebar yang terus menghias wajahnya setiap kali teringat pada wanita menggemaskan yang sudah mengaduk-aduk hatinya itu. Rasanya selalu ingin terus bersama wanita kesayangannya. Apalah daya status masih belum resmi. “Kamu benar-benar selalu penuh kejutan, Baby!” komentar William selagi jari tangannya bergerak di atas layar pons

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 108 ~ PANGGILAN KESAYANGAN

    Wanita di dalam layar ponsel tergelak. “Apa Koko cemburu?” “Jelas, Baby! Papi kamu aja bisa kucemburui, apalagi laki-laki lain!” Debby semakin tergelak. “Oh, ya ampun!” Tangan wanita itu mengusap kedua ekor matanya. “Kamu belum jawab pertanyaanku, Baby,” ujar William mengingatkan. Ia sangat penasaran dengan alasan pemilihan nama panggilan itu. “Kok bisa namaku berubah jadi Billy? Perasaan mamiku gak bikin bubur merah putih deh.” Debby kini tersenyum lebar dengan semburat merah muda yang kembali muncul di pipinya. William tak pernah bosan memandang wajah bulat telur itu. Ia sangat senang setiap kali melihat senyum maupun tawa Debby, apalagi jika ada rona merah yang menjalari pipi wanita itu. Ia selalu bersyukur dengan perubahan yang terjadi pada wanita yang dahulu selalu membangun tembok tinggi nan tebal itu. Kini, wanita itu bisa tersenyum bahkan tertawa dengan mudah seperti itu meskipun sifat tegas dan keras kepalanya tetap ada. “Baby,” gumam William dengan lembut, “aku harap ka

Bab terbaru

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 188 ~ TERTANGKAP BASAH

    William sangat terkejut mendengar penuturan Debby. Ia sama sekali tak mengira jika kekasihnya memiliki ketakutan sampai seperti itu. William mengulurkan tangan hendak menenangkan sang kekasih yang kembali berderai air mata. Ia terenyuh melihat wanita itu bahkan bernapas dengan tersengal-sengal.Namun, belum sempat merengkuh sang kekasih, William kembali dikejutkan dengan suara jeritan histeris yang terdengar tiba-tiba. William dan Debby yang masih menangis sontak menoleh berbarengan ke sumber suara.“Jangan lagi, ya, Tuhan! Jangan lagi!” desis seseorang yang baru saja tiba hingga berkali-kali.Dalam sekejap, suara tangis di sisi William pun lenyap, berganti dengan kesiap tajam. Lelaki itu pun tak kalah terperanjat saat menatap kedua sosok yang tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu. Satu orang memapah yang lainnya yang tampak tak baik-baik saja. Buru-buru William ban

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 187 ~ BUKAN ALERGI

    “Apa maksudmu, Baby?!” tuntut William yang kaget setengah mati.Jantungnya langsung menggila mendengar keputusan sepihak yang meluncur dari bibir mungil sang kekasih. Hati William menolak keras untuk mencerna maksud yang terkandung di dalamnya. Namun, otaknya jelas-jelas menerima pesan tersebut dengan sangat gamblang. Seketika, otaknya dipenuhi dengan kata-kata keramat yang sangat dihindari oleh lelaki itu.William pun langsung menyambar tangan Debby yang keburu membelakanginya. Namun, sebelum tubuh kekasihnya berbalik sepenuhnya, William masih sempat melihat kekasihnya menutup mulut dan mendengar suara isakan lirih. William langsung mengernyit. Hatinya sedikit terusik dengan sikap dan omongan Debby yang lagi-lagi saling bertolak belakang di saat bersamaan.“Baby?” panggil William dengan lebih lembut saat wanita itu tetap me

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 186 ~ UJUNG PENANTIAN

    William berusaha keras untuk tidak menyentuh wanita yang duduk di sampingnya—meski tak sedekat biasanya, apalagi saat wanita itu mengangguk tak mantap sambil menggigit bibir bawahnya.“Kurang lebih,” jawab Debby. “Aku sadar kalau aku selalu menghindar tiap kali Koko memintaku buat melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kupikir aku bisa kayak gitu dulu buat sementara waktu. Tapi ternyata yang terakhir kemarin itu ....”Debby mengangkat bahu sambil tersenyum sendu sementara William agak terusik dengan sesuatu yang diucapkan kekasihnya. Ia pun menautkan kedua alisnya meski berusaha untuk tak menyela.“Aku nggak tahu apa yang terakhir itu yang paling parah,” lanjut Debby, “atau justru saking banyaknya Koko nimbun kekesalan jadi bikin Koko jaga jarak sama aku. Tapi apa pun itu, yang jelas aku mau minta maaf sama Koko soal ini. Bolak-balik aku selalu mengecewakan Koko. M

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 185 ~ IRIT BICARA BIKIN GALAU

    “Wow!” seru Debby yang masih takjub dengan kabar bahagia yang dibawa oleh sahabatnya. Ujung-ujung bibir Debby sudah terangkat sejak tadi.“Jadi, benar ini dari Ko Niel?” tanya Debby lagi sembari mencermati sebentuk cincin bermata berlian tunggal yang tersemat pada jari manis tangan Fanny.Wanita berambut sebahu itu sekarang sudah duduk di hadapannya. Namun, Debby belum melepas genggaman tangannya sejak dirinya melihat kilau sebuah cincin baru yang ia tahu belum pernah dikenakan oleh Fanny sebelumnya.Debby ikut berbahagia untuk Fanny yang senyumnya juga tak pernah lekang dari wajah perseginya sejak muncul di hadapan Debby. “Aku benar-benar ikut senang, Fan. Ya ampun. Selamat, ya, Say. Selamat. Omong-omong, kapan Ko Niel melamar?”“Uhm ... baru hari Sabtu kemarin sih,” ucap Fanny dengan pipi merona.

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 184 ~ PAMER CINCIN

    Di hadapan William, kini tersaji semangkuk bubur ayam tanpa kuah bumbu. Hanya ada bubur nasi yang sudah bercampur dengan potongan daging ayam dengan pugasan kulit pangsit goreng, irisan seledri, tongcai, dan cakwe. Kekasihnya bahkan juga menyediakan kecap asin di mangkuk terpisah yang ukurannya jauh lebih kecil.William kembali termangu sambil menatap sajian itu. Hatinya benar-benar terbelah dua. Ia merasa sangat bahagia sekaligus frustrasi. Baru kali ini, ia dilayani untuk sarapan sampai sedemikian rupa, apalagi oleh wanita yang sangat dicintai dan diinginkannya. Selain sosok sang mami tentu saja.“Kenapa cuma dilihat aja, Ko? Oh, astaga! Apa Koko nggak suka bubur ayam?”Suara merdu sang kekasih menyentak angan William. Ia gelagapan sesaat sebelum menimpali, “Oh, gak apa-apa kok, Baby. Siapa bilang Koko gak suka bubur ayam? Koko cuma lagi

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 183 ~ DI PERSIMPANGAN

    William memang memutuskan untuk bersikap biasa saja sebelum mengetahui dengan pasti apa keinginan kekasihnya dari hubungan mereka ini. Namun, tetap saja lelaki itu tak bisa menahan ujung-ujung bibirnya yang mulai terangkat setelah mendengar pesan suara dari Debby. Ia pun melempar tubuhnya ke matras sambil terkekeh kecil.“Ya, Tuhan. Seperti ini nih yang bikin Koko gak bisa berpaling dari kamu, Baby. Bagaimana kelak Koko bisa hidup tanpamu?”Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi. Ada satu lagi pesan suara yang masuk dari kekasihnya.“Ko Billy? Koko baik-baik aja? Kenapa nggak ada respons, Ko? Aku tahu Koko sudah buka pesan suaraku. Jangan nakut-nakutin aku, Ko. Aku mencemaskan Koko. Kalau Koko butuh aku, bilang aja. Aku bakal menemani Koko. Aku sayang sama Koko.”Lagi-lagi William tak bisa menahan senyum. Namun, se

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 182 ~ ALARM GARIS KERAS

    William terjun ke dalam air dan langsung menghilang di bawah permukaan air yang seketika bergolak seakan baru saja terjadi gempa bumi. Setelah satu-dua menit, tiba-tiba William kembali muncul ke permukaan dengan gerakan yang kembali mengentak keras. Permukaan air pun kembali berguncang sementara air memercik ke mana-mana saat kepala William menengadah ke langit malam dengan gerakan cepat.Bibir William langsung terbuka lebar dengan suara tarikan napas yang terdengar sangat jelas. Sejurus kemudian, dadanya bergerak naik turun dengan sangat cepat. Ia sengaja menahan napas selama berada di dalam air. Egonya tengah tertantang untuk menguji batas kemampuan dirinya.Tanpa mengambil jeda untuk menetralkan debar jantungnya yang masih menggila, William kembali masuk ke dalam air setelah menghirup napas dalam-dalam. Kali ini, ia meluncur dengan cepat seperti ikan di bawah permukaan air yang langs

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 181 ~ NYONYA CHRISTIADJIE

    Debby menatap sosok laki-laki yang pada suatu waktu dahulu sangat dikaguminya, tetapi juga sekaligus sosok yang menorehkan luka yang dalam di hatinya. Debby menghela napas sambil menautkan tangan pada jari jemari William.“Ko Yuyun,” panggil Debby dengan penuh kesabaran, “aku benar-benar sudah memaafkan Koko. Tapi tolong jangan buat aku menyesali keputusanku ini. Berhentilah meminta sesuatu yang sudah nggak bisa kuberikan lagi. Aku berusaha buat menghormati Koko lagi sekarang.“Tapi kalau Koko terus-terusan memaksa, jangan salahkan aku kalau aku akhirnya benar-benar kehilangan respek sama Koko. Hal yang bisa kuberi saat ini cuma maaf buat Koko, nggak lebih. Jadi, tolong mengertilah, Ko. Aku nggak mungkin balik lagi sama Koko.”Untuk sesaat, Yunan hanya menatap Debby lurus-lurus dengan bibir membentuk garis lurus. Lelaki berambut gondrong itu diam seribu bahasa, hany

  • Wanita Incaran CEO Arogan   BAB 180 ~ DIBAYAR LUNAS

    Warning!!! Mengandung adegan kekerasan! Mohon bijak dalam menyikapi!*****Urat kendali diri William benar-benar sudah super tegang. Rasanya hanya butuh sentuhan ringan saja untuk memutus tali tak kasatmata itu. Ia bisa meledak kapan saja. William sampai ketakutan dengan dirinya sendiri. Ia seperti tak mengenali lagi sosoknya sendiri.Sebelum mengenal Debby, ia tak pernah lepas kendali. Namun, sekarang ini rasa-rasanya ia sanggup dan bersedia menghancurkan seseorang demi orang yang dikasihinya. Ia siap bertarung habis-habisan dengan siapa pun tanpa peduli risikonya!William benar-benar tak terima kekasihnya hendak diserobot dengan terang-terangan di bawah hidungnya!“Lebih baik diselesaikan sekarang aja, Ko, biar nggak berlarut-larut. Aku juga nggak mau terus-terusan kayak gini. Tolong percaya sama aku, Ko,&rd

DMCA.com Protection Status